Manusia Hantu
Pipi Helena merona, senyum bahagia tersungging di bibir manisnya manakala ia tak sengaja menemukan kotak kecil berisikan liontin cantik dengan permata berwarna merah muda, di dalam saku celana suaminya Darta saat ia sedang merapikan pakaian di dalam lemari.
Hatinya kian berdebar ketika mengingat bahwa besok adalah hari ulang tahun dirinya. Helena segera meletakkan kembali kotak itu ketika ia mendengar suara suaminya berteriak memanggil-manggil namanya.
"Helen! Helen! Kamu di mana, Sayang?"
"Iya, Pa. Mama di sini ...." seru Helena.
Darta masuk ke dalam kamar dan bergegas menuju ruang khusus pakaian yang berada di dalam kamar itu.
"Mama ngapain di situ?" tanya Darta gugup.
Helena menyadari nada suara suaminya yang gugup, namun ia berpura-pura bersikap biasa karena ia tak ingin membuat suaminya kecewa karena kejutan yang gagal.
Helena tersenyum ke arah Darta. ''Mama lagi merapikan pakaian yang berserakan di lantai, Pa."
"Oh ... ngapain Mama repot, kan ada mbak Ima."
Darta menarik tangan isterinya untuk bangkit berdiri dan menggiringnya untuk duduk di ranjang.
"Nggak papa, Pa. Cuma sedikit kok, lagian Mama bosan nggak ada kerjaan." jawab Helena.
"Papa lelah sekali tolong bikinkan *teh tiway untuk papa, Ma." Darta sengaja menyuruh Helena untuk ke dapur karena ada suatu hal yang ingin dilakukannya.
"Baik, Pa. Tunggu sebentar ya." ucap Helena.
Setelah Helena keluar, Darta bergegas menuju ruang pakaian untuk mengecek kotak yang ia sembunyikan. Setelah melihat kotak tersebut masih tersimpan rapi, ia segera kembali ke sofa kecil di ujung ranjang dan berpura-pura membaca koran.
"Ini teh tiwaynya, Pa." ucap Helena sambil meletakkan secangkir teh tiway di atas meja kecil di depan Darta.
Darta menyesap teh itu sedikit lalu memandang ke arah Helena, "Besok malam kita makan di luar ya."
"Iya, Pa." jawab Helena santai sambil memainkan handphone di tangannya.
Helena menyembunyikan wajahnya yang merona bahagia dengan berpura-pura tunduk dan sibuk memainkan handphonenya. Padahal, bibirnya ingin sekali berteriak-teriak dan kakinya ingin sekali melompat-lompat seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah besar.
Helena meletakkan Handphone itu di atas meja dan pamit pada suaminya. "Pah, mama jemput Angel dulu ya."
"Iya. Hati-hati ya, Ma. Papa juga mau istirahat sebentar." ucap Darta.
Setelah Helena menghilang dari balik pintu, Handphone Darta berdering. Ia segera menjawab panggilan itu, terdengar suara seseorang yang sedikit memaksa untuk bertemu. Dengan perasaan malas dan hati yang dongkol ia segera keluar dari kamar untuk menemui orang tersebut.
"Mama!" Gadis manis berusia lima tahun itu berlari ke arah Helena dan memeluk pinggangnya dengan erat.
Helena menunduk mencium kedua pipi Angel, anak semata wayangnya. Lalu Helena melonggarkan pelukan gadis itu dan menggendongnya sambil berjalan menuju ke arah parkiran mobil.
"Hari ini anak cantik mama belajar apa, Nak?" tanya Helena.
"Hari ini Angel belajar menggambar dan mewarnai bunga, Ma." jawab Angel penuh energi.
"Terus, anak cantik mama dapat bintang berapa hari ini?" Lanjut Helena lagi.
"Bintang lima dong, Ma." Pamer Angel.
Helena mencium pipi Angel dan menatap bangga pada anaknya itu, "Wuih. *Dayang mama hebat."
"Iya, dong. Angel ...." seru Angel bangga.
Helena membuka pintu mobil lalu mendudukkan Angel di kursi sebelah kiri. Kemudian ia segera bergegas menuju kursi sebelah kanan untuk memegang kemudi.
Honda jazz berwarna merah muda dengan tempelan stiker Hello Kitty yang cantik melaju dengan pelan meninggalkan TK Tunas Mekar tempat Angel bersekolah.
Helena memperlambat laju kendaraannya dan menghentikannya saat tiba di lampu merah UNIKARTA. Kedua jari telunjuknya sibuk mengetuk-ngetuk kemudi yang ia pegang sambil bersenandung kecil, sementara kedua matanya tetap fokus ke arah traffic light yang ada di depannya.
Namun fokusnya sedikit terganggu ketika Angel berteriak smabil melambai- lambai ke arah keluar jendela.
"Papa! Papa! Ini Angel, Pa!"
Saat Helena ingin melihat ke arah yang ditunjuk oleh Angel tiba-tiba klakson dari arah belakang berseru berkali-kali. Dengan terpaksa Helena menjalankan Honda jazz yang dikendarainya tanpa sempat melihat apa yang dihebohkan oleh puterinya itu.
Dengan penuh rasa penasaran Helena bertanya pada Angel.
"Angel , tadi Angel ngelihat siapa?"
"Papa." jawab Angel singkat.
"Di mana, Nak?" tanya Helena lagi.
"Di bengkel." jawab Angel sambil memainkan boneka Hello Kitty.
"Sama siapa?" Lanjut Helena semakin penasaran.
"Tante Anas."
Jawaban Angel yang terakhir cukup membuat Helena terkejut dan bertanya-tanya. Untuk apa suaminya berada di bengkel bersama sepupunya Anas. Bukankah tadi Darta bilang kalau ia ingin beristirahat karena kelelahan. Sedangkan Anas sendiri bukannya ada di kampung, kenapa Anas tak mengabarinya bila ia akan datang kemari.
"Kamu yakin Nak, kalau itu tadi papa sama tante Anas?" selidik Helena.
Angel hanya mengerucutkan bibirnya dan mengangkat bahunya untuk menjawab pertanyaan Helena. Melihat reaksi Angel yang demikian Helena hanya bergumam lirih.
"Hmm ... mungkin Angel salah lihat ...."
Pintu gerbang yang menjulang tinggi bak istana terbuka ketika Helena menekan sebuah tombol pada remote control kecil untuk membuka dan menutup pintu gerbang rumahnya. Dua orang sekuriti segera berdiri dan memberi hormat ketika ia melewati gerbang tersebut.
Setelah memarkirkan mobilnya, Helena segera mengeluarkan Angel dan menggendongnya sambil berlari kecil menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam rumahnya.
Helena memanggil mbak Ima dan menyerahkan Angel untuk diurus olehnya. Lalu ia segera berlari menuju ke kamar untuk mengambil Handphone yang ia tinggal di atas meja kecil.
"Halo, Pa. Papa di mana?" tanya Helena ketika ia sudah mendengar suara Darta.
"Papa lagi di luar, ada rapat mendadak dengan kontraktor." jawab Darta.
"Benaran? Papa nggak bohong, kan?" Selidik Helena.
"Serius, Ma. Lagian tadi Papa mau ngabarin mama, tapi handphonenya mama tinggal di kamar." jawab Darta.
"Oh iya, Pa." ucap Helena.
"Oh iya, Ma. Tadi pas papa di jalan papa ketemu Anas di jalan, mobilnya rusak. Terus papa panggil mobil derek untuk bawa mobilnya, lalu papa antar Anas ke bengkel." terang Darta pada Helena.
"Memangnya mobil Anas kenapa, Pa?" tanya Helena.
"Nggak tau. Katanya tiba-tiba mogok." jawab Darta.
Helena tersenyum lega dengan kejujuran suaminya. "Terus, sekarang Anas gimana?"
"Nggak tau. Setelah mobil derek datang, papa langsung pergi karena papa buru-buru mau ketemuan sama kontraktor." jawab Darta.
"Terus pa--"
"Sudah dulu ya, Ma. Kolega papa sudah datang."
Belum sempat Helena meneruskan perkataannya, Darta langsung memotong dan menutup teleponnya. Helena merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil memikirkan beberapa hal yang mengganjal di dalam pikirannya.
*teh tiway \= teh yang terbuat dari bawang tiway ( bawang hutan khas suku Dayak )
*dayang \= panggilan sayang untuk anak perempuan suku Dayak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍
2023-08-08
0
pinnacullata pinna
wah belajar bahasa Dayak nih
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah
2021-02-08
0
Cahaya subuh
Aku kira author salah ngetik, eh sekalinya dasar tulisanya dayang 😂
2021-01-27
1