3. Titipan atau Kewajiban

Usai memenuhi undangan polisi, Naren kembali ke lantai di mana ruang rawat Glacia berada. Langkahnya memelan ketika ia tanpa sengaja berpapasan dengan keluarga Gallen yang berjalan dari arah berlawanan. Mereka tak menyadari keberadaan Narendra karena mungkin terlalu fokus menuju ruang perawatan Gallen. Dan lagi jarak mereka cukup jauh karena Narendra masih berada di ujung lorong, satu langkah keluar dari lift.

Narendra meneruskan langkah ketika semua keluarga Gallen sudah masuk ke suatu ruangan, yang Narendra tebak sebagai tempat di mana Gallen mendapat penanganan. Ia kembali memelankan langkah ketika melewati ruangan tersebut.

Sesaat Narendra berhenti, berdiri tepat di depan pintu ruang perawatan berfasilitas VVIP itu, menatap datar celah kaca yang tampak buram namun masih bisa menampilkan bayangan dari dalam.

Ia hanya diam tanpa melakukan apa pun sebelum kemudian pergi melanjutkan kembali langkahnya menuju ruangan Glacia, yang entah kenapa Narendra bersyukur letaknya sangat berjauhan.

Sesampainya di sana, Narendra justru dihadapkan kekacauan yang terjadi secara mengejutkan. Bantal beterbangan, pecahan kaca berserak di bawah ranjang. Belum lagi nampan obat yang tercecer di lantai. Selimut pun turut teronggok mengenaskan.

Narendra mendongak setelah ia mengamati keadaan ruangan yang berantakan. Glacia tengah mengamuk dan memberontak di pelukan Yohanes yang memeluk putrinya penuh raut kesedihan.

Wanita itu menangis dan berteriak histeris seperti kesetanan, sampai-sampai suster yang hendak menyuntikkan obat menjadi urung karena ketakutan. Narendra bisa melihat penampilan mereka yang bisa dibilang buruk dengan luka cakar dan baju berantakan.

Tak lama seorang dokter bergegas masuk, berjalan cepat melewati Narendra yang masih betah bergeming beberapa langkah dari pintu.

"PERGIII!!! PERGI KALIAN SEMUAAA!!! PERGIII!!!"

Prang!!

Terakhir Glacia membanting tiang infus hingga jarum di tangannya terlepas dan mengeluarkan darah. Ventilator oksigen juga sudah menghilang entah ke mana. Alhasil wanita itu terengah hebat karena kelelahan, wajahnya pucat bagai pesakitan.

"Glacy, Papa mohon tenang, Nak!" Yohanes terus menahan pergerakan putrinya yang menggila.

"PERGIII!!"

Dokter menghampiri Glacia cepat dengan sebuah suntikan yang siap di tangan. Siapa pun bisa menebak bahwa itu obat penenang. Namun tentu tak mudah untuk menaklukkan Glacia yang sedang mengamuk seperti itu. Ia terus memberontak ketika para suster memegangi lengannya dari sisi kanan dan kiri, sementara dokter bersiap menyuntik.

Hal itu membuat Yohanes perlahan menjauh untuk memberi ruang pada tim medis. Ia berdiri di samping Narendra yang sedang bergeming di tengah ruangan, matanya menyorot prihatin pada sang anak.

"Nona, mohon tenang. Tarik nafas dalam-dalam ... lalu hembuskan."

"LEPAS! PERGI! BRENGSEK KALIAN SEMUAAA!!" Glacia tak menghiraukan anjuran dokter. Ia justru semakin menggila memukuli para suster yang memaksa menidurkannya.

Pada akhirnya ia kalah saat dokter berhasil menyuntikkan obat penenang itu padanya. Gerakan Glacia perlahan mulai mengendur hingga tubuhnya lemas sempurna. Ia berkedip pelan dengan nafas yang mulai teratur, lalu kemudian terpejam dan kesadarannya pun direnggut oleh kegelapan.

Dokter pun menjauh sembari membuang nafas. Ia membiarkan suster merapikan kembali tempat tidur Glacia. Tak disangka tubuh sekurus itu mampu mengeluarkan tenaga yang besar, terlebih Glacia habis kecelakaan, sudah semestinya otot-otot wanita itu lemas.

Dokter berjalan mendekat ke arah Narendra dan mertuanya. Ia turut memperhatikan Glacia yang kini tengah dipasangi lagi perintilan alat penunjang oleh suster, dalam hal ini selang infus dan juga oksigen.

"Kita belum bisa melakukan penanganan selanjutnya jika psikologisnya masih rentan. Mungkin nanti setelah Nona lebih tenang, prosedur lainnya bisa dilakukan."

Yohanes hanya mampu terdiam mendengar itu. Ia mengerti, Glacia pasti sangat syok dengan kondisi kakinya. Ia mengamuk setelah tahu kakinya tak bisa digerakkan.

Dokter itu keluar setelah mengangguk segan pada dua pria yang dikenalnya sebagai keluarga Glacia. Diikuti suster yang juga mulai meninggalkan ruangan, menyisakan Yohanes dan Naren yang masih setia terbungkam di tempatnya.

Yohanes membuang nafas sebelum mulai bicara. "Glacia itu dulunya anak yang periang. Tapi ... setelah mamanya meninggal, dia jadi lebih sering murung dan membuat masalah. Sudah tak terhitung berapa kali Papa mendapat panggilan dari sekolah, sampai kuliah pun dia masih saja sering nakal."

Pria itu menoleh pada Narendra dengan senyum tersungging tipis. "Papa sangat berharap dia bisa berubah setelah menikah, tapi nyatanya sama saja. Malah ... mungkin kamu merasa kerepotan dengan semua tingkahnya. Papa minta maaf, Naren."

Narendra menggeleng pelan. "Saya minta maaf karena belum bisa memenuhi impian Papa," ucapnya, sedikit menundukkan kepala. "Glacy tidak begitu merepotkan, saya akan lebih berusaha lagi mengontrolnya."

Yohanes kembali tersenyum menepuk bahu Narendra. Perhatiannya lalu dialihkan oleh ponsel di saku yang berdering. Mau tak mau Yohanes mengangkat panggilan tersebut.

Ternyata dari kantor, dan ia harus segera datang untuk rapat. Usai menelpon Yohanes menatap Narendra.

"Naren, di kantor ada meeting para petinggi, tapi kamu tidak perlu datang, biar Papa saja yang sekalian wakilkan kamu. Papa titip Glacy, ya?"

Narendra mengangguk pelan. "Baik, Pa."

Yohanes pun pergi setelah mengecup kening Glacia. Sementara Naren masih setia mematung di tengah ruangan, menatap istrinya yang terbaring dengan pandangan rumit.

Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Sebuah cincin pernikahan milik Glacia yang ditemukan polisi di tempat kejadian. Naren memandang lama cincin berlian itu. Mau semahal apa pun barangnya, Glacia tetap enggan memakai jika itu pemberian Narendra.

Narendra mendekat ke arah ranjang pasien, menatap Glacia yang kini terbaring lelap karena suntikan obat. Wajah pucatnya nampak tenang, berbanding jauh ketika ia terbangun dan mata itu terbuka. Kali ini tak ada wajah sinis serta arogan khas Glacia, yang ada raut seputih kertas yang terlihat memprihatinkan.

Narendra duduk di kursi satu-satunya yang tersedia di samping ranjang. Ia bersilang kaki sambil bersidekap mengamati sang istri dalam diam. Ingatannya kembali memutar ulasan demi ulasan saat Glacia melayangkan surat gugatan cerai.

Sebegitu gigihnya wanita itu berusaha melepas ikatan mereka. Padahal Narendra sudah menjadi suami yang baik versinya, ia tidak mengganggu privasi Glacia, ia tidak membatasi pergaulan wanita itu, ia juga diam dan tidak ikut campur apa pun mengenai urusannya, bahkan tentang hubungan gelap yang terang-terangan Glacia ungkap di depannya.

Narendra mengeluarkan ponsel, layarnya menampilkan sebuah laman pesan dengan sederet kalimat serta foto yang beberapa jam lalu ia kirim pada seseorang.

Narendra sama sekali tak menduga hal tersebut akan memicu kecelakaan besar yang turut melibatkan Glacia hingga lumpuh.

Matanya kembali memandang Glacia yang tertidur, sorotnya nampak rumit dan sulit diartikan. Rautnya datar, tak ada riak sedikit pun seolah ia memang tak memiliki emosi.

Entah berapa lama Narendra terdiam dalam posisi tersebut, Glacia tampak seperti putri tidur yang tetap mempesona kendati wajahnya tak berona. Narendra akui, istrinya memang memiliki fisik seindah dewi. Tak heran bajingan seperti Gallen betah mempertahankannya meski Glacia sudah memiliki suami.

Terpopuler

Comments

COOL_I4N

COOL_I4N

author ini kl buat cerita selalu luar biasa bagus. karakter cowoknya selalu charming tp sayang karakter cewek selalu bad attitude hmm..

2023-10-22

0

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩

secara tak langsung Narendra juga spt ikut membuat glacia gallen kecelakaan yak, gallen panik waktu dpt pesen dri nomer yg ternyata nomer Narendra.

2023-09-19

0

anak orang

anak orang

naren = gibran

2023-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2 2. Karma Seorang Glacia
3 3. Titipan atau Kewajiban
4 4. Ajakan Bercerai
5 5. Narendra dalam Kegelapan
6 6. Adaptasi Baru
7 7. Hati yang Mulai Ragu
8 8. Akhir Menyesakkan
9 9. Kebaikan Narendra
10 10. Makan Malam Keluarga
11 11. Tak Bisa Menghindar
12 12. Drama Memuakkan
13 13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14 14. Hadiah Sepatu
15 15. Hujan Petir dan Terkilir
16 16. Rencana Baru
17 17. Mulai Melunak
18 18. Upaya yang Gagal
19 19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20 20. Menebak Isi Hati
21 21. Glacia yang Berulah
22 22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23 23. Lepas Kendali
24 24. Kegelisahan Yohanes
25 25. Mulai Rumit
26 26. Perasaan Aneh
27 27. Glacy or Lizy
28 28. Rafael Adiwangsa
29 29. Igauan yang Membuat Risau
30 30. Mencari Tahu Sendiri
31 31. A Little Problem
32 32. Canggung
33 33. Simpati dan Isi Hati
34 34. Hati yang Mulai Berharap
35 35. Perjamuan atau Pertemuan?
36 36. Menyatukan Dua Romansa
37 37. Bantuan Rafael
38 38. Reaksi dan Emosi
39 39. Melodi Masa Lalu
40 40. Kebenaran dan Kepercayaan
41 41. Undangan Ulang Tahun
42 42. Ciuman Hangat
43 43. Kedatangan Yohanes
44 44. Bimbang
45 45. Pembalasan
46 46. Pesta Ulang Tahun
47 47. Perundungan
48 48. Penyesalan Narendra
49 49. Menyakiti Diri Sendiri
50 50. Permintaan Maaf
51 51. Surat Cerai
52 52. Perpisahan
53 53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54 54. Dendam dan Kemarahan
55 55. Second Kiss
56 56. Pameran Buku
57 57. Kebetulan Mengherankan
58 58. Ungkapan Cinta
59 59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60 60. Penculikan
61 61. Memulai Pencarian
62 62. Berusaha Bertahan
63 63. Jepit Rambut
64 64. Titik Merah di Pelabuhan
65 65. Tenggelam
66 66. Hubungan Keluarga
67 67. Menunggu Kesadaran Glacia
68 68. Mulai Membuka Mata
69 69. Perasaan Terlarang Rafael
70 70. Pilihan Sulit
71 71. Comeback
72 72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73 73. Orang Misterius
74 74. Terkepung Tanpa Jalan
75 75. Upaya Pelarian
76 76. Permainan
77 77. Kekhawatiran Yohanes
78 78. Rahasia Thomas
79 79. Hujan di Tengah Hutan
80 80. Siang tak Selamanya Terang
81 81. Pertanyaan Glacia
82 82. Perasaan Nyaman
83 83. Manipulatif
84 84. Ancaman Halus
85 85. Musim Semi untuk Narendra
86 86. Salah Paham Glacia
87 87. Kemarahan Narendra
88 88. Penyusup Misterius
89 89. Lembah Jurang
90 90. Panggilan Sayang
91 91. Pengkhianat
92 92. Pertanyaan Yohanes
93 93. Penyamaran Lizy
94 94. Menjadi Pasien
95 95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96 96. Mencoba Dewasa
97 97. Hypnosis
98 98. Apartemen
99 99. Kejanggalan
100 100. Mengikuti Alur
101 101. Komunikasi, Ilusi
102 102. Sama-sama Gila
103 103. Pergerakan Eliza
104 104. Menolak Mundur
105 105. Maut tak Disangka
106 106. Akhir Semua Peristiwa
107 107. Pengakuan
108 108. Rasa Tercekik
109 109. Narendra yang Kacau
110 110. Semua Demi Glacia
111 111. Kejujuran Narendra
112 112. Ciuman Rasa Tuna
113 113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114 114. Detak Jantung dan Cinta
115 115. Layak Bersama
116 116. Mengeratkan Hubungan
117 117. Pasangan Sesungguhnya
118 118. Ajakan Berbincang
119 119. Sikap Narendra yang Aneh
120 120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121 121. Dominasi Glacia
122 122. Menuju Akhir
123 123. Liburan
124 Karya Baru
125 124. Penantian yang Sempurna
126 Extra Part
127 Extra Part
128 Extra Part
129 Extra Part
130 yuk mampiir | Little Alisandra
131 Extra Part
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2
2. Karma Seorang Glacia
3
3. Titipan atau Kewajiban
4
4. Ajakan Bercerai
5
5. Narendra dalam Kegelapan
6
6. Adaptasi Baru
7
7. Hati yang Mulai Ragu
8
8. Akhir Menyesakkan
9
9. Kebaikan Narendra
10
10. Makan Malam Keluarga
11
11. Tak Bisa Menghindar
12
12. Drama Memuakkan
13
13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14
14. Hadiah Sepatu
15
15. Hujan Petir dan Terkilir
16
16. Rencana Baru
17
17. Mulai Melunak
18
18. Upaya yang Gagal
19
19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20
20. Menebak Isi Hati
21
21. Glacia yang Berulah
22
22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23
23. Lepas Kendali
24
24. Kegelisahan Yohanes
25
25. Mulai Rumit
26
26. Perasaan Aneh
27
27. Glacy or Lizy
28
28. Rafael Adiwangsa
29
29. Igauan yang Membuat Risau
30
30. Mencari Tahu Sendiri
31
31. A Little Problem
32
32. Canggung
33
33. Simpati dan Isi Hati
34
34. Hati yang Mulai Berharap
35
35. Perjamuan atau Pertemuan?
36
36. Menyatukan Dua Romansa
37
37. Bantuan Rafael
38
38. Reaksi dan Emosi
39
39. Melodi Masa Lalu
40
40. Kebenaran dan Kepercayaan
41
41. Undangan Ulang Tahun
42
42. Ciuman Hangat
43
43. Kedatangan Yohanes
44
44. Bimbang
45
45. Pembalasan
46
46. Pesta Ulang Tahun
47
47. Perundungan
48
48. Penyesalan Narendra
49
49. Menyakiti Diri Sendiri
50
50. Permintaan Maaf
51
51. Surat Cerai
52
52. Perpisahan
53
53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54
54. Dendam dan Kemarahan
55
55. Second Kiss
56
56. Pameran Buku
57
57. Kebetulan Mengherankan
58
58. Ungkapan Cinta
59
59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60
60. Penculikan
61
61. Memulai Pencarian
62
62. Berusaha Bertahan
63
63. Jepit Rambut
64
64. Titik Merah di Pelabuhan
65
65. Tenggelam
66
66. Hubungan Keluarga
67
67. Menunggu Kesadaran Glacia
68
68. Mulai Membuka Mata
69
69. Perasaan Terlarang Rafael
70
70. Pilihan Sulit
71
71. Comeback
72
72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73
73. Orang Misterius
74
74. Terkepung Tanpa Jalan
75
75. Upaya Pelarian
76
76. Permainan
77
77. Kekhawatiran Yohanes
78
78. Rahasia Thomas
79
79. Hujan di Tengah Hutan
80
80. Siang tak Selamanya Terang
81
81. Pertanyaan Glacia
82
82. Perasaan Nyaman
83
83. Manipulatif
84
84. Ancaman Halus
85
85. Musim Semi untuk Narendra
86
86. Salah Paham Glacia
87
87. Kemarahan Narendra
88
88. Penyusup Misterius
89
89. Lembah Jurang
90
90. Panggilan Sayang
91
91. Pengkhianat
92
92. Pertanyaan Yohanes
93
93. Penyamaran Lizy
94
94. Menjadi Pasien
95
95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96
96. Mencoba Dewasa
97
97. Hypnosis
98
98. Apartemen
99
99. Kejanggalan
100
100. Mengikuti Alur
101
101. Komunikasi, Ilusi
102
102. Sama-sama Gila
103
103. Pergerakan Eliza
104
104. Menolak Mundur
105
105. Maut tak Disangka
106
106. Akhir Semua Peristiwa
107
107. Pengakuan
108
108. Rasa Tercekik
109
109. Narendra yang Kacau
110
110. Semua Demi Glacia
111
111. Kejujuran Narendra
112
112. Ciuman Rasa Tuna
113
113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114
114. Detak Jantung dan Cinta
115
115. Layak Bersama
116
116. Mengeratkan Hubungan
117
117. Pasangan Sesungguhnya
118
118. Ajakan Berbincang
119
119. Sikap Narendra yang Aneh
120
120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121
121. Dominasi Glacia
122
122. Menuju Akhir
123
123. Liburan
124
Karya Baru
125
124. Penantian yang Sempurna
126
Extra Part
127
Extra Part
128
Extra Part
129
Extra Part
130
yuk mampiir | Little Alisandra
131
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!