Bab 5 Itak Wek

Jantung Helena berdebar kencang saat mobil yang ditumpanginya memasuk daerah perkampungan yang menorehkan sejuta kenangan baginya, tempat ia menghabiskan masa kecilnya yang penuh canda tawa, tempat ia merasakan dan menemukan cinta sejatinya, namun tempat itu juga menorehkan sedikit luka saat ia harus kehilangan ibu dan ayahnya.

Helena harus kehilangan ibunya di saat ia baru berusia tujuh tahun, dan semenjak ibunya meninggal ia di asuh oleh neneknya. Oleh sebab itu ia sudah menganggap  neneknya seperti ibunya sendiri.

Saat Darta memboyongnya untuk Pindah ke kota ia ingin sekali mengajak neneknya, namun neneknya selalu menolak setiap kali Helena mngajaknya pergi. Dengan alasan ia ingin dekat dan merawat *lungun kedua orangtuanya.

Pada pukul empat subuh mobil pun berhenti di depan sebuah rumah besar yang hampir sama ukurannya dengan *Lamin, rumah yang terbilang paling mewah di kampung tersebut memiliki tiang-tiang rumah yang terbuat dari kayu Ulin bulat sebesar drum yang berukiran indah khas suku Dayak Benuaq, 

Papan Ulin yang tanpa cat tersusun cantik di sekeliling rumah sebagai dinding dan lantainya, papan sirap yang lebar dan tebal tersusun rapi sebagai atap diatasnya. Empat *belontangk besar berjejer dengan gagahnya di depan rumah orang tuanya itu.

Selain pemilik perkebunan karet dan kelapa sawit terbesar di kabupaten Kutai barat, Tuan Apung ayah Helena adalah salah satu dari keturunan *Mantiq di kampung tersebut.

Helena bergegas turun dari mobilnya dan berlari kecil meniti anak tangga untuk naik ke atas rumahnya dan masuk ke kamar neneknya.

Marta Uwek, wanita sepuh bertelinga panjang terbaring lemah di pembaringannya. Tereq Deby duduk di sampingnya dengan cemas, Helena langsung mencium pipi wanita yang ia panggil dengan Itak Wek tersebut.

Tangannya menggenggam jemari keriput Itak Wek, kemudian mengusap-usap tangan Itak Wek yang dipenuhi tato dibalik kulitnya yg keriput itu. Namun Itak Wek tak merespon hanya nafasnya yang bergerak naik turun dengan perlahan.

"Itak Wek kenapa, Tereq?" tanya Helena pada Tereq Deby.

"Sore kemarin Itak Wek duduk di teras sambil *besempa, Tereq sudah berapa kali mengajaknya masuk karena hari hampir senja, namun Itak Wek selalu menolak, kemudian Itak Wek minta dibikinkan teh tiway , Tereq masuk ke dalam sebntar untuk bikin teh tiway di dapur setelah itu pas Tereq keluar Itak Wek sudah pingsan tak sadarkan diri dan sampai sekarang belum bangun." Jelas Tereq Deby.

"Kenapa nggak langsung dibawa ke rumah sakit?" tanya Helena dengan kecewa.

"Tereq nunggu kamu, Len. Selain itu Itak Wek pernah berpesan kalau terjadi sesuatu padanya jangan dibawa ke rumah sakit. Tapi dia minta dipanggilkan *Pemeliant." ucap Tereq Deby.

Regina menunduk sedih, tangan hangat Darta mengusap punggungnya, "Ayo, Ma. Biarkan Itak Wek istirahat dulu siapa tahu besok Itak Wek sudah sadar. Lagian Mama juga butuh istirahat."

Helena berdiri mengikuti tuntunan dekapan Darta. "Anas mana, Pa?"

"Anas langsung pulang ke rumahnya, Ma." jawab Darta.

"Kenapa Anas nggak istirahat di--"

"Sudahlah, Ma. Nggak usah banyak tanya lagi. Mama harus istirahat dulu pokoknya." Tegas Darta memotong ucapan Helena.

Akhirnya beberapa menit kemudian Helena sudah tertidur dalam dekapan suaminya.

Suara kokok ayam dan sinar mentari yang menyeruak lewat jendela yang dibuka oleh Darta membuat Helena terbangun dari tidurnya. Ia mengusap-usap matanya dan bangun dengan perasaan lelah yang masih bersarang di tubuhnya.

Helena menggeliat malas. "Jam berapa, Pa?"

"Jam tujuh, Ma." jawab Darta yang sedang berdiri di pinggir jendela menatap pekarangan.

Helena mengambil ponsel yang ada di atas nakas lalu menelepon seseorang. "Halo, Mbak Ima. Gimana Angel."

"Angel baik-baik aja Nyonya. Cuma sedikit ngambek karena ditinggal." sahut Mbak Ima.

"Hmm. Ntar pulang sekolah ajak aja jalan-jalan ke Ladaya biar ngambeknya hilang." ucap Helena.

"Baik, Nyonya." sahut Mbak Ima.

"Tapi hati-hati. Harus selalu diawasi ya, jangan jauh-jauh dari Angel. Terus, mulai dari hari ini suruh Mas Didik tungguin dia sampai pulang sekolah jangan ditinggal pokoknya." Perintah Helena pada Mbak Ima.

"Baik, Nyonya." sahut Mbak Ima di seberang sana.

"Nggak usah terlalu berlebihan gitu, Ma." ucap Darta ketika Helena memutuskan sambungan teleponnya.

"Berlebihan gimana, Pa? Papa dengar sendiri kan yang dibilangin sama polisi dan ucapan Mbak Elis di rumah makan semalam."

Darta membuang wajahnya ke arah pekarangan, ia tak ingin melanjutkan perdebatan dengan Helena.

Helena bangun dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah selesai ia segera menemui neneknya.

"Gimana, sudah ada perubahan?" tanya Helena pada Tereq Deby.

"Belum, Len. Hari ini keluarga besar, para sesepuh dan pengurus adat akan berkumpul membahas upacara *Belian untuk Itak Wek."

jawab Tereq Deby.

Helena hanya diam memandang wajah Itak Wek.

"Tereq ke belakang dulu ya, Len." lanjut Tereq Deby lagi.

Helena mengangguk pelan, matanya masih menatap sedih wajah keriput yang memucat dihadapannya itu. Tangan lembut yang selalu menuntunnya itu kini sudah kering dan mulai mengurus.

Tubuh yang berisi kini mulai menipis di balik kebaya Oren dan *ulap tumpar merah bermotif *antangk. Ya, Itak Wek lebih senang memakai baju kebaya dan ulap daripada baju biasa.

Malam hari menjelang tidur adalah waktu yang disukai oleh Helena saat ia masih kecil, karena sebelum tidur Itak Wek akan menceritakan *intont untuk Helena. Dan bila Helena kecil kesulitan untuk tidur Itak Wek akan mendendangkan syair-syair *rijok yang merdu yang mampu membuai mata Helena.

Saat ayahnya menolak keras hubungannya dengan Darta, dan saat Helena sedih dengan Darta yang tiba-tiba menghilang. Itak Wek dengan kasih selalu mengingatkannya untuk sabar menanti sebuah harapan.

Ketika banyak para pemuda menyodorkan *jogo bura sebagai *penyorongk tandaq untuk Helena dengan sabar Itak Wek membantu menolak mereka dan dengan ikhlas Itak Wek membayar *dendaq karena Helena menolak menerima penyorong tandaq tersebut.

Ketika Helena menangis satu hari satu malam karena ayahnya berniat menjodohkannya dengan Igun Amang anak pengusaha walet, sahabatnya. Itak Wek memasang badan berdiri di depan Helena menolak perjodohan itu. Ayahnya pun terpaksa membatalkan perjodohan tersebut.

Helena menangis, menyesal karena sudah meninggalkan Itak Wek pindah ke kota. Awalnya Helena sempat menolak ketika Darta mengajaknya untuk pindah ke kota, namun entah mengapa Itak Wek pula yang memaksa Helena untuk ikut pergi bersama dengan Darta.

"Elen, mau ikut Darta asalkan Itak Wek juga ikut." ucap Helena.

"Elen, Itak Wek sudah tua. Wek, nggak cocok dengan udara kota. Wek butuh udara segar di kampung untuk tubuh Wek yang sudah tua ini, lagian kalau Wek ikut kamu ke kota siapa yang merawat dan menjaga lungun kedua orang tua mu." sahut Itak Wek dengan lembut.

Saat Helena bersikeras tetap tak mau ikut dengan Darta, Neneknya tiba-tiba marah. Kemarahan yang tak pernah dilihat oleh Helena sejak kecil, Helena pun akhirnya luluh dan dengan berat hati meninggalkan Itak Wek bersama Tereq Deby dan Anas.

Tereq Deby adalah anak angkat Itak Wek, Tereq Deby anak seorang buruh kelapa sawit di perkebunan. Ayah Tereq Deby meninggal di mangsa Ular phyton saat sedang bekerja di perkebunan kelapa sawit, dua tahun kemudian ibunya menyusul ayahnya karena penyakit demam berdarah yang sedang mewabah saat itu.

Deby yang berumur lima tahun kemudian di ambil Itak Wek menjadi anak angkatnya karena Itak Wek tak mempunyai anak perempuan hanya ayah Helena seorang. Tereq Deby sempat menikah namun suaminya pergi meninggalkannya dan lari dengan wanita selingkuhannya.

Dan sejak saat itu Tereq Deby menjadi agak tertutup dan tak mau menikah lagi sampai sekarang. Tereq Deby menghabiskan hari-harinya untuk merawat Itak Wek sebagai tanda terima kasih dan baktinya untuk Itak Wek yang sudah merawatnya waktu kecil.

"Len, orang-orang sudah berkumpul semua di depan. Ayo, kita ngumpul dulu."

Ajakan Tereq Deby membuyarkan ingatan Helena akan kenangan-kenangan masa kecilnya bersama Itak Wek. Helena melepaskan genggaman tangannya dari tangan Itak Wek dan bergabung bersama keluarga besar lainnya yang sudah berkumpul di ruang tengah.

Saat mereka sedang sibuk membahas upacara Belian yang akan dilakukan untuk mengobati Itak Wek. Tiba-tiba Itak Wek muncul dan berjalan ke arah dapur mengambil sepiring nasi dan duduk di meja makan. Itak Wek makan dengan lahap kemudian setelah makan ia berjalan ke ruang tengah. Helena dan beberapa orang terdiam, bibir mereka seolah kelu tak bisa berkata apapun.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Itak Wek.

"Kami sedang membahas pengobatan untukmu, *Inaq." jawab salah satu pengurus adat dengan hati-hati.

"Aku? Aku tidak apa-apa, aku sehat aku hany--"

Tiba-tiba Itak Wek ambruk dan pingsan di lantai. Darta dan beberapa orang langsung mengangkat Itak Wek ke kamar, sementara Helena menangis melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya.

*Lungun\= Kuburan

*Lamin\= Rumah adat suku Dayak

*Belontangk\= Tiang yang digunakan untuk mengikat dan menahan tali pada hewan kerbau pada saat upacara pemotongan kerbau

*Mantiq\= Berdarah biru/ bangsawan *Besempa\= nyirih/ nginang *Pemeliant\= Dukun/ Yang menyembuhkan orang sakit pada upacara Belian

*Belian\= Ritual penyembuhan orang sakit

*Ulap\= Pakaian wanita suku Dayak berupa rok

*Antangk\= Guci

*Intont\= Dongeng

*Rijok\= Dendang/ nyanyian

*Jogo Bura\= Piring putih

*Penyorongk tandaq\= Sorong tanda/ melamar

*Dendaq\= Denda

*Inaq\= Ibu

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

cuma usul thor..
pas bahasa daerah langsung diartikan aja, mungkin lebih enak..
maklum gak ngerti.., diberi kurung atau garing gitu..
cuma usul lo ya.. biar baca langsung tau artinya.. 😊🌹

2021-12-07

0

ig @Levyatha Nosverash

ig @Levyatha Nosverash

like doong, ceritanya bagus kak. Oh ia aku mau kasi tau kalau Novel aku yang judulnya"Tetangga iblis Udah up lagi. Jan lupa mampir yaa

2020-12-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!