Pernikahan Tanpa Cinta

Pernikahan Tanpa Cinta

bab 1. perjanjian

"Brak!"

"Apa kamu tidak bisa melihat saya sebesar ini ada di depan mu? Sampai kamu menabrak saya?"

"Maafkan saya nyonya, saya buru buru jadi tidak melihat nyonya, sekali lagi saya mohon maaf."

Perdebatan antara pemilik minimarket dan pegawai minimarket.

Setelah mengambil beberapa barang dari gudang, Dia tidak menyadari kalau di depannya ada seorang wanita paruh baya yang hendak masuk ketoilet, dan letak toilet itu berada di sebelah gudang.

"Apa kamu pegawai baru disini?"

"Iya nyonya, saya baru mulai bekerja hari ini."

"Siapa namamu?"

"Nama saya Sarah nyonya."

"Apa kamu masih ingin bekerja disini?"

"Saya masih ingin bekerja disini nyonya! Tolong maafkan atas kesalahan saya!"

"Saya akan memaafkan kamu, tapi dengan satu syarat!"

"Baik! apa nyonya syaratnya?"

"Saya tunggu kamu di ruangan marketing, saya akan katakan syaratnya nanti."

"Baik nyonya."

Sarah adalah pegawai baru di minimarket ini, dan baru mulai masuk kerja hari ini. Dia berasal dari desa, yang sedang merantau ke kota diajak oleh temannya, dan kebetulan mereka bekerja di tempat yang sama.

Meskipun Sarah berasal dari desa, tetapi dia memiliki wajah yang sangat cantik, tinggi dan berat badannya proporsional, dan beberapa bagian bagian tertentu di tubuhnya yang cukup menonjol dan berisi, berkulit kulit putih, rambut sebahu warna hitam, dengan lesung pipi di kanan kiri.

"Sarah!" panggil salah satu rekan kerjanya.

Dan itu membuat langkah Sarah terhenti saat hendak menuju ruang marketing.

Salah satu rekan kerjanya itu tidak lain adalah teman Sarah yang mengajak Sarah bekerja di sini. Dia adalah Sinta.

"Ada apa Sin?" jawab Sarah.

"Kamu habis di marahi ibu Rita ya?" tanya Sinta.

"Iya sin, aku pergi dulu ya, ibu Rita sudah menunggu aku di ruang marketing." jawab Sarah.

"Baiklah, kamu hati hati ya!" kata Sinta yang khawatir dengan Sarah, karena hari ini baru hari pertama Sarah bekerja tetapi sudah berurusan dengan pemilik minimarket.

"tok!"

"tok!"

"tok!"

"Permisi nyonya, saya Sarah!" kata Sarah dengan nada rendah, menahan rasa takut dan memberanikan diri menemui ibu Rita.

"Masuk!" kata ibu Rita

"Ceklek"

"Silahkan duduk." Kata ibu Rita, yang melihat Sarah masih berdiri di depan pintu.

"Baik nyonya!" jawab Sarah, sambil menuju sofa di depan meja ibu Rita.

"Setelah kamu menabrak saya dengan barang barang yang kamu bawa tadi, kamu masih ingin bekerja ditempat saya?" tanya ibu Rita

"Maafkan saya nyonya, saya tidak sengaja. Dan saya mohon jangan pecat saya nyonya, saya masih ingin bekerja disini." jawab Sarah, dengan perasaan yang tidak bisa di artikan lagi, rasa takut yang sebelumnya belum pernah Sarah rasakan.

"Apa kamu masih membutuhkan pekerjaan ini?" tanya ibu Rita kembali

"Saya benar benar membutuhkan pekerjaan ini nyonya, saya baru merantau di kota ini." jawab Sarah, karena Sarah sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk keluarganya di kampung.

Sarah adalah tulang punggung keluarga, Dia harus memenuhi kebutuhan ibu dan kedua adiknya, karena ayahnya baru beberapa bulan kemarin meninggal dunia karena tertabrak mobil saat mencari rumput untuk makan ternak.

Dia minta tolong kepada Sinta teman sekolah nya dulu di kampung, agar di carikan pekerjaan untuknya. Dan kebetulan di tempat kerja Sinta sedang membutuhkan karyawan perempuan, yaitu di minimarket milik ibu Rita ini.

"Oke, kamu masih bisa bekerja disini, tetapi saya punya syarat buat kamu?" kata ibu Rita

"Terimakasih nyonya, apa syarat yang harus saya lakukan?" tanya Sarah

"Sebenarnya saya ingin meminta tolong sama kamu." kata ibu Rita

"Minta tolong sama saya? Apa yang bisa saya tolong nyonya?" tanya Sarah yang semakin penasaran.

"Apakah kamu mau menikah dengan anak saya?" tanya ibu Rita

"Me..me..menikah dengan anak nyonya?" jawab Sarah bingung

"Iya! Kalau kamu mau menikah dengan anak saya, dan bisa membuat anak saya berubah, saya akan memenuhi kebutuhan keluarga kamu di kampung, tetapi kalau kamu menolak permintaan saya ini, silahkan kamu mencari pekerjaan di tempat lain!" kata ibu Rita

Sebenarnya ibu Rita sudah mengetahui latar belakang Sarah, dia yang sebagai tulang punggung keluarga dan harus menghidupi ibu dan kedua adiknya. Dan juga tentang ayahnya yang meninggal karena tertabrak mobil.

Ibu Rita dan suaminya punya pemikiran kalau mereka tidak bisa merubah sikap anaknya, mungkin anaknya bisa berubah saat dia sudah bertemu dengan pasangan hidupnya.

Ibu Rita dan suaminya juga sudah sering meminta anaknya untuk segera menikah tetapi anaknya selalu bilang kalau dia tidak punya pacar. Dan tidak berencana untuk menikah untuk saat ini.

Dan mungkin dengan cara ini juga ibu Rita bisa membantu Sarah untuk menghidupi keluarganya.

Ibu Rita adalah salah satu orang terkaya di negeri ini, usahanya ada di mana mana, dan salah satunya adalah minimarket ini, yang juga mempunyai banyak cabang. begitu juga dengan suaminya, suaminya memiliki perusahaan yang sangat besar, dan perusahaannya banyak yang bekerjasama dengan perusahaan luar negeri.

ibu Rita dan suaminya memiliki seorang anak laki laki, tetapi anaknya memiliki sifat yang sangat jauh berbeda dengan ibu Rita maupun suaminya. Dia lebih mementingkan kesenangannya saat ini. Menghabiskan uang, berfoya foya kesana kemari, bahkan tidak pernah pulang kerumah, kalaupun pulang kerumah hanya karena kehabisan uang.

"Astaga aku harus jawab apa? Bagaimana ini? mimpi apa aku semalam, baru masuk kerja satu hari, sudah dapat masalah yang besar seperti ini!" gumam Sarah dalam hati

"Saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu jawaban kamu, sekarang kamu setuju apa tidak?" tanya ibu Rita tegas

Sarah yang tidak punya pilihan, mau tidak mau dia harus menerima tawaran ibu Rita karena dia tidak ingin ibu dan adik adiknya kelaparan di kampung sana.

"Baik nyonya, saya setuju. Maaf! tetapi bagaimana nanti kalau anak ibu yang menolak dan tidak suka terhadap saya?" tanya Sarah

"Itu urusan saya, yang penting sekarang kamu setuju dulu." Jawab ibu Rita dengan santai.

"Silahkan kamu tanda tangan surat perjanjian ini." Sambung ibu Rita sambil menyodorkan surat perjanjian yang sudah disiapkan.

"Kalau sudah silahkan kamu lanjutkan pekerjaan kamu!" kata ibu Rita setelah Sarah selesai menandatangani surat perjanjian.

"Dan satu lagi! Kamu jangan cerita masalah ini kepada rekan rekan kerja kamu yang lain." tegas ibu Rita, yang tidak ingin nanti mereka iri atau jadi tidak suka kepada Sarah.

"Baik nyonya, saya permisi dulu." Kata Sarah, sambil meninggalkan ruangan marketing dengan langkah yang berat.

Sinta langsung menghampiri Sarah saat melihat Sarah sudah keluar dari ruangan marketing, Sinta takut terjadi sesuatu hal kepada Sarah, mengingat tadi ibu Rita memarahi Sarah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!