4. Ajakan Bercerai

Kelopak mata itu mengerjap. Glacia perlahan membuka mata dan mengernyit ketika rasa pening menyergap kepalanya sesaat. Sejenak ia berusaha menyesuaikan cahaya dan penglihatannya. Langit-langit polos berwarna putih dan monoton adalah hal pertama yang Glacia tangkap.

Namun ketenangannya terusik ketika melihat sosok yang duduk diam di kursi samping ranjang, menatapnya dengan pandangan khas tanpa ekspresi.

Narendra bersidekap sambil bersilang kaki. Ia hanya diam tak berkata apa pun, sampai detik berikutnya lelaki itu beranjak mengambil minum di nakas dan menyodorkannya pada Glacia disertai sedotan.

Mulanya Glacia menolak, ia memalingkan wajah berusaha membuat Narendra menyerah. Namun ternyata salah, ketika Glacia menoleh lagi sedotan itu masih setia berada di ujung bibirnya.

Glacia memicing, mengabaikan rasa haus ia pun menepis gelas tersebut hingga terlempar dan pecah mengenai lantai. Suara pecahannya menimbulkan bising yang membuat seorang petugas medis masuk beberapa saat kemudian. Narendra yang melihat itu mengangkat tangan dan memberi isyarat pada perawat itu untuk segera keluar.

Meski ragu pemuda berseragam itu akhirnya menutup pintu, meninggalkan ketegangan yang kini menyelimuti sepenjuru ruang. Narendra menoleh pada Glacia yang kini membuang pandangan ke arah jendela. Wajahnya dipenuhi kemarahan dan emosi terpendam.

Melirik sebentar ke arah pecahan beling di lantai, Narendra lekas beranjak ke sudut lain ruangan. Ternyata ia mengambil gelas baru dan mengisinya dengan air di gallon yang tersedia.

Narendra kembali mendekati Glacia dan menyodorkan minum padanya. Berkali-kali Glacia menolak hingga ia dibuat tak berkutik ketika Narendra menahan tengkuknya kuat, memasukkan sedotan dengan paksa hingga membuat Glacia tersedak sesaat.

Glacia meneguk air putih itu hingga tersisa setengah. Ia mendorong Narendra menjauh ketika selesai. Terengah-engah mengusap bibirnya yang basah menggunakan punggung tangan, matanya memicing tajam pada lelaki yang kini justru nampak santai tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Narendra menyimpan gelas di tangannya ke atas nakas. Ia lalu berbalik menghadap Glacia seraya memandangnya datar. Keduanya sama-sama bungkam hingga kemudian Glacia melontarkan kalimat yang berkali-kali mendapat pengabaian. "Surat cerai—"

"Ini bukan saat di mana kita harus membahasnya," sergah Narendra datar.

Mendengar hal itu Glacia jelas berdecih frustasi. "Alasan! Bilang saja kau mau menghindar lagi, kan? Kau pasti senang melihat keadaanku sekarang. Kau pasti puas mengutukku yang tak bisa berjalan. Kau puas, hah?!" teriaknya, sambil mencengkram selimut hingga urat-urat di tangannya terlihat.

Narendra melirik sejenak selang infus di tangan Glacia yang kembali mengeluarkan darah hingga membias bercampur dengan cairan. Ia lalu memandang Glacia tanpa ekspresi, wanita itu juga menatapnya penuh permusuhan.

"Sebenarnya apa maumu?!" serunya lagi disertai emosi. "Kenapa kau selalu menolak ketika kuajak bercerai? Kita tidak saling mencintai, untuk apa bertahan dalam pernikahan ini?!"

Lagi dan lagi Narendra hanya diam. Responnya tersebut membuat amarah Glacia semakin meluap ke permukaan. Narendra yang selalu diam, Narendra yang seakan selalu tak berkutik ketika mereka membahas perceraian, Narendra yang bergerak seperti boneka di bawah bayang-bayang ayahnya. Narendra selalu menuruti apa pun perintah Yohanes, dan Glacia benci semua itu.

Alih-alih membalas Glacia, Narendra justru melontarkan kalimat yang tidak nyambung. "Istirahatlah. Besok kau akan menjalani terapi," ucapnya sembari berbalik hendak berjalan ke arah pintu.

Namun, langkah tersebut tertahan ketika Glacia melemparkan gelas di nakas ke arahnya. Gelas itu mengenai kepala Narendra dan jatuh berserak di lantai. Belum kering tumpahan air beberapa saat lalu, kini Glacia sudah membuat kekacauan baru.

Bukan masalah Narendra yang harus mengganti dua gelas pecah itu, ia lebih tertarik pada Glacia yang kini kembali mengamuk di tempat tidurnya.

Wanita itu meraung melemparkan selimut serta bantal meski tak satupun mengenai Narendra. Selang infusnya lagi-lagi terlepas dan menimbulkan luka. Narendra bergeming di tempat mengamati Glacia yang berteriak kesetanan mengumpatinya.

"Brengsek! Kau benar-benar brengsek!!! Sebenarnya apa maumu dari pernikahan sialan ini?! Kau sudah mendapatkan kekuasaan di perusahaan Papa! Lalu apa lagi sekarang?! Hiks ... hiks ... Kau bajingaaann!!! Gelandangan tak tahu diri!! Enyah saja kau, sialaaann!! Aku membencimuuu!!"

Brak!

Prang!

Semua barang terdekat tak lepas dari jangkauan Glacia. Bahkan meja nakas kini turut terbalik setelah digulingkan olehnya. Benar apa kata orang, seseorang yang sedang ketakutan atau marah selalu memiliki refleks tenaga yang kuat.

Tak lama pintu terbuka, dokter dan beberapa perawat masuk. Mereka berhamburan mendekati Glacia yang mengamuk di ranjang, melewati Narendra yang masih betah bergeming memandangi istrinya yang kembali menggila.

Hanya perlu beberapa menit untuk tim medis menenangkan Glacia dan membuatnya kembali tidur. Narendra masih mematung di tempatnya ketika dokter mendekat dengan nafas terhela berat.

Ia berucap pada Narendra. "Saya tidak tahu sebelumnya kalian terlibat masalah apa, tapi sebisa mungkin tolong jaga psikisnya agar tidak terguncang. Dia sudah cukup terpuruk mengenai keadaan kakinya. Kami tidak bisa melanjutkan prosedur pemulihan kalau mentalnya tidak stabil. Semoga Tuan mengerti maksud saya."

Narendra diam, namun rautnya tak menunjukkan bantahan. Dokter itu menepuk pundak Narendra sebelum keluar bersama para perawatnya, meninggalkan Narendra yang lagi-lagi ditelan keheningan karena Glacia kembali tak sadarkan diri.

"Kau sebegitu inginnya bercerai, meski tak terhitung berkali-kali Gallen berselingkuh di belakangmu," gumam Narendra memecah kesunyian. Matanya tak lepas dari Glacia yang sudah jauh lebih baik meski belum begitu rapi.

Pecahan gelas dan tumpahan air sudah dibersihkan oleh salah satu perawat tadi. Narendra berjalan mendekat membereskan seprai serta selimut Glacia sebelum suara seseorang menyela dari belakang. Rupanya salah satu perawat tadi kembali.

"Dokter menyuruh saya mengobati luka anda, Tuan."

Sontak Narendra mengulurkan tangan menyentuh belakang kepalanya sendiri. Basah, dan ketika ia menarik tangannya kembali, seberkas noda merah terlihat di sana.

Narendra bahkan tidak sadar kepalanya terluka, karena ia tidak merasa sakit sama sekali. Dengan malas ia membiarkan perawat itu membersihkan lukanya, beruntung hanya luka gores ringan yang tak memerlukan jahitan.

Usai diobati, perawat itu pergi begitu pula Narendra yang keluar setelah memastikan Glacia aman untuk ditinggal. Ia menerima telepon dari Yohanes yang kemudian disambungkan pada panggilan video hingga Narendra bisa melihat suasana ruang rapat di kantor.

Entah sudah berapa jam rapat itu berlangsung, yang jelas Narendra dituntut turut serta bergabung meski sebelumnya sang mertua berkata tidak perlu. Jelas karena posisi Narendra saat ini seorang direktur yang tak bisa diabaikan kehadirannya.

Untunglah, Glacia sudah tenang dan suasana ricuh tadi dapat teratasi. Sekarang giliran Narendra mengesampingkan dulu masalahnya dan fokus pada pekerjaan.

Ia pun meninggalkan ruang rawat Glacia dan beringsut mencari tempat nyaman untuknya melakukan meeting daring.

Terpopuler

Comments

Surati

Surati

dasar keras kepala, cerai terus yang diomongin. tuh su Gallen buaya buntung, celup sana sini ihhhj menjijikkan 😡😡

2023-06-01

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Biasanya tokoh laki laki nya yg arogan, ini t okoh perempuannya yg arogan 😁🤭
Si Glacia ga tau aja si Gallen buaya darat 😂

2023-06-01

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Bagus, paksa aja, tuman punya istri arogannya minta ampun.🤭

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2 2. Karma Seorang Glacia
3 3. Titipan atau Kewajiban
4 4. Ajakan Bercerai
5 5. Narendra dalam Kegelapan
6 6. Adaptasi Baru
7 7. Hati yang Mulai Ragu
8 8. Akhir Menyesakkan
9 9. Kebaikan Narendra
10 10. Makan Malam Keluarga
11 11. Tak Bisa Menghindar
12 12. Drama Memuakkan
13 13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14 14. Hadiah Sepatu
15 15. Hujan Petir dan Terkilir
16 16. Rencana Baru
17 17. Mulai Melunak
18 18. Upaya yang Gagal
19 19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20 20. Menebak Isi Hati
21 21. Glacia yang Berulah
22 22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23 23. Lepas Kendali
24 24. Kegelisahan Yohanes
25 25. Mulai Rumit
26 26. Perasaan Aneh
27 27. Glacy or Lizy
28 28. Rafael Adiwangsa
29 29. Igauan yang Membuat Risau
30 30. Mencari Tahu Sendiri
31 31. A Little Problem
32 32. Canggung
33 33. Simpati dan Isi Hati
34 34. Hati yang Mulai Berharap
35 35. Perjamuan atau Pertemuan?
36 36. Menyatukan Dua Romansa
37 37. Bantuan Rafael
38 38. Reaksi dan Emosi
39 39. Melodi Masa Lalu
40 40. Kebenaran dan Kepercayaan
41 41. Undangan Ulang Tahun
42 42. Ciuman Hangat
43 43. Kedatangan Yohanes
44 44. Bimbang
45 45. Pembalasan
46 46. Pesta Ulang Tahun
47 47. Perundungan
48 48. Penyesalan Narendra
49 49. Menyakiti Diri Sendiri
50 50. Permintaan Maaf
51 51. Surat Cerai
52 52. Perpisahan
53 53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54 54. Dendam dan Kemarahan
55 55. Second Kiss
56 56. Pameran Buku
57 57. Kebetulan Mengherankan
58 58. Ungkapan Cinta
59 59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60 60. Penculikan
61 61. Memulai Pencarian
62 62. Berusaha Bertahan
63 63. Jepit Rambut
64 64. Titik Merah di Pelabuhan
65 65. Tenggelam
66 66. Hubungan Keluarga
67 67. Menunggu Kesadaran Glacia
68 68. Mulai Membuka Mata
69 69. Perasaan Terlarang Rafael
70 70. Pilihan Sulit
71 71. Comeback
72 72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73 73. Orang Misterius
74 74. Terkepung Tanpa Jalan
75 75. Upaya Pelarian
76 76. Permainan
77 77. Kekhawatiran Yohanes
78 78. Rahasia Thomas
79 79. Hujan di Tengah Hutan
80 80. Siang tak Selamanya Terang
81 81. Pertanyaan Glacia
82 82. Perasaan Nyaman
83 83. Manipulatif
84 84. Ancaman Halus
85 85. Musim Semi untuk Narendra
86 86. Salah Paham Glacia
87 87. Kemarahan Narendra
88 88. Penyusup Misterius
89 89. Lembah Jurang
90 90. Panggilan Sayang
91 91. Pengkhianat
92 92. Pertanyaan Yohanes
93 93. Penyamaran Lizy
94 94. Menjadi Pasien
95 95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96 96. Mencoba Dewasa
97 97. Hypnosis
98 98. Apartemen
99 99. Kejanggalan
100 100. Mengikuti Alur
101 101. Komunikasi, Ilusi
102 102. Sama-sama Gila
103 103. Pergerakan Eliza
104 104. Menolak Mundur
105 105. Maut tak Disangka
106 106. Akhir Semua Peristiwa
107 107. Pengakuan
108 108. Rasa Tercekik
109 109. Narendra yang Kacau
110 110. Semua Demi Glacia
111 111. Kejujuran Narendra
112 112. Ciuman Rasa Tuna
113 113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114 114. Detak Jantung dan Cinta
115 115. Layak Bersama
116 116. Mengeratkan Hubungan
117 117. Pasangan Sesungguhnya
118 118. Ajakan Berbincang
119 119. Sikap Narendra yang Aneh
120 120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121 121. Dominasi Glacia
122 122. Menuju Akhir
123 123. Liburan
124 Karya Baru
125 124. Penantian yang Sempurna
126 Extra Part
127 Extra Part
128 Extra Part
129 Extra Part
130 yuk mampiir | Little Alisandra
131 Extra Part
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2
2. Karma Seorang Glacia
3
3. Titipan atau Kewajiban
4
4. Ajakan Bercerai
5
5. Narendra dalam Kegelapan
6
6. Adaptasi Baru
7
7. Hati yang Mulai Ragu
8
8. Akhir Menyesakkan
9
9. Kebaikan Narendra
10
10. Makan Malam Keluarga
11
11. Tak Bisa Menghindar
12
12. Drama Memuakkan
13
13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14
14. Hadiah Sepatu
15
15. Hujan Petir dan Terkilir
16
16. Rencana Baru
17
17. Mulai Melunak
18
18. Upaya yang Gagal
19
19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20
20. Menebak Isi Hati
21
21. Glacia yang Berulah
22
22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23
23. Lepas Kendali
24
24. Kegelisahan Yohanes
25
25. Mulai Rumit
26
26. Perasaan Aneh
27
27. Glacy or Lizy
28
28. Rafael Adiwangsa
29
29. Igauan yang Membuat Risau
30
30. Mencari Tahu Sendiri
31
31. A Little Problem
32
32. Canggung
33
33. Simpati dan Isi Hati
34
34. Hati yang Mulai Berharap
35
35. Perjamuan atau Pertemuan?
36
36. Menyatukan Dua Romansa
37
37. Bantuan Rafael
38
38. Reaksi dan Emosi
39
39. Melodi Masa Lalu
40
40. Kebenaran dan Kepercayaan
41
41. Undangan Ulang Tahun
42
42. Ciuman Hangat
43
43. Kedatangan Yohanes
44
44. Bimbang
45
45. Pembalasan
46
46. Pesta Ulang Tahun
47
47. Perundungan
48
48. Penyesalan Narendra
49
49. Menyakiti Diri Sendiri
50
50. Permintaan Maaf
51
51. Surat Cerai
52
52. Perpisahan
53
53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54
54. Dendam dan Kemarahan
55
55. Second Kiss
56
56. Pameran Buku
57
57. Kebetulan Mengherankan
58
58. Ungkapan Cinta
59
59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60
60. Penculikan
61
61. Memulai Pencarian
62
62. Berusaha Bertahan
63
63. Jepit Rambut
64
64. Titik Merah di Pelabuhan
65
65. Tenggelam
66
66. Hubungan Keluarga
67
67. Menunggu Kesadaran Glacia
68
68. Mulai Membuka Mata
69
69. Perasaan Terlarang Rafael
70
70. Pilihan Sulit
71
71. Comeback
72
72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73
73. Orang Misterius
74
74. Terkepung Tanpa Jalan
75
75. Upaya Pelarian
76
76. Permainan
77
77. Kekhawatiran Yohanes
78
78. Rahasia Thomas
79
79. Hujan di Tengah Hutan
80
80. Siang tak Selamanya Terang
81
81. Pertanyaan Glacia
82
82. Perasaan Nyaman
83
83. Manipulatif
84
84. Ancaman Halus
85
85. Musim Semi untuk Narendra
86
86. Salah Paham Glacia
87
87. Kemarahan Narendra
88
88. Penyusup Misterius
89
89. Lembah Jurang
90
90. Panggilan Sayang
91
91. Pengkhianat
92
92. Pertanyaan Yohanes
93
93. Penyamaran Lizy
94
94. Menjadi Pasien
95
95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96
96. Mencoba Dewasa
97
97. Hypnosis
98
98. Apartemen
99
99. Kejanggalan
100
100. Mengikuti Alur
101
101. Komunikasi, Ilusi
102
102. Sama-sama Gila
103
103. Pergerakan Eliza
104
104. Menolak Mundur
105
105. Maut tak Disangka
106
106. Akhir Semua Peristiwa
107
107. Pengakuan
108
108. Rasa Tercekik
109
109. Narendra yang Kacau
110
110. Semua Demi Glacia
111
111. Kejujuran Narendra
112
112. Ciuman Rasa Tuna
113
113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114
114. Detak Jantung dan Cinta
115
115. Layak Bersama
116
116. Mengeratkan Hubungan
117
117. Pasangan Sesungguhnya
118
118. Ajakan Berbincang
119
119. Sikap Narendra yang Aneh
120
120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121
121. Dominasi Glacia
122
122. Menuju Akhir
123
123. Liburan
124
Karya Baru
125
124. Penantian yang Sempurna
126
Extra Part
127
Extra Part
128
Extra Part
129
Extra Part
130
yuk mampiir | Little Alisandra
131
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!