Pernikahan Tanpa Restu
"Ternyata anak semata wayang sudah pulang," ucap Pak Alam selaku Ayah Awan.
"Kenapa tidak ucap salam saat pulang? Ayah menunggu kamu dari tadi," ucap Pak Alam.
"Emang ada apaan Yah, tumben banget Ayah masih ada di rumah di jam segini, biasanya juga udah di terminal. Gak narik hari ini?" tanya Awan.
"Ayah sengaja gak narik hari ini, soalnya nanti sore ada acara pertemuan dengan calon besan. Jadi harus disiapin dulu dari sekarang. Ayah mau antar Mamamu di salon juga," jawab Pak Alam sambil tersenyum bahagia.
"Besan? besan siapa Yah? tumben banget Mama ke salon apa Awan gak salah dengar?" ucap Awan bertanya.
"Besan Ayahlah, calon mertuamu," sahut Pak Alam.
"Siapa juga yang mau menikah? menikahnya dengan siapa Awan gak tau tiba-tiba aja suruh menikah," Awan jadi kesal.
"Awan, apa kamu mau nasib kita gini-gini aja? ingat Awan kesempatan tidak datang dua kali. Kapan lagi punya besan kaya raya seperti Pak Agung. Mumpung ada kesempatan jangan di sia-siakan," ucap Pak Alam.
"Pak agung? siapa dia?" tanya Awan.
"Pak agung teman Ayah waktu SMA saat di kampung dulu," jawab Pak Alam.
"Awan gak mau Yah," tolak Awan dengan datar.
"Jangan asal bicara kamu ya, sekarang Pak Agung tinggalnya di kota di rumah gedung, sudah tidak lagi kayak dulu. Sudah jadi pengusaha sukses dan ia punya anak gadis yang sangat cantik cocok untuk kamu."
"Hem, tetap aja Awan gak mau Yah, Awan gak kenal sama dia," ucapnya cuek.
"Heh, sudah berani melawan ya kamu Awan! mau jadi anak durhaka ya? Kalau gak kenal kan bisa kenalan dulu," cetus Pak Alam langsung memanas mendengar Awan menolak untuk di jodohkan.
"Awan belum kepikiran mau menikah Yah, Awan mau pokus kuliah dulu."
"Heh bocah! tau tidak Ayah sudah tidak mampu lagi buat membiayai sekolah mu itu, mau dapat uang dari mana kamu mau meneruskan kuliahmu?" tanya Pak Alam.
"Ayah tenang saja, Awan akan segera melamar pekerjaan buat membiayai kuliah Awan sendiri," ucap Awan.
"Tidak Awan, kamu harus segera menikah! buat apa kuliah buang-buang waktu aja. Pokoknya kamu harus mau menikahi anak Pak Agung, Ayah ada foto anak gadisnya itu. Pasti kamu suka. Nih, kamu lihat dulu fotonya cantik kok Ayah yakin kamu gak nolak," ujar Pak Alam sambil menyodorkan selembar foto pada Awan. Tapi awan menepiskan tangan ayahnya ia tidak mau melihatnya dan segera berlalu di hadapan Ayahnya. Foto itu jatuh telungkup di dilantai. Awan tidak peduli dengan hal itu.
"Awan lihat dulu kenapa?" seru Pak Alam.
"Tidak mau Ayah!" teriak Awan, ia menuju ke arah kamarnya.
"Dasar anak bandel, melawan terus kerjaannya! Kamu tunggu nanti saat Ayah pulang. Awas kamu Awan! Ayah akan kasi kamu pelajaran, enak saja dia main tolak aja di kasi jodoh cantik, kaya malah nolak," omel Pak alam sendirinya.
"Yah, apa kamu sudah siap?" ujar Mama Andin Mamanya Awan tiba-tiba nongol menemui suaminya. Ia tidak tau apa yang sedang terjadi saat itu antara Awan dan suaminya.
"Sudah siap dari tadi Ma, ayo kita berangkat!" ajak Pak Alam pada istrinya.
"Bagaimana dengan Awan Yah, apa dia mau kita jodohkan?" tanya Mama Andin ragu.
"Pasti maulah, dia tidak akan menolak kalau Ayah sudah bertindak."
"Bertindak bagaimana? jangan paksa Awan Yah, kasian dia kalau dianya tidak mau tidak usah di paksa. Oya, apa dia sudah melihat foto anaknya Pak Agung?" tanya Mama Andin.
"Belum Ma. Itu soal gampang yang penting kita harus ketemu dulu sama Pak Agung malam ini."
"Iya Yah, Mama juga sudah tidak sabar pengen ketemu Pak Agung sama Jeng Lita," ucap Mama Andin semangat.
Pak Alam terseyum ia segera menghubungi taksi yang di pesannya kalau mereka sudah siap di jemput. Saat itu mereka akan pergi ke salon dan membeli baju baru seolah-olah mereka orang kaya. Agar Pak Agung mau besanan dengan mereka. Pak Alam mengaku kalau dirinya adalah Bos angkot dari Ratusan angkot yang ada di kota itu, padahal ia adalah seorang supir angkot biasa yang kerjanya keliling kota mencari penumpang.
Awan yang saat itu sudah punya pacar kehidupan asmaranya mulai terganggu dengan ucapan ayahnya barusan. Dari tadi ia hilir mudik tidak karuan ia tidak bisa berpikir jernih apalagi kemauan Ayahnya yang selalu tidak dapat di bantahnya karena tidak mau dikatakan anak durhaka.
"Ayah selalu bikin pusing. Kalau aku turuti kemauannya bagaimana dengan Senja? aku sangat mencintai dia dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun termasuk anak Pak Agung itu!" ucapnya kesal.
Awan merasa takut bagaimana kalau Ayah nya benar-benar menyuruhnya berhenti kuliah sedangkan ia masih mau meneruskan. Tapi, ia masih bingung dapat duit dari mana, karena saat itu juga dia belum punya duit buat kuliahnya, ia pun jadi serba salah.
Kring ...! Ponsel berbunyi membuat lamunannya terhenti. Awan melirik layar ponselnya dan melihat Senja yang menelponnya. Ia pun dengan semangat nya mengangkat ponselnya.
📞"Halo Senja, barusan aku mau telpon kamu eh kamu duluan yang telpon. Ternyata filing kita sama ya ...," ucap Awan basa-basi.
📞"Hem, kamu gitu memang, giliran aku tak telpon diam saja, gak pernah hubungi dulu, pasti aku yang telpon duluan. Gimana sih jadi cowok gitu amat. Dasar pelit gak mau telpon," cetus Senja.
📞"Iya itu, karna aku sibuk kuliah Sayang, bukannya pelit, jangan ngambek gitu dong ...," rayu Awan pada pacarnya.
📞"Gak ngambek kok. Oya, malam ini aku ada acara keluarga. Nonton nya di tunda malam besok aja boleh gak?" tanya Senja.
📞"Hem, acara apaan?"
📞"Gak tau, Papa cuma bilang kalau di rumah ada acara, dia suruh aku pulang cepat katanya ada pertemuan gitu deh."
📞"Oh, ya sudah. Gak apa-apa kok. Jadi, nontonnya malam besok?"
📞"Iya, kamu gak marah kan?"
📞"Nggak kok, itu kan acara keluarga mu pasti penting kamu harus hadir."
📞"Iya gak apa-apa ya, jangan marah."
📞"Aku gak marah kok."
📞"Kamu memang pacar terbaikku Awan, aku beruntung punya pacar sebaik kamu, kamu paling mengerti aku deh," puji Senja.
📞"Iya dong, akukan sangat mencintai kamu Senja."
📞"Ya aku juga cinta kamu Alam, udah dulu ya. Ntar malam, sebelum tidur aku telpon lagi."
📞"Oke deh Sayang muach...," ucap Senja sambil mencium ponselnya seolah-olah itu Awan.
📞"Yah aku tunggu," sahut Awan datar, ia pun mematikan ponselnya.
Awan kembali kepikiran pada perjodohan yang akan di lakukan Ayahnya. "Kenapa Ayah begitu semangat menjodohkan aku, apa dia tidak memikirkan perasaanku?" lirih Awan dengan sedihnya.
Di saat Awan tengah memerangi pikiran suntuknya Ayah dan Ibunya datang dari Salon. Mama Andin terlihat beda dan cantik memakai Kebaya ia berjalan bergandengan tangan dengan Pak Alam.
Awan yang merasa lapar sengaja pergi kedapur untuk melihat makanan apa yang dimasak ibunya hari ini. Tiba-tiba ia dikagetkan oleh kedatangan Ayah dan ibunya sontak ia menoleh ke arah pintu melihat mereka dari kejauhan tampak aneh. Awan tidak menyangka kalau itu adalah ayah dan ibunya.
Ia menggosok-gosok matanya seakan ia bermimpi melihat ayahnya memakai Jas dan mamanya memakai Kebaya. Apa mereka akan menikah? batin Awan.
"Awan ...! Awan ... coba kamu lihat penampilan kita apa sudah menyakinkan, tampak seperti orang kaya sungguhankan?" seru Pak Alam meminta komentar dari Awan.
"Ayah dan Mama ngapain pakai beginian norak banget kalian, gak cocok pakai beginian. Mau menikah lagi kalian?" cibir Awan.
"Kamu yang norak, dasar anak kurang pergaulan! gak tau apa ini fashion kekinian malah gak bisa nilai kita dengan baik," omel Mama Andin.
"Mama sudah tampak cantik apa belum nih?" tanya Mama Andin sambil memutar badannya.
"Cantik si Ma, cantik banget malah. Tapi, sayang, semuanya penuh dengan kepalsuan. Kalian ada-ada saja kenapa juga pake ngaku-ngaku jadi orang kaya si Ma?" Awan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Bilqies
aku mampir Thor /Smile/
ijin follow yaa, follback thor
2024-05-04
1
Rrobi
Mampir y kakak semangatnya nulisnya jangan kasi kendor
2023-10-04
0
Rrobi
Betul itu buk anak-anak gak boleh di di paksaa
2023-10-04
0