Pesona Istri Simpanan

Pesona Istri Simpanan

1. Kenyataan Mengejutkan

[Mamaku ingin bertemu denganmu.]

[Kapan kamu ada waktu?]

[Ini bukti keseriusanku. Akan kutunjukkan jika aku sudah berubah.]

Seorang wanita tampak gusar menatap sederet pesan yang tertera pada layar pipihnya. Sang kekasih benar-benar membuktikan ucapannya beberapa waktu yang lalu.

Mungkin, jika posisinya seorang wanita lajang dia pasti akan sangat bahagia. Akan tetapi, yang menjadi masalah saat ini adalah statusnya. Dia seorang istri yang menjalin hubungan dengan pria lain di belakang suaminya. Dia bahkan menyembunyikan status yang sebenarnya dari sang kekasih.

Deringan keras pada ponsel di tangan berhasil menyentak lamunan wanita berusia 25 tahun itu. Serena menggigit bibir bawahnya kala mendapati nomor sang kekasih menghiasi layar. Pria itu pasti sedang menantikan balasan darinya, tetapi jika diangkat dia harus menjawab apa.

"Ser, itu ada telpon buruan diangkat! Malah bengong." Seruan Aurel—sang manajer berhasil menyentak lamunan wanita itu.

"O-oke, gue angkat telpon dulu." Serena bergegas beranjak menuju ke suatu tempat.

Sebelum mengangkat panggilan tersebut, dia celingak-celinguk memastikan jika tempat yang dipilih benar-benar sepi. Setelah dirasa aman, Serena baru mengangkat panggilan itu.

"Hallo...."

"Ya ampun, Sayang ... Kamu kemana aja? Aku nunggu balasan pesanmu dari tadi."

"Maaf, tadi masih syuting. Ini baru kelar. Handphone-nya ‘ku taruh di ruang ganti," jawab Serena beralibi.

"Ooo, pantesan. Kamu udah baca pesanku, belum?"

"Belum sempat. Memangnya ada apa?" Wanita itu masih meluncurkan dustanya.

Terdengar hembusan nafas kasar di seberang sana.

''Mamaku meminta bertemu, kapan kamu ada waktu?"

Serena memejamkan mata saat mendengar pertanyaan itu secara langsung. Dia mondar-mandir tak tentu arah sembari menggigit kecil kuku jarinya guna memikirkan alasan yang tepat.

''Sayang, kok diem? Kamu masih di sana, ‘kan?"

''Eh, i-iya masih. Emm ... Gimana, ya? Beberapa hari terakhir jadwalku padat banget. Ada promo film baru sampai ke luar kota. Nanti, kalau ada sela aku kabari."

Pada akhirnya, jawaban itu yang meluncur dari bibir bergincu merah itu. Dia tidak berbohong mengenai jadwal tersebut, tetapi yang menjadi beban pikiran adalah mencari alasan pada suaminya. Suaminya menjadi produser film yang tengah dia bintangi, sudah tentu sang suami akan ikut kemanapun dirinya pergi. Dan bisa dipastikan akan menempel padanya seperti lintah berwujud manusia.

''Oke, tidak apa-apa. Nanti, aku bicara lagi sama mamaku," ucap pria di seberang yang berusaha menekan kekecewaannya, "aku mau lanjut kerja. Nanti ‘ku telpon lagi. Jangan kecapean! Jangan lupa makan!" sambungnya sebelum panggilan berakhir.

Serena menatap masam layarnya yang telah menghitam. Bukan dia tidak ingin, justru sangat menginginkan pertemuan itu. Akan tetapi, dia juga harus bermain cantik agar hubungan terlarangnya bisa berlanjut.

Serena menikah dengan suaminya bukan atas dasar cinta, melainkan sebuah kesepakatan. Dia butuh ketenaran dan sang suami butuh kepuasan. Pria yang menikahinya pun sudah mempunyai anak dan istri, sedangkan dirinya hanya sebatas istri simpanan. Pernikahan mereka hanya diketahui segelintir orang.

Ya, begitulah Serena, seorang artis muda yang berambisi menjadi artis papan atas dengan jalan pintas. Dia rela menghalalkan segala cara demi memenuhi ambisinya.

Dentingan pesan masuk berhasil mengejutkan wanita itu. Dengan malas, dia membuka pesan yang dikirim oleh sang suami. Namun, sedetik kemudian senyum merekah tercetak jelas setelah membaca isi pesan itu.

''Pucuk dicinta ulam pun tiba, aku harus memanfaatkan kesempatan emas ini."

Jemari lentiknya segera menari di atas papan ketik ponsel bukan untuk membalas pesan sang suami, melainkan mengirim pesan pada sang kekasih mengenai jadwal pertemuan mereka.

...----------------...

Serena tampak menawan dengan balutan gaun malam yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Penampilannya terlihat sangat seksi di mata siapapun yang melihat. Dengan penuh keanggunan, wanita itu memasuki restoran mewah bergaya Italia—tempat yang telah disepakati. Sang kekasih sudah melakukan reservasi sebelumnya. Jadi, dia tak perlu bingung lagi mencari keberadaan sang kekasih dan ibunya.

Sesampainya di sebuah ruangan VVIP, Serena disambut ramah oleh dua orang pelayan. Salah satu dari mereka bersedia mengantar menuju tempat kekasihnya berada.

Senyum Ernest merekah sempurna ketika melihat kedatangan kekasihnya. Dia meminta izin pada sang ibu untuk menghampiri. Rosalind yang masih sibuk memerhatikan daftar menu yang akan dipesan pun hanya mengangguk pelan mengiyakan.

"Hallo, Baby. You're so beutifull tonight." Ernest meloloskan pujian khas buaya darat.

"And sexy," sambungnya dengan nada berbisik.

Serena memukul pelan dada bidang pria itu. Dia selalu berhasil membuatnya tersipu. Tanpa ragu, Ernest segera merengkuh pinggang ramping sang kekasih, kemudian membawanya mendekati wanita yang tengah duduk membelakangi.

"Mam, ini dia wanita yang kuceritakan."

Wanita yang dipanggil pun berbalik. Betapa terkejutnya dia saat melihat wanita yang sangat dibenci berada dalam rengkuhan mesra putranya. Seketika amarah yang ada dalam dirinya memuncak.

''Kamu!"

''Kau! Kau benar-benar murahan!" teriak Rosalind dengan menunjuk tepat wajah Serena. Mata yang memerah sangat menunjukkan jika wanita berusia 40 tahunan itu berada pada puncak amarah.

"Ernest, mama gak mau tau. Putuskan hubungan kalian! Sampai mati pun mama tidak akan merestui." Rosalind ganti berteriak pada putranya.

Ernest sangat terkejut mendengar permintaan sang ibu karena masih belum memahami keadaan.

''Tapi, kenapa, Ma?"

''Tidak ada tapi! Turuti keinginan mama atau jangan anggap aku ibumu lagi!"

''Tidak bisa, Ma! Aku tidak bisa memutuskan Rena begitu saja tanpa ada alasan yang jelas."

''Rena, katakan! Ada apa? Apa kau mengenal ibuku?"

Serena tidak mampu menjawab. Dia mematung akibat rasa terkejutnya. Dia tidak menyangka dipertemukan dengan wanita yang sangat dihindari. Dan yang lebih parahnya, dia ibu dari kekasihnya yang itu artinya....

''Tidak mungkin! Tidak! Jangan katakan kalian pasangan ibu dan anak," ucap Serena untuk memastikan. Dia berharap tebakannya salah.

''Apa kau memang semurahan ini, hah?! Tidak cukup dengan satu pria. Sampai kau menggaet putraku."

''Enyah kau, Jal*** Sialan! Aku tidak rela putraku menjadi mangsa barumu." Rosalind masih berteriak memaki-maki Serena. Karena terlalu emosi dia sampai mengabaikan keberadaannya saat ini, bahkan mengabaikan jika dirinya kini menjadi pusat perhatian.

''Mama, stop! Dari tadi mama sibuk memaki kekasihku—''

''Jangan sebut dia kekasihmu di depanku, Ernest!" Rosalind menyela cepat ucapan putranya.

Ernest benar-benar dibuat frustasi. Sungguh dia dibingungkan dengan keadaan ini. Sang ibu tak kunjung menjawab justru sibuk memaki, sedangkan sang kekasih masih setia dengan kebisuannya.

''Sebenarnya ada rahasia apa di antara mereka?"

''Rena, please, katakan! Apa kau mengenal ibuku?"

Serena terkesiap saat merasakan sebuah tangan kekar menggenggam lembut tangannya. Karena merasa tidak tega, akhirnya wanita itu mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Ada masalah apa di antara kalian?"

Lagi dan lagi, Serena hanya bisa diam. Lidahnya terasa kelu untuk menjelaskan. Kenyataan ini masih sangat mengejutkan.

"Dia wanita yang mama maksud, Ernest!"

Suara lantang sang ibu seolah meluluh lantakkan dunianya. Ernest masih tidak percaya dengan kenyataan yang diterima.

"Tidak mungkin!"

Terpopuler

Comments

Rice Btamban

Rice Btamban

lanjut

2023-06-12

0

Cinta Diva

Cinta Diva

mampir kak

2023-06-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!