Usai menyiapkan makan malam untuk Tuan Theodor, Gadis langsung masuk ke kamar karena tidak ingin menampakan wajahnya pada pria yang menurutnya sangat menyebalkan itu. Sebelum pulang pun Nyonya Mireya memintanya untuk tidak menganggap serius ucapan putranya yang sangat menyakitkan. Namun tetap saja dia merasa kesal pada Tuannya.
Hari ini Gadis tidak pergi ke kampus, karena jadwal ke kampus setiap hari Jum'at dan Sabtu saja.
Jadi selama Tuan Theodor berada di dalam apartemen, Gadis tidak keluar sedikit pun dari kamar setelah menyiapkan semua keperluan Tuannya dan menyelesaikan semua pekerjaannya.
Tuan Theodor sendiri sepertinya sudah lupa jika di dalam apartemen itu ada orang lain yang tinggal di sana selain dirinya. Sehingga dia terlena dengan kebiasaan yang satu itu, hanya selalu mengenakan boxer saja jika sudah berada di dalam apartemen.
Seperti sore ini, kebiasaan yang sudah dituliskan oleh Nyonya Mireya adalah Tuan Theodor Oliver akan berada di dalam ruangan gym tidak pernah kurang dari dua jam. Jadi Gadis akan gunakan kesempatan waktu yang dimilikinya selama dua jam, untuk memasak hidangan makan malam.
Namun rupanya di sisa waktu kurang dari setengah jam, Tuan Theodor Oliver sudah keluar dari ruangan gym dan menuju ke dapur dimana Gadis sedang menghidangkan hasil masakannya di atas meja makan.
"Aaaaaaahhhhhhh......"
Gadis segera membuang muka sekaligus berbalik badan. Menghindari pemandangan yang mampu melemahkan syaraf-syarafnya. Dimana tubuh atletis Tuan Theodor Oliver terpampang dengan begitu jelas, tidak bisa menggambarkan dengan sempurna sosok Tuan Theodor. Tubuh atletis yang hanya ditutupi pada bagian intinya saja. Dan tubuh itu juga dipenuhi dengan bentuk tatto yang sangat indah. Ditumbuhi bulu yang tertata dengan sangat rapi hampir di seluruh tubuh atletisnya.
Disertai dengan keringat yang bercucuran sehingga mampu menambah kesan macho dan semakin seksi.
"Seharusnya kau bersyukur bisa melihat tubuh seksi ku dengan gratis, bukannya malah membuang muka seperti itu!." Tuan Theodor tidak terima dengan reaksi spontan yang ditunjukkan oleh Gadis. Semua orang ingin melihat dan merasakan tubuh kekarnya, gadis aneh ini malah menolak untuk melihatnya.
"Bahkan aku berani menjamin, tubuh kekasih kau saja pasti tidak sebagus tubuh ku ini, pasti tidak ada apa-apanya." Dengan segala kesombongannya Tuan Theodor meremehkan kekasih Gadis, meski Gadis belum memiliki kekasih saat ini. Namun hanya sebatas mengagumi seseorang di dalam hatinya saja.
Gadis tetap saja bergeming ditempatnya, tidak sedikit pun menimpali perkataan pedas dari Tuan Theodor Oliver. Dia segera pergi dari sana tanpa pamit atau pun menoleh lagi pada Tuannya.
"Cih!. Gadis yang sangat belagu, padahal posisinya hanya asisten rumah tangga saja di sini." Tuan Theodor menggerutu kesal atas sikap Gadis.
Usai mengistirahatkan tubuhnya selama dua hari di dalam apartemen tanpa bersenang-senang dengan lawan jenis, kini Tuan Theodor berangkat ke kantor setelah menghabiskan sarapan yang di buat oleh Gadis.
"Sarapan yang sangat lezat." Batinnya.
Gadis itu selalu bisa memuaskan rasa laparnya dengan makanan yang sangat enak-enak.
Tuan Theodor sudah sampai di lantai 48, lantai tertinggi untuk para petinggi perusahaan. Termasuk dirinya.
"Selamat pagi, Papa." Sapa Tuan Theodor pada Tuan Patricio.
"Selamat pagi, Theodor."
"Kita akan meeting dengan klien dari Spanyol dan Italia. Jadi Papa minta kau sudah mempersiapkan semuanya."
"Iya, Papa."
Kemudian keduanya berjalan beriringan menuju tempat meeting, kali ini di sebuah restauran yang menjual makanan asal negara mereka, Spanyol.
Tuan Theodor mempresentasikan pekerjaan dengan sangat baik, detail dan menyeluruh hingga para klien begitu puas, dan tidak segan-segan mereka langsung menandatangi kontrak kerja sama untuk beberapa proyek besar yang ada di Jakarta, Italia dan Spanyol.
Meeting mereka pun berlanjut dengan makan siang bersama, banyak menu pilihan yang disuguhkan oleh restauran itu. Hingga mereka begitu puas dengan pencapain mereka hari ini, dari kontrak kerja bernilai milyaran sampai pulang meeting dengan keadaan perut yang terasa sudah sangat kenyang. Perjamuan yang sangat luar biasa.
"Mama meminta kau untuk pulang ke rumah, karena hari ini tidak ada lagi pekerjaan di kantor. Semuanya sudah di handle oleh Dominic." Tuan Patricio membuka pintu mobil untuk Tuan Theodor, supaya mereka bisa pulang ke rumah bersama-sama. Tuan Theodor pun tidak bisa menolak ajakan Tuan Patricio sekaligus permintaan dari Nyonya Mireya.
Hening selama dalam perjalanan, keduanya sibuk dengan jalan pikirannya sendiri. Sampai menemukan satu kata untuk anak perempuan Tuan Patricio yang merupakan adik dari Tuan Theodor Oliver.
"Ramona...." Ucap keduanya saling pandang.
"Papa masih mau menjodohkan Ramona dengan Yacob?."
"Sebenarnya Papa merasa kasihan pada Ramona. Tapi Papa juga tidak enak hati kalau sampai harus menolak perjodohan ini lagi. Kalau begitu apa sekarang kau mau menerima Carmen?." Tanya Tuan Patricio dengan wajah serius. Carmen merupakan kakak dari Yacob.
Tuan Theodor terdiam kala mendapatkan pertanyaan yang kembali keluar dari mulut Tuan Patricio. Setelah beberapa tahun tidak pernah ditanyakan lagi padanya.
"Papa tidak akan memaksa kalau kau tidak mau, tapi Papa harus memastikan Ramona untuk menerima perjodohan ini." Sambung Tuan Patricio karena melihat Tuan Theodor yang tidak memberikan jawaban.
Kini hening kembali di dalam mobil itu, hingga mobil itu sudah berhenti di depan sebuah bangunan besar, megah, mewah dan tentunya pasti akan sangat nyaman. Rumah dengan nuansa asal negara mereka.
Tuan Patricio dan Tuan Theodor langsung masuk dan menuju ruang makan karena terdengar keributan kecil di sana.
Ternyata ada Ramona yang juga baru pulang dari kampus. Dia begitu lahap menyantap makanan yang sudah di buat oleh pelayan di rumah mereka.
"Kalian sudah pulang!."
"Ma..."
Nyonya Mireya berdiri lalu mengecup bibir Tuan Patricio dan mencium pipi Tuan Theodor.
Tuan Patricio tidak langsung ikut bergabung dengan mereka karena dia mendapatkan telepon dari Tuan Dominic. Dia segera masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Wow....pasti sangat lezat sekali, Ramona!."
Tuan Theodor langsung mengambil makanan yang bernama Paella dengan toping udang yang besar-besar. Lalu makanan itu dimasukkan ke dalam mulutnya. Tuan Theodor pun langsung menguyah secara perlahan untuk bisa menikmati makanan yang super lezat itu. Salah satu makanan khas asal negara mereka yang memiliki cita rasa tinggi.
Ramona menyodorkan Paella ke hadapan Tuan Theodor. Karena dia sudah merasa kenyang, tapi dia tetap ingin menguyah. Lalu pilihannya jatuh pada potongan buah semangka dan apel yang begitu manis saat masuk ke dalam mulutnya.
"Ma....Paella nya sungguh sangat lezat sekali!
Mama pakai chef dari mana?, aku juga mau memiliki chef yang bisa membuat makanan ini dengan sangat sempurna." Tanya Tuan Theodor sambil terus saja menguyah dengan tidak ada hentinya memuji kelezatan makanan tersebut.
"Kau sudah memilik chef nya, Theodor!."
"Siapa, Ma?. Tidak ada, aku belum memilikinya?. Memang Mama sudah menyiapkan chef untuk ku di apartemen?."
"Tuh!."
Nyonya Mireya menunjuk pada Gadis yang datang membawa Churros pesanan dirinya.
"Cih!. Si gadis belagu, mana bisa dia memasak makanan selezat ini.". Batinnya sambil menatap Gadis dengan sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Astri
kayak e seru
2023-05-31
0