Menjerat Istri Lumpuh

Menjerat Istri Lumpuh

1. Pengkhianatan dan Kecelakaan

Angin malam berhembus menyalurkan kedamaian. Suara deru mobil bergemam halus hampir tak terdengar. Mobil dengan kilap hitam metalik itu menggeleser memasuki sebuah pelataran rumah mewah bergaya Eropa, dan berhenti tepat di depan lobi.

Seorang pria berpakaian hitam lengan pendek yang merupakan penjaga rumah tersebut berlari kecil menghampiri. Dengan gerakan sopan ia membuka pintu mobil hingga si pengemudi keluar, mengayunkan kakinya dengan elegan.

Narendra Hutabarat, pria itu mengangguk kecil pada si penjaga guna berterimakasih, lalu melenggang menaiki undakan di lobi sebelum kemudian memasuki rumah.

Ia melepas jas hitam yang dikenakannya, melipatnya lalu menyampirkannya di sebelah tangan. Dengan tenang lelaki itu memasuki area dapur, berhenti di depan sebuah meja bar, mengambil gelas dan menuang air dari poci.

Sembari meneguk, Narendra menatap beningnya air dalam poci kaca tersebut. Ia lalu menyimpan kembali gelasnya ke atas meja, terdiam sejenak sebelum tubuhnya berbalik meninggalkan dapur.

Suasana rumah yang sepi seakan sudah biasa ia temui. Kaki panjang Narendra berderap menaiki tangga. Sebelah tangannya tenggelam di saku. Ia berjalan dengan pandangan lurus hingga beberapa saat kemudian sampai di depan sebuah kamar.

Sebelum masuk, matanya sempat melirik sekilas pintu kamar di sebelahnya. Ia hanya berkedip santai karena mengetahui istrinya belum pulang, lagi. Wanita itu pasti sedang berfoya-foya di luar sana, atau menghabiskan waktu dengan pacar bajingannya.

Narendra kemudian memasuki kamar. Ia menyimpan jasnya di lengan sofa, lalu mulai membuka satu persatu kancing di pergelangan tangan. Narendra menggulung lengan kemeja itu hingga siku. Namun belum sempat ia melesakkan diri untuk beristirahat sejenak di ranjang, matanya malah terpaku pada selembar amplop di atas nakas.

Narendra tak jadi berbaring, ia lekas menghampiri nakas dan mengambil amplop dengan logo Pengadilan Negeri itu. Rautnya datar, ia tahu pasti apa isi dari amplop tersebut.

Tak terhitung jumlahnya Narendra mendapat surat gugatan cerai dari sang istri, dan lagi-lagi Narendra hanya menanggapinya tanpa ekspresi. Ada yang berbeda, kali ini Glacia menyematkan catatan yang semula tergeletak di bawah amplop. Narendra mengambil itu dan membacanya.

...Aku akan pergi bersama Gallen. Semoga kamu mengerti dan segera tanda tangan surat perceraian kita karena kami akan menikah....

...—Glacia—...

Narendra menatap datar tulisan tangan Glacia, sang istri yang terang-terangan berkata hendak melarikan diri bersama pacar gelapnya. Ia menyimpan kembali catatan berserta surat gugatan itu ke tempat semula. Lama berdiri di sana, wajah Narendra tampak tak beriak, seolah tak peduli dengan apa yang Glacia uraikan dalam pesan tertulis itu.

Namun detik berikutnya Narendra berbalik keluar kamar. Langkahnya berderap menuruni anak tangga hingga ia kembali sampai di lobi. Narendra memasuki lagi mobilnya yang masih terparkir di depan, lalu melajukannya melewati gerbang hingga melesat membelah jalanan malam.

Tak berapa lama mobil sport mewah itu berhenti di depan sebuah club elite yang terletak di pusat kota. Ia menatap sejenak bangunan lima lantai itu sebelum memutuskan keluar dan menatap langsung penampakan tempat haram tersebut.

Sebelumnya Narendra menyuruh seseorang untuk melacak keberadaan sang istri. Tanpa basa-basi ia langsung mengayunkan kakinya menghampiri pintu masuk. Ada dua penjaga laki-laki bertubuh kekar yang menghadang kedatangannya.

Tanpa sepatah kata pun Narendra merogoh dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama yang entah bagaimana bisa membuat keduanya terbungkam. Dengan mudahnya Narendra dipersilakan masuk melewati prosedur pengamanan.

Kaki panjangnya mengayun lebar melintasi lorong pendek yang remang, kerlip lampu sudah mulai terasa dari dalam, pun musik keras menggema memekakan telinga. Hingga beberapa detik kemudian Narendra sampai di penghujung, menemukan suasana ramai diskotik yang sesaat membuatnya mengernyit.

Matanya mengedar ke sekeliling ruang penuh gemerlap itu. Beberapa orang berkumpul membentuk kelompok sendiri, beberapa lainnya menari penuh gairah di lantai dansa, bahkan yang bergumul mesra tak jarang menyapa mata.

Narendra masuk semakin dalam sambil terus mencari ke sana kemari. Dan akhirnya ia menemukan Glacia di antara lautan manusia yang menari di dance floor. Wanita itu bergerak mengikuti irama yang menghentak, tak peduli beberapa pria menghampiri dan berusaha meraba pakaiannya yang minim.

Narendra bergeming datar, ia lalu melangkah semakin mendekati Glacia yang tak menyadari keberadaannya, lalu tanpa aba-aba langsung menarik wanita itu hingga tersentak ke belakang, membentur bagian depan tubuh Narendra yang keras.

Glacia memekik terkejut, dan semakin terkejut ketika mendapati Narendra di belakangnya. Pria itu menatap tanpa ekspresi ke arah lelaki-lelaki yang mendekati Glacia tadi. Mereka balas melirik Narendra sambil mendengus sinis, lalu pergi untuk menari di lain tempat dan mendekati gadis-gadis seksi di sana.

Glacia menghentakkan tubuhnya menjauhi Narendra, ia berbalik dan menatap lelaki itu kesal. Apa-apaan ini? Kenapa Narendra malah menyusulnya ke sini? Bukankah Glacia sudah meninggalkan surat gugatan di rumah? Apa kabar surat itu kali ini? Jangan sampai Narendra menghilangkannya lagi.

Demi Tuhan ia sangat ingin bercerai dari laki-laki kaku dan bisu itu!

"Kau!" seru Glacia marah. Matanya menghunus Narendra tajam. "Untuk apa kau kemari?!" Karena musik yang keras, Glacia harus menyesuaikan suaranya supaya bisa terdengar.

Narendra tak menjawab, ia malah mencekal lengan Glacia dan menyeretnya keluar dari himpunan orang-orang yang menari. Glacia memberontak berusaha melepaskan diri. Ia juga kewalahan mengikuti langkah Narendra yang panjang.

"Hey!"

"Berhenti! Lepaskan aku!" Glacia tak henti berteriak sambil memukul-mukul cengkraman Narendra di tangannya.

Berkali-kali ia mengerem kakinya yang berujung tetap kalah dan terhuyung mengikuti Narendra dengan langkah terseok.

"Naren sialan! Lepas!!! Bajingan brengsek!!! Aaahh!!!" Glacia menggigit tangan Narendra, namun tak menghasilkan apa pun. Luka yang bahkan telah berdarah itu seakan tak ada artinya bagi Narendra.

Di tengah upaya Glacia melepaskan diri, seseorang mencekal lengan Narendra dengan keras, hingga membuat Naren maupun Glacia berhenti dan menoleh pada si pelaku, yang mana hal itu refleks membuat Glacia berseru senang karena mendapati Gallen, sang kekasih pujaan yang kini tengah memandang Narendra tajam.

"Lepas, Sialan!" desis Gallen marah.

Narendra tak menghiraukan peringatan itu, ia hanya melirik sekilas pada Gallen dan kembali fokus menatap Glacia.

"Pulang," ucapnya pendek.

Lagi, Glacia menghentakkan tangan berusaha melepas cekalan Narendra. Ia benar-benar tak habis pikir dengan pria itu.

"Kau tidak mengerti arti tulisan, ya? Atau jangan-jangan kau sama sekali tak bisa membaca? Aku bilang aku ingin bercerai dan akan segera menikah dengan Gallen!"

Narendra diam. Tak ada perubahan apa pun dalam raut wajahnya. Gallen yang emosi pun langsung mencengkram kerah kemeja lelaki itu dan meremasnya kuat, mendorong Narendra hingga cekalannya pada Glacia terlepas.

Buk!

Gallen memukul Narendra di area rahang dekat pipi. Nafasnya terengah menatap suami dari kekasihnya itu. Narendra memandang datar lantai di bawah kakinya, tangannya terangkat menyentuh pelan bekas pukulan Gallen yang kini membekas kebiruan.

"Kau tidak dengar? Dia ingin bercerai dan menikah denganku," desis Gallen tajam.

Narendra setia bungkam. Berbeda dengan Gallen yang menyalak, Narendra justru tampak tenang dengan sorot tak beriak, ia hanya fokus pada Glacia yang kini menatapnya dengan ekspresi kesal.

"Apa?! Kenapa menatapku begitu?!" Glacia beringsut ke sisi Gallen, memeluk lengan sang kekasih dengan wajah merengut, melirik sinis pada suaminya.

Narendra menegakkan tubuhnya kembali tegap. Matanya tak lepas dari Glacia yang bersembunyi di balik punggung Gallen. Gallen sendiri menyeringai sinis mengejek Narendra. Ia balas merangkul Glacia hingga kini wanita itu berada di pelukannya. Bahkan dengan sengaja Gallen mengecup sudut bibirnya di hadapan Narendra.

"Tenang, Sayang. Bajingan itu tidak akan bisa merebutmu dariku."

Glacia tersenyum menguselkan wajahnya di dada Gallen, ia balas memeluk Gallen dengan erat.

Narendra menatap keduanya dengan datar. Ia kembali beralih pada Glacia yang sama sekali tak sudi melihatnya.

"Pulang," titah Narendra lagi. "Setidaknya kau harus punya malu sebagai wanita terhormat," lanjutnya tanpa ekspresi.

Glacia sedikit melonggarkan pelukannya pada Gallen dan menatap Narendra dengan wajah terperangah. "Kau bilang apa? Aku tidak punya malu, begitu?" serunya tak terima.

Narendra membalas santai. "Hanya mereka, para manusia minim rasa malu yang bisa terang-terangan bermain api dengan pria lain selagi masih terikat pernikahan."

Glacia mendengus kesal. "Kau sedang memuji dirimu sendiri yang bisa bermain tanpa ketahuan, begitu? Aku heran kenapa Papa bisa begitu menyukaimu sebagai menantu. Kau menjijikan!"

"Ingat, kau harus sadar tempatmu di mana. Kau tidak ada apa-apanya jika bukan karena papaku. Kau hanya seorang gembel yang beruntung bisa dipungut olehnya!"

Glacia beralih menatap Gallen. "Sayang, ayooo~" rengeknya menggoyang lengan pria itu. "Kita pergi. Malas kali aku sama orang gila itu."

Gallen mengulas senyum manis pada Glacia, mengusap tangan halus sang kekasih sambil melirik sinis Narendra yang bergeming. "Iya, Sayang. Ayo."

Mereka pergi meninggalkan Narendra. Kali ini Narendra diam tak mengejar, ia hanya menoleh melihat kepergian sang istri dengan kekasih gelapnya. Tatapannya rumit dan sulit diartikan.

Sementara itu, Glacia dan Gallen tengah bercanda gurau di mobilnya. Mereka bermesraan, saling kecup dan usap satu sama lain.

Senyum merekah menghiasi bibir keduanya. Gallen berkali-kali mencium rambut Glacia yang bersandar sambil memeluk lengannya. Tiba-tiba saja ponsel Glacia berdenting menandakan sebuah pesan masuk. Ia pun mau tak mau menjauh, meninggalkan kenyamanannya bersandar pada Gallen.

Glacia merogoh ponselnya dalam dompet, ia membuka pesan yang rupanya berasal dari sang papa. Lelaki itu berkata akan segera pulang dari Penang, Malaysia, dan menyuruh Glacia serta Narendra berkunjung ke rumah besar Martadinata, kediaman utama milik keluarga Glacia.

Glacia membuang nafasnya malas. Sementara di sampingnya, Gallen juga tiba-tiba mendapat pesan dari nomor asing. Entah apa isi pesan dari si pengirim, akan tetapi wajah Gallen berubah pucat setelah melihatnya.

Glacia yang menyadari keanehan itu lantas bertanya. "Kamu kenapa?"

Gallen terperanjat. "Ya? Oh, tidak, bukan apa-apa." Ia mengulas senyum berusaha meyakinkan.

Glacia tak mau ambil pusing. Ia segera mengetikkan pesan pada papanya bahwa ia tak bisa datang sesuai yang diminta lelaki itu barusan.

Di sisi lain Gallen masih gelisah di tempatnya. Sambil terus menyetir, ia membuka kembali ponselnya, membaca ulang pesan dari nomor asing sambil sesekali melirik Glacia di sampingnya.

Bagaimana seandainya dia tahu, kamu baru saja tidur dengan wanita lain di club?

Sebuah foto yang tersemat membuat Gallen berkali-kali menelan ludah. Dari mana orang itu tahu? Siapa dia sebenarnya? Kenapa bisa ada foto dirinya dan wanita itu di sana?

Kejadian itu terjadi ketika Gallen pergi ke toilet. Alih-alih segera kembali pada Glacia, ia justru tergoda oleh satu wanita di sana. Salahkan wanita itu yang berpakaian terlalu seksi. Gallen jadi tidak tahan melihat dada serta bokongnya yang besar.

Sial! Kenapa ia bisa tidak sadar ada yang memergoki mereka? Padahal Gallen sudah sengaja memesan satu kamar guna mendapat privasi.

Karena terus memikirkan pesan dan foto rahasia gelapnya, Gallen jadi tidak fokus dalam menyetir hingga ia tidak sadar ketika mobilnya melaju terlalu pinggir ke kiri. Gallen bahkan lupa mengurangi kecepatan sampai sesaat kemudian sebuah guncangan keras terasa membuat Glacia refleks memekik.

"Gallen!!!"

Sreeeeettt ....

"Aaakkhhh!!!"

Bagian kiri mobil Gallen bergesekan keras dengan pembatas jalan. Gallen yang panik ketika Glacia berteriak kesakitan langsung memutar setirnya ke kanan. Namun nahas, ia yang terlalu serabutan malah tanpa sengaja menyenggol mobil lain yang melintas hingga mobil Gallen kembali terpental karena mengalami tabrakan.

"Aw!"

"Gallen apa-apaan kau! Kau menyakitiku!"

"Diam!!" Tanpa sadar Gallen membentak Glacia yang semakin ketakutan dengan laju mobil mereka.

"Gallen berhenti! Rem! Remnya!" seru Glacia panik. "Berhentiii!!"

Namun Gallen lebih panik ketika kakinya menginjak rem yang tak berfungsi. Mobil itu masih kehilangan keseimbangan dan melaju kencang ke depan hingga tak lama kemudian menabrak keras truk yang melaju di satu jalur.

BRAK!!!

BRUK!!!

TIIIINNN!!!

DUARR!!!

Tabrakan beruntun pun tak terelakan. Mobil Gallen terjepit di antara kolong truk dan mobil lainnya dari belakang yang juga tak kalah kacau sejak mobil Gallen bergerak tak waras.

Suara riuh kendaraan dan seruan orang-orang seketika ramai memenuhi seisi jalan. Berita mengenai kecelakaan itu langsung tersiar di media internet dan televisi, terlebih dua korban diantaranya merupakan putra serta putri pewaris dari pengusaha besar yang cukup berpengaruh di Indonesia.

Adalah Gallen Mou dan Glacia Martadinata, sepasang kekasih yang ternyata menjalin hubungan terlarang, karena seperti yang mereka tahu bahwa Glacia adalah istri sah dari Narendra Hutabarat, direktur perusahaan pusat Martadinata Group.

Terpopuler

Comments

Ifabila 2

Ifabila 2

neh narendra yg d His Purpose y?! yg srg bantu Gibran buat selidikin sesuatu kalo gibran ada mslh

2023-10-02

0

Zikri Alpalah

Zikri Alpalah

bismillah semoga baca y g bosenin ya Thor,

2023-09-29

0

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩

𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα🇮🇩

sisttt mampir diriku di Narendra yak

2023-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2 2. Karma Seorang Glacia
3 3. Titipan atau Kewajiban
4 4. Ajakan Bercerai
5 5. Narendra dalam Kegelapan
6 6. Adaptasi Baru
7 7. Hati yang Mulai Ragu
8 8. Akhir Menyesakkan
9 9. Kebaikan Narendra
10 10. Makan Malam Keluarga
11 11. Tak Bisa Menghindar
12 12. Drama Memuakkan
13 13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14 14. Hadiah Sepatu
15 15. Hujan Petir dan Terkilir
16 16. Rencana Baru
17 17. Mulai Melunak
18 18. Upaya yang Gagal
19 19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20 20. Menebak Isi Hati
21 21. Glacia yang Berulah
22 22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23 23. Lepas Kendali
24 24. Kegelisahan Yohanes
25 25. Mulai Rumit
26 26. Perasaan Aneh
27 27. Glacy or Lizy
28 28. Rafael Adiwangsa
29 29. Igauan yang Membuat Risau
30 30. Mencari Tahu Sendiri
31 31. A Little Problem
32 32. Canggung
33 33. Simpati dan Isi Hati
34 34. Hati yang Mulai Berharap
35 35. Perjamuan atau Pertemuan?
36 36. Menyatukan Dua Romansa
37 37. Bantuan Rafael
38 38. Reaksi dan Emosi
39 39. Melodi Masa Lalu
40 40. Kebenaran dan Kepercayaan
41 41. Undangan Ulang Tahun
42 42. Ciuman Hangat
43 43. Kedatangan Yohanes
44 44. Bimbang
45 45. Pembalasan
46 46. Pesta Ulang Tahun
47 47. Perundungan
48 48. Penyesalan Narendra
49 49. Menyakiti Diri Sendiri
50 50. Permintaan Maaf
51 51. Surat Cerai
52 52. Perpisahan
53 53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54 54. Dendam dan Kemarahan
55 55. Second Kiss
56 56. Pameran Buku
57 57. Kebetulan Mengherankan
58 58. Ungkapan Cinta
59 59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60 60. Penculikan
61 61. Memulai Pencarian
62 62. Berusaha Bertahan
63 63. Jepit Rambut
64 64. Titik Merah di Pelabuhan
65 65. Tenggelam
66 66. Hubungan Keluarga
67 67. Menunggu Kesadaran Glacia
68 68. Mulai Membuka Mata
69 69. Perasaan Terlarang Rafael
70 70. Pilihan Sulit
71 71. Comeback
72 72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73 73. Orang Misterius
74 74. Terkepung Tanpa Jalan
75 75. Upaya Pelarian
76 76. Permainan
77 77. Kekhawatiran Yohanes
78 78. Rahasia Thomas
79 79. Hujan di Tengah Hutan
80 80. Siang tak Selamanya Terang
81 81. Pertanyaan Glacia
82 82. Perasaan Nyaman
83 83. Manipulatif
84 84. Ancaman Halus
85 85. Musim Semi untuk Narendra
86 86. Salah Paham Glacia
87 87. Kemarahan Narendra
88 88. Penyusup Misterius
89 89. Lembah Jurang
90 90. Panggilan Sayang
91 91. Pengkhianat
92 92. Pertanyaan Yohanes
93 93. Penyamaran Lizy
94 94. Menjadi Pasien
95 95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96 96. Mencoba Dewasa
97 97. Hypnosis
98 98. Apartemen
99 99. Kejanggalan
100 100. Mengikuti Alur
101 101. Komunikasi, Ilusi
102 102. Sama-sama Gila
103 103. Pergerakan Eliza
104 104. Menolak Mundur
105 105. Maut tak Disangka
106 106. Akhir Semua Peristiwa
107 107. Pengakuan
108 108. Rasa Tercekik
109 109. Narendra yang Kacau
110 110. Semua Demi Glacia
111 111. Kejujuran Narendra
112 112. Ciuman Rasa Tuna
113 113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114 114. Detak Jantung dan Cinta
115 115. Layak Bersama
116 116. Mengeratkan Hubungan
117 117. Pasangan Sesungguhnya
118 118. Ajakan Berbincang
119 119. Sikap Narendra yang Aneh
120 120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121 121. Dominasi Glacia
122 122. Menuju Akhir
123 123. Liburan
124 Karya Baru
125 124. Penantian yang Sempurna
126 Extra Part
127 Extra Part
128 Extra Part
129 Extra Part
130 yuk mampiir | Little Alisandra
131 Extra Part
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2
2. Karma Seorang Glacia
3
3. Titipan atau Kewajiban
4
4. Ajakan Bercerai
5
5. Narendra dalam Kegelapan
6
6. Adaptasi Baru
7
7. Hati yang Mulai Ragu
8
8. Akhir Menyesakkan
9
9. Kebaikan Narendra
10
10. Makan Malam Keluarga
11
11. Tak Bisa Menghindar
12
12. Drama Memuakkan
13
13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14
14. Hadiah Sepatu
15
15. Hujan Petir dan Terkilir
16
16. Rencana Baru
17
17. Mulai Melunak
18
18. Upaya yang Gagal
19
19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20
20. Menebak Isi Hati
21
21. Glacia yang Berulah
22
22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23
23. Lepas Kendali
24
24. Kegelisahan Yohanes
25
25. Mulai Rumit
26
26. Perasaan Aneh
27
27. Glacy or Lizy
28
28. Rafael Adiwangsa
29
29. Igauan yang Membuat Risau
30
30. Mencari Tahu Sendiri
31
31. A Little Problem
32
32. Canggung
33
33. Simpati dan Isi Hati
34
34. Hati yang Mulai Berharap
35
35. Perjamuan atau Pertemuan?
36
36. Menyatukan Dua Romansa
37
37. Bantuan Rafael
38
38. Reaksi dan Emosi
39
39. Melodi Masa Lalu
40
40. Kebenaran dan Kepercayaan
41
41. Undangan Ulang Tahun
42
42. Ciuman Hangat
43
43. Kedatangan Yohanes
44
44. Bimbang
45
45. Pembalasan
46
46. Pesta Ulang Tahun
47
47. Perundungan
48
48. Penyesalan Narendra
49
49. Menyakiti Diri Sendiri
50
50. Permintaan Maaf
51
51. Surat Cerai
52
52. Perpisahan
53
53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54
54. Dendam dan Kemarahan
55
55. Second Kiss
56
56. Pameran Buku
57
57. Kebetulan Mengherankan
58
58. Ungkapan Cinta
59
59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60
60. Penculikan
61
61. Memulai Pencarian
62
62. Berusaha Bertahan
63
63. Jepit Rambut
64
64. Titik Merah di Pelabuhan
65
65. Tenggelam
66
66. Hubungan Keluarga
67
67. Menunggu Kesadaran Glacia
68
68. Mulai Membuka Mata
69
69. Perasaan Terlarang Rafael
70
70. Pilihan Sulit
71
71. Comeback
72
72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73
73. Orang Misterius
74
74. Terkepung Tanpa Jalan
75
75. Upaya Pelarian
76
76. Permainan
77
77. Kekhawatiran Yohanes
78
78. Rahasia Thomas
79
79. Hujan di Tengah Hutan
80
80. Siang tak Selamanya Terang
81
81. Pertanyaan Glacia
82
82. Perasaan Nyaman
83
83. Manipulatif
84
84. Ancaman Halus
85
85. Musim Semi untuk Narendra
86
86. Salah Paham Glacia
87
87. Kemarahan Narendra
88
88. Penyusup Misterius
89
89. Lembah Jurang
90
90. Panggilan Sayang
91
91. Pengkhianat
92
92. Pertanyaan Yohanes
93
93. Penyamaran Lizy
94
94. Menjadi Pasien
95
95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96
96. Mencoba Dewasa
97
97. Hypnosis
98
98. Apartemen
99
99. Kejanggalan
100
100. Mengikuti Alur
101
101. Komunikasi, Ilusi
102
102. Sama-sama Gila
103
103. Pergerakan Eliza
104
104. Menolak Mundur
105
105. Maut tak Disangka
106
106. Akhir Semua Peristiwa
107
107. Pengakuan
108
108. Rasa Tercekik
109
109. Narendra yang Kacau
110
110. Semua Demi Glacia
111
111. Kejujuran Narendra
112
112. Ciuman Rasa Tuna
113
113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114
114. Detak Jantung dan Cinta
115
115. Layak Bersama
116
116. Mengeratkan Hubungan
117
117. Pasangan Sesungguhnya
118
118. Ajakan Berbincang
119
119. Sikap Narendra yang Aneh
120
120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121
121. Dominasi Glacia
122
122. Menuju Akhir
123
123. Liburan
124
Karya Baru
125
124. Penantian yang Sempurna
126
Extra Part
127
Extra Part
128
Extra Part
129
Extra Part
130
yuk mampiir | Little Alisandra
131
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!