Happy Reading!
Author POV
Sebuah cafe sudah mulai ramai banyak pengunjung yang berdatangan karena adanya live music. Mereka tidak sabar menanti penampilan penyanyi cafe idola mereka. Ya, kalian benar Oxel sudah menjadi idola cafe kecil ini karena suaranya yang merdu dan indah.
“Hey Oxel, kau sudah makan?" tanya salah satu teman Oxel.
“Aku? Tentu saja sudah saat di rumah tadi," jawab Oxel beralasan.
Sebenarnya ia merasa lapar tapi ia tak mau merepotkan orang lain. Maka dari itu dia menjawab sudah makan walau nyatanya belum.
Kawannya itu hanya melirik dan bertanya, “Kau yakin?"
Oxel hanya menganggukkan kepalanya. Badannya terasa sangat lelah. Tetapi ia tak bisa berhenti sejenak untuk istirahat.
“Kau tahu Oxel? Kau adalah anak baik, dan anak baik itu tidak pintar untuk berbohong," ujar kawannya dengan senyum meledek.
Oxel hanya mendengus melihat raut wajah temannya.
Temannya meletakkan sekotak bekal dan menyodorkannya pada Oxel.
“Makanlah! Aku tahu kau belum makan apapun hari ini," katanya lagi. Oxel pun menerimanya dengan riang kemudian mulai makan bekal itu.
Banyak teman-temannya yang mengetahui kehidupan Oxel, oleh karena itu tak jarang banyak teman yang membantu Oxel.
Tapi memang dasar Oxel yang keras kepala dia enggan menerima uluran bantuan dari teman-temannya. Dengan beralasan tidak ingin merepotkan temannya.
Oxel masih menyantap bekal dengan lahap hingga ia selesai makan. Perutnya terasa penuh dan kenyang sekali.
“Bagaimana bekalnya?" tanya temannya.
“Ini enak. Terimakasih ya bekalnya! Aku mencintaimu."ujar Oxel sembari mengembalikan kotak bekalnya pada kawannya itu tak lupa ia memberikan kedipan mata.
“Ewh.. itu menggelikan," ujar kawannya yang bergidik ngeri melihat tingkah Oxel.
“Ha-ha-ha..." tawa Oxel menggema.
“Dasar anak itu,"gumam temannya seraya tersenyum.
Oxel naik ke atas panggung mini ketika semua pemain telah siap dan dia mulai menyapa para pengunjung cafe.
“Selamat malam semuanya," sapa Oxel dengan senyum ramah.
Hal itu membuat kaum hawa mulai memekik karena mereka terpesona oleh senyum manis nan menawan milik Oxel.
“Malam ini saya akan membawakan sebuah lagu. Atau mungkin dari pengunjung di sini bisa meminta request lagu?" tawar Oxel.
Tak lama kemudian ada seorang gadis mengangkat tangannya.
“Iya Nona. Ada lagu yang ingin Anda request?" tanya Oxel. Gadis itu mengangguk.
“Apa aku boleh naik ke panggung untuk membisikkannya padamu?"
“Tentu saja boleh. Silahkan naik ke atas panggung," Oxel mempersilakan gadis itu.
Sontak saja gadis itu naik ke atas panggung menghampiri Oxel dan membisikkan lagu yang ia request.
Oxel hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.
“Apakah kalian bisa?" tanya gadis itu penuh harap.
“Sepertinya bisa," jawab Oxel, lalu Oxel memberi instruksi pada rekannya.
“Baiklah, apa kau mau bernyanyi bersamaku atau menikmati lagu yang aku bawakan?" tawar Oxel pada gadis itu.
“Aku duduk saja. Suaraku tak se-merdu suaramu," jawab gadis itu malu-malu.
“Ha-ha-ha... Suaraku biasa saja, jangan terlalu memuji. Silahkan kembali duduk, Nona. Aku akan menyanyikan lagu ini untukmu," ujar Oxel.
Gadis itu turun dari panggung dan duduk kembali di mejanya.
“Baiklah, tanpa perlu berlama-lama lagi, saya akan membawakan lagu yang sudah di request oleh Nona cantik tadi. Kali ini saya akan membawakan lagu Lavender yang dipopulerkan oleh Kim Jaejoong? Apa aku benar?" tanya Oxel tak pasti.
“IYA!" jawab pengunjung cafe.
“Okay, selamat menikmati pertunjukan kami," ujar Oxel.
Musik pun mulai mengalun dengan merdu. Oxel tampak menghayati lagu yang ia nyanyikan, agar pesan lagu itu tersampaikan kepada para pengunjung.
Todokanu omoi wa kesshite tsugeru koto wa naku
kono mama kareru made shimatteokimashou
himeta senchimento kizuiteiru no wa
murasakiiro shita rabendaa dake
konna ni chikaku demo
naze konnanimo tooi no?
nakitaku naru anata no koe ga
mimi ni (zutto) haritsuita mama
Alunan musiknya sangat pas dengan suara Oxel
Para pengunjung mulai terhanyut dengan lagu yang dibawakan oleh Oxel.
Bahkan para pengunjung pun mulai ikut bernyanyi bersama Oxel.
Bahkan saat nada tinggi pun. Oxel bisa menyanyikannya
Nada tinggi Oxel berhasil membius atensi pengunjung cafe.
Oxel menutup lagunya dengan suara yang lembut, merdu dan menenangkan.
Teramat syahdu lagu milik Lavender yang menceritakan kisah seseorang yang diam-diam memiliki perasaan terhadap sahabatnya. Akan tetapi, sang sahabat tidak mengetahuinya. Maka dari itu orang tersebut menyimpan perasaan itu untuk dirinya sendiri.
Para pengunjung yang menyaksikan live music tersebut memberikan tepuk tangan akan penampilan Oxel.
“Terima kasih... Terima kasih..." ucap Oxel sembari membungkukkan badannya.
“Wah! Suaranya sangat merdu."
“Sungguh indah."
“Jika dia menjadi penyanyi, aku pasti akan membeli albumnya."
Dan masih banyak lagi bisik-bisik pengunjung lainnya.
Oxel pun masih berlanjut mengisi live music hingga cafe akan tutup.
Kini jam buka cafe sudah berakhir, Oxel dan kawan-kawan segera membereskan dan merapikan alat-alat musik.
“Bagaimana perasaanmu, hari ini?" tanya pemilik cafe pada Oxel.
“Melihat mereka bahagia dengan penampilanku, aku ikut senang."
“Suaramu memang begitu menenangkan Oxel."
“Terima kasih atas pujiannya. Aku menghargai itu."
“Terima kasih untuk hari ini. Berkatmu cafe milikku menjadi ramai pengunjung. Aku sangat berterima kasih padamu."
“Aku yang seharusnya berterima kasih padamu, Pak karena aku telah diterima kerja disini, meski hanya menjadi penyanyi cafe," ucap Oxel.
“Kalau begitu kau pulanglah, Oxel. Aku tahu kau pasti lelah."
“Baiklah, aku akan pulang sekarang terima kasih. Anda juga, jangan lupa istirahat, Pak."
“Tentu," jawab pemilik cafe.
Oxel pun bergegas pulang. Ia pulang dengan berjalan kaki. Biasanya, Oxel menggunakan sepeda, akan tetapi karena sepedanya rusak jadi terpaksa ia harus menggunakan bus.
Tetapi untuk perjalanan pulang, sudah pasti dia jalan kaki, mana ada bus yang beroperasi hingga dini hari?
Hebatnya dia tak pernah mengeluh. Ah.. mungkin pernah tapi hanya sesekali.
Setelah membutuhkan waktu hampir satu jam lamanya, akhirnya dia berhasil sampai di rumah.
”Ah, hari yang sangat melelahkan," gumam Oxel pelan. Para penghuni itu pasti sudah tertidur pulas.
Dia pun turut memejamkan matanya setelah selesai dengan urusan pribadinya sebelum tidur.
...******...
Alarm dari alam sudah berbunyi meski langit masih gelap dan matahari belum keluar dari peraduannya, Oxel tetap harus bangun pagi.
Ya, dia harus mengantarkan koran dan susu untuk orang-orang pada pagi hari.
Beruntung pemilik pabrik susu itu mau meminjamkan sepeda padanya.
Setelah mengambil susu yang harus dia hantarkan, dia mengayuh sepedanya untuk mengambil koran.
Selesai mengambil koran dia segera berkeliling dari rumah ke rumah mengantarkan susu dan koran tersebut.
Lelah? Sudah pasti.
Mengantuk? Iya.
Tapi, apakah dia mempunyai waktu untuk mengeluh untuk itu semua? Jelas tidak.
Memang siapa yang sudi mendengarkan keluhan orang lain di zaman individualisme, ini?
Dia terus mengayuh sepedanya dan berhenti dari rumah ke rumah tanpa mengenal lelah. Meski matahari masih enggan menampakkan dirinya tapi dia tetap semangat melakukan pekerjaannya.
Dia harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya ini. Sebelum ibu tirinya bangun dan menceramahinya dengan suara yang memekakkan telinga.
Langit sudah berganti menjadi kemerahan, tanda matahari akan bangun.
”Tinggal satu lagi semangatlah, Oxel!" Oxel berujar pada dirinya sendiri.
Akhirnya setelah berhenti di rumah terakhir, rumah besar milik keluarga kaya itu, Oxel langsung mengayuh sepedanya dengan semangat 45.
Di sisi lain ada seorang wanita sedang mengendarai mobil, namun wanita itu tampak mengantuk dan tidak memperhatikan jalan.
“Hoam... Aku mengantuk sekali rasanya. Ah dasar tumpukan dasar dokumen-dokumen sial! Mengganggu waktu istirahatku saja. Hoam."
Wanita itu terus menggerutu tanpa memperhatikan jalan hingga akhirnya
CKIIIT.......
BRAK.....
Author POV end
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
Hebatt.. klo aku udah pasti sepanjang jalan ngomel2 ga jelas wkwkwk
2023-11-02
0
Ñůŕšý
pastinya lagu ini kesukaan authornya😅
2023-09-16
0
Ñůŕšý
oxel penuh pesona
2023-09-16
0