Matahari mulai meninggi, hingga sinarnya pun bersinar cerah. Dinda menyimpulkan senyum di ujung bibirnya. Bagaimana ia tak senang? Jika kemalangannya masih bisa di atasi oleh orang yang baik. Meskipun ia tak mengetahui siapa orang baik tersebut.
Ibunya yang kini sudah nampak siuman, tersenyum ke arah Dinda. Nampak senang ia melihat kedatangan anak kesayangannya.
"Ibu bagaimana sekarang keadaannya?" Tanya Dinda sambil mengusap lembut tangan sang Ibu.
"Ibu sangat baik Nak, apalagi melihatmu tersenyum. Senyumanmu semangat untuk kesembuhan Ibu". Jawabnya dengan tak henti menunjukkan bentuk kasih sayangnya terhadap Dinda.
Dinda yang mendengar ucapan ibunya, merasa terenyuh. Kata-kata itu seperti tamparan untuknya, penyesalannya semakin menjadi dalam hatinya.
"Maafkan aku ya, Bu? Mungkin karena aku sekarang, Ibu menjadi seperti ini". Ucapnya dengan menahan air mata yang meronta ingin keluar.
"Tidak apa Nak, mungkin Ibu sudah tua. Jadi sakit-sakitan seperti ini. Kamu jangan khawatir ya!" Ucapnya sedikit menenangkan hati Dinda.
"Ayah, Ibu.. Mungkin sebaiknya aku harus bekerja kembali, supaya Ibu bisa melakukan perawatan dengan rutin. Ini ada uang untuk beberapa minggu ke depan, aku harap Ibu kembali sehat. Jangan khawatirkan aku, karena aku ingin menjadi yang terbaik untuk orang tuaku. Mungkin ini belum seberapa pengorbananku kepada kalian, namun aku harus berusaha menjaga kalian". Ucapnya dengan memeluk kedua orang tuanya.
"Ayah hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu, tetaplah menjadi anak baik. Anak kebanggaan Ibu dan Ayah". Ucap Ayahnya sendu sambil mengusap lembut punggungnya yang di balas senyum oleh Dinda.
**
Keesokan harinya Dinda yang berniat untuk pergi meninggalkan kota kelahirannya, demi mencari pekerjaan yang layak untuknya. Sebelum ia menikah, ia sempat menjadi sekretaris di perusahaan Dimas. Saat itu perusahaan sedang dalam masa pimpinan Heru Adhinatha, ayah dari Dimas.
Dinda selalu bekerja secara profesional, selain itu banyak membantu kelangsungan perusahaan tersebut, membuat Heru semakin bangga terhadapnya. Hingga Dimas di persilahkan untuk memimpin perusahaan tersebut, dan Heru kembali mengembangkan perusahaan yang lain.
Awalnya Heru akan menjodohkan Dinda dengan Dimas, namun keduanya tampak saling mendekat seiring waktu berjalan. Hingga Dimas yang sering kali di sebut dengan playboy, luluh seketika dengan kebaikan Dinda.
Dan kini Dinda harus memulainya dari awal, kehidupannya yang baru segera menantinya.
"Bismillahirrahmanirrahim.. Kehidupan baru, aku segera menantimu". Lirihnya dengan membuang nafas secara perlahan.
Hingga beberapa jam kemudian, ia telah sampai di kota tujuan. Meski di kota ini ia akan sering bertemu dengan mantan suaminya, Dimas. Namun ia terpaksa memilih kota tersebut, karena kebanyakan perusahaan besar menempati kota itu.
**
Kabar kedatangan Dinda pun telah sampai pada telinga Dimas. Ia mengulas senyum liciknya, berharap rencananya akan berhasil.
"Bos, Bu Dinda kembali datang ke kota ini. Sekarang ia tinggal di sebuah kontrakan, yang berada di jalan X". Ucap pengawal tersebut yang memberitahukan kabar yang ia temui saat ini.
"Bagus, pastikan perusahaan di kota ini untuk tidak menerimanya. Buat apapun alasannya, yang penting ia tidak bekerja dengan posisi layak". Perintahnya dengan tak lepas dari senyuman licik.
"Baik, Bos!" Jawab pengawal tersebut kemudian pergi.
Kini Dimas tengah bersenang hati, betapa ia sangat menginginkan pembalasan terhadap Dinda. Walau di sini yang terlihat, Dimas lah yang salah.
"Kau akan sangat terpukul atas keputusanmu untuk pergi dariku". Ujarnya sengan tawa yang nyaring, seperti tawa orang jahat yang selalu kita lihat di televisi.
**
Hari kedua di kota tersebut, ia di sambut dengan cerahnya sinar matahari saat ini. Terlihat wajahnya yang berbinar-binar, terlalu bersemangat untuk mencari pekerjaan.
"Semangat Dinda, tunjukkan wajah ceriamu. Buang jauh-jauh kesedihanmu. Semua itu akan membuatmu terpuruk saja". Ucap tegarnya.
Dinda yang dengan semangat melangkahkan kaki menuju beberapa gedung besar. Beberapa kali ia mencoba masuk kedalamnya, namun usahanya selalu gagal. Setelah staf HRD memeriksa persyaratan yang Dinda bawa, selalu mereka tolak.
"Maaf, Anda tidak termasuk dalam kriteria kami". Ucap staf HRD tersebut.
"Tapi apa kesalahan saya, Pak? Jika memang ada kesalahan, nanti saya perbaiki". Tanya Dinda yang sudah hampir frustasi.
"Sebenarnya tidak ada kesalahan dalam persyaratan ini. Namun mohon maaf, saya tidak bisa memperkerjakan Anda". Jawabnya tegas.
Dinda hanya bisa menghela nafas, rasanya keadaan seperti ini membuatnya hampir menyerah. Dan ada rasa bingung, kenapa begitu banyak perusahaan yang ia jumpai tetapi tak ada satupun yang menerimanya. Hingga ingatannya tertuju pada sang Ibu dan akhirnya semangatnya kembali datang.
**
Hampir satu minggu, ia belum saja mendapatkan pekerjaan yang layak. Perusahaan yang ia datangi selalu saja menolak. Ada yang tidak menolak, namun menawarkan pekerjaan menjadi cleaning service. Tidak sebanding dengan harapannya.
"Ayah.. Ibu.. Apa ini karma untukku? Saat ini aku ingin menebus kesalahanku dengan mencari pekerjaan untuk biaya pengobatan Ibu. Tapi tak ada peluang sedikitpun, aku menyesal dengan semua perlakuanku terhadap kalian.. ". Lirihnya dengan menangis sejadi-jadinya.
Hatinya sampai harus menahan kekecewaan, terlebih melihat lembaran uang yang semakin hari, semakin menipis. Mau tidak mau ia harus menerima pekerjaan sebagai cleaning service. Sambil menunggu panggilan dari lamaran yang ia telah kirim via oneline dan sebagian lagi ia kirim langsung ke beberapa perusahaan lain.
"Mungkin nasibku harus seperti ini, aku yakin setelah ini akan ada pelangi yang indah di depan mataku". Ucapnya menyemangatibdirinya sendiri.
**
Keesokan harinya, ia sudah dengan berpenampilan rapi. Karena ini hari pertamanya bekerja, bekerja sebagai cleaning service. Meskipun sedikit kecewa, namun semua ini ia lakukan demi sang Ibu.
Saat ia melangkahkan kaki menuju gedung tinggi tempatnya bekerja, banyak sorot mata yang memandang ke arahnya. Ada yang memandang kagum karena kecantikannya, ada juga yang menganggap sepele.
Dinda tak memikirkan apa pun lagi tentang semua anggapan orang lain yang memandangnya, yang hanya ada di fikirannya kini orang tuanya.
**
Kabar menyedihkan tentang Dinda pun sampai pada Dimas, hingga ia semakin sumringah mendengar hal tersebut.
"Lihat 'kan sekarang? Berpisah denganku membuatmu kini semakin menyedihkan?" Lirihnya puas mendengar kabar Dinda, dari salah satu pengawalnya.
"Mungkin dia akan lebih histeris , jika bertemu denganku nanti. Tunggu aku sayang, setelah itu kamu akan lebih menderita". Ujarnya dengan seringaian licik.
**
Jam kerja pun habis, saatnya para pegawai beranjak pulang, sama halnya dengan Dinda. Ia kini tengah berdiri di tepi jalan, menunggu mobil angkot yang menuju rumahnya.
Hatinya tersentak melihat sebuah mobil yang menurutnya tak asing, berhenti tepat di depannya. Sontak ia semakin terkejut melihat sosok yang keluar dari dalam mobil tersebut, yang ternyata mantan suaminya. Ia datang bersama perempuan yang dulu pernah terciduk bermesraan bersamanya.
"Hai sayang! Baru beberapa minggu aku ceraikan kamu, tapi kamu sudah sangat menyedihkan ya? Apa ini yang kau sebut dengan kehidupan baru?" Ejeknya dengan sedikit menyeringai.
"Oh, mantan suamiku dan pelakor ternyata. Yah, ini memang kehidupan baruku, tapi ini jauh lebih baik dari pada tinggal dengan pria brengsek sepertimu". Jawabnya sedikit memberanikan diri.
"Meskipun aku pria brengsek, tapi aku termasuk pria tampan dan kaya". Jawabnya sombong.
"Kaya dalam arti hanya ikut nampang dalam kekayaan orang tua. Hahaha.. Kasihan kamu Mas, baru menikmati hasil kekayaan orang tuamu saja sudah sombong". Cibir Dinda.
'JLEBB'
Niat hati ingin memanas-manasi mantan istri, malah Dimas yang ke makan hati. Ia pun mendengus kesal atas perkataan Dinda. Tidak menyangka kata-kata yang Dinda lontarkan, bisa membuatnya kini naik darah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
makleb kan jawaban dinda kaya numpang darii orangtua aj udah sombong, sombong tuh klu kaya hasil sendiri baru dah sombong
good dinda
2024-03-18
0
Musniwati Elikibasmahulette
dasar pria jahat
2023-09-06
0