Setelah membersihkan tubuhnya di toilet, Harold kini melangkah keluar sembari terus mengumpat pelan merasa kesal dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Ia tak menyangka kalau ternyata masih ada wanita yang bisa menolak tawarannya, padahal ia sudah sangat pede kalau Maysa tadi akan mau menerima tawaran darinya dan bisa menikmati malam yang indah bersamanya. Namun, semua itu buyar sudah karena nyatanya Maysa bukanlah sosok perempuan murahan seperti yang lainnya.
Pria itu pun ditemani asisten pribadinya yang turut membantu membersihkan sisa cairan di tubuhnya, tak lupa Dean juga membawakan jas baru untuk Harold menggantikan jas lamanya. Ya Dean merupakan asisten Harold yang paling setia, dia sudah bekerja dengan Harold selama kurang lebih sepuluh tahun dan Dean masih merasa betah. Walaupun sering sekali Harold memarahinya dan menyalahkan dirinya, tetapi Dean tidak dendam.
Disaat mereka sedang berjalan, tiba-tiba seorang pria dengan pakaian rapih datang menghampiri mereka dan berdiri tepat di hadapannya. Ya setelah dicari tahu, rupanya pria itu adalah manager bar tersebut yang bernama Fabio. Tampaknya Fabio datang menemui Harold untuk meminta maaf atas kejadian di depan tadi, sungguh Fabio sendiri tak percaya jika Maysa karyawan terbaiknya itu bisa melakukan hal seperti tadi.
"Rold, saya minta maaf ya atas kejadian tadi? Itu tuh karyawan baru saya, dia belum pernah layani kamu. Jadi, dia gak tahu deh kalau kamu suka minta dipuasin. Tolong maafin dia ya, Rold!" ucap Fabio memelas.
Rupanya Fabio sendiri merupakan sahabat karib Harold, ya itulah sebabnya Fabio tampak amat merasa bersalah pada Harold saat ini. Mereka memang sudah bersahabat cukup lama, dari sejak Harold belum menikah sampai sekarang ketika pria itu sudah menduda selama sebulan. Jadi, wajar saja kalau mereka tampak sangat dekat.
"Huft, kalau aja kejadian ini bukan di tempat kamu, pasti saya udah tuntut habis-habisan!" kesal Harold.
"Waduh, kelihatannya kamu marah banget Rold! Terus saya harus ngelakuin apa nih buat menebus kesalahan karyawan saya? Atau kamu mau dia dipecat aja?" ujar Fabio.
"Eh jangan! Justru saya mau dia tetap disini, tapi saya minta kamu serahkan semua info tentang dia ke saya sekarang!" ucap Harold.
"Hah? Buat apaan sih Rold?" tanya Fabio keheranan.
"Udah gausah banyak tanya, buruan kamu ambil dokumen si Maysa itu dan serahin ke saya! Saya butuh banget dokumen itu sekarang!" pinta Harold.
"I-i-iya deh, yaudah kamu tunggu sebentar ya!" ucap Fabio tak memiliki pilihan lain.
Harold menganggukkan kepalanya, kemudian ia bersama Dean pun melangkah ke depan untuk kembali duduk di tempat sebelumnya. Meski jujur sebenarnya Harold masih malu berada disana, apalagi tadi semua orang melihat langsung apa yang ia alami. Tapi yang pasti, tidak akan ada orang yang berani untuk menghujatnya karena tahu siapa dirinya.
Tak lama kemudian, Fabio muncul dengan membawa sebuah berkas di tangannya. Tanpa menunggu lama lagi, pria itu bergegas menyerahkan berkas tersebut kepada Harold sesuai permintaannya. Ya itu adalah berkas berisi informasi pribadi tentang Maysa, tentu Harold sangat membutuhkan berkas itu untuk melancarkan misinya membuat Maysa bertekuk lutut di hadapannya.
"Rold, nih yang kamu mau! Disitu lengkap semuanya ada tentang Maysa," ucap Fabio.
Harold tersenyum lebar melihatnya, "Hahaha, mantap kamu Fab! Ini nih yang emang saya butuhkan," ucapnya disertai kekehan kecil.
•
•
Keesokan harinya, Maysa datang ke kampus bersama Peter alias kekasihnya. Ya semalam Maysa memang langsung pulang sesaat setelah keributan itu, Maysa tampak sangat geram dan kesal pada sikap Harold malam tadi yang dengan sengaja ingin melecehkannya. Tentu saja Maysa tak terima dengan itu, makanya ia memilih melakukan semuanya dan membuat Harold malu di depan umum, meski taruhannya adalah pekerjaan.
Maysa sendiri belum tahu apakah ia tetap bisa bekerja disana nanti atau tidak, sejujurnya ia berharap-harap cemas dan terus berdoa supaya dirinya bisa tetap bekerja karena ia memang sangat membutuhkan pekerjaan itu. Memang sebelumnya Maysa sudah berusaha mencari kerja di tempat lain, tetapi tidak ada tempat yang mau menerima mahasiswa seperti dirinya karena dianggap tak memiliki cukup waktu untuk bekerja serius.
"May, kamu tuh daritadi kenapa kebanyakan diam sih? Sampai aku tanya aja kamu malah diam terus, sebenarnya kamu lagi mikirin apa?" tanya Peter pada kekasihnya dengan wajah bingung.
"Eee a-aku gapapa kok, gak ada yang perlu kamu khawatirkan sayang. Udah yuk kita langsung masuk aja!" jawab Maysa berbohong.
"Kamu gak lagi bohongin aku kan?" tanya Peter lagi.
Maysa menggeleng disertai senyuman manisnya, "Enggak sayang, buat apa sih aku bohong sama kamu?" jawabnya santai.
"Okay, aku percaya sama kamu. Tapi kalau misal emang ada apa-apa, kamu cerita sama aku aja ya dan aku bakal siap buat dengerin semua cerita kamu!" ucap Peter.
"Iya sayang," ucap Maysa singkat.
Lalu, mereka berdua berjalan memasuki area kampus dengan tangan saling bergandeng. Sangking asyiknya berduaan, mereka sampai tak sadar jika sedari tadi mereka diikuti oleh seseorang dan terus dipantau dari jauh. Ya orang itu adalah Harold, beserta Javier sang adik yang memang sengaja ingin mencari tahu lebih tentang Maysa.
"Buset bang, itu cewek yang abang pengenin? Yah elah bang, masih banyak kali cewek begitu mah di negara kita! Abang mending cari yang lain deh, dia kayaknya udah punya cowok tuh!" ucap Javier.
"Sssttt, diam kamu! Saya sudah menyiapkan segala macam cara untuk bisa memilikinya, jadi kamu tidak berhak menyuruh saya melupakan dia!" tegur Harold.
"Oke deh bang, terus sekarang kita mau ngapain nih disini? Kenapa gak langsung aja saya kesana terus culik tuh cewek buat abang? Saya yakin bakal gampang kok, apalagi cowoknya kurus kering begitu!" ucap Javier pede.
"Gak, kita jalankan sesuai rencana! Cepat kamu lakukan yang sudah saya perintahkan tadi!" ucap Harold.
"Siap bang!" Javier mengangguk patuh dan bergegas pergi untuk melancarkan aksinya.
Ya Javier menemui seorang mahasiswa disana yang menurutnya bisa ia manfaatkan, tentu dengan iming-iming uang pastinya ada saja orang yang mau menuruti perintahnya. Apalagi ia hanya meminta pada orang tersebut untuk menemui Maysa dan mengatakan jika ada yang menunggunya di parkiran kampus, setelah itu maka Javier langsung memberikan uang pada mahasiswa tersebut dan memintanya untuk segera mencari Maysa.
Setelah tugasnya selesai, Javier pun kembali ke tempat Harold berada dan tersenyum puas. Harold juga tampak senang dengan kinerja adiknya, meski ia belum bisa puas sebelum Maysa jatuh ke pelukannya. Maka dari itu, Harold meminta Javier memantau mahasiswa yang tadi dia suruh untuk memastikan apakah mahasiswa itu berhasil membujuk Maysa untuk datang ke parkiran. Ya tentu saja Javier menurut, pria itu akhirnya pergi mengikuti si mahasiswa tadi dan memantaunya.
Sementara Harold beralih menuju tempat parkir kampus yang sepi dan hanya berisi kendaraan pribadi para mahasiswa maupun dosen disana, ia menunggu kehadiran Maysa sembari memainkan ponselnya menanti kabar dari sang adik. Sungguh Harold sudah tak sabar ingin menikmati tubuh Maysa, menurutnya Maysa berbeda dari gadis lainnya dan ia sangat penasaran seperti apa rasa apem milik gadis itu.
"Tunggu saja Maysa, kamu akan mengerang di bawah kungkungan saya nanti! Dan kamu juga akan seutuhnya menjadi milik saya, i want you Maysa Najoan!" gumam Harold sembari memandangi wajah Maysa di layar ponselnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
menjadi milik saya? tapi disinopsisnya.malah ditinggalin bagaikan binatang setelah sudah merenggut paksa kehormatannya
2024-04-30
0
Ndha Yanty
bahasanya yang formal thor
2023-12-24
1
Alistalita
alasan hariold menduda apa ya?
2023-06-17
9