Bisa Apa Janda Sepertimu?

Bisa Apa Janda Sepertimu?

Bab. 1 Awal perpisahan

Malam terasa hening, kehampaan yang kini Dinda rasakan. Semenjak kejadian tadi siang, tak hentinya ia menangisi kisah sendunya. Bagaimana tidak sedih, melihat suami yang dengan sadar mempermainkan hatinya.

Dinda hanya bisa bungkam dengan kejadian itu, tidak mudah untuknya tegar kembali saat hatinya tak baik-baik saja.

Flashback*

"Mas Dimas mungkin belum makan siang. Pasti dengan aku datang ke kantornya, dia akan merasa senang". Lirihnya dengan senyum yang berbinar-binar dari sudut bibirnya.

Ia terus melangkahkan kaki menuju ruangan suaminya. Saat pintu ia buka, hatinya tersentak melihat pemandangan yang menjijikan. Saat itu Dimas tengah berc*mbu dengan wanita lain, yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri.

Dinda yang geram dengan tingkah suaminya itu, tak sengaja menjatuhkan makanan yang ia bawa ke lantai.

"Dinda.. " Ucap Dimas dengan terperanjat menyingkirkan tubuh sang sekretarisnya.

"Aku pikir, kamu tak seperti pria di luaran sana yang menjijikan. Tapi sekarang kenyataannya kamu pun sama menjijikannya dengan pria di lain". Ujar kebenciannya.

"Aku bisa jelaskan sayang, dengarkan aku dulu.. " Ucap Dimas dengan gugup dan sedikit gemetar.

"Semuanya sudah jelas. Silahkan kamu melanjutkan adegan menjijikanmu itu kembali". Ujarnya dengan berlalu.

Dimas pun tak memperdulikan wanita yang menjadi selingkuhannya kini. Ia pun mengejar Dinda yang berlari sembari menangis.

"Tunggu Dinda.." Ucapnya ingin menahan Dinda.

Namun Dinda berlari tanpa henti. Ia kembali memasuki mobilnya dan bergegas pulang. Sementara Dimas mencoba untuk mengejarnya dengan mobil yang satunya lagi, yang selalu ia bawa pada saat ke kantor.

**

Dinda yang kini berada dalam kamarnya, terlihat frustasi. Tetesan air mata yang kini membasahi pipinya. Ia berharap semoga ini hanya mimpi.

Dengan sedikit ragu, Dimas mendekatinya berharap Dinda memaafkannya.

"Maafkan aku sayang, bukan maksud ku.." Ucapnya yang terhenti oleh teriakan Dinda.

"CUKUPP!! Aku muak dengan alasanmu, aku tidak perlu tahu dengan penjelasanmu yang pasti tidak akan masuk akal". Ucapnya dengan menebak jika Dimas akan mengelak dengan penjelasan palsunya.

"Baiklah, jika kamu merasa aku salah. Ya, memang aku salah. Tapi ingat, kamu juga belum tentu benar. Seharusnya kamu juga bisa melihat sisi burukmu, bukan hanya aku yang buruk dimatamu sekarang". Ujarnya dengan emosi yang meluap-luap.

"Apa salahku, sampai membuatmu selingkuh dengan wanita itu?" Tanyanya dengan penuh selidik.

"Bahkan kau tak menyadari kesalahanmu, dasar wanita tak tahu malu". Ujarnya mencibir.

'DEG'

Kata-kata itu pun yang membuat hatinya kini semakin rapuh. Baru kali ini Dimas merendahkannya, lagi-lagi ia menyalahkan Dinda dengan wajah tak berdosanya.

"Aku bukan tak menyadari, hanya saja matamu yang sibuk mencari wanita murahan dan melupakan aku yang harusnya kamu hargai". Ucap lantang Dinda.

"Jika kamu menyadari, kenapa tidak kau rubah penampilan yang jelas lebih buruk dari seorang pembantu di luaran sana? Aku bosan setiap pulang kerja yang di suguhkan selalu bau dapur, tak bisa kah kau seperti wanita lain yang lebih menarik?" Ujarnya membandingkan tampilannya dengan wanita lain.

"Oh, jadi wanita tadi yang kau sebut menarik itu lebih baik dari pada aku? Wanita pengumbar aurat, hingga suamiku pun dengan sengaja mendekatinya. Baiklah, kita lihat perkataanmu nanti. Hanya karena tampilanku yang seadanya dan selalu menutup aurat, bukan berarti aku akan begitu saja menjadi hinaanmu. Mulai hari ini, aku minta talak darimu. Aku menyerah hidup denganmu, silahkan kamu sepuas hati bersama dengan wanita yang kau banggakan itu. Lebih baik aku mundur mencari kehidupanku sendiri." Tegasnya dengan sedikit air mata.

"Kau menantangku? Bagaimana nasibmu setelah aku talak dirimu? Ingat, kau tak punya apa-apa sebelum menikah denganku. Apa kau bisa bertahan jika ku tinggalkan?" Cibirnya merendahkan Dinda.

Dinda hanya terdiam menahan gejolak emosi di dalam hatinya. Tekadnya semakin membulat, bahwa keputusannya pergi dari Dimas adalah jalan terbaik. Sebelumnya ia tak pernah di istimewakan seperti wanita lain olehnya. Hingga hati itu kini semakin menututup rapat, bahkan sudah terkunci dan tak mungkin bisa terbuka kembali.

"Kenapa kau tak menjawab?" Tanyanya dengan menyunggingkan seringai licik. "Dinda Amelia binti Yanwar Sugiono, hari ini saya talak kamu. Mulai detik ini, kamu bukan istri saya lagi". Ucapnya dengan menunjukkan wajah sombongnya.

"Oh, iya! Aku juga lupa, jangan sekali-kali kamu mengharapkanku lagi. Atau memohon padaku untuk kembali rujuk. Aku hanya ingin tahu, bisa apa janda sepertimu?" Sambung Dimas, kemudian berlalu meninggalkan Dinda yang saat itu tengah merasakan sakit hati dengan sangat luar biasa.

Flashback off*

Kata-kata itu yang kini membuatnya tak henti menangis. Dinda merasa di bodohi, kenapa bisa-bisanya ia terjebak dalam cinta pembodohan? Harusnya ia sadar, dari dulu mungkin ia hanya di perbudak agar selalu menuruti Dimas. Sedangkan Dimas selalu merasa tak menganggapnya ada.

**

Waktu kini beranjak malam, ia pun bergegas memasukkan barang-barang keperluannya kedalam koper besar. Isak tangis yang tadi ia rasakan, kini berganti dengan kebencian yang ada di hatinya.

Langkah kaki pun terdengar memasuki kamarnya. Ya, itu Dimas. Terselip senyum di ujung bibirnya itu, seakan puas melihat Dinda yang akan pergi dari kehidupannya.

"Baru sekarang kamu mau pergi? Padahal, yang menginginkan pertama perpisahan itu kamu. Tapi kamu seakan memperlambat kepergianmu dari rumah ini". Cibirnya dengan sedikit senyuman sinis yang terlukis di bibirnya.

Dinda hanya diam dan fokus merapihkan barangnya. Seakan ia tak mau terganggu dengan ucapan itu, ucapan itu seakan angin malam yang berhembus dingin bengitu saja melewatinya.

Setelah selesai, ia pun bergegas pergi dan melewati Dimas yang tengah berdiri di belakangnya sedari tadi.

"Oh, iya. Jangan harap kamu minta separuh dari hartaku di sidang nanti. Karena sebelum kamu masuk dalam kehidupanku, aku sudah menjadi seorang pria yang kaya. Kamu hanya numpang di sini". Cibirnya lagi dengan seringaian yang mengejek.

"Aku tidak sudi pula untuk menerima hartamu, apa lagi meminta padamu. Berikanlah pada orang yang membutuhkan, seperti wanitamu yang tadi. Ia lebih pantas membutuhkan di banding aku". Jawab tegasnya dan kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi.

"Dasar wanita munafik". Ketusnya.

Dinda semakin menjauhi rumah tersebut dan menjauh dari kehidupannya yang dulu, ia hanya berharap semoga masa depan bisa menyambutnya dengan baik. Mungkin ini jalan terbaik untuknya, untuk masa depannya.

'Bismillahirrahmanirrahim, ridhai jalanku Ya Allah. Semoga kebaikan senantia menyambutku'. Lirih hatinya dengan sedikit meneteskan air mata.

Tujuannya kini adalah rumah orang tuanya, hanya mereka yang pasti menerimanya. Air matanya kini tumpah kembali, mengingat ia kembali pada orang tuanya dengan beban menyedihkan.

'Apakah ayah dan ibu akan menerimaku setelah ini? Dulu aku yang meminta pernikahan ini, meskipun mereka membantah. Dan kini aku pulang, dengan banyaknya kecewa. Ayah, Ibu.. Maafkan aku'. Lirih hatinya yang kembali menjerit mengingat masa lalunya.

Episodes
1 Bab. 1 Awal perpisahan
2 BAB. 2 Penyesalan yang tak bertepi
3 Bab. 3 Pria berjas hitam
4 Bab. 4 Apa ini karma?
5 Bab. 5 Bukan Dinda yang dulu
6 Bab. 6 Awal dari karma
7 Bab. 7 Identitas Dinda
8 Bab. 8 Pengadilan agama
9 Bab. 9 Awal Dinda memulai kesuksesan
10 Bab. 10 Viola yang iri
11 Bab. 11 Kenapa harus bertemu mereka?
12 Bab. 12 Sidang pertama
13 Bab. 13 Mengkhawatirkan Dinda
14 Bab. 14 Kau bisa mengajariku?
15 Bab. 15 Aku bisa membantumu
16 Bab. 16 Bukan berarti menyerah
17 Bab. 17 Ingin Kembali
18 Bab. 18 Merasa malu
19 Bab. 19 Terlalu percaya diri
20 Bab. 20 Bukan ATM berjalan
21 Bab. 21 Pernikahan Dimas
22 Bab. 22 Mempertebal kesabaran
23 Bab. 23 Kalian kemana?
24 Bab. 24 Jangan sakiti mereka
25 Bab. 25 Tatapan tajam Dinda
26 Bab. 26 Sungguh hari sial
27 Bab. 27 Sial ku ternyata belum usai
28 Bab. 28 Bangun yuk!
29 Bab. 29 Siapa orang tuaku?
30 Bab. 30 Asal-usul Dimas
31 Bab. 31 Maafkan aku Ayah..
32 Bab. 32 Kecerobohan Lidya
33 Bab. 33 Terungkapnya kebenaran
34 Bab. 34 Ingin bertemu dengan Ibu
35 Bab. 35 Tak jera
36 Bab. 36 Berfikir untuk kabur
37 Bab. 37 Hadiah untuk Lidya
38 Bab. 36 Frustasi
39 Bab. 39 Bertemu kembali
40 Bab. 40 Hanya sekedar rekan kerja
41 Bab. 41 Masih tak percaya
42 Bab. 42 Kelilipan Cinta
43 Bab. 43 Seperti Bunglon
44 Bab. 44 Menghadiri Pesta
45 Bab. 45 Terjebak
46 Bab. 46 Dukungan William
47 Bab. 47 Perasaan Kevin
48 Bab. 48 Salah tingkah
49 Bab. 49 Kejadian 10 Tahun yang lalu
50 Bab. 50 Kejadian 10 tahun yang lalu Part. 2
51 Bab. 51 Kenapa khawatir?
52 Bab. 52 Semakin khawatir
53 Bab. 53 Kesialan yang abadi
54 Bab. 54 Masih belum cukup kuat
55 Bab. 55 Sudah tak berarti
56 Bab. 56 Ingin mengambil hati Kevin
57 Bab. 57 Cemburu
58 Bab. 58 Suara itu?
59 Bab. 59 Rencana Amelia
60 Bab. 60 Ketampanan Zidan
61 Bab. 61
62 Bab. 62 Wanita Rubah
63 Bab. 63 Dikerjai Kevin
64 Bab. 64 Tidak perlu mengotori tangan
65 Bab. 65 Keras kepala
66 Bab. 66 Tertangkapnya Lidya
67 Bab. 67 Hukuman untuk Dinda
68 Bab. 68 Menjadi seorang model
69 Bab. 69 Meminta restu
70 Bab. 70 Mengerjai Kevin
71 Bab. 71 Terlihat tenang, tapi penuh ancaman
72 Bab. 72 Pengantin baru
73 Bab. 73 Kebencian Jonathan
74 Bab. 74 Hukuman
75 Bab. 75 Bangkai tikus
76 Bab. 76 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
77 Bab. 77 Memendam perasaan
78 Bab. 78 Jangan menggodaku
79 Bab. 79 Tetap terasa manis
80 Bab. 80 Hadiah cubitan
81 Bab. 81 Fania Bertemu Ibu.
82 Bab. 82 Masa lalu Kevin
83 Bab. 83 Berjanji Untuk Percaya
84 Bab. 84 Sosok William
85 Bab. 85
86 Bab. 86 Ulat bulu
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab. 1 Awal perpisahan
2
BAB. 2 Penyesalan yang tak bertepi
3
Bab. 3 Pria berjas hitam
4
Bab. 4 Apa ini karma?
5
Bab. 5 Bukan Dinda yang dulu
6
Bab. 6 Awal dari karma
7
Bab. 7 Identitas Dinda
8
Bab. 8 Pengadilan agama
9
Bab. 9 Awal Dinda memulai kesuksesan
10
Bab. 10 Viola yang iri
11
Bab. 11 Kenapa harus bertemu mereka?
12
Bab. 12 Sidang pertama
13
Bab. 13 Mengkhawatirkan Dinda
14
Bab. 14 Kau bisa mengajariku?
15
Bab. 15 Aku bisa membantumu
16
Bab. 16 Bukan berarti menyerah
17
Bab. 17 Ingin Kembali
18
Bab. 18 Merasa malu
19
Bab. 19 Terlalu percaya diri
20
Bab. 20 Bukan ATM berjalan
21
Bab. 21 Pernikahan Dimas
22
Bab. 22 Mempertebal kesabaran
23
Bab. 23 Kalian kemana?
24
Bab. 24 Jangan sakiti mereka
25
Bab. 25 Tatapan tajam Dinda
26
Bab. 26 Sungguh hari sial
27
Bab. 27 Sial ku ternyata belum usai
28
Bab. 28 Bangun yuk!
29
Bab. 29 Siapa orang tuaku?
30
Bab. 30 Asal-usul Dimas
31
Bab. 31 Maafkan aku Ayah..
32
Bab. 32 Kecerobohan Lidya
33
Bab. 33 Terungkapnya kebenaran
34
Bab. 34 Ingin bertemu dengan Ibu
35
Bab. 35 Tak jera
36
Bab. 36 Berfikir untuk kabur
37
Bab. 37 Hadiah untuk Lidya
38
Bab. 36 Frustasi
39
Bab. 39 Bertemu kembali
40
Bab. 40 Hanya sekedar rekan kerja
41
Bab. 41 Masih tak percaya
42
Bab. 42 Kelilipan Cinta
43
Bab. 43 Seperti Bunglon
44
Bab. 44 Menghadiri Pesta
45
Bab. 45 Terjebak
46
Bab. 46 Dukungan William
47
Bab. 47 Perasaan Kevin
48
Bab. 48 Salah tingkah
49
Bab. 49 Kejadian 10 Tahun yang lalu
50
Bab. 50 Kejadian 10 tahun yang lalu Part. 2
51
Bab. 51 Kenapa khawatir?
52
Bab. 52 Semakin khawatir
53
Bab. 53 Kesialan yang abadi
54
Bab. 54 Masih belum cukup kuat
55
Bab. 55 Sudah tak berarti
56
Bab. 56 Ingin mengambil hati Kevin
57
Bab. 57 Cemburu
58
Bab. 58 Suara itu?
59
Bab. 59 Rencana Amelia
60
Bab. 60 Ketampanan Zidan
61
Bab. 61
62
Bab. 62 Wanita Rubah
63
Bab. 63 Dikerjai Kevin
64
Bab. 64 Tidak perlu mengotori tangan
65
Bab. 65 Keras kepala
66
Bab. 66 Tertangkapnya Lidya
67
Bab. 67 Hukuman untuk Dinda
68
Bab. 68 Menjadi seorang model
69
Bab. 69 Meminta restu
70
Bab. 70 Mengerjai Kevin
71
Bab. 71 Terlihat tenang, tapi penuh ancaman
72
Bab. 72 Pengantin baru
73
Bab. 73 Kebencian Jonathan
74
Bab. 74 Hukuman
75
Bab. 75 Bangkai tikus
76
Bab. 76 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
77
Bab. 77 Memendam perasaan
78
Bab. 78 Jangan menggodaku
79
Bab. 79 Tetap terasa manis
80
Bab. 80 Hadiah cubitan
81
Bab. 81 Fania Bertemu Ibu.
82
Bab. 82 Masa lalu Kevin
83
Bab. 83 Berjanji Untuk Percaya
84
Bab. 84 Sosok William
85
Bab. 85
86
Bab. 86 Ulat bulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!