"Ampun, akh! Aku tidak tau jika dia milikmu. Aku hanya melayani orang yang menyewa jasaku. Ampun, akh!" Wanita itu terus berteriak kesakitan meminta ampunan.
Dia tidak punya kesempatan untuk melawan karena Serena terus menyerangnya bertubi-tubi. Alhasil, keributan itu berhasil mengundang kerumunan banyak orang.
"Hentikan, Serena! Kau bisa membunuhnya," teriak Ernest berusaha menghentikan aksi bar-bar mantan kekasihnya.
Dia berusaha menjauhkan tubuh Serena dari wanita sewaannya. Namun, tenaganya kalah kuat. Serena berhasil menghempaskan tubuhnya hingga terbentur pada meja yang ada di dekatnya. Suara nyaring pecahan gelas dan botol kaca turut meramaikan keributan itu. Ernest sendiri juga bingung, bagaimana mungkin tenaga Serena bisa sekuat itu.
"Ampun! Ampun! Aku tidak akan mengganggunya lagi. Lepaskan aku!"
"Siapapun tolong aku, akh!"
"Mami, tolong! akh...!"
"Mampus kau, Wanita Murahan! Salah sendiri cari gara-gara sama gue," umpat Serena yang masih melanjutkan aksinya. Wanita itu seakan-akan menjadi pelampiasan kemarahan yang tertahan.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
PLAK!
Jeritan wanita itu dan umpatan Serena serta suara pukulan dan tamparan terdengar saling bersahutan di telinga Ernest. Belum lagi pekikan tertahan dari wanita itu akibat dari tarikan kuat Serena pada rambutnya. Ernest tidak bisa tinggal diam. Dia harus menghentikan aksi Serena sebelum berakibat fatal. Wanita sewaannya sudah terlihat lemas, luka lebam ada di sekujur tubuhnya, bahkan sudut bibirnya terlihat mengeluarkan darah.
Ternyata bukan hanya Ernest, beberapa teman wanita itu juga berusaha untuk memisahkan, tetapi mereka juga bernasib sama seperti Ernest. Bahkan Serena menunjuk penuh kemarahan pada para wanita itu disertai nada ancaman jika mereka ikuti campur.
''Hentikan, Serena! Kau bisa membunuhnya!" teriak Ernest.
Seakan tuli, Serena mengabaikan teriakan itu. dia masih sibuk melampiaskan kekesalan dan kemarahannya. Wanita itu bahkan tidak menyadari banyak sorot kamera ponsel yang merekam aksinya. Kemarahan telah membuatnya hilang kendali, hingga melupakan citra baik seorang artis papan atas yang susah payah selama ini dia bangun.
Tak berselang lama, datang dua orang pria bertubuh kekar yang langsung menarik kedua tangan Serena, lalu menyeret menjauh dari mangsanya.
''Lepaskan aku! Aku belum puas!" Wanita itu berteriak meronta-ronta, tetapi tenaganya tak sebanding dengan tenaga dua pria itu, terlebih dirinya dalam keadaan mabuk.
Sedangkan wanita malam yang menjadi korban segera mengeratkan dekapan pada tubuh temannya. Tubuhnya bergetar hebat karena masih ketakutan melihat kemarahan wanita itu.
Serena diseret paksa keluar oleh dua pria itu. Ernest yang melihat hal itupun berniat mengejar. Akan tetapi, sebelum pergi dia sempat memberikan kartu nama pada teman wanita sewaannya sambil berkata akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini.
Tubuh Serena dihempaskan kasar hingga tersungkur ke lantai. Dua penjaga itu turut geram pada wanita itu karena telah berani membuat keributan di tempat ini yang berdampak mengganggu pengunjung lain.
''Pergi dari sini! Jangan pernah lagi tunjukkan batang hidungmu!" hardik salah seorang dari mereka.
Serena hanya diam tak memberi tanggapan apapun. Dia bersusah payah bangkit seorang diri, hingga sepasang tangan kekar membantunya berdiri.
''Seharusnya kau tak melakukan itu, Ren. Kau hampir membunuhnya," ucap Ernest dengan menahan kesal.
Serena semakin kesal mendengar pembelaan yang keluar dari mulut Ernest. Dia berusaha menghempaskan kasar tangan yang memegang erat pinggangnya.
''Lepas! Urus saja wanita itu."
Ernest harus menjauhkan wajahnya saat mencium bau menyengat yang berasal dari mulut Serena.
''Pantas dia senekad itu, mabuk rupanya," batin pria itu.
''Pergi kalian! hahaha ... Pergi yang jauh!"
''Aku gak butuh kalian!"
''Aku bahagia sendiri! hahaha...."
Serena terus merancau tidak jelas, kesadaran telah hilang sepenuhnya. Cara berjalannya pun terlihat sangat tidak normal meskipun sudah ditopang tubuh Ernest. Bahkan Ernest sempat terhuyung hingga hampir terjatuh karena mengimbangi cara jalan wanita itu.
''Kau minum berapa banyak, Ren? Sampai tak sadar begini...."
...----------------...
Suara deringan keras berhasil mengganggu tidur seorang wanita. Dengan mata terpejam, dia berusaha meraba ponsel yang menjadi pengganggunya pada pagi buta. Setelah mendapat apa yang dicari, dia segera memencet ikon hijau tanpa melihat identitas si penelpon.
''Hemmm," gumamnya dengan mata terpejam.
''Serena! Apa yang sudah kamu lakukan? Kamu viral di mana-mana. Kau hampir membunuh wanita di bar?"
Rasa kantuk yang menggelayuti mata Serena seketika sirna. Dia segera terbangun saat mendengar kabar mengejutkan pagi ini.
''Gak usah bercanda pagi-pagi," sahut wanita itu ketus.
''Buat apa aku bercanda. Lihat sendiri kalau gak percaya!" balas Aurel tak kalah ketus sebelum mengakhiri panggilan secara sepihak.
Serena memijat kening yang tiba-tiba berdenyut. Sisa mabuk semalam belum sepenuhnya menghilang harus ditambah dengan kabar tidak mengenakkan, kepalanya serasa semakin berputar.
Didorong rasa penasaran kuat, Serena segera membuka akun sosial media miliknya. Benar saja, video yang merekam aksi bar-bar-nya tersebar luas di jagat maya, bahkan menjadi trending topik dengan tagar teratas.
''Apa ini? Siapa yang melakukan ini?"
Serena terus men-scroll layar ponsel, setiap postingan yang turut memposting aksinya selalu dibanjiri komentar para netizen kurang kerjaan, kebanyakan dari mereka mengecam aksi sang aktris. Tidak hanya di jagat maya, foto-foto serupa pun tersebar di berbagai akun berita online. Mereka memanfaatkan berita itu untuk meraup pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin, bahkan caption yang mereka gunakan terkesan memprovokasi.
-Aksi Serena Madison membela kekasihnya-
-Seorang artis ternama menghajar habis-habisan wanita malam yang menggoda kekasihnya-
-Aksi bar-bar Serena menjadi sorotan publik-
Tidak hanya Serena, Arnold yang melihat berita itupun berhasil dibuat geram. Padahal dia berniat memperbaiki hubungan dengan istri keduanya. Akan tetapi, berita ini berhasil mematahkan niatnya.
Dalam video yang beredar, dia bisa mendengar dengan jelas umpatan Serena yang menyebut Ernest sebagai miliknya. Arnold yang merasa terkhianati memantapkan niat untuk melayangkan gugatan secepatnya.
"Kau yang memulai, Serena. Jangan salahkan jika aku melakukan semuanya," geram Arnold.
Dia segera menghubungi asisten pribadinya untuk mengurus masalah ini.
"Urus Serena Madison! Lakukan secepatnya!"
Setelah mengatakan itu, Arnold langsung memutus panggilannya. Dia melonggarkan dasi yang terasa mencekik. Dia benar-benar tidak menyangka telah dikhianati sampai sejauh ini padahal semua keinginan wanita itu telah ia turuti. Dia memperlakukan Serena layaknya seorang ratu, bahkan melebihi perlakuannya terhadap Rosalind.
Serena telah mendapatkan semua aset mewah seperti yang dimiliki Rosalind. Dia sudah berusaha bersikap seadil mungkin agar Serena nyaman dengan pernikahan diam-diam ini.
Pernikahan mereka hanya segelintir orang yang tahu. Itu semua dilakukan demi menjaga citra baik Serena sebagai publik figur. Dia tidak ingin Serena mendapat hujatan banyak orang karena statusnya.
Serena telah melakukan kesalahan fatal. Serena telah membuat seorang Arnold Smith murka.
''Bersiaplah, Serena. Kejutanku akan tiba sebentar lagi," gumam pria itu.
Seringai sinis terbit dari bibirnya. Seringai yang sangat mengerikan bagi siapapun yang melihat. Tidak akan ada yang bisa menghentikan ketika Arnold Smith telah bergerak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Rice Btamban
mantap lanjut
2023-06-12
0
Mari ani
Keren Kak lanjut.
2023-06-03
0