Childhood Love Story " Blossom "
Saga melempar tubuhnya ke peraduannya dengan senyuman yang masih terus terkembang.
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah mommy Ara-nya bibir pemuda berusia hampir duapuluh dua tahun itu tak berhenti tersenyum.
" Mee sayang..ya Tuhan..., gue bisa gila...ihhh..." Desisnya masih dengan terus menyengir manis.
Bahkan beberapa kali dia harus menggigit bibir bawahnya demi mengurangi rasa bahagia yang semakin menggelitik di dalam perutnya.
" Akkkhhhh....." Jeritnya histeris saking berbunga-bunganya isi jantungnya saat ini.
Buk..buk..buk..buk...
Bahkan sikap absurdnya semakin parah, pemuda itu menghentak-hentakkan kakinya diatas kasur seperti orang gila.
Tak sampai situ saja, bahkan Saga juga berguling-guling tak jelas. Terkadang bersembunyi di dalam selimut, lalu berikutnya melempar selimut begitu saja. Satu kata, setengah gila!!.
Senyumnya semakin mengembang tak jelas, bahkan kini dia berdiri dan berjoget-joget mirip orang kehilangan kewarasannya.
Brugh..
Saga melemparkan tubuhnya kembali ke kasur, mengeluarkan dompetnya. Menarik secarik foto yang selalu berada didalamnya, foto yang selalu menjadi penghuni abadi dompetnya. Ya, foto itu adalah foto Almaeera Haura Sidiqi.
Ditatapnya foto itu dengan senyuman yang terus mengembang..
" Meera...Meera....Meera...." bisiknya.
Flashback on
" Almaeera..." Panggil Ryan lagi, karena hampir tiga puluh menitan Almaeera hanya diam.
" Lo udah ada pacar belum?" Tanya Ryan lagi. Mungkin karena saking penasarannya makanya Ryan berusaha mencari jawaban pastinya.
" Eh...i...i..itu..." Almaeera melirik Saga yang juga sedang meliriknya.
Tapi lirikan mata Saga di salah artikan oleh Almaeera.
Lirikan Saga dianggapnya sebagai lirikan kebencian padanya.
" Belum!! Belum ada..." Ucap Almaeera tegas.
Brukk...
Saga merebahkan kepalanya dengan mata terpejam diatas punggung kursi.
Inilah hari kiamat baginya. Hidupnya berakhir hari ini. Dunianya runtuh saat ini juga.
" Kalau boleh tahu, cowok yang kamu suka seperti apa Meera?" Tanya Ryan lagi.
" Yang dewasa, dia harus lebih tua dariku..." Meera membesarkan suaranya, berharap Saga mendengarkan ucapanya, tapi sayang, saat ini semua panca indera Saga telah lumpuh total.
Pemuda itu tidak lagi mampu mendengar apa yang dibicarakan Ryan dan Meera. Otaknya sibuk dengan pemikirannya sendiri.
Tapi beberapa saat ketika kewarasan itu hadir, Saga langsung berdiri dan berjalan menuju ke ruang tamu, berdiri di depan Ryan.
" Jadi kamu ingin pacaran sama dia?" Jarinya menunjuk pada Almaeera.
" Ahhh...i..itu..." Ryan gagap, dia kebingungan.
" Kamu kesini mau nembak dia kan!!, tembak aja langsung!!. Kenapa bertele-tele begitu!!" Bentak Saga kesal.
" Ka Saga apa sih?" Almaeera meraih lengan Saga agar diam.
" Tembak cepat!!, aku juga ingin tahu dia nerima lo apa nggak!!" Saga meremas genggaman tangannya kuat-kuat.
" Ryan maaf, kamu pulang dulu deh, kakak aku lagi mode gahar nih...." Almaeera hanya bisa mengambil keputusan itu untuk saat ini. Saga melotot geram disebut sebagai 'kakak'.
Ryan akhirnya pamit, karena situasinya sangat panas saat ini.
" Ka Saga duduk..." Meera menarik tangan Saga untuk duduk, tapi Saga tetap membatu.
" Ka Saga sedang marah saat ini, tolong duduklah, atau mau Mee pangku hemm?" ucap Almaeera sambil memainkan alisnya.
" Dasar!!" Saga mentoyor kepala Meera dan langsung duduk disamping gadis manis bergigi ginsul itu.
" Apa?? Udah duduk ini" Saga masih terlihat kesal dan terlihat marah.
" Kenapa marah-marah terus sih, jadi nggak suka akunya!!, jadi ilfeel kan aku jadinya!!" Ucap Meera kesal, tapi walupun kesal wajah manisnya masih mendominasi.
" Ilfeel? emang kapan kamu ada feeling ke ka Saga?, yang kamu suka kan brothy Shinne!!, orang udah beristri aja masih dilirik mulu" Sangut Saga sambil membuang muka.
" Dih sok tahu amat!!, emang situ bisa nerawang isi hati aku apa! emang di kening Mee ada nama brothy gitu!!, sok tahu!!" Sela Meera lagi, ada nada jengkel dari suaranya.
" Ya iyalah, emang seperti itu yang terlihat, selama ini senyum itu hanya tulus untuk brothy, tatapanmu juga untuk brothy, aku hanya dapat ekspresi jutekmu aja! Kesel tahu." Sahut Saga masih dengan nada ketus dan merajuk.
" Berarti yang ka Saga lihat salah!, aku suka yang dewasa dan lebih tua. Apa menurut ka Saga yang tua diantara kita cuma brothy Shinne?" Lanjut Meera kesal.
" Lagian apa ka Saga fikir kita nyaman menatap wajah orang yang kita suka..., ka Saga nggak tahu rasanya jadi Mee..., ka Saga tahunya marah mulu!!, malas Meera!!"
Gadis itupun bangkit dan segera berjalan untuk masuk ke kamar, malas aja dia lihat Saga yang jutek begitu.
Ka Saganya yang selalu terlihat manis dimatanya, sampai-sampai dia tidak bisa menatapnya lama-lama. Malah menunjukkan sisi mengerikannya saat marah begitu.
" Tunggu Mee...apa maksudnya?"
Saga yang merenung diruang tamu mulai mendapatkan pencerahan.
Kata-kata Meera terus terngiang-ngiang.
Apa menurut ka Saga yang tua diantara kita cuma brothy Shine.
Lagian apa ka Saga fikir kita nyaman menatap wajah orang yang kita suka..., ka Saga nggak tahu rasanya jadi Mee..., ka Saga tahunya marah mulu!!, malas Meera.
" Yang lebih tua Rasya dan Aku" gumam Saga.
" Jadi dia tidak mau menatapku selama ini karena suka aku?. What? benarkah??"
Saga segera berdiri dan berlarian menuju kamar Meera.
Pintu terbuka sedikit, Saga bisa melihat Meera sedang duduk di meja belajar nya, membelakangi pintu.
" Boleh masuk?"
" Masuk aja.."
" Kamu nggak pakai kerudung dulu?" tanya Saga lagi.
Saat ini Meera sudah membuka kerudungnya.
Meera segera menyambar kerudung instan yang ada disampingnya tanpa menoleh.
" Maaf Mee...., ka Saga membuatmu takut tadi.." Ucap Saga diambang pintu.
Wajah tampanya terlihat menunduk penuh penyesalan.
" Meera nggak takut tuh, ka Saga kan memang seperti itu orangnya, suka marah nggak jelas.." Sahut Meera masih tanpa menoleh.
" Mee...ka Saga akan pergi ke Boston menyusul kak Shanum dan brothy, dan itu akan lama Mee..."
"Tapi sebelum itu ka Saga ingin memastikan sesuatu dulu..." Ucap Saga terjeda, kakinya perlahan masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepi ranjang, tepat dibelakang posisi Almaeera yang duduk di kursi belajar saat ini.
" Mee..., sejak kau lahir sampai hari ini. Semua cinta, kasih sayang, perhatian dan duniaku hanya tertuju padamu..".
Degh..
Jantung Almaeera berdetak begitu kencang, wajahnya terasa panas seolah tersengat api yang menyala.
Rasa inilah yang selalu menyerangnya setiap kali berdekatan ataupun bertemu dengan Saga beberapa tahun ini. Rasa yang membuatnya selalu tak bisa berkutik, dan tak mampu menatap wajah tampan rupawan milik Saga.
" Mee...ka Saga sendiri tidak pernah tahu awalnya bagaimana bisa begini, ka Saga sangat, sangat..., sangat menyukaimu Mee.., bukan suka sebagai kakakmu, tapi suka layaknya pria kepada wanita..."
" Ka Saga hanya ingin tahu, bagaimana perasaan Meera pada kakak?, jawaban apapun darimu ka Saga akan terima dengan tulus, setidaknya semua akan jelas. Ka Saga juga harus memutuskan sesuatu setelah ini.. " Saga menatap punggung Meera.
Almaeera semakin berdebar, sebagai gadis remaja yang cerdas, jelas Meera selama ini sadar dengan sikap Saga padanya. Meera juga paham arti tatapan Saga padanya, ya...Meera sangat tahu ada cinta di tatapan mata Saga untuknya.
" Mee...." panggilnya.
" Meerapun sama.., Meera juga memiliki rasa yang sama seperti ka Saga..." ucap Meera lirih.
Duaarrrr!!
Saga membelalakkan matanya, terkejut!. Jantungnya seolah-olah hendak melompat keluar dari tempatnya.
" Apa?, apa Mee...coba ulang..." Saga langsung berdiri dari duduknya dan melangkah semakin mendekat, berdiri tegak disamping Meera yang duduk tertunduk malu.
" Apa tadi?, katamu kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan ka Saga?" tanya Saga dengan suara bergetar.
Meera mengangguk dalam. Saga mengigit bibir bawahnya kuat-kuat.
Rasanya ingin salto saat ini juga, perutnya serasa geli, seakan ribuan kupu-kupu mengepak di dalamnya.
Bahagia, itulah yang dirasakannya.
" Jadi kamu suka ka Saga?" tanya Saga demi untuk memastikan yang didengarnya.
" Iya..." jawab lirih Meera masih dengan menunduk.
" Iya?, trus kenapa tidak mau melihat wajah ka Sagamu ini?" Saga lagi-lagi mengigit bibir bawahnya gemas. Melihat wajah tertunduk yang merona dihadapanya membuatnya ingin sekali mencubit dagu runcing itu untuk menatapnya.
" Meera malu.., ka Saga terlalu tampan..." jawab Meera malu-malu.
Lagi-lagi Saga membulatkan matanya lebar.
Rasa gemas semakin menjalari sekujur tubuhnya. Ingin rasanya menyambar tubuh mungil itu dan digendongnya seperti saat mereka kecil dulu. Senyum terkulum manis dibibirnya yang pink alami, sumpah!! Saga sangat-sangat bahagia sore ini.
Ternyata cintanya sejak kecil pada gadis dihadapannya ini tersambut dengan indah. Rupanya dia tidak hanya cinta sendiri...
Saga tersenyum lebar, ada rasa lega yang luar biasa.
" Seperti yang ka Saga bilang tadi. Ka Saga akan pergi, jika kamu setuju, Apa kau bisa menunggu ka Saga?, sepulang dari Amerika ka Saga akan melamarmu Mee..." lanjut Saga.
" Nah gitu dong!!, kalau gitu kan jelas. Meera kan juga nggak tahan mendemin perasaan Meera lama-lama kak, tapi menurut Meera apa nggak lebih baik ka Saga nemuin daddy dulu, baiknya gimana?, tunangan dulu atau gimana...." sahut Meera lirih dengan menutup wajahnya dengan buku.
" Hah apa?, kamu mau tunangan dulu?" Saga merasa tubuhnya lemas seketika, jantungnya seakan melompat dari tempatnya.
" Ya..., Meera takut akan ada Ryan-Ryan lain nantinya, Meera akan merasa tenang jika telah diikat. Setidaknya Meera punya jawaban pasti saat seseorang bertanya status Mee..."
Ya Tuhan....mimpikah ini?
Ya Tuhan....jangan bangunkan aku jika ini hanya mimpi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Erni Fitriana
mampir
2024-09-04
0