NovelToon NovelToon

Jebakan Satu Malam Duda Liar

Prolog

Di dalam sebuah bar yang ramai dan dipenuhi oleh pengunjung, tampak seorang gadis dengan baju seragam pegawai mulai melayani para tamu disana dengan memberikan minuman pada mereka sesuai dengan apa yang mereka pesan sebelumnya. Tak lupa gadis itu juga turut menawarkan kue camilan andalan di tempat tersebut kepada mereka, karena itu sebagian dari tugas para pelayan disana.

Ya gadis cantik dengan rambut agak kecoklatan itu merupakan Maysa Najoan, atau yang kerapkali disapa dengan sebutan Maysa. Dia adalah sosok gadis berusia 19 tahun yang saat ini tengah mengemban pendidikan di dunia perkuliahan, sebab itulah Maysa memutuskan bekerja paruh waktu di bar tersebut, tentunya sesudah ia menyelesaikan kuliahnya. Karena bagaimanapun, Maysa tetap tidak akan melupakan tujuan awalnya yakni untuk lulus dari kampus dan mendapat gelar sarjana.

Kini gadis itu terlihat membawa dua gelas minuman dengan nampan di tangannya dan ia berikan kepada sosok laki-laki gagah dan berpakaian rapih yang tengah duduk bersantai di depannya itu, Maysa pun tampak sangat gugup karena baru kali ini ia melayani lelaki yang boleh dibilang cukup tampan dan berhasil membuat tubuhnya bergetar.

"Permisi tuan, silahkan diminum! Apa mau dibawakan camilan sekalian, tuan?" ucap Maysa dengan ramah dan lembut.

Sontak pria itu menoleh ke arahnya, pandangan mereka saling bertemu dan bertatapan selama beberapa detik karena si pria yang begitu mengagumi keindahan mata gadis itu. Sungguh belum pernah dalam hidupnya pria itu melihat mata secantik milik Maysa, rasanya ia seperti sedang bertatapan dengan sosok bidadari yang turun ke bumi dan menjadi jawaban atas doa-doanya.

"Hey, siapa namamu? Saya sudah lama tidak datang ke tempat ini, dan ternyata disini sudah ada karyawan secantik kamu. Bisa beritahu saya siapa nama kamu?" ucap laki-laki itu.

"Ah iya tuan, perkenalkan nama saya Maysa!" jawab Maysa seraya mengulurkan tangannya.

"Ehem!" tiba-tiba saja, suara deheman mengagetkan Maysa dan membuat gadis itu ketakutan seraya menarik kembali tangannya.

"Jangan kurang ajar sama bos saya! Beliau itu gak mungkin mau disentuh sama wanita bawahan kayak kamu, jadi gausah deh pake ulurin tangan segala!" tegur seorang laki-laki yang lain, sepertinya dia adalah asisten pribadi dari pria gagah tadi.

"Dean! Jaga bicara kamu itu ya, jangan kurang ajar sama wanita! Lagian siapa sih yang suruh kamu masuk kesini? Sana tunggu di luar!" ketus si pria.

"Ma-maaf bos, saya permisi!" pria bernama Dean itu akhirnya lari keluar menuruti perintah bosnya.

Dan lalu, pria gagah itu pun beralih menatap Maysa sambil tersenyum lebar. Jari telunjuknya meraih dan mengangkat dagu sang gadis agar ia dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas, sungguh indah menurutnya dan ia tidak ingin lepas dari wajah seindah dan secantik itu. Sepertinya pria itu sudah terjebak dengan pesona yang ditunjukkan oleh Maysa, sehingga dirinya sampai terbuai.

"Kamu cantik sekali! Tadi siapa nama kamu? Maaf, saya kurang mendengarnya tadi!" ujar pria itu lirih.

"Umm sa-saya Maysa, tuan. Saya baru bekerja tiga bulan disini, jadi maklum kalau tuan belum mengenal saya," jawab Maysa dengan gugup.

"Oh ya ya, kalau begitu kamu bisa panggil saya Harold! Harold Vincenzo," ucap pria itu.

Maysa terkejut saat pria bernama Harold itu meraih tangannya dan menggenggamnya, bahkan Harold juga meminta Maysa untuk duduk di sampingnya dan bukan di lantai. Dengan hati-hati Maysa menuruti kemauan pria itu, karena sebelumnya sang manager sempat memberitahu pada seluruh karyawan untuk melakukan apapun yang diminta oleh pelanggan dan jangan sampai membuat pelanggan itu kesal atau kecewa.

"Umur kamu berapa, Maysa?" tanya Harold sembari mengusap wajah gadis itu dengan gerakan sensual.

"Eee saya 19 tahun, tuan." Maysa menjawab dengan grogi dan tubuh yang gemetar, pasalnya sentuhan tangan lelaki itu benar-benar memancing gairah yang selama ini terpendam.

"19 tahun? Really? Ternyata kamu masih muda sekali, pantas saja wajah kamu terlihat fresh dan cantik!" puji Harold.

"Terimakasih tuan," singkat Maysa menunduk.

"Eee kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan, saya permisi dulu ya? Karena saya masih harus melayani pelanggan yang lain," sambungnya.

"Oh no no no, kamu tidak boleh pergi cantik! Kamu disini saja temani saya, nanti saya akan kasih tips buat kamu. Tapi, kamu juga harus bantu saya menghabiskan minuman ini!" ucap Harold.

"Apa tuan? Ma-maaf, saya gak minum begituan. Lagipun, saya juga tidak haus," ucap Maysa menolak.

"Jadi kamu tidak mau meminum ini dengan saya? Baiklah, lalu apa kamu masih bisa menolak tawaran saya yang selanjutnya?" goda Harold.

"Hm, apa itu tuan?" tanya Maysa penasaran.

Harold dengan berani mulai mendekat dan merangkul pundak gadis itu seraya mengusapnya perlahan, lagi-lagi Maysa hampir terbuai dengan sentuhan lembut Harold padanya. Namun beruntung, gadis itu masih bisa sadar dan tidak akan terlena karena itu bisa saja membahayakan dirinya. Dan kini wajah Harold sudah semakin dekat dengan telinga gadis itu, hembusan nafasnya seolah menyentuh kulit leher Maysa dan membuatnya bergidik.

"Kamu mau kan temani saya malam ini, hm? Saya akan berikan apapun yang kamu inginkan sayang, asal kamu bisa memuaskan saya!" lirih Harold.

Deg!

Mata Maysa membulat seketika mendengar permintaan Harold, ia sontak beranjak dari duduknya dan menghentak kesal seolah tak terima dengan apa yang dikatakan pria itu barusan. Bagi Maysa, mahkotanya lebih berharga dari apapun dan ia tidak akan pernah menyerahkan itu kepada siapapun. Apalagi orang yang baru ia kenal dan tidak tahu asal usulnya, seperti Harold itu.

"Tuan, tolong jaga bicara anda ya! Saya disini memang cuma pelayan, tetapi bukan berarti anda bisa merendahkan saya seperti itu! Saya juga punya harga diri, dan saya rasa anda sudah menginjak-injak harga diri saya barusan!" geram Maysa.

Harold mendengus kesal, bangkit dari duduknya lalu menghampiri gadis itu.

"Masih bisa kamu bicara soal harga diri ya, Maysa? Apa kamu lupa dimana tempat kamu bekerja saat ini, ha? Ini tempat hiburan malam Maysa, dan saya yakin kamu tahu betul soal itu!" ucap Harold.

"Kalau iya kenapa? Saya disini cuma bekerja sebagai pelayan, bukan pemuas n4fsu orang seperti anda!" ucap Maysa tegas.

"Kamu tenang dulu Maysa, saya bisa berikan apapun yang kamu mau loh! Kamu minta apa? Uang? Mobil? Atau iPhone 15?" ujar Harold.

Byurrr

Tanpa diduga, Maysa dengan berani menyiram air minum di meja ke arah wajah Harold sampai membuat tubuh pria itu kebasahan. Sontak hal yang dilakukan Maysa barusan membuat seisi bar terkejut, termasuk para pelayan lain yang bekerja disana. Selama ini belum pernah ada yang berani melakukan hal tersebut kepada pelanggan yang datang kesana, meski memang sudah sering ada pelanggan yang melecehkan pelayan disana.

"Saya tidak sudi melakukan itu, apalagi bersama anda! Kalau anda sudah s4ng3 berat, silahkan anda bisa cari wanita yang memang bertugas untuk memuaskan keinginan anda itu! Permisi!" ucap Maysa dengan kesal.

Setelah melampiaskan emosinya, gadis itu pun pergi kembali ke tempatnya dengan perasaan jengkel. Sedangkan Harold terdiam di tempat dan sesekali memukul angin karena tak terima diperlakukan seperti itu, bagi dirinya ini adalah sebuah penghinaan dan Harold tentu tidak akan menerima semua itu begitu saja.

"Awas saja kamu Maysa, kamu akan rasakan akibatnya!" gumam Harold dalam hati.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Rencana balas dendam

Setelah membersihkan tubuhnya di toilet, Harold kini melangkah keluar sembari terus mengumpat pelan merasa kesal dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Ia tak menyangka kalau ternyata masih ada wanita yang bisa menolak tawarannya, padahal ia sudah sangat pede kalau Maysa tadi akan mau menerima tawaran darinya dan bisa menikmati malam yang indah bersamanya. Namun, semua itu buyar sudah karena nyatanya Maysa bukanlah sosok perempuan murahan seperti yang lainnya.

Pria itu pun ditemani asisten pribadinya yang turut membantu membersihkan sisa cairan di tubuhnya, tak lupa Dean juga membawakan jas baru untuk Harold menggantikan jas lamanya. Ya Dean merupakan asisten Harold yang paling setia, dia sudah bekerja dengan Harold selama kurang lebih sepuluh tahun dan Dean masih merasa betah. Walaupun sering sekali Harold memarahinya dan menyalahkan dirinya, tetapi Dean tidak dendam.

Disaat mereka sedang berjalan, tiba-tiba seorang pria dengan pakaian rapih datang menghampiri mereka dan berdiri tepat di hadapannya. Ya setelah dicari tahu, rupanya pria itu adalah manager bar tersebut yang bernama Fabio. Tampaknya Fabio datang menemui Harold untuk meminta maaf atas kejadian di depan tadi, sungguh Fabio sendiri tak percaya jika Maysa karyawan terbaiknya itu bisa melakukan hal seperti tadi.

"Rold, saya minta maaf ya atas kejadian tadi? Itu tuh karyawan baru saya, dia belum pernah layani kamu. Jadi, dia gak tahu deh kalau kamu suka minta dipuasin. Tolong maafin dia ya, Rold!" ucap Fabio memelas.

Rupanya Fabio sendiri merupakan sahabat karib Harold, ya itulah sebabnya Fabio tampak amat merasa bersalah pada Harold saat ini. Mereka memang sudah bersahabat cukup lama, dari sejak Harold belum menikah sampai sekarang ketika pria itu sudah menduda selama sebulan. Jadi, wajar saja kalau mereka tampak sangat dekat.

"Huft, kalau aja kejadian ini bukan di tempat kamu, pasti saya udah tuntut habis-habisan!" kesal Harold.

"Waduh, kelihatannya kamu marah banget Rold! Terus saya harus ngelakuin apa nih buat menebus kesalahan karyawan saya? Atau kamu mau dia dipecat aja?" ujar Fabio.

"Eh jangan! Justru saya mau dia tetap disini, tapi saya minta kamu serahkan semua info tentang dia ke saya sekarang!" ucap Harold.

"Hah? Buat apaan sih Rold?" tanya Fabio keheranan.

"Udah gausah banyak tanya, buruan kamu ambil dokumen si Maysa itu dan serahin ke saya! Saya butuh banget dokumen itu sekarang!" pinta Harold.

"I-i-iya deh, yaudah kamu tunggu sebentar ya!" ucap Fabio tak memiliki pilihan lain.

Harold menganggukkan kepalanya, kemudian ia bersama Dean pun melangkah ke depan untuk kembali duduk di tempat sebelumnya. Meski jujur sebenarnya Harold masih malu berada disana, apalagi tadi semua orang melihat langsung apa yang ia alami. Tapi yang pasti, tidak akan ada orang yang berani untuk menghujatnya karena tahu siapa dirinya.

Tak lama kemudian, Fabio muncul dengan membawa sebuah berkas di tangannya. Tanpa menunggu lama lagi, pria itu bergegas menyerahkan berkas tersebut kepada Harold sesuai permintaannya. Ya itu adalah berkas berisi informasi pribadi tentang Maysa, tentu Harold sangat membutuhkan berkas itu untuk melancarkan misinya membuat Maysa bertekuk lutut di hadapannya.

"Rold, nih yang kamu mau! Disitu lengkap semuanya ada tentang Maysa," ucap Fabio.

Harold tersenyum lebar melihatnya, "Hahaha, mantap kamu Fab! Ini nih yang emang saya butuhkan," ucapnya disertai kekehan kecil.

Keesokan harinya, Maysa datang ke kampus bersama Peter alias kekasihnya. Ya semalam Maysa memang langsung pulang sesaat setelah keributan itu, Maysa tampak sangat geram dan kesal pada sikap Harold malam tadi yang dengan sengaja ingin melecehkannya. Tentu saja Maysa tak terima dengan itu, makanya ia memilih melakukan semuanya dan membuat Harold malu di depan umum, meski taruhannya adalah pekerjaan.

Maysa sendiri belum tahu apakah ia tetap bisa bekerja disana nanti atau tidak, sejujurnya ia berharap-harap cemas dan terus berdoa supaya dirinya bisa tetap bekerja karena ia memang sangat membutuhkan pekerjaan itu. Memang sebelumnya Maysa sudah berusaha mencari kerja di tempat lain, tetapi tidak ada tempat yang mau menerima mahasiswa seperti dirinya karena dianggap tak memiliki cukup waktu untuk bekerja serius.

"May, kamu tuh daritadi kenapa kebanyakan diam sih? Sampai aku tanya aja kamu malah diam terus, sebenarnya kamu lagi mikirin apa?" tanya Peter pada kekasihnya dengan wajah bingung.

"Eee a-aku gapapa kok, gak ada yang perlu kamu khawatirkan sayang. Udah yuk kita langsung masuk aja!" jawab Maysa berbohong.

"Kamu gak lagi bohongin aku kan?" tanya Peter lagi.

Maysa menggeleng disertai senyuman manisnya, "Enggak sayang, buat apa sih aku bohong sama kamu?" jawabnya santai.

"Okay, aku percaya sama kamu. Tapi kalau misal emang ada apa-apa, kamu cerita sama aku aja ya dan aku bakal siap buat dengerin semua cerita kamu!" ucap Peter.

"Iya sayang," ucap Maysa singkat.

Lalu, mereka berdua berjalan memasuki area kampus dengan tangan saling bergandeng. Sangking asyiknya berduaan, mereka sampai tak sadar jika sedari tadi mereka diikuti oleh seseorang dan terus dipantau dari jauh. Ya orang itu adalah Harold, beserta Javier sang adik yang memang sengaja ingin mencari tahu lebih tentang Maysa.

"Buset bang, itu cewek yang abang pengenin? Yah elah bang, masih banyak kali cewek begitu mah di negara kita! Abang mending cari yang lain deh, dia kayaknya udah punya cowok tuh!" ucap Javier.

"Sssttt, diam kamu! Saya sudah menyiapkan segala macam cara untuk bisa memilikinya, jadi kamu tidak berhak menyuruh saya melupakan dia!" tegur Harold.

"Oke deh bang, terus sekarang kita mau ngapain nih disini? Kenapa gak langsung aja saya kesana terus culik tuh cewek buat abang? Saya yakin bakal gampang kok, apalagi cowoknya kurus kering begitu!" ucap Javier pede.

"Gak, kita jalankan sesuai rencana! Cepat kamu lakukan yang sudah saya perintahkan tadi!" ucap Harold.

"Siap bang!" Javier mengangguk patuh dan bergegas pergi untuk melancarkan aksinya.

Ya Javier menemui seorang mahasiswa disana yang menurutnya bisa ia manfaatkan, tentu dengan iming-iming uang pastinya ada saja orang yang mau menuruti perintahnya. Apalagi ia hanya meminta pada orang tersebut untuk menemui Maysa dan mengatakan jika ada yang menunggunya di parkiran kampus, setelah itu maka Javier langsung memberikan uang pada mahasiswa tersebut dan memintanya untuk segera mencari Maysa.

Setelah tugasnya selesai, Javier pun kembali ke tempat Harold berada dan tersenyum puas. Harold juga tampak senang dengan kinerja adiknya, meski ia belum bisa puas sebelum Maysa jatuh ke pelukannya. Maka dari itu, Harold meminta Javier memantau mahasiswa yang tadi dia suruh untuk memastikan apakah mahasiswa itu berhasil membujuk Maysa untuk datang ke parkiran. Ya tentu saja Javier menurut, pria itu akhirnya pergi mengikuti si mahasiswa tadi dan memantaunya.

Sementara Harold beralih menuju tempat parkir kampus yang sepi dan hanya berisi kendaraan pribadi para mahasiswa maupun dosen disana, ia menunggu kehadiran Maysa sembari memainkan ponselnya menanti kabar dari sang adik. Sungguh Harold sudah tak sabar ingin menikmati tubuh Maysa, menurutnya Maysa berbeda dari gadis lainnya dan ia sangat penasaran seperti apa rasa apem milik gadis itu.

"Tunggu saja Maysa, kamu akan mengerang di bawah kungkungan saya nanti! Dan kamu juga akan seutuhnya menjadi milik saya, i want you Maysa Najoan!" gumam Harold sembari memandangi wajah Maysa di layar ponselnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Terjebak jeratan sang duda

Maysa dan Peter berpisah di dalam lantaran gadis itu bertemu dengan kedua sahabatnya, yaitu Kayla serta Ziva. Ya Peter terpaksa mengalah dengan mereka, karena ia juga tak mau membuat Maysa jauh dari teman-temannya. Lagipula Peter masih bisa memiliki banyak waktu nanti sepulang dari kampus, sehingga ia tak terlalu mempermasalahkan itu dan meninggalkan saja Maysa disana.

Kini Maysa bersama dua sahabatnya tengah berbincang sembari berjalan menyusuri lorong kampus yang ramai, mereka sesekali tertawa dan tampak sangat heboh saat membahas sesuatu. Meski pikiran Maysa masih terus teringat pada kejadian semalam, sebab dapat ia lihat betul bagaimana reaksi Harold semalam setelah ia menuang air minum ke tubuhnya. Maysa pun khawatir jika Harold akan melakukan tindakan yang tidak-tidak untuk membalaskan dendamnya.

Namun, Maysa memilih tegar dan melupakan semua itu. Menurutnya, tindakan yang semalam ia lakukan itu sudah benar karena sebagai seorang wanita ia berhak untuk melindungi harga dirinya. Justru kelakuan Harold lah yang harus dirubah, sebab tidak semua wanita itu mau dan terima diajak untuk menikmati malam bersamanya. Walau jujur Maysa cukup tertarik dengan tubuh lelaki itu, ya siapa sangka jika Harold justru sudah menduda.

Saat ketiga gadis itu asyik berbincang, tiba-tiba muncul seorang pria di hadapan mereka yang menghentikan langkah ketiganya. Sontak Maysa, Kayla serta Ziva kompak berhenti untuk menanyakan ada apa. Rupanya pria tersebut adalah suruhan Javier, terlihat dari adanya sosok Javier yang memantau tindakan orang suruhannya itu. Javier tersenyum senang saat melihat mahasiswa tadi kini telah menemui Maysa, itu artinya rencana dia dan Harold sebentar lagi akan dapat terlaksana.

"Alvin, apa sih lu cegat kita kayak gitu? Mau caper lagi ya lu sama kita, ha?" ucap Kayla ketus.

Mahasiswa bernama Alvin itu terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Enggak Kay, gue kesini disuruh sama seseorang buat panggil Maysa. Katanya ditunggu di parkiran tuh," ucapnya.

"Hah? Seseorang siapa?" tanya Maysa terkejut.

"Gak tahu, dia gak sebut nama. Dia cuma minta gue buat panggilin lu, udah sana lu cek sendiri aja ke parkiran!" jawab Alvin.

"Iya iya deh, thanks ya!" singkat Maysa.

Alvin hanya mengangguk pelan, kemudian pergi dari sana setelah melancarkan aksinya. Sedangkan Maysa terlihat kebingungan saat ini, dia tak tahu siapa yang mencarinya dan tengah menunggu dirinya di parkiran. Ada sedikit keraguan di dalam hatinya, namun entah mengapa ia penasaran sekali dan tetap ingin pergi ke parkiran untuk memastikan.

"Eee guys, gue ke parkiran dulu ya? Barangkali emang ada yang nyariin gue," ucap Maysa.

"Iya May, terus lu mau kita temenin apa enggak nih?" tanya Kayla menawarkan diri.

Maysa menggeleng perlahan, "Gausah, kalian duluan aja gih nanti gue nyusul setelah gue temuin orang ini!" ucapnya menolak.

"Okay." Kayla dan Ziva sama-sama mengangguk mengerti dengan maksud Maysa.

Lalu, Maysa pun melangkah lebih dulu dan pergi menuju parkiran dengan santai tanpa menaruh curiga kalau ini adalah sebuah jebakan. Tentunya Javier yang memantau sedari tadi tampak tersenyum puas melihatnya, pria itu langsung mengabari kakaknya dan memberitahu kalau saat ini Maysa tengah menuju ke parkiran menemuinya.

Sementara Kayla dan Ziva juga ikut pergi, namun tentunya ke arah yang berlawanan dengan Maysa karena mereka hendak menuju kantin seperti rencana awal tadi. Tak ada yang mengira juga jika Maysa tengah berada dalam bahaya, mereka bahkan masih bisa tertawa-tawa disana karena memang tidak mengetahui rencana buruk seorang Harold.

Maysa kini tiba di parkiran kampus, ia terheran-heran melihat kondisi parkiran yang begitu sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Padahal tadi ia tak salah dengar ketika Alvin mengatakan ada seseorang yang mencarinya disana, tetapi saat ini malah tak ada siapapun disana yang bisa ia temui. Maysa pun dibuat kebingungan, ia terus menyusuri parkiran itu namun tak menemukan siapapun.

Gadis itu terus berjalan mengitari area parkir, sembari bener kali ia berteriak untuk memanggil orang yang mencarinya. Sungguh Maysa penasaran, apakah benar ada yang tengah menunggunya atau ini semua hanyalah akal-akalan Alvin saja. Apalagi di sekitar sana tidak ada siapapun yang bisa ia temui, seketika Maysa pun menduga kalau Alvin memang sedang mengerjainya dan ingin membuatnya kesal.

"Kurang ajar tuh si Alvin! Kayaknya dia emang ngerjain gue deh, awas ya gue bakal balas nih perbuatan lu!" geram Maysa.

"Halo Maysa yang cantik!" tanpa diduga olehnya, seseorang muncul dan bersuara memanggil namanya. Sontak Maysa terkejut, lalu menoleh ke arah belakangnya.

Gadis begitu kaget saat ia memutar tubuhnya dan menemukan sosok lelaki tampan nan gagah yang berdiri di depannya, ya dia adalah Harold yang tak lain merupakan pria yang semalam bertemu dengannya dan terlibat keributan ringan. Maysa sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya kali ini, bisa-bisanya pria itu ada di kampusnya dan tersenyum lebar menatapnya kali ini.

"A-anda mau apa datang kesini? Bagaimana bisa anda mengetahui lokasi kampus saya?" tanya Maysa tampak gugup dan ketakutan, tampak langkahnya perlahan mundur menjauh dari pria itu.

"Kamu tidak perlu takut, Maysa. Saya kesini bukan untuk menyakiti kamu, tetapi saya ingin memberikan penawaran kembali ke kamu," jawab Harold lirih.

"Apa maksud anda? Dengar ya tuan, saya sudah katakan kalau saya tidak sudi menerima tawaran rendahan anda itu! Saya bukan wanita murahan seperti yang anda kira, jadi sebaiknya anda cari saja wanita lain!" ucap Maysa dengan tegas.

"Hahaha, tidak bisa Maysa. Saya menginginkan tubuh kamu, dan saya akan terus berjuang demi bisa mewujudkan keinginan saya itu!" ucap Harold.

Maysa menggeleng dibuatnya, "Sampai kapanpun, saya tidak akan mau menerima tawaran anda! Sebaiknya anda pergi dari sini dan jangan coba-coba kembali!" ucapnya ketus.

"Kalau saya tidak mau pergi, bagaimana?" ujar Harold disertai seringaian tipis.

"Terserah, tetapi saya akan pergi sekarang!" ucap Maysa yang lalu berbalik dan bergegas melangkah menghindari pria itu.

Akan tetapi, Harold tidak menyerah sampai disitu dan terus mengejar Maysa. Disaat wanita itu lengah, dengan cepat Harold langsung membekap mulutnya dari belakang menggunakan sebuah kain yang sudah ia beri obat bius. Tentu saja Maysa terkejut, ia berontak dan coba berteriak agar lepas dari bekapan pria bejat itu. Namun, usahanya sia-sia karena tenaga Harold memang luar biasa dan tidak akan mungkin dapat dilawan olehnya.

"Mmpphh mmpphh..." gadis itu terus meronta dan mengeluarkan suara, tetapi tak ada yang dapat menolongnya disana karena Harold telah membuat semua ini jauh lebih mudah untuknya.

"Kamu akan menjadi milik saya, Maysa Najoan!" bisik Harold di telinga gadis itu.

Setelahnya, Harold menyeret Maysa menuju mobilnya dengan posisi masih membekap mulut gadis itu menggunakan kain. Ya obat bius yang ia berikan memang tak langsung bereaksi pada tubuh Maysa, tetapi begitu nantinya Maysa terkena reaksi obat tersebut maka Maysa tidak akan sadarkan diri selama 12 jam penuh dan tentu Harold memiliki waktu yang cukup untuk melancarkan aksinya pada tubuh Maysa yang selalu ia idam-idamkan itu.

Tanpa sepengetahuan Harold, terlihat Maysa sengaja menjatuhkan cincin pemberian kekasihnya itu dari tangannya. Maysa berharap jika Peter atau siapapun nanti bisa menemukannya, dan cincin itu dapat menjadi petunjuk hilangnya Maysa. Meski Maysa tidak yakin bisa lepas dari jeratan Harold, yang nampaknya begitu ingin merasakan sensasi tubuhnya.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!