5. Narendra dalam Kegelapan

Angin malam berhembus menimpa jendela, Gallen mengerjap membuka matanya perlahan saat merasakan suasana yang berbeda di sekitarnya. Dan betapa Gallen terkejut ketika melihat Narendra berdiri di ambang pintu ruang rawatnya yang terbuka.

Mendadak tubuh Gallen terasa menegang hingga tanpa sadar ia bangun dan memundurkan duduknya sampai mentok di kepala ranjang.

Aura Narendra terasa berbeda hingga seluruh ruangan terasa membeku, bulu kuduk Gallen seolah berdiri ketika lelaki itu mendekat.

Gallen semakin bergetar dan dilanda ketakutan oleh siluet Narendra yang berdiri dalam kegelapan. Entah kenapa sosok Narendra sekarang seperti berubah menjadi malaikat maut di hadapannya.

Hening mencekam seakan mencekik leher Gallen yang mendadak bisu. Ia menelan ludah sembari mendongak guna melihat wajah Narendra yang tanpa ekspresi dibalut keremangan. Lampu ruangan memang sengaja dipadamkan karena Gallen tak bisa tidur jika dalam keadaan terang.

Tapi sepertinya kali ini ia melakukan kesalahan, lampu yang mati malah menambah suasana menjadi seram di sekitar Narendra yang terlihat kejam.

Benarkah dia Narendra si pendiam?

"Ap- apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gallen sedikit tergagap.

Narendra hanya diam dengan bibir terbungkam. Namun matanya menyorot Gallen dengan ekspresi tak beriak. Kosong, tapi juga penuh misteri.

Sedetik kemudian ...

Sriiiinngg ...

Sebuah adegan slow motion tercipta ketika tiba-tiba saja Narendra mengangkat kedua tangannya, menggenggam sesuatu yang membuat Gallen seketika dilanda panik serta ketakutan.

Pedang itu tampak mengkilap dan tajam.

"Ap- Ap—" Belum sempat Gallen bicara, matanya melotot ketika Narendra mengayunkan benda tersebut tinggi-tinggi.

Sontak Gallen pun berteriak karena pria itu berniat menebas kedua kakinya. "ARRGGGHH!!"

Hhhh ... Hhhhh ... Hhhh ...

Seseorang bangkit dari sofa. "Ada apa? Apa yang terjadi padamu?"

Gallen terbangun dengan nafas ngos-ngosan, matanya mengedar menatap sekeliling yang sepi, hanya ada Jason sahabatnya yang menemani. Lampu ruangan juga menyala terang.

Gallen menggeleng menanggapi pertanyaan Jason, tangannya memijat pelipis yang mendadak kembali terasa pening. "Bukan apa-apa, aku hanya bermimpi buruk," bisiknya bergumam.

Jason beralih duduk di samping ranjang pasien Gallen. Terlihat sekali wajahnya kusut seakan dipaksa sadar dari rasa kantuk. Ia memang terbangun karena mendengar teriakan Gallen tadi.

Gallen meraih minum di nakas dan meneguknya hingga tandas. Nafasnya terdengar berat dan berkejaran, seolah ia baru saja dihantui sesuatu yang mengerikan. Setidaknya itu yang Jason pikirkan.

"Apa yang kau mimpikan sampai pucat dan berkeringat seperti itu?" tanya Jason di tengah upayanya menahan keinginan tidur. Bagaimana pun, selain sahabat, Gallen juga merangkap sebagai atasannya. Dalam kata lain Jason ini asisten Gallen yang selalu melakukan apa pun atas perintah lelaki itu.

Gallen tak menjawab, ia justru bertanya pada Jason. "Apa kau melihat ada orang lain masuk tadi?"

Jason mengernyit sambil berpikir. "Kurasa tidak ada. Entahlah, kau tahu sendiri aku baru saja bangun karena teriakanmu."

"Kenapa? Apa ini ada hubungannya kenapa kamu berteriak barusan?" lanjutnya penasaran.

Gallen kembali menggeleng. "Tidak. Aku hanya bertanya." Tatapannya kosong dan menerawang. Ia masih saja merasa janggal kendati yang dialaminya hanya mimpi.

Di tengah lamunan Gallen, Jason pun kembali bertanya. "Kau tidak mau menjenguk Glacia? Kau belum melihat keadaannya secara langsung, kan?"

Gallen mendelik malas. "Bisa-bisa aku mati di tangan ayahnya. Kau tahu sendiri Pak Tua itu sangat sentimen."

Jason cukup memaklumi sifat pengecut Gallen kali ini. Yohanes Martadinata memang cukup menyeramkan jika menyangkut soal putrinya. Apalagi ... "Keadaannya lumayan buruk, itu yang kudengar."

Jason mendongak mengamati reaksi Gallen. Pria itu nampak terlalu santai untuk seukuran mendengar berita menyedihkan tentang kekasihnya. "Kau tidak penasaran?"

Gallen mendecak, ia kembali menyamankan posisi berbaringnya untuk kembali tidur. "Ayolah, Jason. Bukan hanya dia yang kecelakaan, aku juga masih dalam masa pemulihan."

"Ngomong-ngomong, kau benar tidak melihat seseorang masuk ke sini?" Gallen ingin kembali memastikan, sekaligus mengalihkan pembicaraan.

Sekali lagi Jason menggeleng malas. "Harus kubilang berapa kali? Kalau kau tetap penasaran cek saja CCTV."

Sedetik kemudian Gallen pun membuang nafasnya lega, karena baru menyadari bahwa semuanya hanya mimpi belaka. Ia yakin semua itu hanya bentuk kekhawatiran yang timbul karena suasana pikirannya yang kacau pasca kecelakaan. Ia pun bisa terlelap dengan nyaman dan melupakan mimpi aneh yang berusaha ia tanggapi dengan tawa seakan meremehkan.

Mana mungkin Narendra si pecundang itu berani menakutinya.

Namun tanpa Gallen sadari, Narendra justru baru saja menyambangi ruangannya. Ia berbalik dan segera berjalan meninggalkan lorong dengan raut datar seperti biasa.

Gallen baik-baik saja. Ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan kondisi Glacia.

***

Sementara di ruangannya, Glacia juga mengerjap terbangun dari tidur. Ia bergumam ketika mendapati Yohanes sudah duduk menungguinya. Kursi tempat Narendra bersidekap siang tadi, Glacia bersyukur kali ini ia tak mendapati lelaki itu ketika membuka mata.

"Papa ..." lirih Glacia.

Yohanes yang sedari tadi fokus pada ponselnya langsung tersentak ketika mendengar suara putrinya. Ia berdiri, mengatur ketinggian punggung ranjang Glacia lalu mengambilkannya minum dan menyodorkannya dengan lembut.

"Minum dulu, Sayang. Pelan-pelan."

Glacia meneguk air putih itu hingga hampir tandas, ia mengambil nafas dalam-dalam sambil menatap langit-langit kamar usai Yohanes mengembalikan gelas itu ke tempat semula.

"Papa dengar kamu mengamuk lagi."

Pernyataan Yohanes membuat Glacia tanpa sadar mendengus lemah. Ia berpikir pasti Narendra yang mengadu. Seolah tahu apa yang Glacia pikirkan, Yohanes pun melanjutkan. "Dokter yang mengabari Papa. Naren Papa suruh pulang, lagipula ada pekerjaan yang memerlukan dirinya di kantor besok."

Baguslah, setidaknya Yohanes sadar kehadiran pria itu hanya memperburuk kondisi Glacia. Glacia bergeming datar, mulutnya bungkam dengan wajah yang nampak lelah.

Yohanes tak henti mengamati putrinya. Dua kali Glacia mengamuk, dan dua kali pula ia mendapat suntikan entah itu obat penenang atau obat tidur. Hal tersebut tentu membuat hati Yohanes seakan teriris. Sakit, rasanya begitu menyedihkan ketika mendapati putri satu-satunya yang ia sayang, harus mengalami nasib demikian.

Ini semua gara-gara bajingan itu. Kalau saja Yohanes bisa lebih kejam, ia ingin membunuh pria itu sekarang juga. Gallen selalu membawa pengaruh buruk bagi Glacia. Sejak mengenal pria itu, Glacia berubah semakin membangkang padanya.

Yohanes meraih tangan Glacia dan mengusapnya perlahan. "Meski keadaanmu begini, kamu masih bisa sembuh, Sayang. Masih ada kesempatan untuk kaki kamu bisa normal lagi. Jadi, jangan patah semangat."

Glacia terdiam. Ia berusaha meneguk ludah yang entah mengapa mendadak sulit untuk ditelan. Respon Narendra tadi siang masih saja melekat, meninggalkan kekesalan mendalam. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk bisa terlepas dari ikatan menyebalkan yang menjerat mereka.

"Aku ingin cerai ..." bisik Glacia tiba-tiba.

Terpopuler

Comments

Triani

Triani

bodoh di piara...

2023-09-16

0

Dewy Thu Sary

Dewy Thu Sary

Glacia.... penyesalan itu selalu datang diakhir.... hati2 e😀

2023-06-01

0

Surati

Surati

Glacia.... Glacia .....lihat tuh ppa kamu betapa sedihnya beliau melihat segala tingkah polahmu. Hei buka matamu baik2 , betapa baiknya papamu dan Naren suamimu. ntar nyesala kamu😡😡😡

2023-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2 2. Karma Seorang Glacia
3 3. Titipan atau Kewajiban
4 4. Ajakan Bercerai
5 5. Narendra dalam Kegelapan
6 6. Adaptasi Baru
7 7. Hati yang Mulai Ragu
8 8. Akhir Menyesakkan
9 9. Kebaikan Narendra
10 10. Makan Malam Keluarga
11 11. Tak Bisa Menghindar
12 12. Drama Memuakkan
13 13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14 14. Hadiah Sepatu
15 15. Hujan Petir dan Terkilir
16 16. Rencana Baru
17 17. Mulai Melunak
18 18. Upaya yang Gagal
19 19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20 20. Menebak Isi Hati
21 21. Glacia yang Berulah
22 22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23 23. Lepas Kendali
24 24. Kegelisahan Yohanes
25 25. Mulai Rumit
26 26. Perasaan Aneh
27 27. Glacy or Lizy
28 28. Rafael Adiwangsa
29 29. Igauan yang Membuat Risau
30 30. Mencari Tahu Sendiri
31 31. A Little Problem
32 32. Canggung
33 33. Simpati dan Isi Hati
34 34. Hati yang Mulai Berharap
35 35. Perjamuan atau Pertemuan?
36 36. Menyatukan Dua Romansa
37 37. Bantuan Rafael
38 38. Reaksi dan Emosi
39 39. Melodi Masa Lalu
40 40. Kebenaran dan Kepercayaan
41 41. Undangan Ulang Tahun
42 42. Ciuman Hangat
43 43. Kedatangan Yohanes
44 44. Bimbang
45 45. Pembalasan
46 46. Pesta Ulang Tahun
47 47. Perundungan
48 48. Penyesalan Narendra
49 49. Menyakiti Diri Sendiri
50 50. Permintaan Maaf
51 51. Surat Cerai
52 52. Perpisahan
53 53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54 54. Dendam dan Kemarahan
55 55. Second Kiss
56 56. Pameran Buku
57 57. Kebetulan Mengherankan
58 58. Ungkapan Cinta
59 59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60 60. Penculikan
61 61. Memulai Pencarian
62 62. Berusaha Bertahan
63 63. Jepit Rambut
64 64. Titik Merah di Pelabuhan
65 65. Tenggelam
66 66. Hubungan Keluarga
67 67. Menunggu Kesadaran Glacia
68 68. Mulai Membuka Mata
69 69. Perasaan Terlarang Rafael
70 70. Pilihan Sulit
71 71. Comeback
72 72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73 73. Orang Misterius
74 74. Terkepung Tanpa Jalan
75 75. Upaya Pelarian
76 76. Permainan
77 77. Kekhawatiran Yohanes
78 78. Rahasia Thomas
79 79. Hujan di Tengah Hutan
80 80. Siang tak Selamanya Terang
81 81. Pertanyaan Glacia
82 82. Perasaan Nyaman
83 83. Manipulatif
84 84. Ancaman Halus
85 85. Musim Semi untuk Narendra
86 86. Salah Paham Glacia
87 87. Kemarahan Narendra
88 88. Penyusup Misterius
89 89. Lembah Jurang
90 90. Panggilan Sayang
91 91. Pengkhianat
92 92. Pertanyaan Yohanes
93 93. Penyamaran Lizy
94 94. Menjadi Pasien
95 95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96 96. Mencoba Dewasa
97 97. Hypnosis
98 98. Apartemen
99 99. Kejanggalan
100 100. Mengikuti Alur
101 101. Komunikasi, Ilusi
102 102. Sama-sama Gila
103 103. Pergerakan Eliza
104 104. Menolak Mundur
105 105. Maut tak Disangka
106 106. Akhir Semua Peristiwa
107 107. Pengakuan
108 108. Rasa Tercekik
109 109. Narendra yang Kacau
110 110. Semua Demi Glacia
111 111. Kejujuran Narendra
112 112. Ciuman Rasa Tuna
113 113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114 114. Detak Jantung dan Cinta
115 115. Layak Bersama
116 116. Mengeratkan Hubungan
117 117. Pasangan Sesungguhnya
118 118. Ajakan Berbincang
119 119. Sikap Narendra yang Aneh
120 120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121 121. Dominasi Glacia
122 122. Menuju Akhir
123 123. Liburan
124 Karya Baru
125 124. Penantian yang Sempurna
126 Extra Part
127 Extra Part
128 Extra Part
129 Extra Part
130 yuk mampiir | Little Alisandra
131 Extra Part
Episodes

Updated 131 Episodes

1
1. Pengkhianatan dan Kecelakaan
2
2. Karma Seorang Glacia
3
3. Titipan atau Kewajiban
4
4. Ajakan Bercerai
5
5. Narendra dalam Kegelapan
6
6. Adaptasi Baru
7
7. Hati yang Mulai Ragu
8
8. Akhir Menyesakkan
9
9. Kebaikan Narendra
10
10. Makan Malam Keluarga
11
11. Tak Bisa Menghindar
12
12. Drama Memuakkan
13
13. Perduli (Sekedar Bertanya)
14
14. Hadiah Sepatu
15
15. Hujan Petir dan Terkilir
16
16. Rencana Baru
17
17. Mulai Melunak
18
18. Upaya yang Gagal
19
19. Sesuatu yang Beda Antara Kita
20
20. Menebak Isi Hati
21
21. Glacia yang Berulah
22
22. Dua Masa Lalu yang Bertemu
23
23. Lepas Kendali
24
24. Kegelisahan Yohanes
25
25. Mulai Rumit
26
26. Perasaan Aneh
27
27. Glacy or Lizy
28
28. Rafael Adiwangsa
29
29. Igauan yang Membuat Risau
30
30. Mencari Tahu Sendiri
31
31. A Little Problem
32
32. Canggung
33
33. Simpati dan Isi Hati
34
34. Hati yang Mulai Berharap
35
35. Perjamuan atau Pertemuan?
36
36. Menyatukan Dua Romansa
37
37. Bantuan Rafael
38
38. Reaksi dan Emosi
39
39. Melodi Masa Lalu
40
40. Kebenaran dan Kepercayaan
41
41. Undangan Ulang Tahun
42
42. Ciuman Hangat
43
43. Kedatangan Yohanes
44
44. Bimbang
45
45. Pembalasan
46
46. Pesta Ulang Tahun
47
47. Perundungan
48
48. Penyesalan Narendra
49
49. Menyakiti Diri Sendiri
50
50. Permintaan Maaf
51
51. Surat Cerai
52
52. Perpisahan
53
53. Sepasang Mata di Pinggir Jalan
54
54. Dendam dan Kemarahan
55
55. Second Kiss
56
56. Pameran Buku
57
57. Kebetulan Mengherankan
58
58. Ungkapan Cinta
59
59. Sepenggal Alasan Masa Lalu
60
60. Penculikan
61
61. Memulai Pencarian
62
62. Berusaha Bertahan
63
63. Jepit Rambut
64
64. Titik Merah di Pelabuhan
65
65. Tenggelam
66
66. Hubungan Keluarga
67
67. Menunggu Kesadaran Glacia
68
68. Mulai Membuka Mata
69
69. Perasaan Terlarang Rafael
70
70. Pilihan Sulit
71
71. Comeback
72
72. Kedekatan Glacia dan Narendra
73
73. Orang Misterius
74
74. Terkepung Tanpa Jalan
75
75. Upaya Pelarian
76
76. Permainan
77
77. Kekhawatiran Yohanes
78
78. Rahasia Thomas
79
79. Hujan di Tengah Hutan
80
80. Siang tak Selamanya Terang
81
81. Pertanyaan Glacia
82
82. Perasaan Nyaman
83
83. Manipulatif
84
84. Ancaman Halus
85
85. Musim Semi untuk Narendra
86
86. Salah Paham Glacia
87
87. Kemarahan Narendra
88
88. Penyusup Misterius
89
89. Lembah Jurang
90
90. Panggilan Sayang
91
91. Pengkhianat
92
92. Pertanyaan Yohanes
93
93. Penyamaran Lizy
94
94. Menjadi Pasien
95
95. Sesuatu di Pergelangan Tangan Rafael
96
96. Mencoba Dewasa
97
97. Hypnosis
98
98. Apartemen
99
99. Kejanggalan
100
100. Mengikuti Alur
101
101. Komunikasi, Ilusi
102
102. Sama-sama Gila
103
103. Pergerakan Eliza
104
104. Menolak Mundur
105
105. Maut tak Disangka
106
106. Akhir Semua Peristiwa
107
107. Pengakuan
108
108. Rasa Tercekik
109
109. Narendra yang Kacau
110
110. Semua Demi Glacia
111
111. Kejujuran Narendra
112
112. Ciuman Rasa Tuna
113
113. Semua Bermula dari Rasa Sakit
114
114. Detak Jantung dan Cinta
115
115. Layak Bersama
116
116. Mengeratkan Hubungan
117
117. Pasangan Sesungguhnya
118
118. Ajakan Berbincang
119
119. Sikap Narendra yang Aneh
120
120. Menyerahkan Diri untuk Emosi
121
121. Dominasi Glacia
122
122. Menuju Akhir
123
123. Liburan
124
Karya Baru
125
124. Penantian yang Sempurna
126
Extra Part
127
Extra Part
128
Extra Part
129
Extra Part
130
yuk mampiir | Little Alisandra
131
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!