NovelToon NovelToon

Childhood Love Story " Blossom "

Saga Vino Malik...

Saga melempar tubuhnya ke peraduannya dengan senyuman yang masih terus terkembang.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah mommy Ara-nya bibir pemuda berusia hampir duapuluh dua tahun itu tak berhenti tersenyum.

" Mee sayang..ya Tuhan..., gue bisa gila...ihhh..." Desisnya masih dengan terus menyengir manis.

Bahkan beberapa kali dia harus menggigit bibir bawahnya demi mengurangi rasa bahagia yang semakin menggelitik di dalam perutnya.

" Akkkhhhh....." Jeritnya histeris saking berbunga-bunganya isi jantungnya saat ini.

Buk..buk..buk..buk...

Bahkan sikap absurdnya semakin parah, pemuda itu menghentak-hentakkan kakinya diatas kasur seperti orang gila.

Tak sampai situ saja, bahkan Saga juga berguling-guling tak jelas. Terkadang bersembunyi di dalam selimut, lalu berikutnya melempar selimut begitu saja. Satu kata, setengah gila!!.

Senyumnya semakin mengembang tak jelas, bahkan kini dia berdiri dan berjoget-joget mirip orang kehilangan kewarasannya.

Brugh..

Saga melemparkan tubuhnya kembali ke kasur, mengeluarkan dompetnya. Menarik secarik foto yang selalu berada didalamnya, foto yang selalu menjadi penghuni abadi dompetnya. Ya, foto itu adalah foto Almaeera Haura Sidiqi.

Ditatapnya foto itu dengan senyuman yang terus mengembang..

" Meera...Meera....Meera...." bisiknya.

Flashback on

" Almaeera..." Panggil Ryan lagi, karena hampir tiga puluh menitan Almaeera hanya diam.

" Lo udah ada pacar belum?" Tanya Ryan lagi. Mungkin karena saking penasarannya makanya Ryan berusaha mencari jawaban pastinya.

" Eh...i...i..itu..." Almaeera melirik Saga yang juga sedang meliriknya.

Tapi lirikan mata Saga di salah artikan oleh Almaeera.

Lirikan Saga dianggapnya sebagai lirikan kebencian padanya.

" Belum!! Belum ada..." Ucap Almaeera tegas.

Brukk...

Saga merebahkan kepalanya dengan mata terpejam diatas punggung kursi.

Inilah hari kiamat baginya. Hidupnya berakhir hari ini. Dunianya runtuh saat ini juga.

" Kalau boleh tahu, cowok yang kamu suka seperti apa Meera?" Tanya Ryan lagi.

" Yang dewasa, dia harus lebih tua dariku..." Meera membesarkan suaranya, berharap Saga mendengarkan ucapanya, tapi sayang, saat ini semua panca indera Saga telah lumpuh total.

Pemuda itu tidak lagi mampu mendengar apa yang dibicarakan Ryan dan Meera. Otaknya sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Tapi beberapa saat ketika kewarasan itu hadir, Saga langsung berdiri dan berjalan menuju ke ruang tamu, berdiri di depan Ryan.

" Jadi kamu ingin pacaran sama dia?" Jarinya menunjuk pada Almaeera.

" Ahhh...i..itu..." Ryan gagap, dia kebingungan.

" Kamu kesini mau nembak dia kan!!, tembak aja langsung!!. Kenapa bertele-tele begitu!!" Bentak Saga kesal.

" Ka Saga apa sih?" Almaeera meraih lengan Saga agar diam.

" Tembak cepat!!, aku juga ingin tahu dia nerima lo apa nggak!!" Saga meremas genggaman tangannya kuat-kuat.

" Ryan maaf, kamu pulang dulu deh, kakak aku lagi mode gahar nih...." Almaeera hanya bisa mengambil keputusan itu untuk saat ini. Saga melotot geram disebut sebagai 'kakak'.

Ryan akhirnya pamit, karena situasinya sangat panas saat ini.

" Ka Saga duduk..." Meera menarik tangan Saga untuk duduk, tapi Saga tetap membatu.

" Ka Saga sedang marah saat ini, tolong duduklah, atau mau Mee pangku hemm?" ucap Almaeera sambil memainkan alisnya.

" Dasar!!" Saga mentoyor kepala Meera dan langsung duduk disamping gadis manis bergigi ginsul itu.

" Apa?? Udah duduk ini" Saga masih terlihat kesal dan terlihat marah.

" Kenapa marah-marah terus sih, jadi nggak suka akunya!!, jadi ilfeel kan aku jadinya!!" Ucap Meera kesal, tapi walupun kesal wajah manisnya masih mendominasi.

" Ilfeel? emang kapan kamu ada feeling ke ka Saga?, yang kamu suka kan brothy Shinne!!, orang udah beristri aja masih dilirik mulu" Sangut Saga sambil membuang muka.

" Dih sok tahu amat!!, emang situ bisa nerawang isi hati aku apa! emang di kening Mee ada nama brothy gitu!!, sok tahu!!" Sela Meera lagi, ada nada jengkel dari suaranya.

" Ya iyalah, emang seperti itu yang terlihat, selama ini senyum itu hanya tulus untuk brothy, tatapanmu juga untuk brothy, aku hanya dapat ekspresi jutekmu aja! Kesel tahu." Sahut Saga masih dengan nada ketus dan merajuk.

" Berarti yang ka Saga lihat salah!, aku suka yang dewasa dan lebih tua. Apa menurut ka Saga yang tua diantara kita cuma brothy Shinne?" Lanjut Meera kesal.

" Lagian apa ka Saga fikir kita nyaman menatap wajah orang yang kita suka..., ka Saga nggak tahu rasanya jadi Mee..., ka Saga tahunya marah mulu!!, malas Meera!!"

Gadis itupun bangkit dan segera berjalan untuk masuk ke kamar, malas aja dia lihat Saga yang jutek begitu.

Ka Saganya yang selalu terlihat manis dimatanya, sampai-sampai dia tidak bisa menatapnya lama-lama. Malah menunjukkan sisi mengerikannya saat marah begitu.

" Tunggu Mee...apa maksudnya?"

Saga yang merenung diruang tamu mulai mendapatkan pencerahan.

Kata-kata Meera terus terngiang-ngiang.

Apa menurut ka Saga yang tua diantara kita cuma brothy Shine.

Lagian apa ka Saga fikir kita nyaman menatap wajah orang yang kita suka..., ka Saga nggak tahu rasanya jadi Mee..., ka Saga tahunya marah mulu!!, malas Meera.

" Yang lebih tua Rasya dan Aku" gumam Saga.

" Jadi dia tidak mau menatapku selama ini karena suka aku?. What? benarkah??"

Saga segera berdiri dan berlarian menuju kamar Meera.

Pintu terbuka sedikit, Saga bisa melihat Meera sedang duduk di meja belajar nya, membelakangi pintu.

" Boleh masuk?"

" Masuk aja.."

" Kamu nggak pakai kerudung dulu?" tanya Saga lagi.

Saat ini Meera sudah membuka kerudungnya.

Meera segera menyambar kerudung instan yang ada disampingnya tanpa menoleh.

" Maaf Mee...., ka Saga membuatmu takut tadi.." Ucap Saga diambang pintu.

Wajah tampanya terlihat menunduk penuh penyesalan.

" Meera nggak takut tuh, ka Saga kan memang seperti itu orangnya, suka marah nggak jelas.." Sahut Meera masih tanpa menoleh.

" Mee...ka Saga akan pergi ke Boston menyusul kak Shanum dan brothy, dan itu akan lama Mee..."

"Tapi sebelum itu ka Saga ingin memastikan sesuatu dulu..." Ucap Saga terjeda, kakinya perlahan masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepi ranjang, tepat dibelakang posisi Almaeera yang duduk di kursi belajar saat ini.

" Mee..., sejak kau lahir sampai hari ini. Semua cinta, kasih sayang, perhatian dan duniaku hanya tertuju padamu..".

Degh..

Jantung Almaeera berdetak begitu kencang, wajahnya terasa panas seolah tersengat api yang menyala.

Rasa inilah yang selalu menyerangnya setiap kali berdekatan ataupun bertemu dengan Saga beberapa tahun ini. Rasa yang membuatnya selalu tak bisa berkutik, dan tak mampu menatap wajah tampan rupawan milik Saga.

" Mee...ka Saga sendiri tidak pernah tahu awalnya bagaimana bisa begini, ka Saga sangat, sangat..., sangat menyukaimu Mee.., bukan suka sebagai kakakmu, tapi suka layaknya pria kepada wanita..."

" Ka Saga hanya ingin tahu, bagaimana perasaan Meera pada kakak?, jawaban apapun darimu ka Saga akan terima dengan tulus, setidaknya semua akan jelas. Ka Saga juga harus memutuskan sesuatu setelah ini.. " Saga menatap punggung Meera.

Almaeera semakin berdebar, sebagai gadis remaja yang cerdas, jelas Meera selama ini sadar dengan sikap Saga padanya. Meera juga paham arti tatapan Saga padanya, ya...Meera sangat tahu ada cinta di tatapan mata Saga untuknya.

" Mee...." panggilnya.

" Meerapun sama.., Meera juga memiliki rasa yang sama seperti ka Saga..." ucap Meera lirih.

Duaarrrr!!

Saga membelalakkan matanya, terkejut!. Jantungnya seolah-olah hendak melompat keluar dari tempatnya.

" Apa?, apa Mee...coba ulang..." Saga langsung berdiri dari duduknya dan melangkah semakin mendekat, berdiri tegak disamping Meera yang duduk tertunduk malu.

" Apa tadi?, katamu kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan ka Saga?" tanya Saga dengan suara bergetar.

Meera mengangguk dalam. Saga mengigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Rasanya ingin salto saat ini juga, perutnya serasa geli, seakan ribuan kupu-kupu mengepak di dalamnya.

Bahagia, itulah yang dirasakannya.

" Jadi kamu suka ka Saga?" tanya Saga demi untuk memastikan yang didengarnya.

" Iya..." jawab lirih Meera masih dengan menunduk.

" Iya?, trus kenapa tidak mau melihat wajah ka Sagamu ini?" Saga lagi-lagi mengigit bibir bawahnya gemas. Melihat wajah tertunduk yang merona dihadapanya membuatnya ingin sekali mencubit dagu runcing itu untuk menatapnya.

" Meera malu.., ka Saga terlalu tampan..." jawab Meera malu-malu.

Lagi-lagi Saga membulatkan matanya lebar.

Rasa gemas semakin menjalari sekujur tubuhnya. Ingin rasanya menyambar tubuh mungil itu dan digendongnya seperti saat mereka kecil dulu. Senyum terkulum manis dibibirnya yang pink alami, sumpah!! Saga sangat-sangat bahagia sore ini.

Ternyata cintanya sejak kecil pada gadis dihadapannya ini tersambut dengan indah. Rupanya dia tidak hanya cinta sendiri...

Saga tersenyum lebar, ada rasa lega yang luar biasa.

" Seperti yang ka Saga bilang tadi. Ka Saga akan pergi, jika kamu setuju, Apa kau bisa menunggu ka Saga?, sepulang dari Amerika ka Saga akan melamarmu Mee..." lanjut Saga.

" Nah gitu dong!!, kalau gitu kan jelas. Meera kan juga nggak tahan mendemin perasaan Meera lama-lama kak, tapi menurut Meera apa nggak lebih baik ka Saga nemuin daddy dulu, baiknya gimana?, tunangan dulu atau gimana...." sahut Meera lirih dengan menutup wajahnya dengan buku.

" Hah apa?, kamu mau tunangan dulu?" Saga merasa tubuhnya lemas seketika, jantungnya seakan melompat dari tempatnya.

" Ya..., Meera takut akan ada Ryan-Ryan lain nantinya, Meera akan merasa tenang jika telah diikat. Setidaknya Meera punya jawaban pasti saat seseorang bertanya status Mee..."

Ya Tuhan....mimpikah ini?

Ya Tuhan....jangan bangunkan aku jika ini hanya mimpi....

Curhatan Rayden

Semalaman Saga benar-benar tidak bisa tidur nyenyak, bukan karena beban fikiranya. Tapi justru karena terlalu besarnya rasa bahagia yang sedang dirasakannya.

Bahkan sejak pertama membuka mata dini hari tadi saja bibirnya langsung tersenyum ceria. Gila bukan?, aneh bukan?, tentu saja!. Tapi ini aneh dan nyata.

Seperti pagi ini, belum juga genap pukul enam pagi, tapi Saga sudah terlihat segar dan rapi. Rencana hari ini dia akan ke kampus pagi, tapi tentu saja tidak lagi pergi sendiri seperti biasanya.

Karena hari ini dia akan menjemput ratu hatinya yaitu Almaeera dahulu, kebetulan juga hari ini ada acara touring campus. Sebenarnya Saga tidak bertugas dan tidak terlibat dalam acara ini, tapi demi Almaeera sih ayo aja baginya.

Itung-itung pacaran tipis-tipis lah, semalam kan mereka sudah mengutarakan perasaan mereka masing-masing, berarti hari ini status mereka pacaran kan?.

Saga tersenyum simpul menatap gambar dirinya di jendela White Base, jemarinya sibuk mengacak-acak rambutnya. Membuat Rayden yang kebetulan melintas hendak ke garasi ikut tersenyum geli.

" Dih...kayaknya ada yang sedang bahagia nih..., senyum mulu dari tadi. Masih pagi gini mau kemana brother?"

Saga menoleh sesaat, lalu kembali menatap dirinya untuk bercermin di jendela.

" Hemmm, betul Ray. Ka saga sedang bahagia saat ini. Sangat, sangat, sangat bahagia..." Jawab Saga dengan bibir terbuka lebar.

" Oh ya?, ka Saga dapat transferan lebih dari uncle Vino? Traktir Ray dong.." Tanya Rayden penasaran.

" Ohhh!!, tentu bukan!!,"

" Ka Saga, nemu duit semalem?" Tebak Rayden.

" Salah!!, bukan itu!!"

" Ka Saga dapat nilai sempurna di kampus?" Kali ini Rayden semakin melangkah mendekat.

" Ahh, itu biasa Ray!, nggak ngaruh!, nggak membuat ka Saga sebahagia ini..." Sahut Saga.

" Emmmhhh!!!, ya Tuhan ka Saga!, kakak pakai parfum main tuang aja ya!, ya ampun!!, ini sih mirip orang mandi parfum tahu!!" Rayden menutup hidungnya karena saking menyengatnya bau wangi parfum yang menguar dari tubuh Saga.

" Ka Saga!!, jangan bilang ka Saga sedang jatuh cinta dan akan kencan pagi ini!!" Seru Rayden antusias.

" Yap!!, itu alasan tepat!" Sahut Saga cepat dan semakin aloy bergaya dan mematut penampilannya di depan jendela.

" Ck!!, ya tapi nggak mesti sewangi ini kali kak!, ini sudah mirip mbak-mbak biduan yang lagi nyari saweran di acara organ tunggal kampung lho!!, wangi kakak kebangetan. Bisa-bisa mati berdiri nanti si Jasmin karena aroma kakak!!"

Saga mematung sesaat, mendengar ucapan Rayden menyebutkan sebuah nama tiba-tiba membuatnya panas.

Matanya menatap lekat pada mata Rayden yang juga menatapnya saat ini.

Entahlah, Rayden merasa merinding saat ditatap seperti itu oleh Saga.

" Siapa?, nama siapa yang kau sebut?. Jasmin?, kenapa ada Jasmin yang otomatis melintas di otakmu saat tahu ka Saga akan kencan?" Tanya Saga marah.

Rayden menelan ludahnya dengan susah payah. Apa ucapannya salah, kenapa ka Saga marah? selama ini yang dia tahu hanya Jasmin adik sahabat Saga dari Surabayalah yang dekat denganya.

Iya sih Rayden tahu ka Saga sangat menyukai Almaeera dari kecil, tapi sepertinya perasaan ka Saganya dan Almaeera masih abu-abu seperti dirinya dan Almaureen. Jadi apa yang di sangkakan oleh Rayden belum tentu salah kan?.

" Kenapa harus nama Jasmin, Rayden!, jawab!!" Desak Saga semakin geram.

" Ya...karena yang Ray lihat selama ini ka Saga hanya lunak kepada Jasmin. Bahkan ka Saga lebih memprioritaskan Jasmin daripada adik-adik ka Saga di WB" Jawab Rayden.

Saga memejamkan matanya. Iya!, sudut pandang Rayden tidaklah salah. Selama ini Sagapun sadar akan hal itu. Tapi yang dilakukan Saga semata-mata hanya tanggungjawab semata. Jasmin adalah adik Aldo, sahabat dari kecilnya saat di Surabaya, bahkan kedua orang tua mereka juga saling kenal baik.

Tapi sumpah!, Saga bersumpah yang dilakukannya pada Jasmin selama ini hanya perilaku sewajarnya seorang kakak terhadap adiknya.

Tapi..., kalau Rayden saja bisa salah sangka, lalu apa kabar Almaeera. Memang, selama Saga memutuskan melanjutkan SMU di Jakarta, bertepatan dengan Almeer dan Almaeera ke Bandung untuk pendidikan pesantren mereka.

Dan tiga tahun berikutnya si kembar dan juga Rayden masuk SMU Bhakti, sedangkan Saga tidak langsung kuliah, tapi bimbel khusus bahasa asing terlebih dahulu selama satu tahun. Rayden, Luigi dan Saga tinggal bersama di WB sedangkan Almaeera sendiri anak kutu buku yang hanya didalam kamar berhari-hari.

Jadi bisa dipastikan Almaeera tidak tahu pasti bagaimana hubungan Saga dengan Jasmin selama ini, tidak seperti Rayden yang memang tinggal satu atap dengan Saga selama 6 tahun ini.

" Jadi?, siapa dong kalau bukan Jasmin. Meera? Ha...ha...ha...mimpi saja..." Gumam Rayden.

" Kenapa harus mimpi bisa berkencan dengan Meera?, apa kamu fikir ka Saga nggak mampu mendapatkan Meera?, kamu fikir ka Saga nggak pantas bersanding dengan Meera?" Sahut Saga jutek.

Dirinya merasa terhina oleh kata-kata Rayden yang mengatakan bisa berkencan dengan Almaeera hanya mimpi.

" Ck!!" Rayden berdecak, lalu menggendik bahunya acuh.

Dia dan Saga itu senasib sepenanggungan selama ini, sejak kecil mereka sama-sama menyukai putri dari mommy Ara. Tapi Almaeera terlihat selalu acuh dan cuek jika ada Saga disekitarnya, dan itu dimulai sejak Almaeera berada di Bandung.

Tak jauh berbeda sikap antara adik dan kakak itu, si adik Almaureen yang juga telah meremat hati Rayden juga bersikap sebelas duabelas dengan kakaknya. Maureen juga acuh dan cuek pada Rayden, sampai-sampai Rayden mengira bahwa Maureen menyukai sosok Shine Marvelino Putra.

" Meera itu putri Salju yang susah disentuh. Dia dingin dan jutek seperti uncle Rangga..Ray nggak yakin kakak mampu membuat Salju cantik itu mencair.." Ucap Rayden.

" Yahhh...tak jauh beda dengan si borokokok Maureen. Walau dia hangat dan ceria, tapi sikap arogan dan bar-barnya...huffttt...." Lanjut Rayden.

Rayden terlihat menghembuskan nafasnya berat, lalu menunduk pasrah. Setiap berbicara mengenai Almaureen hatinya selalu sakit.

Tep!!

Tepukan dipundak Rayden membuat pemuda tampan putra Denis Pramana Putra itu mengangkat wajahnya.

" Sabar...., seperti halnya ka Saga yang sabar menanti saat ini. Kaupun harus sabar menanti saat Maureen menyadari perasaannya.... Cewek itu butuh perhatian, curahan kasih sayang dan cinta yang tulus.." Nasihat Saga.

Rayden hanya tersenyum sinis, sudah seberapa banyak perhatian yang dia berikan selama ini?, sangat banyak!!, bahkan berlebihan hingga tumpah ruah. Kasih sayang?, apalagi.... Bahkan dia rela pindah sekolah dari Australia ke sini demi menjaga Almaureen yang tidak mau sekolah di pesantren dan memilih di SMP reguler.

Cinta yang tulus?, kurang tulus apalagi.... Rayden rela menjadi sopir pribadi Almaureen demi ketulusannya menjaga putri bungsu Rangga Bayu Wijaya ini, sampai-sampai dia kadang melewatkan waktu makanya. Kurang apa dia?

Pesona Almaeera Haura Siddiq

Saga mengeluarkan motornya dengan terburu-buru, akhirnya dia mengikuti saran Rayden untuk mandi ulang. Memang benar kalau jatuh cinta itu membuat orang waras menjadi gila, buktinya dia.

Saga tersenyum geli saat mengingat begitu absurd nya tingkahnya sedari pagi.

Motor terus melaju ke rumah mommy Ara-nya dengan hatinya yang penuh bunga.

" Mee...ka Saga datang...." Gumam Saga.

Motor belum juga berhenti, rupanya Almaeera sudah bersiap di depan gerbang. Senyum manisnya mengembang cerah, menyinari hati Saga saat ini.

Ternyata tidak hanya Saga yang berbunga-bunga dan tidak sabar ingin bertemu, tapi perasaan itupun di rasakan oleh Almaeera juga.

Saga menghentikan motornya tepat di hadapan Almaeera.

" Meera udah siap dari tadi ya?, sudah lama menunggukah? Maaf ka Saga tadi ada kepentingan dulu..." Sapa Saga seraya turun dari motornya.

" Nggak kok, Meera juga baru saja keluar. Daddy dan mommy juga baru berangkat..." Jawab Meera.

Lagi-lagi gadis itu menundukkan kepalanya setelah menjawab pertanyaan Saga.

"Ck!!" Saga berdecik kesal, sebenarnya apa yang disembunyikan Meera di wajahnya itu, susah sekali ditatap.

" Kenapa menunduk terus Mee..., apa sepatu ka Saga lebih indah dari wajah ka Saga?"

Meera mengangkat wajahnya, mengulas senyum termanis saat menatap sekilas wajah tampan itu, lalu kembali menunduk.

Degh!!!

Walaupun hanya sekilas senyum itu merekah hanya untuknya, tapi sungguh mampu membuat jantung Saga seakan ditabuh saking bergemuruh nya.

MasyaAllah...!!, cantiknya Meera....

Apa dia secantik ini, selama ini aku hanya bisa melihatnya sekilas-sekilas.

Saga menelan salivanya dengan susah payah. Entahlah!, apa yang sedang terjadi dengannya sejak kemarin. Ada perasaan ingin sekali menyentuh, tapi Saga tahu betul konsekuensinya.

Sudahlah, masalah Meera tidak mau menatapnya bukanlah hal yang perlu di besar-besarkan.

Karena baginya sekarang, bisa berduaan dengan Almaeera begini saja sudah kemajuan yang sungguh luar biasa.

" Yuk....berangkat!" Ucap Saga sambil menyodorkan helm untuk Almaeera, jangan lupakan senyum manisnya yang aduhai, yang selalu membuat kaum hawa klepek-klepek.

" Ayuk...siap..." Sahut Almaeera lembut.

...***...

Motor Saga telah berhenti di parkiran kampus. Dilapangan sepak bola tampak telah berkumpul ratusan remaja seusia Almaeera yang juga datang untuk mengikuti acara hari ini.

Beberapa teman sekolah Almaeera dari SMU Bhakti terlihat ada diantara mereka, Ryanpun ada.

Zaskya teman Almaeera melambaikan tangannya saat melihat keberadaan Almaeera, dan gadis berkerudung moka inipun membalas lambaian Zaskya.

" Kak..., itu ada teman-teman Mee disana. Meera ke sana ya..." Pamit Almaeera pada Saga.

" Hemm, iya...." Ucap Saga sambil tanganya terjulur kearah dagu Almaeera. Saga berusaha membantu melepaskan pengait helm Meera yang sepertinya agak macet.

Dada keduanya saling bergemuruh hebat, sejauh ini, interaksi seperti ini sangat jarang mereka lalui. Saat jemari kokoh Saga sedikit menyenggol dagu Meera, gadis itu memejamkan matanya.

Ada desiran yang aneh, rasa hangat menjalari seluruh tubuhnya. Untuk beberapa saat Saga masih mengutak-atik kunci helm yang benar-benar bermasalah.

Sebenarnya tidak hanya Almaeera yang merasakan panas dingin tak karuan, karena Sagapun merasakan perasaan yang sama. Jantungnya terpompa begitu kencang, apalagi saat mendapati mata Meera yang terpejam pasrah.

Oh Tuhan!!, andaikan saja sudah halal, pasti habis bibir mungil itu ditanganku...

Clik!!

Akhirnya bunyi kunci helm terbuka, dan terbuka jugalah mata Almaeera. Kini tatapan keduanya saling beradu untuk waktu yang cukup lama.

Gila!!, aku tahu jika Meera cantik sejak kecil.

Tapi sumpah!!!, aku tidak menyangka dia secantik ini jika dilihat dari dekat begini.

Ya Tuhan, bahkan dia memiliki tahi lalat dibawah bibir seperti punyaku....

Akkhhh...., aku harus segera minta papa datang ke Jakarta untuk melamarnya untuk ku.

Siall!!, aku bisa gila dengan ini semua... Meera kenapa kau menunduk terus selama ini, kenapa kau sembunyikan kecantikanmu ini sayang...??

" Kak! Meera ngumpul ke sana ya.., itu sepertinya pembukaan acaranya sudah akan dimulai.." Pamit Meera lagi.

Ucapan Almaeera menyadarkan Saga dari lamunannya.

" Ohh...i..iya..iya..sayang.." Sahut Saga cepat dan sepertinya tidak sadar sepenuhnya.

Meera mengulum senyuman di bibirnya saat mendengar kata sayang yang terlontar tanpa kendali dari mulut Saga.

Meera melambaikan tangannya sekilas, tapi justru ditangkap lalu dikecup oleh Saga cepat.

Hanya mungkin lima detikan jemari itu menyentuh bibir Saga, karena tentu Meera menariknya dengan cepat.

" Ma..maaf Mee...maaf!!, ka Saga tidak bermaksud---"

" Sudahlah, Meera kesana ya..." Ucapnya lalu segera berlari meninggalkan Saga yang berdiri dengan rasa penyesalannya.

Astaghfirullah!!, bagaimana aku bisa lepas kontrol seperti barusan..

Bagaimana tanganku bisa bergerak sendiri tanpa bisa aku kendalikan ya Tuhan...

Astaghfirullah, Astaghfirullah...

Saga menatap punggung gadis tercintanya dengan senyum tipis yang manis.

Tapi tiba-tiba senyumnya lenyap saat matanya mendapati keberadaan Ryan diantara calon mahasiswa yang sedang di dekati Almaeera.

"Jadi dia juga akan kuliah disini.... Oh Shitt!!!, disaat aku harus pergi ke Boston beberapa bulan lagi, dan meninggalkan Meeraku---"

Bughh!!

" Anjirr!!" Umpat Saga.

Sebuah tepukan keras di bahunya membuat Saga langsung reflek mengayunkan tinjunya ke belakang.

" Wohoyyy!! Sans bro..." Seru Aldo sambil menyengir gemas. Ditangkapnya kepalan tinju Saga lalu diturunkannya dengan perlahan-lahan.

" Brengsek!!, lo ngagetin gue Do..." Seru Saga.

Telapak tangannya langsung mengusap dadanya yang berdetak kuat karena terkejut akan kelakuan Aldo barusan.

" He..he..sorry Ga, sorry..." Ucap Aldo tulus.

" Btw lo ngapain di kampus? Bukanya lo nggak bertugas untuk acara hari ini..." Tanya Aldo.

Mereka berdua kini berjalan menuju kursi taman yang ada di pinggir lapangan, dimana disana masih bisa menyaksikan acara pembukaan touring campus hari ini.

" Gue nganterin Meera..." Jawab Saga, matanya terus menatap gerak-gerik gadis pujaanya yang kini duduk bersila di lapangan, mendengarkan pengarahan para mahasiswa senior.

" Meera?, maksud lo Almaeera Haura itu...gadis yang bikin lo jomblo akut sampai sekarang ini?, Meera itu maksud lo?"

" Iya, tentu Meera itu. Dan itu....dia disana.... " Tunjuk Saga pada punggung belakang Meera.

" Dan mulai detik ini juga, lo jangan sebut gue jomblo lagi, karena gue udah punya kekasih!! Dia..., gadis yang gue incer dari bayi itu!. Dia telah sah jadi kekasih gue sejak kemarin sore..." Lanjut Saga tegas dengan mata berbinar cerah.

Aldo tersenyum lebar, akhirnya...sahabat sedari kecilnya ini merasakan juga yang namanya debar asmara dimasa muda.

Iya sih..., debaran itu sudah ada sejak dulu di dada Saga untuk Almaeera. Tapi saat ini pasti rasanya lebih indah dan berbeda, karena perasaan debaran itu tersambut hangat.

" Kenapa lo senyum-senyum Do!!, jangan bilang lo kesambet mbak Kunti yang diatas pohon ini...hiihhhh" Saga mengusap kedua bahunya merinding tiba-tiba.

Diliriknya batang pohon beringin besar dibelakang mereka saat ini. Dahan dan cabang yang besar-besar, belum lagi akar gantung yang lumayan lebat.

" Hiiihhhh.. pindah-pindah!!, merinding gue" Teriak Aldo sambil menarik Saga untuk bergegas dari tempat itu, dan berpindah ke sisi lain lapangan.

Tentu saja ditempat yang view-nya masih bisa menjangkau keberadaan Almaeera.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!