"Papa ingin tahu, apa saja isi surat perjanjian itu?"
Lalu, ibu Rita mengambil surat perjanjian itu di dalam tas berwarna hitam yang di bawanya dan memberikan kepada suaminya.
suami ibu Rita mengambil surat yang di berikan ibu Rita dan membacanya, suami ibu Rita nampak tersenyum saat mengetahui isi dari surat itu dan merasa lega karena bisa menemukan Sarah.
"Papa sudah merasa lega ma, karena bisa menemukan anak pak Rahmat. Meskipun rasa bersalah dan penyesalan Papa terus menghantui sampai saat ini. Papa tidak tau lagi bagaimana caranya Papa bisa minta maaf kekeluargaan pak Rahmat atas kejadian beberapa bulan lalu. Papa benar benar menyesal ma." kata pak Riki yang menangis di samping ibu Rita
"Sudahlah pa! Papa jangan mengingat ingat kejadian itu lagi, sekarang kita fokus rencana kita selanjutnya saja." jawab ibu Rita, menguatkan suaminya.
Pak Riki adalah suami dari ibu Rita. Beberapa bulan yang lalu saat pak Riki hendak menyurvei tempat untuk di jadikan proyek usaha barunya tanpa di sengaja. Mobil yang diKendari pak Riki menabrak seseorang.
Mobil pak Riki menabrak pak Rahmat yang sedang duduk di pinggir jalan. Pak Rahmat sepertinya saat itu sedang istirahat, karena saat pak Riki menghampiri pak Rahmat di sebelahnya ada karung yang berisi rumput.
Pak Rahmat memang saat itu tidak meninggal, hanya ada luka di bagian kepala pak Rahmat, pak Riki sudah memiliki niatan baik dan bertanggung jawab kepada pak Rahmat, dan akan mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit terdekat, tetapi pak Rahmat menolaknya. Karena pak Rahmat tidak mau merepotkan orang lain, apalagi saat itu pak Rahmat melihat pak Riki dengan pakaian yang sangat bagus, terlihat mahal, rapi dan membawa mobil mewah.
Sebagai orang kampung, pak Rahmat takut berurusan dengan orang kaya, pak Rahmat tidak mau berhutang budi kepada pak Riki, kehidupan pak Rahmat juga pas pasan, hanya cukup untuk makan sehari hari saja.
Saat pak Riki akan mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit, pak Rahmat langsung menolaknya dan minta maaf ke pak Riki dan memilih untuk pulang kerumahnya dengan menaiki sepeda.
Sebenarnya pak Riki tidak tega melihat pak Rahmat yang luka dan harus pulang sendirian, saat pak Riki hendak menyusul pak Rahmat, tiba tiba dapat telepon dari partner bisnisnya yang sudah menunggu dari tadi.
dengan sangat terpaksa pak Riki pergi meninggalkan tempat itu. diperjalanan pak Riki terus memikirkan kondisi pak Rahmat, sehingga dia berniat setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia akan mencari rumah pak Rahmat.
Pak Riki menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, karena ingin segera mencari pak Rahmat. Dan saat pak Riki sudah menemukan rumah pak Rahmat dengan menyebutkan ciri ciri dari laki laki yang di tabraknya tadi, salah satu tetangganya mengantarkan pak Riki ke rumah pak Rahmat.
Tetapi betapa terkejutnya pak Riki melihat keramaian dirumah pak Rahmat, dan ternyata pak Rahmat telah meninggal dunia.
Pak Riki sangat menyesal dengan kejadian ini, seandainya tadi pak Riki mengantarkan pak Rahmat ke rumah sakit, pasti nyawanya akan tertolong.
pak Riki menemui istri dari pak Rahmat, dan menurut keterangan dari istri pak Rahmat, pak Rahmat meninggal karena terkena serangan jantung, karena pada dasarnya pak Rahmat memang memiliki riwayat penyakit jantung, tetapi tetap saja pak Riki merasa bersalah dan menyesal atas kejadian tadi.
Semenjak saat itu pak Riki terus menyuruh orang untuk mengawasi keluarga pak Rahmat, pak Riki ingin menolong keluarga pak Rahmat dan menghilangkan rasa penyesalannya itu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana, karena jika langsung menghampiri rumahnya dan memberikan uang, sudah pasti akan di tolak oleh keluarga pak Rahmat,
Keluarga pak Rahmat memang tidak kaya, tetapi pak Rahmat selalu mewanti wanti anak dan istrinya jangan sampai meminta belas kasihan dari orang lain.
Mungkin dengan cara menikahkan anaknya dengan anak pak Rahmat menjadi jalan satu-satunya agar bisa menjamin kehidupan mereka tanpa merendahkan mereka.
***
Cuaca pagi ini tidak begitu cerah, agak mendung dan juga gerimis, Sarah dan Sinta sedang bersiap siap untuk berangkat kerja. Tetapi hari ini Sarah kurang begitu bersemangat, karena takut nanti akan ketemu dengan ibu Rita di minimarket. Mungkin cuaca juga merasakan isi hatinya Sarah yang sedikit mendung.
Sarah dan Sinta berangkat ke minimarket dengan berjalan kaki karena jarak minimarket dan kosan mereka tidak terlalu jauh, cuma butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di tempat kerja.
Sesampainya di minimarket, mereka langsung menuju loker karyawan untuk menaruh tas mereka, di ruangan khusus karyawan, mereka mendengar obrolan para rekan kerja mereka sedang membicarakan mengenai kunjungan hari ini.
"Aku denger denger katanya nanti ada kunjungan lagi ya?"
"Iya aku juga denger kemarin. Katanya ibu Rita mau kesini sama anaknya."
"Aku baru tau kalau ibu Rita punya anak! Laki laki apa perempuan?"
"Laki laki anaknya, dan itu anak satu satunya ibu Rita."
"Aku denger sih dia jarang banget pulang kerumah, suka foya foya dan hanya bisa menghabiskan uang, padahal dia satu satunya pewaris di keluarga ibu Rita."
"Ohh ya? jadi kalau aku bisa memiliki dia aku bakalan tajir mendadak dong?"
"Jangan mimpi deh kamu, belum tentu juga anaknya ibu Rita mau sama kamu."
"Sukses kan datangnya dari mimpi, jadi apa salahnya jika aku berandai andai."
" Iya! tapi jangan terlalu berharap, kalau jatuh sakit."
begitulah percakapan para rekan rekan kerja Sarah dan Sinta, yang membuat mereka hanya diam dan mendengarkan percakapan teman temannya,
"jadi anak ibu Rita itu pewaris tunggal, tetapi tetap saja dia hanya bisa menghambur hamburkan uang, mau sebanyak apapun warisannya kalau kerjaan nya suka menghambur uang pasti lama kelamaan akan habis juga, terus apa tujuannya ibu Rita mau menjodohkan aku dengan anaknya? Apa jangan jangan nanti aku yang bakalan di suruh kerja buat anaknya? mana mungkin ibu Rita bener bener mau menerima aku sebagai menantunya? ibu Rita kan galak sama aku? Astaga kasihan sekali sih aku ini, udah di paksa nikah sama orang yang belum aku ketahui, punya suami tua, suka menghabiskan uang, dapat ibu mertua kejam, aku gak bisa bayangin hidup aku setelah menikah nanti." gumam Sarah dalam hati sambil berjalan menuju area sales.
Sarah dan Sinta memang belum mengetahui wajah asli anak ibu Rita, tetapi mereka punya pemikiran bahwa anak ibu Rita pasti, tua, jelek, tidak laku, makanya ibu Rita ingin menjodohkan anaknya dengan Sarah, ya meskipun anak orang kaya dan hartanya banyak.
Saat semua karyawan sudah berada di area sales mereka disuruh untuk berkumpul sejenak untuk melakukan briefing.
tidak berapa lama ibu Rita masuk dengan seseorang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,
Semua mata tertuju ke sosok yang bersama ibu Rita, mereka tidak bisa mengalihkan pandangan sedetikpun dari sosok tersebut.
Dia adalah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments