Kepak Asa

Kepak Asa

1. Renungan Nindya

Nindya menatap pohon-pohon yang berjejer rapi di sepanjang jalan yang dilalui oleh bis yang sedang ditumpanginya. Banyak hal yang bergejolak dalam pikirannya. Pikirannya melayang kembali ke beberapa tahun silam saat ia baru saja duduk di bangku kuliah.

Kejadian yang sangat membekas di memorinya. Saat itu ia sedang liburan semester. Ketika ia tiba di rumahnya, ada seorang perempuan muda bersama dengan seorang anak kecil berusia sekitar dua tahun menangis di dapur. Ibunya memberitahu jika perempuan muda itu adalah asisten rumah tangga baru. Ibu bercerita perempuan bernama Wati itu baru saja diceraikan oleh suaminya. Karena ibu dan ayahnya merasa kasihan, Wati diterima kerja sebagai asisten rumah tangga walaupun tidak memiliki keterampilan apapun.

Setelah mengobrol banyak dengan ibunya, Nindya baru mengetahui bahwa banyak sekali perempuan muda yang bernasib sama seperti Wati. Menikah muda, memiliki anak tanpa pendidikan yang memadai dan setelah itu diceraikan oleh suaminya ketika sang suami mendapatkan perempuan yang lebih muda dan cantik.

“Memangnya orang tua mereka tidak menyekolahkan anak-anaknya, Mbu?” tanya Nindya pada ibunya.

“Masih banyak masyarakat di desa ini yang belum memiliki pemikiran ke arah yang lebih baik. Banyak orang tua yang masih berpikiran kalau perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi. Yang penting mereka bisa masak dan sehat agar bisa hamil, melahirkan dan melayani suami mereka,” Jelas Euis, ibu Nindya.

“Tapi, Mbu. Perempuan sekarang harus memiliki pendidikan yang tinggi bukan hanya untuk mengejar karir tapi agar mampu mendidik anak-anak mereka juga dengan baik,” kata Nindya. Dirinya masih sulit menerima kenyataan pemikiran kolot yang masih dianut oleh kebanyakan warga di kampungnya.

“Kenyataannya mereka masih berpikiran seperti itu, Neng. Abah sebagai tokoh masyarakat di sini juga masih kesulitan untuk merubah cara pandang warga di sini. Masih panjang prosesnya, Neng. Kita tidak bisa merubah cara pandang yang mereka anut berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin beratus tahun dengan cepat. Harus ada proses dan prosesnya itu membutuhkan kesabaran yang luar biasa.” Euis menjelaskan dengan sabar.

“Ya gak bisa gitu, Mbu. Kasihan kan perempuan di kampung ini. Mereka tidak bisa menikmati masa muda mereka. Hak mereka untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan pun tidak didapatkan hanya karena mereka harus cepat menikah. Ini tidak bisa dibiarkan,” protes Nindya.

“Sekarang tugas kamu belajar dengan tekun lalu lulus dengan cepat dengan nilai yang baik. Setelah kamu lulus dan memiliki kemampuan yang memadai untuk merubah keadaan yang kamu pandang tidak ideal, benahilah kampung ini. Abdikan diri kamu untuk kemajuan kaum perempuan di kampung ini. Ambu pasti selalu mendoakan kamu.”

Kata-kata ibunya terus terngiang di telinga. Doa ibu agar ia memajukan kaum perempuan di kampungnya menjadi penyemangatnya dalam menyelesaikan kuliah. Cita-cita terbesar Nindya saat ini adalah kemajuan kaum perempuan di kampungnya. Ia bertekah untuk merubah cara pandang kolot kebanyakan masyarakat di kampungnya.

Sekarang di sini lah Nindya berdiri tegak setelah beberapa saat tadi turun dari bus yang ditumpanginya. Ia benar-benar menikmati perjalanan dari kota tempatnya berkuliah hingga ke kampung halaman tempat ia bertumbuh kembang. Tekad untuk mendobrak pemikiran kuno dan merubah nasib para perempuan di desanya sudah sangat kuat tertanam.

Nindya menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya oksigen di dalam paru-parunya perlahan-lahan. Ia mengedarkan padangannya untuk mencari transportasi yang bisa mengantarnya sampai ke rumah. Ia memang tidak memberitahu orang tuanya tentang kepulangannya hari ini karena ingin memberikan kejutan pada Abah dan Ambunya.

*********

to be continued...

Terpopuler

Comments

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

baguus👍🥰💕

2024-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 1. Renungan Nindya
2 2. Pulang
3 3. Rencana
4 4. Tekad
5 5. Menunggu Izin
6 6. Surat Keputusan
7 7. Bersiap
8 8. Berkenalan
9 9. Idola Baru
10 10. Serangan
11 11. Pak Dokter
12 12. Laporan
13 13. Mengobati
14 14. Kesaksian
15 15. Perdebatan
16 16. Penyesalan
17 17. Terima Kasih
18 18. Pulang
19 19. Di Sekolah
20 20. Gosip
21 21. Tugas Baru
22 22. Tak Bisa Menolak
23 23. Kesal
24 24. Heran
25 25. Presentasi
26 26. Berdebat Lagi
27 27. Penawaran
28 28. Idola
29 29. Diskusi
30 30. Ide Pak Lurah
31 31. Mengantar
32 32. Sakit
33 33. Dirawat
34 34. Persiapan
35 35. Alam Bawah Sadar
36 36. Nasihat
37 37. Pertemuan Kesekian
38 38. Merayakan Kemenangan
39 39. Tawaran
40 40. Peresmian
41 41. Orang Ketiga
42 42. Kebohongan
43 43. Serangan
44 44. Akhir Pertarungan
45 45. Mengobati Luka
46 46. Masih Berdua
47 47. Gelisah
48 48. Perjodohan
49 49. Buka Hatimu!
50 50. Perjalanan Pertama
51 51. Bertemu Orang Tua
52 52. Interogasi
53 53. Wacana Pertemuan
54 54. Tidak Benci
55 55. Sarapan Bersama
56 56. Mengantar
57 57. Perdebatan Kesekian Kali
58 58. Khawatir
59 59. Musibah
60 60. Peduli
61 61. Siap Kembali
62 62. Calon Mertua
63 63. Bukan Selingkuh
64 64. Pembicaraan Ibu dan Anak
65 65. Ingkar Janji
66 66. Terlihat Seperti Pasangan
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Renungan Nindya
2
2. Pulang
3
3. Rencana
4
4. Tekad
5
5. Menunggu Izin
6
6. Surat Keputusan
7
7. Bersiap
8
8. Berkenalan
9
9. Idola Baru
10
10. Serangan
11
11. Pak Dokter
12
12. Laporan
13
13. Mengobati
14
14. Kesaksian
15
15. Perdebatan
16
16. Penyesalan
17
17. Terima Kasih
18
18. Pulang
19
19. Di Sekolah
20
20. Gosip
21
21. Tugas Baru
22
22. Tak Bisa Menolak
23
23. Kesal
24
24. Heran
25
25. Presentasi
26
26. Berdebat Lagi
27
27. Penawaran
28
28. Idola
29
29. Diskusi
30
30. Ide Pak Lurah
31
31. Mengantar
32
32. Sakit
33
33. Dirawat
34
34. Persiapan
35
35. Alam Bawah Sadar
36
36. Nasihat
37
37. Pertemuan Kesekian
38
38. Merayakan Kemenangan
39
39. Tawaran
40
40. Peresmian
41
41. Orang Ketiga
42
42. Kebohongan
43
43. Serangan
44
44. Akhir Pertarungan
45
45. Mengobati Luka
46
46. Masih Berdua
47
47. Gelisah
48
48. Perjodohan
49
49. Buka Hatimu!
50
50. Perjalanan Pertama
51
51. Bertemu Orang Tua
52
52. Interogasi
53
53. Wacana Pertemuan
54
54. Tidak Benci
55
55. Sarapan Bersama
56
56. Mengantar
57
57. Perdebatan Kesekian Kali
58
58. Khawatir
59
59. Musibah
60
60. Peduli
61
61. Siap Kembali
62
62. Calon Mertua
63
63. Bukan Selingkuh
64
64. Pembicaraan Ibu dan Anak
65
65. Ingkar Janji
66
66. Terlihat Seperti Pasangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!