04

Inka langsung mengubah raut wajah terkejutnya menjadi datar saat mendengar pertanyaan tak terduga dari Kanigara. Ia menutupi kegugupannya dengan senyum simpul dan memberanikan diri menatap Kanigara dengan sikap yang sedikit angkuh.

"Ehmmm, saya engga merasa pernah bertemu dengan anda sebelumnya. Apa wajah saya sedikit pasaran ya, sehingga Pak Kanigara mungkin bertemu seseorang yang mirip dengan saya!" balas Inka dengan nada yang sedikit sinis. Kanigara hanya tersenyum datar saat mendengar balasan Inka yang terasa sedikit menjengkelkan di telinga lelaki itu. Inka sengaja berbicara lebih sering dengan Jordan dan mengabaikan keberadaan lelaki yang sebenarnya masih berstatus suaminya bila Inka tak mati terbunuh kala itu. Jordan sebenarnya merasa tidak nyaman dengan sikap Inka yang terasa berbeda siang itu, karena setahu dirinya sahabat dari Segara, kakaknya itu adalah wanita yang lembut dan juga sangat santun.

Jordan merasa dilema dan seakan berdiri di tengah persimpangan karena di satu sisi merasa senang bisa mengobrol dengan Inka tapi di sisi lain ia juga merasa bersalah kepada Kanigara karena sejak tadi hanya ia dan Inka yang mendominasi pembicaraan di ruangan itu. Kanigara dengan raut wajah yang tak terbaca, tetap terlihat tenang dan terlihat tengah menikmati secangkir teh yang ada ditangannya seolah tak merasa terganggu dengan sikap abai yang ditunjukkan oleh adik dari sahabatnya itu. Sellah, sekretaris dari Inka juga merasakan perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh atasannya itu terhadap tamu mereka. Ia jadi mereka-reka apa gerangan yang menyebabkan Inka mengacuhkan keberadaan pria yang luar biasa tampan dengan aura yang sangat mendominasi seperti seorang Kanigara Janu.

Tak lama, Asher muncul dan langsung memeluk Kanigara dengan akrab. Mereka saling bertukar kabar selama beberapa saat, sebelum akhirnya Asher menyapa Jordan dengan cara yang sama. Inka merasakan kelegaan saat melihat kehadiran sang kakak di tempat itu, karena sejak tadi Inka mulai merasakan sesak setelah berada cukup lama di tempat yang sama dengan lelaki yang sebenarnya masih sangat dicintainya walau Kanigara pernah menorehkan luka yang teramat dalam di dalam lubuk hati Inka.

Inka segera berpamitan setelah Asher melihat ke arahnya, tetapi sial tak bisa ditolak karena sang kakak malah mengajak dirinya untuk makan siang bersama Kanigara dan Jordan. Inka sudah berusaha menolak ajakan sang kakak, tetapi lelaki itu terlalu gigih yang membuat Inka menyerah dan mengikuti kemauan Asher.

****

Inka sama sekali tak membuka suaranya sejak keberangkatan hingga mereka tiba di restoran yang sudah direservasi oleh Sellah sebelumnya. Inka mencoba seminim mungkin melakukan interaksi dengan Kanigara, bahkan sebenarnya ia ingin sekali mempunyai ilmu menghilang yang bisa ia gunakan dalam keadaan genting seperti saat itu.

"Ahhh, ini kepiting buat kamu...," ujar Asher yang hendak meletakkan potongan kepiting di piring milik Kanigara, namun segera dihentikan oleh Inka.

"Kani alergi kepiting, kak!" ujar Inka tanpa sadar yang membuat ketiga laki-laki yang ada dihadapannya terkejut dan menatap curiga ke arah Inka. Inka yang tersadar akan kesalahan fatal yang dilakukannya mencoba memutar otak untuk segera memperbaiki keadaan yang yang terasa sangat menekan saat itu.

"Ehmm, maksud aku mungkin Pak Kani punya alergi sama kepiting, jadi kakak jangan asal main letak-letak aja, iya itu maksud aku!" ujar Inka dengan sedikit gugup yang membuat Kanigara memicingkan matanya dan menatap Inka dengan tatapan menyelidik. Asher juga sebenarnya tak percaya dengan penjelasan sang adik tetapi ia memilih untuk tidak memperpanjang masalah itu dan menunggu waktu yang tepat untuk membahasnya dengan Inka.

Inka terus menerus mengumpat dalam hatinya dan meremas celana kerjanya karena perkataan yang keluar dari mulutnya tadi. Ia tak menyangka bahwa ia masih mengingat banyak hal tentang kebiasaan Kanigara. Ia terus merutuki kebodohannya, yang membuat Inka sama sekali tak menyentuh makanannya.

"Ka, kamu engga lapar?" tanya Asher yang melihat Inka hanya mengaduk-aduk makanannya tanpa minat. Inka segera memberi alasan bahwa perutnya sedang sakit dan ia hendak keluar untuk mencari toilet. Inka berjalan menuju taman yang berada di belakang restoran untuk menghirup udara segar karena keberadaan Kanigara sulit membuatnya bernafas. Kilatan-kilatan kejadian di masa lalu, membuatnya tak bisa tenang. Wajah Kanigara di masa lalu terus melintas di pikirannya, begitu juga semua perlakuan dingin sang suami yang menyebabkan Inka selalu merasa kesepian.

Kanigara sama sekali tak pernah menganggap Inka sebagai seorang istri. Ia bahkan acapkali mengabaikan keberadaan Inka, seolah Inka hanyalah bagian dari barang yang ada di kediaman Kanigara yang tak memiliki arti. Inka merasa bahwa dirinya hanya pajangan yang menjadi pelengkap penderita di kediaman keluarga Janu. Inka bisa mengingat dengan jelas malam-malam dimana ia hanya bisa memeluk dirinya sambil menangis sesegukan di dalam kamarnya yang gelap, manakala Kanigara meninggalkan dirinya selama berminggu-minggu dengan alasan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri dan tak pernah sekalipun mengabarinya. Ia selalu mendapat informasi tentang Kanigara dari pelayan setianya yang bernama Riska.

Inka memukul dadanya yang sesak akibat semua kilasan masa lalu yang kembali muncul ke permukaan. Ia mencari obat penenang yang selalu ia masukkan dalam kantong blazer miliknya. Inka menelan obatnya dengan susah payah karena ia meminum obat tersebut tanpa air. Inka mencoba melakukan gerakan exhale-inhale selama beberapa menit. Ia butuh udara sebanyak mungkin untuk menetralisir rasa panik yang terus menghantuinya. Obat penenang yang ia minum sebelum bertemu Kanigara seakan tak bekerja seefektif yang ia mau, karena sebenarnya Inka sudah hampir tidak pernah mengkonsumsi obat penenang sejak konsultasi terakhir kali dengan psikiaternya itu. Namun pertemuannya dengan Kanigara kali ini seolah mengobrak-abrik perasaannya dan membuat ia merasa sangat kesal, karena ternyata ia masih saja panik dan kehilangan ketenangannya seperti saat pertama kali bertemu lelaki itu tiga tahun yang lalu.

Ia memukul kepalanya beberapa kali karena merasa kalah dengan keadaan. Ia tak menyangka perjuangan beratnya untuk merubah takdirnya selama ini, tak cukup kuat untuk melawan kenyataan pahit dari masa lalu yang masih mencengkeramnya. Inka memilih mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya di dalam mobil karena ia merasa efek obat penenang sudah mulai bereaksi pada dirinya yang menyebabkan Inka tiba-tiba merasa mengantuk.

****

Asher yang merasa Inka sudah terlalu lama pergi, akhirnya berinisiatif mencari keberadaan adiknya itu karena ia merasa sikap Inka sangat aneh hari itu. Jordan pun menawarkan diri untuk membantu Asher mencari adik perempuannya itu. Kanigara memilih tinggal di dalam ruangan karena merasa Asher tak membutuhkan tambahan bantuan hanya untuk mencari Inka. Kanigara berdiam diri sambil memikirkan sesuatu. Ia merasa Inka menyembunyikan sesuatu dari mereka, karena ia bisa melihat kilatan aneh pada bola mata gadis itu setiap kali melihat dirinya. Kanigara merasa penasaran dengan hal yang coba ditutupi oleh Inka dan ia merasa tak asing dengan gadis itu terlepas dari ia sempat melihat gadis itu saat acara di Bali beberapa tahun yang lalu. Kanigara merasa seolah mengenal adik dari Asher itu, jauh sebelum pertemuan mereka di Bali.

Kanigara memang mengingat bahwa saat Inka masih kecil, ia sempat melihat adik dari sahabatnya itu saat mengunjungi Asher di rumahnya. Namun Kanigara tetap merasa bahwa setelah mereka dewasa pun, ia pernah berjumpa dengan Inka. Hari itu ingatannya seolah menolak bekerja sama karena sekeras apapun Kanigara mencoba mengingat masa lalunya tentang Inka, tetapi tak ada titik terang yang muncul dipikirannya.

Tak lama Inka muncul dan memasuki ruangan, ia terkejut saat melihat hanya ada Kanigara di tempat itu.

"Maaf Pak Kani, Kak Asher dan Jordan kemana ya?" tanya Inka dengan sopan karena ia masih mengingat tata krama dengan baik terlepas dari nada dingin yang menyertai pertanyaan dari Inka itu.

"Nyariin kamu! Kamu tidur ya di toilet?" ujar Kanigara datar yang membuat Inka mengerutkan dahinya karena merasa tak senang dengan nada bicara dari lelaki yang duduk beberapa meter dari dirinya itu. Ia mengabaikan perkataan Kanigara lalu memilih duduk di kursinya semula dan mulai menyantap makanan yang ada di piringnya tadi.

Tiba-tiba ponsel Kanigara berbunyi. Inka berusaha bersikap tenang dan mengabaikan senyum manis yang mendadak menghiasi wajah Kanigara. Inka menaikkan sebelah alisnya saat melihat sikap Kanigara yang tak biasa itu. Lelaki itu mengangkat panggilan tersebut dan berdiri tak jauh dari kursi yang diduduki oleh Inka. Inka mendengus kesal karena ia sama sekali tak ingin mendengar percakapan Kanigara dengan lawan bicaranya itu.

"Hai, Leti. How are you? Kapan balik ke Indo?" tanya Kanigara yang membuat punggung belakang Inka tiba-tiba menegang.

Leti? Leticia?! Tiba-tiba nafas Inka tersengal saat mendengar nama perempuan yang disebutkan oleh Kanigara itu. Inka berusaha menekan dadanya dengan kuat. Sebelah tangannya meremas taplak meja yang membuat suara berdenting pada gelas dan piring yang tergeser di atas meja. Kanigara yang mendengar suara itu langsung menoleh ke arah Inka yang terlihat sangat pucat dengan nafas yang terputus-putus. Kanigara langsung mendekat ke arah Inka.

"Kamu kenapa?" tanya Kanigara sembari memutuskan panggilannya dan mencoba menghubungi Asher. Inka menatap Kanigara dengan pandangan sendu yang membuat Kanigara merasakan keanehan di dalam dirinya. Setetes air bening jatuh dari pelupuk mata Inka, sebelum semuanya terlihat gelap bagi gadis itu.

****

Terpopuler

Comments

Me Ta

Me Ta

balas dendam preeet

2024-12-16

0

Sari

Sari

anjing lemah banget

2024-11-12

0

Arhieva Jimshoneysruwen

Arhieva Jimshoneysruwen

lah ga jadi suka sama novelnya, bye Thor

2024-01-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!