Maysa dan Peter berpisah di dalam lantaran gadis itu bertemu dengan kedua sahabatnya, yaitu Kayla serta Ziva. Ya Peter terpaksa mengalah dengan mereka, karena ia juga tak mau membuat Maysa jauh dari teman-temannya. Lagipula Peter masih bisa memiliki banyak waktu nanti sepulang dari kampus, sehingga ia tak terlalu mempermasalahkan itu dan meninggalkan saja Maysa disana.
Kini Maysa bersama dua sahabatnya tengah berbincang sembari berjalan menyusuri lorong kampus yang ramai, mereka sesekali tertawa dan tampak sangat heboh saat membahas sesuatu. Meski pikiran Maysa masih terus teringat pada kejadian semalam, sebab dapat ia lihat betul bagaimana reaksi Harold semalam setelah ia menuang air minum ke tubuhnya. Maysa pun khawatir jika Harold akan melakukan tindakan yang tidak-tidak untuk membalaskan dendamnya.
Namun, Maysa memilih tegar dan melupakan semua itu. Menurutnya, tindakan yang semalam ia lakukan itu sudah benar karena sebagai seorang wanita ia berhak untuk melindungi harga dirinya. Justru kelakuan Harold lah yang harus dirubah, sebab tidak semua wanita itu mau dan terima diajak untuk menikmati malam bersamanya. Walau jujur Maysa cukup tertarik dengan tubuh lelaki itu, ya siapa sangka jika Harold justru sudah menduda.
Saat ketiga gadis itu asyik berbincang, tiba-tiba muncul seorang pria di hadapan mereka yang menghentikan langkah ketiganya. Sontak Maysa, Kayla serta Ziva kompak berhenti untuk menanyakan ada apa. Rupanya pria tersebut adalah suruhan Javier, terlihat dari adanya sosok Javier yang memantau tindakan orang suruhannya itu. Javier tersenyum senang saat melihat mahasiswa tadi kini telah menemui Maysa, itu artinya rencana dia dan Harold sebentar lagi akan dapat terlaksana.
"Alvin, apa sih lu cegat kita kayak gitu? Mau caper lagi ya lu sama kita, ha?" ucap Kayla ketus.
Mahasiswa bernama Alvin itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Enggak Kay, gue kesini disuruh sama seseorang buat panggil Maysa. Katanya ditunggu di parkiran tuh," ucapnya.
"Hah? Seseorang siapa?" tanya Maysa terkejut.
"Gak tahu, dia gak sebut nama. Dia cuma minta gue buat panggilin lu, udah sana lu cek sendiri aja ke parkiran!" jawab Alvin.
"Iya iya deh, thanks ya!" singkat Maysa.
Alvin hanya mengangguk pelan, kemudian pergi dari sana setelah melancarkan aksinya. Sedangkan Maysa terlihat kebingungan saat ini, dia tak tahu siapa yang mencarinya dan tengah menunggu dirinya di parkiran. Ada sedikit keraguan di dalam hatinya, namun entah mengapa ia penasaran sekali dan tetap ingin pergi ke parkiran untuk memastikan.
"Eee guys, gue ke parkiran dulu ya? Barangkali emang ada yang nyariin gue," ucap Maysa.
"Iya May, terus lu mau kita temenin apa enggak nih?" tanya Kayla menawarkan diri.
Maysa menggeleng perlahan, "Gausah, kalian duluan aja gih nanti gue nyusul setelah gue temuin orang ini!" ucapnya menolak.
"Okay." Kayla dan Ziva sama-sama mengangguk mengerti dengan maksud Maysa.
Lalu, Maysa pun melangkah lebih dulu dan pergi menuju parkiran dengan santai tanpa menaruh curiga kalau ini adalah sebuah jebakan. Tentunya Javier yang memantau sedari tadi tampak tersenyum puas melihatnya, pria itu langsung mengabari kakaknya dan memberitahu kalau saat ini Maysa tengah menuju ke parkiran menemuinya.
Sementara Kayla dan Ziva juga ikut pergi, namun tentunya ke arah yang berlawanan dengan Maysa karena mereka hendak menuju kantin seperti rencana awal tadi. Tak ada yang mengira juga jika Maysa tengah berada dalam bahaya, mereka bahkan masih bisa tertawa-tawa disana karena memang tidak mengetahui rencana buruk seorang Harold.
•
•
Maysa kini tiba di parkiran kampus, ia terheran-heran melihat kondisi parkiran yang begitu sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Padahal tadi ia tak salah dengar ketika Alvin mengatakan ada seseorang yang mencarinya disana, tetapi saat ini malah tak ada siapapun disana yang bisa ia temui. Maysa pun dibuat kebingungan, ia terus menyusuri parkiran itu namun tak menemukan siapapun.
Gadis itu terus berjalan mengitari area parkir, sembari bener kali ia berteriak untuk memanggil orang yang mencarinya. Sungguh Maysa penasaran, apakah benar ada yang tengah menunggunya atau ini semua hanyalah akal-akalan Alvin saja. Apalagi di sekitar sana tidak ada siapapun yang bisa ia temui, seketika Maysa pun menduga kalau Alvin memang sedang mengerjainya dan ingin membuatnya kesal.
"Kurang ajar tuh si Alvin! Kayaknya dia emang ngerjain gue deh, awas ya gue bakal balas nih perbuatan lu!" geram Maysa.
"Halo Maysa yang cantik!" tanpa diduga olehnya, seseorang muncul dan bersuara memanggil namanya. Sontak Maysa terkejut, lalu menoleh ke arah belakangnya.
Gadis begitu kaget saat ia memutar tubuhnya dan menemukan sosok lelaki tampan nan gagah yang berdiri di depannya, ya dia adalah Harold yang tak lain merupakan pria yang semalam bertemu dengannya dan terlibat keributan ringan. Maysa sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini, bisa-bisanya pria itu ada di kampusnya dan tersenyum lebar menatapnya kali ini.
"A-anda mau apa datang kesini? Bagaimana bisa anda mengetahui lokasi kampus saya?" tanya Maysa tampak gugup dan ketakutan, tampak langkahnya perlahan mundur menjauh dari pria itu.
"Kamu tidak perlu takut, Maysa. Saya kesini bukan untuk menyakiti kamu, tetapi saya ingin memberikan penawaran kembali ke kamu," jawab Harold lirih.
"Apa maksud anda? Dengar ya tuan, saya sudah katakan kalau saya tidak sudi menerima tawaran rendahan anda itu! Saya bukan wanita murahan seperti yang anda kira, jadi sebaiknya anda cari saja wanita lain!" ucap Maysa dengan tegas.
"Hahaha, tidak bisa Maysa. Saya menginginkan tubuh kamu, dan saya akan terus berjuang demi bisa mewujudkan keinginan saya itu!" ucap Harold.
Maysa menggeleng dibuatnya, "Sampai kapanpun, saya tidak akan mau menerima tawaran anda! Sebaiknya anda pergi dari sini dan jangan coba-coba kembali!" ucapnya ketus.
"Kalau saya tidak mau pergi, bagaimana?" ujar Harold disertai seringaian tipis.
"Terserah, tetapi saya akan pergi sekarang!" ucap Maysa yang lalu berbalik dan bergegas melangkah menghindari pria itu.
Akan tetapi, Harold tidak menyerah sampai disitu dan terus mengejar Maysa. Disaat wanita itu lengah, dengan cepat Harold langsung membekap mulutnya dari belakang menggunakan sebuah kain yang sudah ia beri obat bius. Tentu saja Maysa terkejut, ia berontak dan coba berteriak agar lepas dari bekapan pria bejat itu. Namun, usahanya sia-sia karena tenaga Harold memang luar biasa dan tidak akan mungkin dapat dilawan olehnya.
"Mmpphh mmpphh..." gadis itu terus meronta dan mengeluarkan suara, tetapi tak ada yang dapat menolongnya disana karena Harold telah membuat semua ini jauh lebih mudah untuknya.
"Kamu akan menjadi milik saya, Maysa Najoan!" bisik Harold di telinga gadis itu.
Setelahnya, Harold menyeret Maysa menuju mobilnya dengan posisi masih membekap mulut gadis itu menggunakan kain. Ya obat bius yang ia berikan memang tak langsung bereaksi pada tubuh Maysa, tetapi begitu nantinya Maysa terkena reaksi obat tersebut maka Maysa tidak akan sadarkan diri selama 12 jam penuh dan tentu Harold memiliki waktu yang cukup untuk melancarkan aksinya pada tubuh Maysa yang selalu ia idam-idamkan itu.
Tanpa sepengetahuan Harold, terlihat Maysa sengaja menjatuhkan cincin pemberian kekasihnya itu dari tangannya. Maysa berharap jika Peter atau siapapun nanti bisa menemukannya, dan cincin itu dapat menjadi petunjuk hilangnya Maysa. Meski Maysa tidak yakin bisa lepas dari jeratan Harold, yang nampaknya begitu ingin merasakan sensasi tubuhnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
Mimi Ilham
pak duda ..ngences tingkat dewa
pengen.. ia iiuu.. ama meysa
2023-07-08
1
Sintya Ashari
q suka critanya.. Author dek2 jadinya... dukung karya q y.. y masih tahap belajar.. y.. guru cupu itu mencintai aku😘
2023-06-21
2
Karmila
bagus saya suka ceritanya🥰
2023-06-15
1