Maysa Najoan, atau yang kerapkali disapa dengan sebutan Maysa. Dia adalah sosok gadis berusia 19 tahun yang saat ini tengah mengemban pendidikan di dunia perkuliahan, sebab itulah Maysa memutuskan bekerja paruh waktu di bar tersebut, tentunya sesudah ia menyelesaikan kuliahnya. Karena bagaimanapun, Maysa tetap tidak akan melupakan tujuan awalnya yakni untuk lulus dari kampus dan mendapat gelar sarjana.
Maysa hidup dari keluarga yang kurang berkecukupan, sejak ayahnya meninggal Maysa dituntut untuk hidup mandiri dan menjadi tulang punggung keluarga. Ia juga harus membiayai hidup ibu serta adiknya yang masih SMP, terlebih lagi sang ibu saat ini juga tengah menderita penyakit parah dan harus diperiksa setiap dua Minggu sekali. Tentunya Maysa pun tak ada pilihan lain selain mencari pekerjaan seperti sekarang ini.
Awalnya Maysa ingin berhenti kuliah saja dan fokus untuk menghidupi keluarganya, tapi semua niatnya itu langsung ditentang oleh sang ibu yang memang tidak setuju jika Maysa tak menyelesaikan kuliahnya. Sang ibu yakin kalau Maysa kelak akan menjadi anak yang hebat dan sukses, maka dari itu Maysa pun terpaksa melanjutkan kuliahnya meski dia tahu kondisi keluarganya yang tidak memungkinkan.
Kini setelah semalam dijebak oleh sosok pria asing yang tak ia kenali, Maysa pun tersadar dari tidurnya dan merasakan sakit yang teramat sangat pada sekujur tubuhnya. Ia mencoba bangkit dari posisinya saat ini, tetapi cukup sulit lantaran hampir seluruh tubuhnya menderita sakit yang tidak jelas karena apa. Wanita itu terus meringis, ia tak ingat apa yang terjadi padanya sampai bisa seperti ini.
"Hah? Neng, ngapain disitu neng??" tiba-tiba saja, seorang petugas kebersihan yang hendak menyapu di area taman pun datang menghampirinya dengan wajah terheran-heran.
Maysa tidak dapat menjawabnya, rasanya kepala wanita itu terasa sangat pening dan sakit. Bahkan, matanya kembali terpejam dan tubuhnya tergeletak di atas rumput karena tidak kuat menahan beban dirinya sendiri. Sontak si petugas pun tambah panik melihat Maysa seperti itu, ia berteriak meminta bantuan dari teman-temannya untuk membawa Maysa dan menolong wanita tersebut.
"Eh eh, ada apaan ini? Cewek siapa nih tiduran disini?"
"Saya juga gak tahu, ayo cepat bantu saya bawa dia ke pos! Kasihan kayaknya dia abis kena musibah deh!"
"Oke."
Akhirnya dua orang petugas kebersihan itu membawa tubuh Maysa pergi menuju pos yang tersedia di taman itu, tampak Maysa masih begitu sulit untuk sadarkan diri karena rasa pusing yang dideritanya. Mungkin saja itu akibat dari obat bius yang diberikan Harold dalam dosis tinggi, bahkan Harold memberikan obat itu berkali-kali pada Maysa untuk memastikan wanita itu tak akan sadar.
"Mmhhh..."
Maysa pun tersadar, ia membuka matanya dan terkejut saat melihat sekelilingnya. Terdapat sekitar lima orang petugas kebersihan di dekatnya saat ini, tentu saja Maysa panik lalu spontan bangkit dan terduduk sembari memegangi keningnya. Ya wanita itu masih merasakan sakit yang amat sangat pada kepala serta bagian bawahnya, entah karena apa Maysa pun tak tahu apa yang menimpa dirinya.
"Eh neng udah sadar, syukurlah neng! Oh ya, diminum dulu neng biar lebih enakan tubuhnya!" ucap salah seorang petugas itu.
"Terimakasih, tapi kalian semua siapa ya?" tanya Maysa kebingungan.
"Eee tidak usah takut, saya Ramli petugas kebersihan disini. Dan ini teman-teman saya, tadi mereka bantu saya buat bopong kamu kesini. Soalnya saya temuin kamu pingsan di ujung sana," petugas bernama Ramli itu menjelaskan semuanya.
Maysa terdiam dan meminum minuman pemberian Ramli itu sembari memegangi kepalanya, ia masih berusaha mengingat apa yang terjadi pada dirinya karena ia seakan lupa pada semua itu. Namun, satu bayangan terakhir yang dapat ia ingat adalah saat dimana Harold membungkam mulutnya menggunakan kain dan membawanya pergi dengan mobil. Setelah itu, Maysa tak tahu lagi apa yang terjadi karena dirinya dalam pengaruh obat bius.
"Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu? Kenapa kamu bisa pingsan disana tadi?" tanya Ramli.
Maysa menggeleng pelan, "Saya juga gak tahu pak, saya aja heran kenapa saya bisa disini. Tapi, makasih banyak ya atas bantuannya!" jawabnya.
"Iya sama-sama, terus rumah neng dimana? Mau saya antar pulang?" tanya Ramli menawarkan diri.
"Gausah pak, saya pulang sendiri aja. Saya boleh minta tolong carikan taksi? Soalnya tubuh saya masih lemas dan sakit semua, jadi saya susah kalau harus jalan ke depan," ujar Maysa.
"Ah iya neng, bisa kok. Karyo, sana kamu cari taksi untuk neng ini!" ucap Ramli memerintah temannya.
"Siap!"
Temannya yang bernama Karyo itu bergegas pergi mencarikan taksi untuk Maysa, sedangkan Ramli tetap disana menemani wanita itu. Jujur Ramli merasa penasaran, karena tak mungkin jika wanita itu tiba-tiba berada disana kalau tidak ada seseorang yang membawanya. Ramli yakin kalau pasti semalam Maysa dibawa kesana oleh seseorang, atau mungkin dia dibuang begitu saja.
"Neng, nama neng siapa?" tanya Ramli penasaran.
"Eee sa-saya Maysa, pak. Kalau boleh tahu, ini di daerah mana ya?" ucap Maysa.
"Ohh, ini taman di daerah Tebet neng," ucap Ramli.
"Hah??" Maysa terkejut bukan main, dirinya berada sangat jauh dari rumah dan ia bingung mengapa Harold tega melakukan ini semua padanya.
"Harold sialan! Apa yang udah dia lakuin ke gue? Kenapa dia buang gue gitu aja disini? Apa dia udah perkosa gue?" gumam Maysa di dalam hati.
•
•
TOK TOK TOK...
Sementara itu, Peter yang merupakan kekasih Maysa datang ke rumah gadis itu untuk memastikan apakah Maysa sudah pulang atau belum. Ya sejak kemarin Peter bersama teman-teman gadis itu terus mencari Maysa kemana-mana, tetapi mereka tak berhasil menemukan keberadaan Maysa ataupun petunjuk siapa yang telah membawa Maysa pergi.
Peter pun sangat khawatir, terlebih hingga kini kekasihnya itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan pulang atau sekedar membalas pesannya. Akhirnya Peter memutuskan datang ke rumah Maysa pagi ini, ia berharap Maysa sudah berada disana dan ia bisa bertemu dengannya. Lalu, tak lama pintu pun terbuka menampilkan sosok Saskia yang merupakan adik kandung dari Maysa itu.
Ceklek
"Eh kak Peter? Pasti mau cari kak Maysa, ya?" ujar Saskia langsung menebak tujuan pria itu kesana.
"Ahaha, iya nih Kia. Maysa nya ada gak ya di dalam?" ucap Peter sambil tersenyum.
Saskia menggeleng dengan wajah merengut, "Enggak kak, dari kemarin kak Maysa belum pulang. Malahan aku sama ibu ngiranya kak Maysa lagi sama kak Peter, tapi ternyata enggak ya?" ucapnya.
"Loh dia gak sama aku tuh, makanya aku cari dia kesini. Emangnya dia gak ada kabarin kamu atau ibu kamu gitu?" heran Peter.
"Enggak kak," jawab Saskia lirih.
"Waduh, kemana kamu Maysa? Kenapa kamu gak ada kabar sama sekali kayak gini? Aku cemas banget sama kamu sayang!" gumam Peter.
Karena mendengar suara bising dari luar, Melinda alias ibu kandung Maysa pun turut keluar. Wanita itu tersenyum lebar melihat kehadiran Peter disana, ia langsung menyambut dan menanyakan mengenai putrinya pada pria itu. Peter yang bingung hanya bisa diam menggaruk kepalanya, ia tak tahu harus menjelaskan apa pada Melinda saat ini.
"Peter, kenapa kamu diam aja? Dimana Maysa? Dia sama kamu kan?" tanya Melinda mencecarnya.
"Eee...."
Disaat Peter tengah bingung, tiba-tiba saja sebuah taksi berhenti di halaman depan rumah itu. Sontak mereka bertiga kompak menoleh ke arah taksi itu untuk memastikan siapa yang datang, dan betapa terkejutnya mereka saat melihat ternyata Maysa lau yang turun dari taksi tersebut.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments