"Brak!"
"Apa kamu tidak bisa melihat saya sebesar ini ada di depan mu? Sampai kamu menabrak saya?"
"Maafkan saya nyonya, saya buru buru jadi tidak melihat nyonya, sekali lagi saya mohon maaf."
Perdebatan antara pemilik minimarket dan pegawai minimarket.
Setelah mengambil beberapa barang dari gudang, Dia tidak menyadari kalau di depannya ada seorang wanita paruh baya yang hendak masuk ketoilet, dan letak toilet itu berada di sebelah gudang.
"Apa kamu pegawai baru disini?"
"Iya nyonya, saya baru mulai bekerja hari ini."
"Siapa namamu?"
"Nama saya Sarah nyonya."
"Apa kamu masih ingin bekerja disini?"
"Saya masih ingin bekerja disini nyonya! Tolong maafkan atas kesalahan saya!"
"Saya akan memaafkan kamu, tapi dengan satu syarat!"
"Baik! apa nyonya syaratnya?"
"Saya tunggu kamu di ruangan marketing, saya akan katakan syaratnya nanti."
"Baik nyonya."
Sarah adalah pegawai baru di minimarket ini, dan baru mulai masuk kerja hari ini. Dia berasal dari desa, yang sedang merantau ke kota diajak oleh temannya, dan kebetulan mereka bekerja di tempat yang sama.
Meskipun Sarah berasal dari desa, tetapi dia memiliki wajah yang sangat cantik, tinggi dan berat badannya proporsional, dan beberapa bagian bagian tertentu di tubuhnya yang cukup menonjol dan berisi, berkulit kulit putih, rambut sebahu warna hitam, dengan lesung pipi di kanan kiri.
"Sarah!" panggil salah satu rekan kerjanya.
Dan itu membuat langkah Sarah terhenti saat hendak menuju ruang marketing.
Salah satu rekan kerjanya itu tidak lain adalah teman Sarah yang mengajak Sarah bekerja di sini. Dia adalah Sinta.
"Ada apa Sin?" jawab Sarah.
"Kamu habis di marahi ibu Rita ya?" tanya Sinta.
"Iya sin, aku pergi dulu ya, ibu Rita sudah menunggu aku di ruang marketing." jawab Sarah.
"Baiklah, kamu hati hati ya!" kata Sinta yang khawatir dengan Sarah, karena hari ini baru hari pertama Sarah bekerja tetapi sudah berurusan dengan pemilik minimarket.
"tok!"
"tok!"
"tok!"
"Permisi nyonya, saya Sarah!" kata Sarah dengan nada rendah, menahan rasa takut dan memberanikan diri menemui ibu Rita.
"Masuk!" kata ibu Rita
"Ceklek"
"Silahkan duduk." Kata ibu Rita, yang melihat Sarah masih berdiri di depan pintu.
"Baik nyonya!" jawab Sarah, sambil menuju sofa di depan meja ibu Rita.
"Setelah kamu menabrak saya dengan barang barang yang kamu bawa tadi, kamu masih ingin bekerja ditempat saya?" tanya ibu Rita
"Maafkan saya nyonya, saya tidak sengaja. Dan saya mohon jangan pecat saya nyonya, saya masih ingin bekerja disini." jawab Sarah, dengan perasaan yang tidak bisa di artikan lagi, rasa takut yang sebelumnya belum pernah Sarah rasakan.
"Apa kamu masih membutuhkan pekerjaan ini?" tanya ibu Rita kembali
"Saya benar benar membutuhkan pekerjaan ini nyonya, saya baru merantau di kota ini." jawab Sarah, karena Sarah sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk keluarganya di kampung.
Sarah adalah tulang punggung keluarga, Dia harus memenuhi kebutuhan ibu dan kedua adiknya, karena ayahnya baru beberapa bulan kemarin meninggal dunia karena tertabrak mobil saat mencari rumput untuk makan ternak.
Dia minta tolong kepada Sinta teman sekolah nya dulu di kampung, agar di carikan pekerjaan untuknya. Dan kebetulan di tempat kerja Sinta sedang membutuhkan karyawan perempuan, yaitu di minimarket milik ibu Rita ini.
"Oke, kamu masih bisa bekerja disini, tetapi saya punya syarat buat kamu?" kata ibu Rita
"Terimakasih nyonya, apa syarat yang harus saya lakukan?" tanya Sarah
"Sebenarnya saya ingin meminta tolong sama kamu." kata ibu Rita
"Minta tolong sama saya? Apa yang bisa saya tolong nyonya?" tanya Sarah yang semakin penasaran.
"Apakah kamu mau menikah dengan anak saya?" tanya ibu Rita
"Me..me..menikah dengan anak nyonya?" jawab Sarah bingung
"Iya! Kalau kamu mau menikah dengan anak saya, dan bisa membuat anak saya berubah, saya akan memenuhi kebutuhan keluarga kamu di kampung, tetapi kalau kamu menolak permintaan saya ini, silahkan kamu mencari pekerjaan di tempat lain!" kata ibu Rita
Sebenarnya ibu Rita sudah mengetahui latar belakang Sarah, dia yang sebagai tulang punggung keluarga dan harus menghidupi ibu dan kedua adiknya. Dan juga tentang ayahnya yang meninggal karena tertabrak mobil.
Ibu Rita dan suaminya punya pemikiran kalau mereka tidak bisa merubah sikap anaknya, mungkin anaknya bisa berubah saat dia sudah bertemu dengan pasangan hidupnya.
Ibu Rita dan suaminya juga sudah sering meminta anaknya untuk segera menikah tetapi anaknya selalu bilang kalau dia tidak punya pacar. Dan tidak berencana untuk menikah untuk saat ini.
Dan mungkin dengan cara ini juga ibu Rita bisa membantu Sarah untuk menghidupi keluarganya.
Ibu Rita adalah salah satu orang terkaya di negeri ini, usahanya ada di mana mana, dan salah satunya adalah minimarket ini, yang juga mempunyai banyak cabang. begitu juga dengan suaminya, suaminya memiliki perusahaan yang sangat besar, dan perusahaannya banyak yang bekerjasama dengan perusahaan luar negeri.
ibu Rita dan suaminya memiliki seorang anak laki laki, tetapi anaknya memiliki sifat yang sangat jauh berbeda dengan ibu Rita maupun suaminya. Dia lebih mementingkan kesenangannya saat ini. Menghabiskan uang, berfoya foya kesana kemari, bahkan tidak pernah pulang kerumah, kalaupun pulang kerumah hanya karena kehabisan uang.
"Astaga aku harus jawab apa? Bagaimana ini? mimpi apa aku semalam, baru masuk kerja satu hari, sudah dapat masalah yang besar seperti ini!" gumam Sarah dalam hati
"Saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu jawaban kamu, sekarang kamu setuju apa tidak?" tanya ibu Rita tegas
Sarah yang tidak punya pilihan, mau tidak mau dia harus menerima tawaran ibu Rita karena dia tidak ingin ibu dan adik adiknya kelaparan di kampung sana.
"Baik nyonya, saya setuju. Maaf! tetapi bagaimana nanti kalau anak ibu yang menolak dan tidak suka terhadap saya?" tanya Sarah
"Itu urusan saya, yang penting sekarang kamu setuju dulu." Jawab ibu Rita dengan santai.
"Silahkan kamu tanda tangan surat perjanjian ini." Sambung ibu Rita sambil menyodorkan surat perjanjian yang sudah disiapkan.
"Kalau sudah silahkan kamu lanjutkan pekerjaan kamu!" kata ibu Rita setelah Sarah selesai menandatangani surat perjanjian.
"Dan satu lagi! Kamu jangan cerita masalah ini kepada rekan rekan kerja kamu yang lain." tegas ibu Rita, yang tidak ingin nanti mereka iri atau jadi tidak suka kepada Sarah.
"Baik nyonya, saya permisi dulu." Kata Sarah, sambil meninggalkan ruangan marketing dengan langkah yang berat.
Sinta langsung menghampiri Sarah saat melihat Sarah sudah keluar dari ruangan marketing, Sinta takut terjadi sesuatu hal kepada Sarah, mengingat tadi ibu Rita memarahi Sarah.
Sinta langsung menghampiri Sarah saat melihat Sarah sudah keluar dari ruangan marketing, Sinta takut terjadi sesuatu hal kepada Sarah, mengingat tadi ibu Rita memarahi Sarah.
"Sar!" panggil Sinta, sambil berjalan menghampiri Sarah.
"Iya sin?" jawab Sarah.
"Kamu gak di pecat kan sama ibu Rita?" tanya Sinta yang khawatir dengan Sarah
"Aman sin, aku enggak di pecat kok sama ibu Rita." jawab Sarah
"Kok bisa?" tanya Sinta.
"Terus kamu maunya aku di pecat?" jawab Sarah yang sedikit sebel mendengar pertanyaan Sinta.
"Iya bukan gitu juga Sar, maksud aku kan tadi ibu Rita sepertinya marah sama kamu, aku pikir kamu bakalan di pecat sama dia, tapi ternyata dugaan aku salah. Tapi syukurlah kalau kamu enggak jadi di pecat, aku seneng dengernya." Jelas Sinta.
"Awalnya aku juga mikir bakalan di pecat sama ibu Rita, tapi entahlah! Sekarang aku harus sedih apa senang karena tidak jadi di pecat sama ibu Rita." Jawab Sarah.
" Kenapa?" tanya Sinta penasaran
"Aku gak bisa cerita di sini, nanti aku ceritain kalau kita sudah di kos. Mending kita sekarang kembali kerja dulu, takut kalau nanti ibu Rita melihat kita." jawab Sarah.
***
Sesampainya di kos.
"Gimana Sar, gak terlalu berat kan kerjanya?" tanya Sinta.
"Kerjanya sih enggak terlalu berat, rekan rekan kerja yang lain juga asik semua, mereka mau mengajari aku dengan telaten. Tetapi karena ada sedikit masalah tadi aku jadi gak bisa terlalu fokus." jawab Sarah.
"Ohh iya.. Sebenarnya tadi bu Rita ada perlu apa sih sama kamu? Kamu tadi udah janji mau cerita sama aku kan? buruan cerita sekarang." Tanya Sinta penasaran.
"Ceritanya sangat rumit sekali, melebihi rumitnya cerita di sinetron. Tapi aku mau mandi dulu, badan aku udah lengket semua. Aku juga udah laper sin!" jawab Sarah
"Lebay deh kamu! Ya sudah mandi dulu sana, habis itu kita nyari makan. Tapi setelah itu kamu harus cerita sama aku ya?" kata Sinta
"Oke siap!" jawab Sarah, langsung bergegas masuk ke kamar mandi.
Setelah mereka selesai mandi dan keluar untuk membeli makan. Mereka langsung pulang ke kos.
Sinta merebahkan tubuhnya di atas kasur, sedangkan Sarah duduk dilantai sambil bersandar di pinggiran kasur.
"Sin! Aku akan ceritakan masalah tadi sama kamu, tapi kamu jangan bilang sama siapa siapa ya? ini jadi rahasia kita." kata Sarah, dengan perasaan bingung.
"humb."Jawab Sinta, sambil memainkan handphone dengan ekspresi datar.
"memang sih tadi ibu Rita tidak jadi memecat aku, tapi dia meminta aku buat menikah sama anaknya." kata Sarah, tidak bersemangat.
"Apa? Nikah sama anaknya?" jawab Sinta terkejut. langsung mengangkat kepalanya, dan menatap ke arah Sarah.
"Iya sin! kalau aku mau menikah dengan anaknya, ibu Rita akan menjamin kehidupan ibu dan adik adik aku di kampung, tetapi kalau aku tidak mau, ibu Rita akan memecat aku saat itu juga." jelas Sarah
"Aku baru tau kalau ibu Rita punya anak, soalnya selama aku bekerja bertahun tahun di sini aku belum pernah melihat anak ibu Rita, ketemu ibu Rita aja jarang banget, 1 tahun aja cuma 1 atau 2 kali." jawab Sinta
"Serius kamu?" tanya Sarah
"Dua rius malahan! Tapi aku ngerasa ada yang aneh!" jawab Sinta
"Aneh gimana maksud kamu?" tanya Sarah penasaran
"Kok kebetulan sekali hari pertama kamu masuk kerja dan ibu Rita kunjungan kesini! Padahal ibu Rita kan jarang banget kunjungan kesini." jawab Sinta, merasa ada yang janggal
"Entahlah sin! Aku juga bingung." jawab Sarah tertunduk
"Apa mungkin ini yang dinamakan jodoh? kalau kata orang, jangan terlalu memikirkan siapa jodohmu, karena jodoh itu sudah ada yang ngatur." jawab Sinta terkekeh
"Sialan! Iya kalau dia jodohku? kalau bukan? Terus aku harus bilang apa nanti sama jodohku." kata Sarah, yang sudah tidak mau ambil pusing lagi dengan masalah yang sedang dia hadapi.
"Iya tinggal bilang aja sama jodoh kamu nanti, maaf ya jodoh, kamu udah dapat bekas orang lain..." jawab Sinta terkekeh geli
"ehh Sar! Kamu kan belum tau anaknya ibu Rita, gimana nanti kalau ternyata anak ibu Rita udah tua? Apa kamu masih mau?" tanya Sinta kembali
"Iya nasib sin, mau gimana lagi? Kalau aku tadi tidak menerima tawaran ibu Rita, mau kerja apa aku? Uang aja gak punya, ongkos kesini sama makan aja aku ngutang sama kamu, tidur juga masih numpang sama kamu, emang kamu mau kalau aku gak bisa bayar utang sama kamu? apalagi nanti pasti ibu dan adik adik aku juga kelaparan kalau aku gak kerja." jawab Sarah
"Urusan utang itu urusan nanti Sar, aku kalau masih bisa bantu kamu pasti aku akan bantu kamu semampu aku. dan satu lagi, kamu tetep harus hati hati ya..." jawab Sinta.
"Makasih ya sin! kamu itu teman terbaik dan tercantik yang pernah aku kenal." kata Sarah dengan menunjukkan muka yang paling imut
"hueekk! Kamu itu memuji aku kalau ada maunya aja, terus kapan rencana ibu Rita mempertemukan kalian?" tanya Sinta
"Aku tidak tau, terserah ibu Rita aja," jawab Sarah
"Iya sudah kita tidur, sudah malam. besok kita lihat apa yang akan di lakukan ibu Rita selanjutnya." kata Sinta
"Cihh! Macam sinetron aja hidup aku, kamu tau nggak kita seperti detektif yang lagi memata matai musuh." jawab Sarah terkekeh.
***
"Pa! Aku sudah bertemu dengan gadis itu."
"ohh iya? Dimana?"
"Dia sekarang kerja di minimarket mama."
"mama tidak salah orang kan?"
"Tidak! Mama yakin dia orangnya, beberapa hari lalu saat dia melamar pekerjaan di tempat mama, mama sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya. Karena dia berasal dari desa yang waktu itu."
"kok bisa dia tiba tiba kerja di tempat mama?"
"Waktu orang suruhan mama datang ke kampung itu, dia bilang kalau keluarga mereka lagi kesulitan ekonomi, dan diminimarket mama kebetulan ada anak yang berasal dari sana juga, jadi mama sengaja membuka lowongan pekerjaan, dan rencana mama berjalan lancar, dia sekarang bekerja di tempat mama."
"Apa rencana mama selanjutnya?"
"Tadi waktu mama kunjungan ke minimarket, mama tidak sengaja bertabrakan dengan dia, jadi mama langsung memanfaatkan keadaan. Mama minta dia tanda tangan surat perjanjian untuk menikah dengan Rendra. Kalau dia tidak mau, mama mengancam akan memecat dia saat itu juga. Mama sebenarnya juga takut sih kalau dia lebih memilih untuk bekerja di tempat lain dan tidak mau menikah dengan Rendra."
"Kenapa mama nekat gitu sih? Gimana kalau nanti dia tiba tiba mengundurkan diri karena takut sama mama?"
"Papa tenang aja, sekarang kan dia sudah menandatangani surat perjanjiannya."
"Papa ingin tahu, apa saja isi surat perjanjian itu?"
"Papa ingin tahu, apa saja isi surat perjanjian itu?"
Lalu, ibu Rita mengambil surat perjanjian itu di dalam tas berwarna hitam yang di bawanya dan memberikan kepada suaminya.
suami ibu Rita mengambil surat yang di berikan ibu Rita dan membacanya, suami ibu Rita nampak tersenyum saat mengetahui isi dari surat itu dan merasa lega karena bisa menemukan Sarah.
"Papa sudah merasa lega ma, karena bisa menemukan anak pak Rahmat. Meskipun rasa bersalah dan penyesalan Papa terus menghantui sampai saat ini. Papa tidak tau lagi bagaimana caranya Papa bisa minta maaf kekeluargaan pak Rahmat atas kejadian beberapa bulan lalu. Papa benar benar menyesal ma." kata pak Riki yang menangis di samping ibu Rita
"Sudahlah pa! Papa jangan mengingat ingat kejadian itu lagi, sekarang kita fokus rencana kita selanjutnya saja." jawab ibu Rita, menguatkan suaminya.
Pak Riki adalah suami dari ibu Rita. Beberapa bulan yang lalu saat pak Riki hendak menyurvei tempat untuk di jadikan proyek usaha barunya tanpa di sengaja. Mobil yang diKendari pak Riki menabrak seseorang.
Mobil pak Riki menabrak pak Rahmat yang sedang duduk di pinggir jalan. Pak Rahmat sepertinya saat itu sedang istirahat, karena saat pak Riki menghampiri pak Rahmat di sebelahnya ada karung yang berisi rumput.
Pak Rahmat memang saat itu tidak meninggal, hanya ada luka di bagian kepala pak Rahmat, pak Riki sudah memiliki niatan baik dan bertanggung jawab kepada pak Rahmat, dan akan mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit terdekat, tetapi pak Rahmat menolaknya. Karena pak Rahmat tidak mau merepotkan orang lain, apalagi saat itu pak Rahmat melihat pak Riki dengan pakaian yang sangat bagus, terlihat mahal, rapi dan membawa mobil mewah.
Sebagai orang kampung, pak Rahmat takut berurusan dengan orang kaya, pak Rahmat tidak mau berhutang budi kepada pak Riki, kehidupan pak Rahmat juga pas pasan, hanya cukup untuk makan sehari hari saja.
Saat pak Riki akan mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit, pak Rahmat langsung menolaknya dan minta maaf ke pak Riki dan memilih untuk pulang kerumahnya dengan menaiki sepeda.
Sebenarnya pak Riki tidak tega melihat pak Rahmat yang luka dan harus pulang sendirian, saat pak Riki hendak menyusul pak Rahmat, tiba tiba dapat telepon dari partner bisnisnya yang sudah menunggu dari tadi.
dengan sangat terpaksa pak Riki pergi meninggalkan tempat itu. diperjalanan pak Riki terus memikirkan kondisi pak Rahmat, sehingga dia berniat setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia akan mencari rumah pak Rahmat.
Pak Riki menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, karena ingin segera mencari pak Rahmat. Dan saat pak Riki sudah menemukan rumah pak Rahmat dengan menyebutkan ciri ciri dari laki laki yang di tabraknya tadi, salah satu tetangganya mengantarkan pak Riki ke rumah pak Rahmat.
Tetapi betapa terkejutnya pak Riki melihat keramaian dirumah pak Rahmat, dan ternyata pak Rahmat telah meninggal dunia.
Pak Riki sangat menyesal dengan kejadian ini, seandainya tadi pak Riki mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit, pasti nyawanya akan tertolong.
pak Riki menemui istri dari pak Rahmat, dan menurut keterangan dari istri pak Rahmat, pak Rahmat meninggal karena terkena serangan jantung, karena pada dasarnya pak Rahmat memang memiliki riwayat penyakit jantung, tetapi tetap saja pak Riki merasa bersalah dan menyesal atas kejadian tadi.
Semenjak saat itu pak Riki terus menyuruh orang untuk mengawasi keluarga pak Rahmat, pak Riki ingin menolong keluarga pak Rahmat dan menghilangkan rasa penyesalannya itu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana, karena jika langsung menghampiri rumahnya dan memberikan uang, sudah pasti akan di tolak oleh keluarga pak Rahmat,
Keluarga pak Rahmat memang tidak kaya, tetapi pak Rahmat selalu mewanti wanti anak dan istrinya jangan sampai meminta belas kasihan dari orang lain.
Mungkin dengan cara menikahkan anaknya dengan anak pak Rahmat menjadi jalan satu-satunya agar bisa menjamin kehidupan mereka tanpa merendahkan mereka.
***
Cuaca pagi ini tidak begitu cerah, agak mendung dan juga gerimis, Sarah dan Sinta sedang bersiap siap untuk berangkat kerja. Tetapi hari ini Sarah kurang begitu bersemangat, karena takut nanti akan ketemu dengan ibu Rita di minimarket. Mungkin cuaca juga merasakan isi hatinya Sarah yang sedikit mendung.
Sarah dan Sinta berangkat ke minimarket dengan berjalan kaki karena jarak minimarket dan kosan mereka tidak terlalu jauh, cuma butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di tempat kerja.
Sesampainya di minimarket, mereka langsung menuju loker karyawan untuk menaruh tas mereka, di ruangan khusus karyawan, mereka mendengar obrolan para rekan kerja mereka sedang membicarakan mengenai kunjungan hari ini.
"Aku denger denger katanya nanti ada kunjungan lagi ya?"
"Iya aku juga denger kemarin. Katanya ibu Rita mau kesini sama anaknya."
"Aku baru tau kalau ibu Rita punya anak! Laki laki apa perempuan?"
"Laki laki anaknya, dan itu anak satu satunya ibu Rita."
"Aku denger sih dia jarang banget pulang kerumah, suka foya foya dan hanya bisa menghabiskan uang, padahal dia satu satunya pewaris di keluarga ibu Rita."
"Ohh ya? jadi kalau aku bisa memiliki dia aku bakalan tajir mendadak dong?"
"Jangan mimpi deh kamu, belum tentu juga anaknya ibu Rita mau sama kamu."
"Sukses kan datangnya dari mimpi, jadi apa salahnya jika aku berandai andai."
" Iya! tapi jangan terlalu berharap, kalau jatuh sakit."
begitulah percakapan para rekan rekan kerja Sarah dan Sinta, yang membuat mereka hanya diam dan mendengarkan percakapan teman temannya,
"jadi anak ibu Rita itu pewaris tunggal, tetapi tetap saja dia hanya bisa menghambur hamburkan uang, mau sebanyak apapun warisannya kalau kerjaan nya suka menghambur uang pasti lama kelamaan akan habis juga, terus apa tujuannya ibu Rita mau menjodohkan aku dengan anaknya? Apa jangan jangan nanti aku yang bakalan di suruh kerja buat anaknya? mana mungkin ibu Rita bener bener mau menerima aku sebagai menantunya? ibu Rita kan galak sama aku? Astaga kasihan sekali sih aku ini, udah di paksa nikah sama orang yang belum aku ketahui, punya suami tua, suka menghabiskan uang, dapat ibu mertua kejam, aku gak bisa bayangin hidup aku setelah menikah nanti." gumam Sarah dalam hati sambil berjalan menuju area sales.
Sarah dan Sinta memang belum mengetahui wajah asli anak ibu Rita, tetapi mereka punya pemikiran bahwa anak ibu Rita pasti, tua, jelek, tidak laku, makanya ibu Rita ingin menjodohkan anaknya dengan Sarah, ya meskipun anak orang kaya dan hartanya banyak.
Saat semua karyawan sudah berada di area sales mereka disuruh untuk berkumpul sejenak untuk melakukan briefing.
tidak berapa lama ibu Rita masuk dengan seseorang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,
Semua mata tertuju ke sosok yang bersama ibu Rita, mereka tidak bisa mengalihkan pandangan sedetikpun dari sosok tersebut.
Dia adalah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!