bab 2. jodohku

Sinta langsung menghampiri Sarah saat melihat Sarah sudah keluar dari ruangan marketing, Sinta takut terjadi sesuatu hal kepada Sarah, mengingat tadi ibu Rita memarahi Sarah.

"Sar!" panggil Sinta, sambil berjalan menghampiri Sarah.

"Iya sin?" jawab Sarah.

"Kamu gak di pecat kan sama ibu Rita?" tanya Sinta yang khawatir dengan Sarah

"Aman sin, aku enggak di pecat kok sama ibu Rita." jawab Sarah

"Kok bisa?" tanya Sinta.

"Terus kamu maunya aku di pecat?" jawab Sarah yang sedikit sebel mendengar pertanyaan Sinta.

"Iya bukan gitu juga Sar, maksud aku kan tadi ibu Rita sepertinya marah sama kamu, aku pikir kamu bakalan di pecat sama dia, tapi ternyata dugaan aku salah. Tapi syukurlah kalau kamu enggak jadi di pecat, aku seneng dengernya." Jelas Sinta.

"Awalnya aku juga mikir bakalan di pecat sama ibu Rita, tapi entahlah! Sekarang aku harus sedih apa senang karena tidak jadi di pecat sama ibu Rita." Jawab Sarah.

" Kenapa?" tanya Sinta penasaran

"Aku gak bisa cerita di sini, nanti aku ceritain kalau kita sudah di kos. Mending kita sekarang kembali kerja dulu, takut kalau nanti ibu Rita melihat kita." jawab Sarah.

***

Sesampainya di kos.

"Gimana Sar, gak terlalu berat kan kerjanya?" tanya Sinta.

"Kerjanya sih enggak terlalu berat, rekan rekan kerja yang lain juga asik semua, mereka mau mengajari aku dengan telaten. Tetapi karena ada sedikit masalah tadi aku jadi gak bisa terlalu fokus." jawab Sarah.

"Ohh iya.. Sebenarnya tadi bu Rita ada perlu apa sih sama kamu? Kamu tadi udah janji mau cerita sama aku kan? buruan cerita sekarang." Tanya Sinta penasaran.

"Ceritanya sangat rumit sekali, melebihi rumitnya cerita di sinetron. Tapi aku mau mandi dulu, badan aku udah lengket semua. Aku juga udah laper sin!" jawab Sarah

"Lebay deh kamu! Ya sudah mandi dulu sana, habis itu kita nyari makan. Tapi setelah itu kamu harus cerita sama aku ya?" kata Sinta

"Oke siap!" jawab Sarah, langsung bergegas masuk ke kamar mandi.

Setelah mereka selesai mandi dan keluar untuk membeli makan. Mereka langsung pulang ke kos.

Sinta merebahkan tubuhnya di atas kasur, sedangkan Sarah duduk dilantai sambil bersandar di pinggiran kasur.

"Sin! Aku akan ceritakan masalah tadi sama kamu, tapi kamu jangan bilang sama siapa siapa ya? ini jadi rahasia kita." kata Sarah, dengan perasaan bingung.

"humb."Jawab Sinta, sambil memainkan handphone dengan ekspresi datar.

"memang sih tadi ibu Rita tidak jadi memecat aku, tapi dia meminta aku buat menikah sama anaknya." kata Sarah, tidak bersemangat.

"Apa? Nikah sama anaknya?" jawab Sinta terkejut. langsung mengangkat kepalanya, dan menatap ke arah Sarah.

"Iya sin! kalau aku mau menikah dengan anaknya, ibu Rita akan menjamin kehidupan ibu dan adik adik aku di kampung, tetapi kalau aku tidak mau, ibu Rita akan memecat aku saat itu juga." jelas Sarah

"Aku baru tau kalau ibu Rita punya anak, soalnya selama aku bekerja bertahun tahun di sini aku belum pernah melihat anak ibu Rita, ketemu ibu Rita aja jarang banget, 1 tahun aja cuma 1 atau 2 kali." jawab Sinta

"Serius kamu?" tanya Sarah

"Dua rius malahan! Tapi aku ngerasa ada yang aneh!" jawab Sinta

"Aneh gimana maksud kamu?" tanya Sarah penasaran

"Kok kebetulan sekali hari pertama kamu masuk kerja dan ibu Rita kunjungan kesini! Padahal ibu Rita kan jarang banget kunjungan kesini." jawab Sinta, merasa ada yang janggal

"Entahlah sin! Aku juga bingung." jawab Sarah tertunduk

"Apa mungkin ini yang dinamakan jodoh? kalau kata orang, jangan terlalu memikirkan siapa jodohmu, karena jodoh itu sudah ada yang ngatur." jawab Sinta terkekeh

"Sialan! Iya kalau dia jodohku? kalau bukan? Terus aku harus bilang apa nanti sama jodohku." kata Sarah, yang sudah tidak mau ambil pusing lagi dengan masalah yang sedang dia hadapi.

"Iya tinggal bilang aja sama jodoh kamu nanti, maaf ya jodoh, kamu udah dapat bekas orang lain..." jawab Sinta terkekeh geli

"ehh Sar! Kamu kan belum tau anaknya ibu Rita, gimana nanti kalau ternyata anak ibu Rita udah tua? Apa kamu masih mau?" tanya Sinta kembali

"Iya nasib sin, mau gimana lagi? Kalau aku tadi tidak menerima tawaran ibu Rita, mau kerja apa aku? Uang aja gak punya, ongkos kesini sama makan aja aku ngutang sama kamu, tidur juga masih numpang sama kamu, emang kamu mau kalau aku gak bisa bayar utang sama kamu? apalagi nanti pasti ibu dan adik adik aku juga kelaparan kalau aku gak kerja." jawab Sarah

"Urusan utang itu urusan nanti Sar, aku kalau masih bisa bantu kamu pasti aku akan bantu kamu semampu aku. dan satu lagi, kamu tetep harus hati hati ya..." jawab Sinta.

"Makasih ya sin! kamu itu teman terbaik dan tercantik yang pernah aku kenal." kata Sarah dengan menunjukkan muka yang paling imut

"hueekk! Kamu itu memuji aku kalau ada maunya aja, terus kapan rencana ibu Rita mempertemukan kalian?" tanya Sinta

"Aku tidak tau, terserah ibu Rita aja," jawab Sarah

"Iya sudah kita tidur, sudah malam. besok kita lihat apa yang akan di lakukan ibu Rita selanjutnya." kata Sinta

"Cihh! Macam sinetron aja hidup aku, kamu tau nggak kita seperti detektif yang lagi memata matai musuh." jawab Sarah terkekeh.

***

"Pa! Aku sudah bertemu dengan gadis itu."

"ohh iya? Dimana?"

"Dia sekarang kerja di minimarket mama."

"mama tidak salah orang kan?"

"Tidak! Mama yakin dia orangnya, beberapa hari lalu saat dia melamar pekerjaan di tempat mama, mama sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya. Karena dia berasal dari desa yang waktu itu."

"kok bisa dia tiba tiba kerja di tempat mama?"

"Waktu orang suruhan mama datang ke kampung itu, dia bilang kalau keluarga mereka lagi kesulitan ekonomi, dan diminimarket mama kebetulan ada anak yang berasal dari sana juga, jadi mama sengaja membuka lowongan pekerjaan, dan rencana mama berjalan lancar, dia sekarang bekerja di tempat mama."

"Apa rencana mama selanjutnya?"

"Tadi waktu mama kunjungan ke minimarket, mama tidak sengaja bertabrakan dengan dia, jadi mama langsung memanfaatkan keadaan. Mama minta dia tanda tangan surat perjanjian untuk menikah dengan Rendra. Kalau dia tidak mau, mama mengancam akan memecat dia saat itu juga. Mama sebenarnya juga takut sih kalau dia lebih memilih untuk bekerja di tempat lain dan tidak mau menikah dengan Rendra."

"Kenapa mama nekat gitu sih? Gimana kalau nanti dia tiba tiba mengundurkan diri karena takut sama mama?"

"Papa tenang aja, sekarang kan dia sudah menandatangani surat perjanjiannya."

"Papa ingin tahu, apa saja isi surat perjanjian itu?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!