He Is My Cinderella

He Is My Cinderella

PROLOG

Happy Reading !

Author POV

Di sebuah rumah besar hidup lah satu keluarga yang harmonis. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan anak laki-laki semata wayang mereka.

Walau mereka hanya memiliki satu orang putra, hidup mereka sangat bahagia.

Hidup mereka nyaris sempurna. Semua serba berkecukupan, tidak ada pemberitaan miring dan semakin hari hubungan suami-istri tersebut semakin harmonis.

Pada awalnya mereka menikah karena suatu perjodohan, namun benar kata orang. Cinta akan tumbuh dengan sendirinya, Seiring berjalannya waktu.

Ya itu memang benar. Mereka menikah dan saling mencintai hingga pada akhirnya pasangan tersebut dikaruniai seorang putra yang manis dan tampan disaat yang bersamaan. Bayi itu diberi nama Oxello Deovanno. Kelahiran Oxel pun disambut dengan rasa sukacita oleh kedua orangtuanya.

Mereka berharap suatu saat nanti Oxel dapat menjadi lentera bagi orang - orang disekelilingnya.

"Selamat datang ke dunia Oxel. Ibu berharap dirimu menjadi anak yang cerdas dan selalu rendah hati, nak," harapan ibunya.

"Ayah berharap kamu menjadi anak yang tangguh," ucap sang ayah.

.................................................................

Seiring berjalannya waktu, Oxel tumbuh menjadi anak yang periang dan penuh kasih sayang. Ia juga menjadi anak yang rendah hati, sopan dan memiliki empati yang tinggi.

Setiap hari ia selalu dijaga dan dirawat penuh oleh kedua orangtuanya, hingga membuatnya sedikit manja jika dengan kedua orangtuanya.

"Hai sayang, bagaimana harimu?" tanya sang ibu.

"Aku baik, Ibu. Lihat tadi aku menggambar keluarga kita. Ada ayah-ibu dan aku." jawab Oxel sembari menunjukkan hasil gambarnya.

"Coba sini Ibu lihat." pinta sang ibu.

Oxel menyerahkan hasil gambarnya pada sang ibu.

"Wah! Gambarnya bagus sekali, nak?" tanggapan Cindy, ibu Oxel.

"Hehe." Oxel hanya menunjukkan giginya yang seputih susu.

"Putra Ibu sangat hebat dan berbakat. Nah, sebagai hadiahnya. Bagaimana jika ibu akan memasakkan makanan kesukaan Oxel. Kau mau?" tanya ibunya.

"Benarkah? Sungguh?" tanya Oxel dengan bola mata yang berbinar.

"Tentu saja sayang." jawab ibunya sambil mengusap kepala Oxel.

“YEAAAYYY! Aku akan menunggunya ibu, masakan Ibu adalah yang terbaik!" puji Oxel lalu ia berlari ke ruang tengah dan melanjutkan gambarannya.

Cindy tersenyum melihat tingkah putranya yang aktif itu. Ia segera menyelesaikan masakannya yang tertunda.

Selesai memasak, Cindy pun menghidangkannya di meja makan. Dia menghampiri putranya yang masih asyik dengan kegiatan menggambarnya itu.

“Putra Ibu belum selesai menggambarnya?" tanya Cindy.

“Belum. Aku harus membuat gambar ini sebagus dan secantik mungkin Ibu. Karena aku ingin menunjukkan gambarnya pada semua orang!" ucap Oxel dengan penuh semangat dan sangat antusias.

“Bisakah dilanjutkan nanti? Kita akan segera makan. Sebentar lagi ayah pasti akan segera pulang dari bekerja,"ujar sang ibu.

“Baik Ibu!"ujar Oxel sembari membereskan alat-alatnya untuk menggambar.

Benar saja tak lama sang kepala keluarga pun sudah pulang dari bekerja. Oxel pun berlari dan menerjang ayahnya dengan sebuah pelukan.

“Ayah! Ayah sudah pulang?"tanya si kecil Oxel.

“Tentu jagoan, karena Ayah sudah sangat merindukan Oxel, maka dari itu Ayah segera pulang ke rumah agar Ayah bisa memeluk putra kesayangan Ayah," jawab ayahnya dengan senyum. 

“Oxel juga merindukan Ayah, selalu!" jawab Oxel dengan riang.

“Benarkah kau merindukan Ayah, nak?" tanya sang ayah dengan lembut. Oxel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Cindy menghampiri kedua orang tercintanya.

“Nah, karena Ayah sudah pulang, bagaimana jika kita makan sekarang?" usul Cindy.

“Ayo Ayah kita makan bersama. Nanti ada yang ingin Oxel tunjukkan pada Ayah." ujar Oxel sembari menarik pelan tangan ayahnya.

Alexander dan Cindy tersenyum melihat tingkah aktif putra semata wayang mereka tersebut. Mereka semua makan dengan tenang. Sesekali sang ibu melirik putranya yang makan dengan lahap.

“Pelan-pelan saja. Tidak ada yang akan merebut makanan itu darimu, Nak," tutur sang ibu.

“Ibu, masakan Ibu lezaaat.. sekali! Oxel mau tambah lagi." pinta Oxel pada ibunya sambil menyodorkan piring.

“Baiklah. Makanlah yang banyak hari ini. Ibu akan senang melihatmu menghabiskan masakan Ibu," ucap ibunya.

“Tentu!" jawab Oxel semangat.

Sebuah senyuman tak lepas dari wajah orang tua Oxel. Mereka bahagia jika melihat Oxel bahagia dan ceria seperti itu.

Terlebih jika mereka melihat wajah menggemaskan Oxel ketika makan, dimana pipinya menggembung karena mulut yang penuh terisi makanan.

Selepas dari makan bersama Oxel sedang bersantai ditemani oleh ayah dan ibunya.

“Ayah, lihat ini." ujar Oxel sembari menunjukkan gambarnya pada sang ayah.

“Kau menggambar sesuatu, Nak?" tanya Alexander yang dibalas anggukan semangat dari sang putra yang nampak menggemaskan.

“Coba bawa kemari, Ayah akan melihatnya," pinta Alexander.

Oxel membawa hasil karyanya ke hadapan sang ayah.

“Ini Ayah, ini adalah gambar Ayah, Ibu, dan aku juga Vick anjing kesayangan kita," jelas Oxel.

“Putra Ayah sangat luar biasa! Ayah bangga padamu, Nak." ujar Alexander sembari mengelus surai anaknya yang hitam kelam, sekelam malam itu.

”Kau ingin ikut pelajaran melukis untuk memperdalam bakatmu?" tawar Alexander.

“Atau Oxel ingin ikut kelas memasak? Bukankah Oxel juga suka memasak bersama Ibu?" sambung ibunya.

“Tapi Oxel juga suka kelas musik dan bernyanyi," ujar Oxel menyuarakan pendapatnya.

“Kau menyukai musik dan bernyanyi?" tanya Cindy. Oxel mengangguk sebagai jawaban.

“Jika begitu. Bisakah kau bernyanyi untuk kami?" pinta Cindy.

Oxel melakukan pemanasan sebelum bernyanyi. Lalu ia pun menyanyikan sebuah lagu.

Suaranya terdengar sangat merdu untuk anak seusianya, padahal selama ini setahu orangtuanya Oxel tidak pernah ikut kelas menyanyi. Mungkin itu adalah bakat alami yang dimiliki putra kesayangan mereka.

Selesai bernyanyi ayah dan ibunya bertepuk tangan sembari memuji nyanyian merdu Oxel, “Suaramu sangat bagus, sayang! Kami tak pernah menyangka kau bisa bernyanyi dengan suara yang begitu merdu,"

“Terima kasih. Hehe..." jawab Oxel dengan senyum lima jarinya.

Begitulah keseharian Oxel yang penuh dengan keceriaan dan limpahan kasih sayang.

Namun seiring berjalannya waktu kesehatan Cindy mulai menurun dan tidak menunjukkan tanda-tanda lekas membaik. Meski begitu Cindy tetap tersenyum dan berusaha kuat demi suaminya terutama demi pangeran kecilnya Oxel.

Oxel si bocah cerdas ini mengerti situasi. Dia juga ikut merawat ibunya yang tengah sakit keras. Dia terus berdoa agar ibunya segera diberikan kesembuhan.

“Ibu, ayo makanlah dahulu ini sudah waktunya makan siang. Setelah itu barulah Ibu minum obatnya," ujar Oxel.

Saat memasuki kamar ibunya, Oxel melihat ibunya tengah tertidur, maka dari itu Oxel berinisiatif untuk membangunkan ibunya.

“Ibu." panggil Oxel sembari mengguncang badan ibunya yang tengah tertidur akan tetapi tak ada sahutan atau respon dari sang ibu. Oxel pun mencobanya sekali lagi namun hasilnya tetap sama.

Ia meraih tangan ibunya, tangan sang ibu terasa begitu dingin. Oxel merangkak naik dan mencoba menempelkan telinganya ke dada sang ibu.

Tak ada detak jantung yang terdengar. Oxel merasa takut kemudian ia berteriak memanggil bibi untuk dipanggilkan dokter. Tak lupa sang bibi juga menghubungi sang tuan besar mereka memberitahukan kondisi sang nyonya besar.

Ketika semuanya telah berkumpul termasuk dokter yang sedang memeriksa kondisi Cindy. Sang dokter pun menemui tuan rumah dengan raut wajah lesu.

“Dokter, bagaimana kondisi istri saya?" tanya Alexander.

“Maafkan saya Tuan. Saya dengan berat hati mengatakan jika Nyonya Cindy sudah berpulang. Tuhan lebih menyayangi beliau. Saya mengucapkan turut berdukacita atas meninggalnya Nyonya Cindy," jelas dokter itu.

Tubuh mereka menegang kala mendengar kabar dukacita dari dokter tersebut. Seketika Oxel langsung menangis meraung-raung.

“DOKTER! DOKTER PASTI BOHONG, KAN? IBU OXEL MASIH HIDUP, KAN DOK? IBU MASIH HIDUP! IBU JANJI TIDAK AKAN MENINGGALKAN OXEL SENDIRIAN!" raung Oxel dan berlari menuju ranjang ibunya.

“IBU, BANGUN IBU. IBU SUDAH BERJANJI TIDAK AKAN MENINGGALKAN OXEL, TAPI KENAPA SEKARANG IBU INGKAR? Hiks... HUWAAAAA!!!...." tangis Oxel meledak.

Alexander merasa sangat terpukul dengan kondisi Oxel akibat kepergian sang istri.

“Oxel, tenanglah. Ayah akan selalu berada di sisi Oxel, sayang. Ikhlaskan kepergian ibumu. Mungkin ini yang terbaik untuk kita dan untuk ibu. Ibu tidak merasakan sakit lagi, Nak," ujar Alexander namun Oxel masih menangis.

Singkat cerita setelah dua tahun kepergian sang ibu. Ayah Oxel menikah lagi dengan seorang janda anak dua. Oxel kecil tidak keberatan karena dengan begitu dia tidak akan merasa kesepian lagi.

Awalnya Oxel mengira semuanya akan baik-baik saja, akan tetapi perhatian sang ayah mulai teralihkan pada kedua adiknya hingga ia merasa tersisihkan.

Sampai pada akhirnya berita duka kembali menyelimuti Oxel dan keluarganya. Sang ayah meninggal dunia akibat kecelakaan saat hendak pulang dari bekerja.

Tentu Oxel merasa sedih karena ia harus kembali merasakan yang namanya kehilangan.

Lalu bagaimana kehidupan Oxel setelah kedua orangtuanya tiada?

Author POV end

Oxello Deovanno kecil

Versi Dewasa

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Diferyza Firdaus🌺

◌ᷟ⑅⃝ͩ● °°~°°Diferyza Firdaus🌺

hampir saja aku mau protes karena judulnya, tapi setelah ku baca baru tahu ternyata yg jadi pemeran utamanya laki2 ya, bagus ceritanya sukses yerus thor👍

2023-11-01

0

𝐀⃝🥀 uchie

𝐀⃝🥀 uchie

Sedih bgt, sabar ya oxel😭

2023-11-01

0

⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я

Bagus kisahnya, aku sudah tinggalkan jejak di sini. Silakan mampir di lapakku ya Thor, saling mendukung dan terus semangat 💪💪

2023-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!