Prem Kee Shakti (Kekuatan Cinta)

Prem Kee Shakti (Kekuatan Cinta)

Sebuah Tugas

Halo semua, Author kembali lagi dengan cerita yang baru🤗 Tapi cerita ini berbeda, karena dia menceritakan bukan dari kalangan atas, tapi dari kalangan bawah. So, ikuti terus ya😘

Dan jika kalian suka, kasih rating 5. Dan jika tidak suka, lebih baik jangan kasih rating oke🙏🏻 Dan jangan lupa kasih like, vote dan komennya juga, supaya Author tetap semangat untuk update setiap hari🙏🏻😘

Happy reading....

Di sebuah jalanan yang jarang di lewati oleh penduduk dan rimbunan pepohonan, ada satu buah mobil tengah berhenti di pinggir jalan karena dia kehabisan bahan bakar.

"Kenapa aku sampai lupa sih isi bahan bakar? Aduh ... di sini di mana lagi yang ada? Mana aku baru ke sini lagi. Aku mana nggak hafal tempat ini!" gerutu seorang wanita cantik di dalam mobil sambil memukul setir beberapa kali.

Rika Novitasari, seorang wanita cantik berusia 23 tahun dengan perawakan tinggi 165 cm, mempunyai rambut sebahu, body ramping, kulit putih, hidung mancung serta mata yang sipit namun terkesan sangat indah.

Dia sedang berada di sebuah pedesaan, tepatnya di Jawa Tengah, di mana saat ini Rika tengah melakukan perjalanan untuk ke sebuah posko penampungan korban bencana longsor akibat gempa.

Kebetulan kantornya menyediakan dan menyumbangkan berbagai bahan makanan untuk posko tersebut, dan Rika diperintahkan oleh kedua orang tuanya untuk memantau posko itu. Dia ingin melihat dan menyaksikan sendiri korban-korban dari bencana alam tersebut.

"Aduh, ini di mana sih? Mana ponselku mati lag.i Benar-benar sial! Hari juga udah mulai malam, kalau ada begal gimana?" gumam Rika dengan raut wajah yang khawatir.

Dia juga tidak melihat adanya kendaraan, karena memang jalan itu sedikit terpencil jadi jarang sekali ada kendaraan yang masuk lewat sana, kecuali memang warga dari desa tersebut.

Wanita itu terduduk di kap mobil, tatapannya lesu sambil mengusap wajah dengan kasar. Rika benar-benar stress sebab jam juga sudah menunjukkan pukul 05.30 sore. Akan tetapi, dia tidak tahu harus ke mana? Sebab di sana juga masih banyak pohon, dan itu membuat Rika seketika bergidik ngeri.

Bulu kuduknya berdiri, menandakan jika ia sedang ketakutan dan merinding berada di tempat tersebut. Tiba-tiba saja ada seekor kera yang loncat ke tengah jalan, membuat gadis tersebut terlonjak kaget dan berteriak.

"Aaaa! Astaga, ternyata monyet. Aku kira apa? Ya ampun, aku takut banget. Masa nggak ada orang lewat sih?" Rika benar-benar sangat ketakutan hingga dia memeluk tubuhnya sendiri.

"Maaf Mbak, kenapa berada di sini?" tanya seorang pria di belakang Rika membuat wanita itu terlonjak kaget.

"Astaghfirullahaladzim! Kodok loncat!" kaget Rika sambil mengusap dadanya, dan dia melihat seorang pria dengan kulit sawo matang dan wajah yang begitu manis tengah berdiri di belakangnya sambil menuntun sepeda.

Akan tetapi Rika menjadi was-was, dia takut jika pria yang berada saat ini di hadapannya bukanlah manusia, tapi demit. Dia juga memperhatikan kaki pria itu, apakah napak di tanah ataiu tidak?

"Ma-af Mas-nya siapa ya?" tanya Rika dengan tatapan takut.

"Nama saya Adi, Mbak. Maaf, Mbak sendiri siapa? Kenapa mau magrib seperti ini malah berada di jalan yang sepi?" tanya pria itu yang bernama Adi.

"Saya mau ke desa Sariwangi, tapi mobil saya mogok kehabisan bensin, dan saya tidak tahu bengkel atau penjual bensin di sini di mana? Saya tidak mungkin mendorong mobil sampai ke sana," jawab Rika.

"Mbak mau ke desa Sariwangi? Kalau begitu mari saya antar! Kebetulan saya juga berasal dari sana, dan saya baru pulang dari ladang untuk ke sana," tawar Adi.

Rika terdiam, dia nampak ragu untuk menerima ajakan Adi. Namun Rika tidak punya pilihan lain, hingga dia pun menganggukkan kepalanya. Karena tidak mungkin jika lama-lama di sana. Apalagi hari juga sudah mulai malam.

'Semoga saja orang ini bukan orang jahat.' batin Rika saat dia sudah duduk di atas sepeda.

"Pegangan saja Mbak, takut jatuh," ucap Adi mengingatkan, sebab jalanan lumayan berkerikil.

Setelah menempuh waktu 30 menit, mereka pun sampai di desa Sariwangi dan Adi memarkirkan sepedanya di depan halaman rumah yang terlihat sederhana namun sangat nyaman.

"Ini rumah saya, Mbak. Mari masuk!" ajak Adi.

"Assalamualaikum," ucap pria itu.

"Waalaikumsalam, eh Mas Adi udah pulang?" tanya seorang wanita cantik yang menggunakan hijab berwarna putih.

"Iya Mela, kamu mau ke mana?" tanya Adi pada sang adik yang bernama Mela.

"Ini, aku diminta untuk mengantarkan makanan ke posko, tapi nanti saja lah setelah adzan maghrib, karena sebentar lagi juga pasti adzan. Oh iya, itu siapa Mas?" tanya Mela sambil melirik ke arah Rika yang berdiri dengan wajah canggungnya.

"Oh ... itu namanya Mbak Rika, kebetulan tadi bertemu di jalan. Mobilnya mogok saat mau ke sini, jadi Mas bawa aja ke sini, kasihan kalau dia sendirian di tengah hutan," jelas Adi. "Oh iya, kamu buatin minum ya buat Mbak Rika! Mas mau mandi dulu sekalian nanti mau ke mushola."

"Mbak Rika, ini adik saya, namanya Mela. Nanti Mbak ngobrol sama Mela dulu ya, saya mau bebersih. Setelah itu mau ke mushola," ujar Adi pada Rika dan wanita itu menganggukan kepalanya.

Mela menyuruh Rika untuk duduk di kursi yang terbuat dari anyaman bambu, setelah itu dia ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Ini Mbak diminum dulu teh hangatnya! Maaf jika rumah kami sederhana," ujar Mela dengan nada yang lembut.

"Aah tidak apa-apa, yang penting bisa untuk berteduh dan nyaman bukan? Bahkan rumah seperti ini sangat adem," jawab Rika sambil tersenyum manis.

Tak lama Adi keluar dengan baju koko berwarna putih, sarung dan juga peci. Dia terlihat begitu tampan dan manis, membuat Rika seketika terpana bahkan tidak berkedip sama sekali.

'Masya Allah! Dia tampan sekali jika memakai pakaian seperti itu? Aduh ... kenapa jantungku jadi berdetak seperti ini ya?' batin Rika.

"Mbak ... Mbak Rika?" panggil Mela sambil mengibaskan tangannya di hadapan wajah wanita itu.

Rika tersadar, "Ah iya, maaf." Wanita itu terlihat sangat gugup membuat Mela tersenyum manis.

"Oh iya, Mbak dari mana dan mau ke mana?" tanya Mela membuka pembicaraan.

"Saya dari Jakarta, ke sini karena mau ke posko bencana alam, karena katanya di desa Sariwangi ada bencana longsor dan mengakibatkan beberapa korban yang belum ditemukan. Dan kebetulan kantor orang tua saya menyumbangkan beberapa bahan makanan, dan saya diminta untuk memantau secara langsung, tapi belum juga sampai posko mobilnya udah mogok," jelas Rika panjang lebar.

"Oh, Mbak dari kota mau ke posko? Kalau posko dari sini tidak jauh kok Mbak, sekitar 20 menitan aja kalau berjalan kaki. Kebetulan Mela sehabis shalat mau ke sana. Mbak nanti bareng sama Mela aja ya! Tapi kita shalat dulu yuk, soalnya udah adzan tuh!" Ajak Mela.

Rika mengangguk, kemudian mereka pun mengambil wudhu dan shalat bersama di kamar gadis tersebut.

Setelah melaksanakan shalat magrib, Mela dan juga Rika berjalan ke Posko. Tapi sebelum itu dia menanyakan kembali kepada wanita kota tersebut apakah dia kecapean atau tidak? Dan Rika menggelengkan kepalanya.

"Eeum, Mela, apakah di sini ada hotel atau penginapan mungkin? Aku di sini akan menginap beberapa hari?" tanya Rika pada gadis yang ada di sampingnya.

"Di sini tidak ada penginapan Mbak. Wajar, namanya juga desa terpencil. Tapi kalau Mbak mau, Mbak bisa menginap di rumah kami. Kebetulan ada kamar kosong, nanti biar Mela yang berbicara sama Mas Adi," jawab Mela.

"Apa tidak apa-apa? Nanti kalau Mas mu marah bagaimana? Lalu kalau orang tua kamu nanti tidak mengizinkan?"

Mendengar itu Mela tersenyum, "Tidak akan Mbak. Kebetulan saya dan juga Mas Adi hanya tinggal berdua, karena orang tua kami sudah lama meninggal."

"Maaf ya, aku tidak bermaksud untuk menyinggung masa lalu kamu."

"Tidak apa-apa Mbak," jawab Mela dengan lembut.

BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Dwi ratna

Dwi ratna

bru mulai kk, bru tau ada novel on going lg ternyta

2023-08-10

1

maya puspitasa

maya puspitasa

akhirnya ketemu juga ka, otw baca

2023-07-25

1

momy ervina

momy ervina

lanjutin yg kemaren semangat thor momy mampir lg

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Tugas
2 Mulai Ada Aneh
3 Nyatakan Sebelum Keduluan
4 Menolak Perjodohan
5 Datang Melamar
6 Anak Bau Kencur
7 Pergi
8 Bekerja sama
9 Pujian Dodit
10 Terimakasih
11 Amcaman Dari Mama
12 Di mana, Putriku?
13 Kedangan Ortu Rika
14 Melawan
15 Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
16 Bucin
17 Penyerangan
18 Siapa Pelakunya?
19 Keterlaluan
20 Kecemasan Rika
21 Sebuah Kotak
22 Sakit
23 HAMIL
24 Masalah Ikan Lele
25 Menelpon Papa
26 Harus Gentle
27 Tertarik
28 Kedatangan Papa Renal
29 Sisi Lain Adi
30 Sahabat Adi
31 Sebuah Kotak
32 Identitas Adi
33 Orang Yang Sama
34 Perintah Adi
35 Kedatangan Papa Renal
36 Tunggu Beberapa Hari Lagi
37 Lamaran Mela
38 Makan Malam Di Luar
39 Teror Ular
40 Kerugian Besar
41 Pindah Rumah
42 Pengawal A dan B
43 Tidak ada Darah
44 Mereka Robot
45 Malam Yang Mendebarkan
46 Pesan Adi
47 Gagal Lagi
48 Rencana Yang Gagal
49 Rencana Adi
50 Bertemu Rika
51 Bayi Besar
52 Resepsi Pernikahan Rika dan Adi
53 Galang Mundur
54 Mendatangi Kediaman Adi
55 Drama Yang Memuakan
56 Ngidam
57 Dibuntuti
58 Firasat
59 Permintaan Terakhir
60 Aku Percaya Padamu
61 Bangun Nak!
62 Melahirkan
63 Perlu Rilex
64 Maafkan Kami
65 Tanda Apa Itu?
66 Siapa Dia?
67 Mulai dari 0
68 Jangan Memberitahunya!
69 Bingung
70 Mengungkapkan
71 Keputusan Mela
72 Siapa Pria Dalam Foto Itu?
73 Pernikahan Mela
74 Tinggal Bersama
75 Permintaan Mela
76 Merasa Janggal
77 Dia
78 Kenapa kau Harus Kembali?
79 Pria Menyebalkan
80 Kau ....
81 Memergoki
82 Mas Akan Membantumu
83 Mela Penasaran
84 Masa lalu Dimas
85 Perasaan Aneh
86 Kedatangan Ortu Dimas
87 Dimana Kalian, hah?!
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Eps 92
93 Kami Akan Pergi
94 Kemarahan Adi
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Sebuah Tugas
2
Mulai Ada Aneh
3
Nyatakan Sebelum Keduluan
4
Menolak Perjodohan
5
Datang Melamar
6
Anak Bau Kencur
7
Pergi
8
Bekerja sama
9
Pujian Dodit
10
Terimakasih
11
Amcaman Dari Mama
12
Di mana, Putriku?
13
Kedangan Ortu Rika
14
Melawan
15
Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
16
Bucin
17
Penyerangan
18
Siapa Pelakunya?
19
Keterlaluan
20
Kecemasan Rika
21
Sebuah Kotak
22
Sakit
23
HAMIL
24
Masalah Ikan Lele
25
Menelpon Papa
26
Harus Gentle
27
Tertarik
28
Kedatangan Papa Renal
29
Sisi Lain Adi
30
Sahabat Adi
31
Sebuah Kotak
32
Identitas Adi
33
Orang Yang Sama
34
Perintah Adi
35
Kedatangan Papa Renal
36
Tunggu Beberapa Hari Lagi
37
Lamaran Mela
38
Makan Malam Di Luar
39
Teror Ular
40
Kerugian Besar
41
Pindah Rumah
42
Pengawal A dan B
43
Tidak ada Darah
44
Mereka Robot
45
Malam Yang Mendebarkan
46
Pesan Adi
47
Gagal Lagi
48
Rencana Yang Gagal
49
Rencana Adi
50
Bertemu Rika
51
Bayi Besar
52
Resepsi Pernikahan Rika dan Adi
53
Galang Mundur
54
Mendatangi Kediaman Adi
55
Drama Yang Memuakan
56
Ngidam
57
Dibuntuti
58
Firasat
59
Permintaan Terakhir
60
Aku Percaya Padamu
61
Bangun Nak!
62
Melahirkan
63
Perlu Rilex
64
Maafkan Kami
65
Tanda Apa Itu?
66
Siapa Dia?
67
Mulai dari 0
68
Jangan Memberitahunya!
69
Bingung
70
Mengungkapkan
71
Keputusan Mela
72
Siapa Pria Dalam Foto Itu?
73
Pernikahan Mela
74
Tinggal Bersama
75
Permintaan Mela
76
Merasa Janggal
77
Dia
78
Kenapa kau Harus Kembali?
79
Pria Menyebalkan
80
Kau ....
81
Memergoki
82
Mas Akan Membantumu
83
Mela Penasaran
84
Masa lalu Dimas
85
Perasaan Aneh
86
Kedatangan Ortu Dimas
87
Dimana Kalian, hah?!
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Eps 92
93
Kami Akan Pergi
94
Kemarahan Adi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!