Gadis Pemuas Tuan Theodor Oliver
"Minggu depan putra ku akan pindah ke sini, jadi aku minta kau yang akan mengurus semua keperluannya. Atau lebih tepatnya kau akan ikut tinggal di apartemen putra ku."
Permintaan sekaligus perintah dari Nyonya Mireya pada Gadis. Gadis sudah enam tahun terakhir ini mengabdikan hidupnya pada keluarga besar Fidal.
Di mulai sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Karena melanjutkan pekerjaan dari ibunya yang sudah meninggal.
"Baik, Nyonya Mireya."
Gadis selalu menyanggupi apa pun yang diperintahkan padanya, karena memang yang selama ini ibunya ajarkan padanya.
"Semua sudah tertulis di sini untuk pekerjaan yang bisa kau lakukan. Kau bisa mempelajarinya saat sudah pulang kuliah."
Ya, saat ini Gadis duduk di bangku kuliah semester 6. Itu pun karena kerja kerasnya selama ikut bekerja pada keluarga Fidal. Mungkin ini juga salah satu alasan yang menjadikan Gadis tidak pernah bisa menolak pekerjaan yang diperintahkan untuknya.
"Sekarang pergi lah ke kampus!. Nanti kau bisa terlambat. Aku tidak ingin kau mendapatkan nilai jelek karena tidak disiplin datang tepat waktu."
Nyonya Mireya sangat menjunjung tinggi kedisiplinan dan itu dia terapkan pada semua anggota keluarga besarnya.
"Baik, Nyonya Mireya. Kalau begitu saya pamit berangkat ke kampus."
"Hem..."
Gadis segera meninggalkan ruang makan setelah berpamitan. Dia dengan cepat membuka ponsel pintarnya untuk memesan ojek online langganannya.
Kurang dari lima menit Gadis sudah dibawa pergi oleh ojek online yang dipesannya.
Bekerja menjadi seorang ART tidak menjadikan sosok Gadis, gadis yang murung atau pun minder saat berkumpul bersama teman-teman kampusnya. Justru dia memiliki kebahagian tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan apa pun. Karena dirinya bisa membuat kenyang perut mereka yang merupakan teman-teman satu kelasnya dengan sarapan enak yang selalu dibawanya.
Seperti pagi ini, kedatangan Gadis sudah ditunggu oleh beberapa teman pria dan wanita. Sebenarnya bukan Gadis yang mereka tunggu melainkan buah tangan yang selalu dibawa oleh gadis baik hati itu.
"Hore!, itu gadis sudah datang!." Tunjuk Aslan pada sosok Gadis yang baru turun dari ojek.
Riuh tepuk tangan menyambut kedatangan Gadis ditengah-tengah mereka.
Tanpa basa basi lagi Gadis langsung saja memberikan sarapan pagi pada keenam teman-temannya.
"Aku paling suka kalau sarapan pagi kita adalah Churros." Ucap Chika dengan wajah senangnya.
Churros yang dibawa oleh Gadis adalah makanan khas Negara Spanyol. Kenapa dia bisa membawa makanan enak itu?. Ya jawabannya karena majikan tempatnya bekerja adalah asli orang Spanyol yang 10 tahun lalu pindah ke Indonesia karena alasan pekerjaan.
Sejauh ini, apa pun yang di makan oleh majikannya baik sarapan, makan siang dan makan malam, akan sama persis dengan apa yang di makan oleh para ART mereka.
Mungkin ini lah salah satu yang dinamakan dengan memanusiakan manusia.
Sebagian dari teman-teman Gadis belum puas dengan makanan enak yang satu itu, selalu membuat mereka ketagihan akan rasanya. Terlebih mereka bisa mendapatkannya dengan gratis tanpa bayaran sedikit pun yang dipungut oleh Gadis.
Jam pertama kosong karena ternyata dosennya tidak hadir karena alasan sakit. Maka dari itu Gadis menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk belajar. Karena hanya di perpustakaan dia bisa belajar dengan sungguh-sungguh.
Siang ini Gadis pulang lebih cepat setelah mata kuliah pada jam berikutnya sudah selesai.
Rumah keluarga Fidal yang menjadi tujuan utamanya karena Gadis tinggal dan bekerja di rumah tersebut.
Sesampainya di dalam kamar, usai membantu pekerjaan yang lainnya. Gadis membaca satu persatu poin yang harus dikerjakannya di apartemen anak Nyonya Mireya.
Dua Minggu kemudian...
Pagi ini, Gadis sudah berada di apartemen putranya Nyonya Mireya. Dia merapikan semua isi apartemen yang baru dibelinya tiga hari yang lalu. Berdasarkan dari cerita Nyonya Mireya sendiri saat mereka mengisi kulkas.
"Ada satu hal lagi yang harus kau lakukan untuk ku?."
"Apa itu, Nyonya Mireya?." Tanya Gadis dengan begitu sopan.
"Jangan pernah biarkan wanita mana pun masuk ke dalam apartemen ini!. Apa lagi sampai masuk ke dalam kamar putra ku!. Kau harus ingat itu!. Jangan sampai itu terjadi!. Kau harus mengusir setiap wanita yang berusaha datang ke apartemen ini!. Jangan biarkan mereka mendekat area kamar putra ku!. Karena aku tidak ingin apartemen ini dijadikan tempat mesum oleh putra ku!." Ucap Nyonya Mireya sangat mewanti-wanti hal tersebut jangan sampai terjadi.
"Baik, Nyonya Mireya."
"Aku akan memberikan kemudahan kau untuk magang di perusahan kami, asal kan kau mau melakukan yang tadi aku katakan. Kau paham kan, Gadis?."
Gadis mengangguk dengan sopan. "Iya, Nyonya Mireya. Saya paham."
Tanpa terasa kini jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, tapi belum ada tanda-tanda kedatangan putranya.
Nyonya Mireya segera menghubungi Tuan Patricio yang merupakan suami dari Nyonya Mireya.
Setelah Nyonya Mireya mematikan ponselnya, terdengar ada bunyi bel lalu Gadis membuka pintu.
"Surprise, Mama...."
Pelukan itu mendarat begitu saja pada tubuh Gadis yang membukakan pintu.
Deg
"Ma, dadanya kenapa bisa menjadi sebesar ini?. kenyal, dan sangat empuk sekali seperti Mama muda lagi?." Ucapnya sangat frontal sekali tanpa berniat melepas pelukannya. Justru malah semakin menempelkan payu dara itu pada dada bidangnya.
Sangat berbeda dengan Gadis yang sudah meronta, meminta untuk segera dilepaskan.
"Mama diam lah, kenapa berontak terus?."
Tuan Tuan Theodor tidak merasakan adanya perbedaan tinggi badan sang Mama dengan wanita yang dalam pelukannya. Sebab tingginya sama-sama sedada.
Gadis ingin sekali bicara, tapi mulutnya tertutup oleh dada bidang pria yang memeluknya dengan sangat erat sampai-sampai dia susah untuk bernafas.
"Theodor Oliver!. Lepaskan Gadis!." Teriak Nyonya Mireya dari arah dapur. Hingga Tuan Theodor harus melihat pundak wanita yang berada dalam pelukannya. Kemudian pada detik berikutnya Tuan Theodor mendorong kencang tubuh Gadis sampai Nyonya Mireya yang sigap menangkap tubuh Gadis.
Kini Tuan Theodor memasang wajah dingin dan datar pada orang yang baru ditemuinya.
Ya, seperti itu lah sosok Tuan Theodor. Pria yang masih betah melajang, dengan ketampanan yang nyaris sempurna, sekarang berusia 37 tahun, keturunan asli dari negara Spanyol. Arogan, dingin, jarang senyum, disiplin, pekerja keras, perfeksionis, tepat waktu, tidak suka ada kesalahan sedikit pun pada pekerjaannya. Namun Tuan Theodor juga memiliki sisi baik, dimana dia hanya akan bersikap hangat pada keluarga intinya saja, tidak termasuk pada saudara dari Ibu atau pun Ayahnya.
"Apa tidak salah Mama menempatkan wanita yang tidak good looking itu di apartemen ku?. Bisa-bisa aku akan sangat bosan sekali." Ucapnya begitu sinis menatap Gadis yang berpakaian serba kebesaran. Gadis yang baru dilihatnya, padahal gadis itu sudah lama bekerja pada keluarganya. Tapi dikarenakan dirinya lebih sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.
Pria dingin itu berucap tanpa ada urat malu sedikit pun. Dimana dia tadi memuji kelebihan yang dimiliki oleh Gadis, tapi sekarang dia malah mengatakan Gadis tidak cantik dan tidak menarik.
"Memangnya kau mau seharian tinggal di apartemen?. Memangnya kau tidak pergi ke kantor atau hanya sekedar mengunjungi Mama di rumah?."
"Baik lah Ma, tapi aku minta wanita itu jangan muncul di hadapan ku, nanti mood ku jadi sangat buruk." Ucapnya lagi mampu melukai hati Gadis, karena baru kali ini dia mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari majikannya. Ya, meskipun dia seorang ART.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
dita18
baru mampir thoorrr
2023-07-03
0
Erna Wijayanti
sejauh ini sukaaa sama ceritanya semangat 👍👍👍👍👍
2023-05-31
0