Ketika Inka Menjadi Inka
"Pergilah ke neraka, karena surga tak akan menerima keberadaan perempuan kejam sepertimu!" ujar seorang perempuan yang menatap dengan bengis ke arah tubuh seseorang yang sedang terbakar. Tak ada raut kasihan yang terpancar dari sorot mata penuh kebencian itu
"Matilah kau, Inka!" lanjut wanita itu sembari memeluk seorang pria yang berdiri di sampingnya sambil tertawa penuh kemenangan dan kegembiraan. Gadis bernama Inka Alora itu pun terbakar bersama dengan vila yang menjadi saksi bisu dari kejamnya sebuah pengkhianatan.
****
"Sa..., sakit!" rintih seseorang lirih yang membuat gadis di sampingnya terbangun dan menjerit histeris.
"Non, Nona Muda udah bangun!" seru sang gadis pelayan. Sang gadis yang baru terbangun itu hanya memandang Rima dengan tatapan tak percaya.
"No, Nona Muda kenapa ngeliat saya kayak itu? Nona kenal siapa saya kan?" tanya gadis bernama Rima itu dengan wajah khawatir. Gadis muda yang baru siuman itu hanya menggelengkan kepalanya sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.
"Nona engga kenal saya?" tanya Rima memastikan kembali apakah ingatan gadis yang bernama Inka itu baik-baik saja.
"Rima kan? Aku ingat siapa kamu, cuma aku bingung kenapa bangun-bangun kepalaku sakit kayak gini? Dan kenapa aku ada di rumah?"
Rima terkejut mendengar penuturan Inka. Ia segera berlari keluar kamar. Tak lama tiga orang masuk mengikuti Rima. Inka terkejut saat melihat kedua orang tua dan kakak laki-lakinya memiliki penampilan yang terlihat lebih muda dari pertemuan terakhir mereka, enam bulan yang lalu. Perasaan Inka terasa teriris saat melihat ketiga keluarga yang disayanginya itu. Air mata tiba-tiba mengalir deras dari pelupuk matanya yang membuat semua orang di ruangan itu terkejut, tak terkecuali Inka sendiri.
"Sayang, kamu kenapa? Tadi kakakmu nemuin kamu pingsan di dekat danau. Kita lagi nunggu dokter Mina untuk memeriksa kamu," tanya Elisha Alora, ibu dari Inka. Inka terkejut mendengar penuturan sang ibu, karena yang ia ingat adalah bahwa ia sudah mati terbakar di vila milik Kanigara, sang suami.
Apa aku hidup lagi? batin Inka tak percaya. Ia segera turun dengan terburu-buru yang membuat tubuhnya hampir terjatuh. Asher Alora, sang kakak langsung menangkap tubuh sang adik.
"Pelan-pelan dek! Kamu kenapa sih?" tegur Asher sembari mendudukkan Inka di ranjangnya. Inka melihat ke seputar kamarnya dan menemukan yang ia cari.
2013?! pikir Inka tak percaya saat melihat kalendar yang ada di kamarnya. Selama ini ia berpikir bahwa kehidupan kembali hanya akan terjadi di dalam kitab suci, film, novel atau cerita fiksi lainnya. Namun kali ini ia sendiri yang mengalaminya. Ia mencoba mencubit keras lengannya sampai ia mengaduh, dan menyadari bahwa semua yang baru ia alami bukan mimpi. Inka menangis sejadi-jadi sambil tertawa sambil memeluk dan menciumi keluarga yang sangat dicintainya. Ia bersyukur Tuhan masih memberi dirinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dan membalaskan dendam untuk orang-orang yang menyakitinya. Ia juga meminta sebuah cermin kepada Siti, untuk memastikan wajahnya saat itu. Ia menyentuh wajahnya yang terlihat masih segar dan jauh lebih muda.
Seluruh keluarganya yang bingung dengan tingkah laku Inka yang tak biasa itu. Mereka masih menunggu sang dokter keluarga untuk melakukan pemeriksaan terhadap Inka.
"Nona Inka hanya mengalami shock pasca pingsan di dekat danau. Tidak ada hal serius, tapi kalo Tuan Oliver ingin memastikan kondisi Nona Inka dengan lebih baik, saya bisa memberikan rujukan ke rumah sakit. Ini resep obat dan vitamin untuk Nona Inka," jelas Dokter Mina.
Setelah kepergian Dokter Mina, seluruh keluarganya meninggalkan Inka untuk beristirahat. Namun bukannya beristirahat, Inka malah berusaha mengingat kilasan kejadian masa lalu yang terus mengganggu pikirannya sejak tadi. Ia masih mengingat bagaimana di tahun 2020, ia bertemu dengan sang suami untuk pertama kali dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Kanigara Janu, lelaki bermata elang itu. Tahun 2021, mereka resmi menikah karena Inka terus mendesak sang ayah untuk melamar Kanigara untuk menjadi suaminya. Lalu tubuhnya bergetar hebat, saat mengingat betapa panasnya api membakar tubuhnya dan wanita iblis yang menjadi penyebab kematiannya tertawa di atas penderitaanya.
Inka menangis sejadi-jadinya sembari memeluk dirinya. Tubuhnya terguncang hebat saat mengingat masa lalunya yang kelam. Lalu tiba-tiba ia tertawa begitu keras, karena merasa lucu dan miris dengan kehidupannya kala itu.
"Dua tahun yang terasa bagai di neraka! Tuhan apa maksudmu menghidupkan aku kembali? Apa boleh aku balas dendam di kehidupan keduaku ini?" ujar Inka bermonolog. Ia mengepalkan tangannya sangat mengingat wajah orang-orang yang ada di masa lalunya. Inka bangkit dari ranjang dan mencari buku hariannya dan mulai menuliskan sesuatu.
Ia mulai merunut semua kejadian yang dialaminya sejak tahun 2013 hingga hari kematiannya. Ia mencoba mengingat semua peristiwa penting dan menjadi poin utama perjalanan hidupnya. Ia juga mulai menulis semua orang yang menjadi bagian dari kisahnya selama rentang waktu itu. Ia menghela nafas lega setelah tiga jam berkutat dengan catatan pentingnya itu.
****
Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu kamar Inka.
"Masuk...," ujar Inka yang sedang duduk di meja riasnya setelah selesai berpakaian.
"Loh, Nona Muda udah mandi?" tanya Rima bingung karena biasanya gadis itulah yang membantu Inka untuk berpakaian dan merias diri. Inka hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Rima merasa nona mudanya itu terasa asing karena setelah mengalami kecelakaan, Inka terlihat lebih pendiam dan mandiri hanya dalam waktu beberapa jam.
"Non, Nona Muda beneran gapapa? Masih ada yang terasa sakit?" Raut muka Rima terlihat khawatir yang membuat Inka memandangnya dengan sayang.
"Aku gapapa, ehmmm, bentar lagi makan malam kan? Ayo kita ke ruang makan, udah lama aku engga makan bareng papi, mami dan Kak Asher," ujar Inka yang membuat Rima terkejut.
"U..., udah lama bukannya tadi pagi Nona Muda masih sarapan bareng ya?" ujar Rima ragu dan menatap Inka dengan pandangan takut. Inka menyadari ia sudah salah bicara, ia langsung tertawa dan menatap Rima dengan geli.
"Aku becanda Rim, engga usah natap aku dengan pandangan horor gitu. Aku engga kesurupan atau berganti jiwa sama orang lain kok."
Rima mengelus dadanya lega, dan tertawa canggung karena kata-kata yang keluar dari mulut Inka. Rima menemani Inka ke ruang makan, dimana kedua orang tuanya dan Asher sudah menunggu kedatangan mereka. Inka menyukuri keadaan mereka saat itu karena sejak menikah dengan suaminya, ia tak punya banyak waktu luang untuk mengunjungi keluarganya karena ia terlalu sibuk mengejar cinta dan mengemis perhatian sang suami yang sama sekali tak memperdulikan dirinya. Ia berusaha menahan air matanya yang hampir tertumpah karena mengingat semua kebodohan yang ia lakukan di masa lalu. Ia menatap wajah-wajah orang yang dicintainya itu dengan penuh sukacita dan berjanji akan menggunakan kesempatan keduanya ini untuk merubah takdir masa lalunya yang kelam.
"Saatnya berubah, selamat tinggal Inka yang lama!"
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ruby
sk bgt dgn crta mengulang waktu.. semoga crtanya seru 🫰
2024-11-13
0
auliasiamatir
naru bab 1 susah mantapppp
2023-09-04
1
Ichakim
Wih, kayaknya bagus nih cerita. Aku bacanya pelan-pelan ya kak, tinggalin jejak dulu 🤭
semangat nulisnya 💪
2023-08-04
1