Bab. 4 Apa ini karma?

Matahari mulai meninggi, hingga sinarnya pun bersinar cerah. Dinda menyimpulkan senyum di ujung bibirnya. Bagaimana ia tak senang? Jika kemalangannya masih bisa di atasi oleh orang yang baik. Meskipun ia tak mengetahui siapa orang baik tersebut.

Ibunya yang kini sudah nampak siuman, tersenyum ke arah Dinda. Nampak senang ia melihat kedatangan anak kesayangannya.

"Ibu bagaimana sekarang keadaannya?" Tanya Dinda sambil mengusap lembut tangan sang Ibu.

"Ibu sangat baik Nak, apalagi melihatmu tersenyum. Senyumanmu semangat untuk kesembuhan Ibu". Jawabnya dengan tak henti menunjukkan bentuk kasih sayangnya terhadap Dinda.

Dinda yang mendengar ucapan ibunya, merasa terenyuh. Kata-kata itu seperti tamparan untuknya, penyesalannya semakin menjadi dalam hatinya.

"Maafkan aku ya, Bu? Mungkin karena aku sekarang, Ibu menjadi seperti ini". Ucapnya dengan menahan air mata yang meronta ingin keluar.

"Tidak apa Nak, mungkin Ibu sudah tua. Jadi sakit-sakitan seperti ini. Kamu jangan khawatir ya!" Ucapnya sedikit menenangkan hati Dinda.

"Ayah, Ibu.. Mungkin sebaiknya aku harus bekerja kembali, supaya Ibu bisa melakukan perawatan dengan rutin. Ini ada uang untuk beberapa minggu ke depan, aku harap Ibu kembali sehat. Jangan khawatirkan aku, karena aku ingin menjadi yang terbaik untuk orang tuaku. Mungkin ini belum seberapa pengorbananku kepada kalian, namun aku harus berusaha menjaga kalian". Ucapnya dengan memeluk kedua orang tuanya.

"Ayah hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu, tetaplah menjadi anak baik. Anak kebanggaan Ibu dan Ayah". Ucap Ayahnya sendu sambil mengusap lembut punggungnya yang di balas senyum oleh Dinda.

**

Keesokan harinya Dinda yang berniat untuk pergi meninggalkan kota kelahirannya, demi mencari pekerjaan yang layak untuknya. Sebelum ia menikah, ia sempat menjadi sekretaris di perusahaan Dimas. Saat itu perusahaan sedang dalam masa pimpinan Heru Adhinatha, ayah dari Dimas.

Dinda selalu bekerja secara profesional, selain itu banyak membantu kelangsungan perusahaan tersebut, membuat Heru semakin bangga terhadapnya. Hingga Dimas di persilahkan untuk memimpin perusahaan tersebut, dan Heru kembali mengembangkan perusahaan yang lain.

Awalnya Heru akan menjodohkan Dinda dengan Dimas, namun keduanya tampak saling mendekat seiring waktu berjalan. Hingga Dimas yang sering kali di sebut dengan playboy, luluh seketika dengan kebaikan Dinda.

Dan kini Dinda harus memulainya dari awal, kehidupannya yang baru segera menantinya.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Kehidupan baru, aku segera menantimu". Lirihnya dengan membuang nafas secara perlahan.

Hingga beberapa jam kemudian, ia telah sampai di kota tujuan. Meski di kota ini ia akan sering bertemu dengan mantan suaminya, Dimas. Namun ia terpaksa memilih kota tersebut, karena kebanyakan perusahaan besar menempati kota itu.

**

Kabar kedatangan Dinda pun telah sampai pada telinga Dimas. Ia mengulas senyum liciknya, berharap rencananya akan berhasil.

"Bos, Bu Dinda kembali datang ke kota ini. Sekarang ia tinggal di sebuah kontrakan, yang berada di jalan X". Ucap pengawal tersebut yang memberitahukan kabar yang ia temui saat ini.

"Bagus, pastikan perusahaan di kota ini untuk tidak menerimanya. Buat apapun alasannya, yang penting ia tidak bekerja dengan posisi layak". Perintahnya dengan tak lepas dari senyuman licik.

"Baik, Bos!" Jawab pengawal tersebut kemudian pergi.

Kini Dimas tengah bersenang hati, betapa ia sangat menginginkan pembalasan terhadap Dinda. Walau di sini yang terlihat, Dimas lah yang salah.

"Kau akan sangat terpukul atas keputusanmu untuk pergi dariku". Ujarnya sengan tawa yang nyaring, seperti tawa orang jahat yang selalu kita lihat di televisi.

**

Hari kedua di kota tersebut, ia di sambut dengan cerahnya sinar matahari saat ini. Terlihat wajahnya yang berbinar-binar, terlalu bersemangat untuk mencari pekerjaan.

"Semangat Dinda, tunjukkan wajah ceriamu. Buang jauh-jauh kesedihanmu. Semua itu akan membuatmu terpuruk saja". Ucap tegarnya.

Dinda yang dengan semangat melangkahkan kaki menuju beberapa gedung besar. Beberapa kali ia mencoba masuk kedalamnya, namun usahanya selalu gagal. Setelah staf HRD memeriksa persyaratan yang Dinda bawa, selalu mereka tolak.

"Maaf, Anda tidak termasuk dalam kriteria kami". Ucap staf HRD tersebut.

"Tapi apa kesalahan saya, Pak? Jika memang ada kesalahan, nanti saya perbaiki". Tanya Dinda yang sudah hampir frustasi.

"Sebenarnya tidak ada kesalahan dalam persyaratan ini. Namun mohon maaf, saya tidak bisa memperkerjakan Anda". Jawabnya tegas.

Dinda hanya bisa menghela nafas, rasanya keadaan seperti ini membuatnya hampir menyerah. Dan ada rasa bingung, kenapa begitu banyak perusahaan yang ia jumpai tetapi tak ada satupun yang menerimanya. Hingga ingatannya tertuju pada sang Ibu dan akhirnya semangatnya kembali datang.

**

Hampir satu minggu, ia belum saja mendapatkan pekerjaan yang layak. Perusahaan yang ia datangi selalu saja menolak. Ada yang tidak menolak, namun menawarkan pekerjaan menjadi cleaning service. Tidak sebanding dengan harapannya.

"Ayah.. Ibu.. Apa ini karma untukku? Saat ini aku ingin menebus kesalahanku dengan mencari pekerjaan untuk biaya pengobatan Ibu. Tapi tak ada peluang sedikitpun, aku menyesal dengan semua perlakuanku terhadap kalian.. ". Lirihnya dengan menangis sejadi-jadinya.

Hatinya sampai harus menahan kekecewaan, terlebih melihat lembaran uang yang semakin hari, semakin menipis. Mau tidak mau ia harus menerima pekerjaan sebagai cleaning service. Sambil menunggu panggilan dari lamaran yang ia telah kirim via oneline dan sebagian lagi ia kirim langsung ke beberapa perusahaan lain.

"Mungkin nasibku harus seperti ini, aku yakin setelah ini akan ada pelangi yang indah di depan mataku". Ucapnya menyemangatibdirinya sendiri.

**

Keesokan harinya, ia sudah dengan berpenampilan rapi. Karena ini hari pertamanya bekerja, bekerja sebagai cleaning service. Meskipun sedikit kecewa, namun semua ini ia lakukan demi sang Ibu.

Saat ia melangkahkan kaki menuju gedung tinggi tempatnya bekerja, banyak sorot mata yang memandang ke arahnya. Ada yang memandang kagum karena kecantikannya, ada juga yang menganggap sepele.

Dinda tak memikirkan apa pun lagi tentang semua anggapan orang lain yang memandangnya, yang hanya ada di fikirannya kini orang tuanya.

**

Kabar menyedihkan tentang Dinda pun sampai pada Dimas, hingga ia semakin sumringah mendengar hal tersebut.

"Lihat 'kan sekarang? Berpisah denganku membuatmu kini semakin menyedihkan?" Lirihnya puas mendengar kabar Dinda, dari salah satu pengawalnya.

"Mungkin dia akan lebih histeris , jika bertemu denganku nanti. Tunggu aku sayang, setelah itu kamu akan lebih menderita". Ujarnya dengan seringaian licik.

**

Jam kerja pun habis, saatnya para pegawai beranjak pulang, sama halnya dengan Dinda. Ia kini tengah berdiri di tepi jalan, menunggu mobil angkot yang menuju rumahnya.

Hatinya tersentak melihat sebuah mobil yang menurutnya tak asing, berhenti tepat di depannya. Sontak ia semakin terkejut melihat sosok yang keluar dari dalam mobil tersebut, yang ternyata mantan suaminya. Ia datang bersama perempuan yang dulu pernah terciduk bermesraan bersamanya.

"Hai sayang! Baru beberapa minggu aku ceraikan kamu, tapi kamu sudah sangat menyedihkan ya? Apa ini yang kau sebut dengan kehidupan baru?" Ejeknya dengan sedikit menyeringai.

"Oh, mantan suamiku dan pelakor ternyata. Yah, ini memang kehidupan baruku, tapi ini jauh lebih baik dari pada tinggal dengan pria brengsek sepertimu". Jawabnya sedikit memberanikan diri.

"Meskipun aku pria brengsek, tapi aku termasuk pria tampan dan kaya". Jawabnya sombong.

"Kaya dalam arti hanya ikut nampang dalam kekayaan orang tua. Hahaha.. Kasihan kamu Mas, baru menikmati hasil kekayaan orang tuamu saja sudah sombong". Cibir Dinda.

'JLEBB'

Niat hati ingin memanas-manasi mantan istri, malah Dimas yang ke makan hati. Ia pun mendengus kesal atas perkataan Dinda. Tidak menyangka kata-kata yang Dinda lontarkan, bisa membuatnya kini naik darah.

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

makleb kan jawaban dinda kaya numpang darii orangtua aj udah sombong, sombong tuh klu kaya hasil sendiri baru dah sombong
good dinda

2024-03-18

0

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

dasar pria jahat

2023-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Awal perpisahan
2 BAB. 2 Penyesalan yang tak bertepi
3 Bab. 3 Pria berjas hitam
4 Bab. 4 Apa ini karma?
5 Bab. 5 Bukan Dinda yang dulu
6 Bab. 6 Awal dari karma
7 Bab. 7 Identitas Dinda
8 Bab. 8 Pengadilan agama
9 Bab. 9 Awal Dinda memulai kesuksesan
10 Bab. 10 Viola yang iri
11 Bab. 11 Kenapa harus bertemu mereka?
12 Bab. 12 Sidang pertama
13 Bab. 13 Mengkhawatirkan Dinda
14 Bab. 14 Kau bisa mengajariku?
15 Bab. 15 Aku bisa membantumu
16 Bab. 16 Bukan berarti menyerah
17 Bab. 17 Ingin Kembali
18 Bab. 18 Merasa malu
19 Bab. 19 Terlalu percaya diri
20 Bab. 20 Bukan ATM berjalan
21 Bab. 21 Pernikahan Dimas
22 Bab. 22 Mempertebal kesabaran
23 Bab. 23 Kalian kemana?
24 Bab. 24 Jangan sakiti mereka
25 Bab. 25 Tatapan tajam Dinda
26 Bab. 26 Sungguh hari sial
27 Bab. 27 Sial ku ternyata belum usai
28 Bab. 28 Bangun yuk!
29 Bab. 29 Siapa orang tuaku?
30 Bab. 30 Asal-usul Dimas
31 Bab. 31 Maafkan aku Ayah..
32 Bab. 32 Kecerobohan Lidya
33 Bab. 33 Terungkapnya kebenaran
34 Bab. 34 Ingin bertemu dengan Ibu
35 Bab. 35 Tak jera
36 Bab. 36 Berfikir untuk kabur
37 Bab. 37 Hadiah untuk Lidya
38 Bab. 36 Frustasi
39 Bab. 39 Bertemu kembali
40 Bab. 40 Hanya sekedar rekan kerja
41 Bab. 41 Masih tak percaya
42 Bab. 42 Kelilipan Cinta
43 Bab. 43 Seperti Bunglon
44 Bab. 44 Menghadiri Pesta
45 Bab. 45 Terjebak
46 Bab. 46 Dukungan William
47 Bab. 47 Perasaan Kevin
48 Bab. 48 Salah tingkah
49 Bab. 49 Kejadian 10 Tahun yang lalu
50 Bab. 50 Kejadian 10 tahun yang lalu Part. 2
51 Bab. 51 Kenapa khawatir?
52 Bab. 52 Semakin khawatir
53 Bab. 53 Kesialan yang abadi
54 Bab. 54 Masih belum cukup kuat
55 Bab. 55 Sudah tak berarti
56 Bab. 56 Ingin mengambil hati Kevin
57 Bab. 57 Cemburu
58 Bab. 58 Suara itu?
59 Bab. 59 Rencana Amelia
60 Bab. 60 Ketampanan Zidan
61 Bab. 61
62 Bab. 62 Wanita Rubah
63 Bab. 63 Dikerjai Kevin
64 Bab. 64 Tidak perlu mengotori tangan
65 Bab. 65 Keras kepala
66 Bab. 66 Tertangkapnya Lidya
67 Bab. 67 Hukuman untuk Dinda
68 Bab. 68 Menjadi seorang model
69 Bab. 69 Meminta restu
70 Bab. 70 Mengerjai Kevin
71 Bab. 71 Terlihat tenang, tapi penuh ancaman
72 Bab. 72 Pengantin baru
73 Bab. 73 Kebencian Jonathan
74 Bab. 74 Hukuman
75 Bab. 75 Bangkai tikus
76 Bab. 76 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
77 Bab. 77 Memendam perasaan
78 Bab. 78 Jangan menggodaku
79 Bab. 79 Tetap terasa manis
80 Bab. 80 Hadiah cubitan
81 Bab. 81 Fania Bertemu Ibu.
82 Bab. 82 Masa lalu Kevin
83 Bab. 83 Berjanji Untuk Percaya
84 Bab. 84 Sosok William
85 Bab. 85
86 Bab. 86 Ulat bulu
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab. 1 Awal perpisahan
2
BAB. 2 Penyesalan yang tak bertepi
3
Bab. 3 Pria berjas hitam
4
Bab. 4 Apa ini karma?
5
Bab. 5 Bukan Dinda yang dulu
6
Bab. 6 Awal dari karma
7
Bab. 7 Identitas Dinda
8
Bab. 8 Pengadilan agama
9
Bab. 9 Awal Dinda memulai kesuksesan
10
Bab. 10 Viola yang iri
11
Bab. 11 Kenapa harus bertemu mereka?
12
Bab. 12 Sidang pertama
13
Bab. 13 Mengkhawatirkan Dinda
14
Bab. 14 Kau bisa mengajariku?
15
Bab. 15 Aku bisa membantumu
16
Bab. 16 Bukan berarti menyerah
17
Bab. 17 Ingin Kembali
18
Bab. 18 Merasa malu
19
Bab. 19 Terlalu percaya diri
20
Bab. 20 Bukan ATM berjalan
21
Bab. 21 Pernikahan Dimas
22
Bab. 22 Mempertebal kesabaran
23
Bab. 23 Kalian kemana?
24
Bab. 24 Jangan sakiti mereka
25
Bab. 25 Tatapan tajam Dinda
26
Bab. 26 Sungguh hari sial
27
Bab. 27 Sial ku ternyata belum usai
28
Bab. 28 Bangun yuk!
29
Bab. 29 Siapa orang tuaku?
30
Bab. 30 Asal-usul Dimas
31
Bab. 31 Maafkan aku Ayah..
32
Bab. 32 Kecerobohan Lidya
33
Bab. 33 Terungkapnya kebenaran
34
Bab. 34 Ingin bertemu dengan Ibu
35
Bab. 35 Tak jera
36
Bab. 36 Berfikir untuk kabur
37
Bab. 37 Hadiah untuk Lidya
38
Bab. 36 Frustasi
39
Bab. 39 Bertemu kembali
40
Bab. 40 Hanya sekedar rekan kerja
41
Bab. 41 Masih tak percaya
42
Bab. 42 Kelilipan Cinta
43
Bab. 43 Seperti Bunglon
44
Bab. 44 Menghadiri Pesta
45
Bab. 45 Terjebak
46
Bab. 46 Dukungan William
47
Bab. 47 Perasaan Kevin
48
Bab. 48 Salah tingkah
49
Bab. 49 Kejadian 10 Tahun yang lalu
50
Bab. 50 Kejadian 10 tahun yang lalu Part. 2
51
Bab. 51 Kenapa khawatir?
52
Bab. 52 Semakin khawatir
53
Bab. 53 Kesialan yang abadi
54
Bab. 54 Masih belum cukup kuat
55
Bab. 55 Sudah tak berarti
56
Bab. 56 Ingin mengambil hati Kevin
57
Bab. 57 Cemburu
58
Bab. 58 Suara itu?
59
Bab. 59 Rencana Amelia
60
Bab. 60 Ketampanan Zidan
61
Bab. 61
62
Bab. 62 Wanita Rubah
63
Bab. 63 Dikerjai Kevin
64
Bab. 64 Tidak perlu mengotori tangan
65
Bab. 65 Keras kepala
66
Bab. 66 Tertangkapnya Lidya
67
Bab. 67 Hukuman untuk Dinda
68
Bab. 68 Menjadi seorang model
69
Bab. 69 Meminta restu
70
Bab. 70 Mengerjai Kevin
71
Bab. 71 Terlihat tenang, tapi penuh ancaman
72
Bab. 72 Pengantin baru
73
Bab. 73 Kebencian Jonathan
74
Bab. 74 Hukuman
75
Bab. 75 Bangkai tikus
76
Bab. 76 Kebahagiaan yang bertubi-tubi
77
Bab. 77 Memendam perasaan
78
Bab. 78 Jangan menggodaku
79
Bab. 79 Tetap terasa manis
80
Bab. 80 Hadiah cubitan
81
Bab. 81 Fania Bertemu Ibu.
82
Bab. 82 Masa lalu Kevin
83
Bab. 83 Berjanji Untuk Percaya
84
Bab. 84 Sosok William
85
Bab. 85
86
Bab. 86 Ulat bulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!