Tingkah absurd Saga

Almaeera terus menatap ketiga jarinya yang tadi sempat menempel di bibir Saga. Walaupun cuma beberapa detik, jemarinya telah mampu menilai begitu lembutnya tekstur bibir pink milik Saga yang tidak pernah tersentuh rokok ataupun alkohol itu.

Deg...deg...deg..

Hanya membayangkan bibir Saga saja jantung Meera langsung terasa akan meledak, bahkan tiba-tiba wajahnya memerah dan panas.

" Almaeera?, kamu sakit?. Demamkah?" Tanya Ryan dan Zaskia hampir bersamaan.

" Ahhh, aku...aku sehat! Alhamdulilah sehat!, kenapa emang?" Jawab Meera kikuk.

" Bukan kenapa-kenapa sih, tapi mukamu merah banget...." Ucap Zaski.

" Oh..i..ini, karena cuaca panas kali, iya...ini pasti karena cuaca.." Jawab Meera sambil menepuk-nepuk pipinya.

Matanya melirik arah dimana Saga dan temannya sedang mengobrol saat ini.

Deg!!

Lagi-lagi jantungnya terpompa kencang saat matanya menangkap siluet tampan Saga yang sedang bergurau dengan seorang temanya di pinggir lapangan.

Jika kakak ingin tahu alasanku selalu menunduk saat menatapmu itu karena ini kak...

Aku tidak akan pernah mampu mengakui bahwa aku selalu terpesona akan dirimu..

...***...

Matahari sudah mulai melengser ke barat saat acara touring campus usai. Para calon mahasiswa mulai membubarkan diri. Ada yang langsung ke kantin, ada yang masih belum puas menjelajahi area kampus yang memang sangat-sangat luas itu, ada pula yang langsung pulang.

Seperti halnya Almaeera, Saga telah mengirimkan pesan padanya beberapa menit lalu bahwa dirinya kini menunggu Almaeera di pintu belakang kampus.

" Alma, pulang bareng gue yuk..." Ajak Ryan.

" Ahh, Ryan maaf. Tadi aku berangkat bareng seseorang, dan dia juga udah jemput, maaf ya Ryan..." Tolak Almaeera halus.

Zaski hanya tersenyum tipis, sebenarnya Zaski sudah dari dulu mengetahui perasaan Ryan pada sahabatnya ini. Tapi Zaski juga tahu bagaimana berbinarnya mata Almaeera saat menceritakan sosok yang bernama Saga selama ini.

Apalagi Zaski sempat melihat sosok yang mengantar Meera tadi, dia bukan Almeer, jadi Zaski sudah bisa menebak-nebak bahwa bisa jadi itulah Saga.

" Oh oke, tapi besok pagi bisa ya aku jemput. Kita ke sekolah bareng.." Desak Ryan.

" Emm, untuk besok aku kabarin nanti malam ya.... Soalnya biasanya daddy yang nganterin. Sekalian jalan juga, arah kampus daddy sama dengan sekolah kit---"

Drrttt...drttt...

Ponsel digenggaman tangan Almaeera kini bergetar terus menerus. Ada nama ka Sagaku di layar ponselnya. Senyum tipisnya merekah indah, tak luput dari penglihatan Ryan maupun Zaski.

" Ya kak...." Sahut Almaeera.

" Ka Saga udah di gerbang belakang Mee..." Balas Saga.

" Tunggu bentar kak..., Mee akan kesana.." Sahut Almaeera.

Setelah mematikan ponselnya, Almaeera langsung menatap kedua orang yang ada didepan.

" Maaf, aku duluan ya...ka Saga udah nunggu..." Pamit Almaeera.

Zaski mengangguk, lalu mendekap sahabatnya dan cipika-cipiki. Sementara Ryan sedang mengingat-ingat nama Saga, dan yah.., dia ingat.

Saga adalah pemuda yang ada di rumah Almaeera kemarin. Yah...., setidaknya bagi Ryan masih ada kesempatan mendekati Almaeera, karena bukankah kemarin Almaeera mengenalkan Saga sebagai kakaknya.

Dan disinilah salah paham ini akan menjadi suatu yang berlarut-larut.

Sepuluh menit waktu yang ditempuh Almaeera untuk sampai di gerbang belakang. Saga memang sengaja tidak menghampiri Almaeera saat bersama-sama dengan temannya.

Pertama karena Saga memang belum ingin membuat Almaeera terlihat dekat dengannya karena saat ini Saga adalah brand ambassador kampus. Menjaga nilai, nama baik, dan tingkah laku adalah syarat beasiswanya di Boston.

Kedua, selama kuliah di kampus ini selama empat semester, puluhan gadis sudah menyatakan perasaan baik secara langsung ataupun tak langsung padanya.

Saga hanya tak ingin, Almaeera diganggu oleh para gadis itu atau mengalami hal buruk karena kedekatan mereka.

Sebenernya ini bukan suudzon, tapi sedikit banyak Saga paham dunia kejam para cewek, bahkan beberapa kali Saga mendapatkan masalah gara-gara cewek yang memperebutkan dirinya. Padahal sih Saganya nggak tahu apa-apa, eh saat para gadis udah gelud aja namanya dibawa-bawa.

Bagi Saga saat ini, melindungi Almaeera adalah hakekat cinta yang sebenarnya. Dengan tenaga ataupun otaknya, dia berjanji akan selalu melindungi Almaeera Haura Siddiq, calon pendamping hidupnya.

" Kak...maaf, Meera lama ya..." Sesal Meera.

Gadis itu merasa tidak nyaman karena dari kejauhan melihat Saga yang duduk begitu saja diaspal, dibalik gerbang.

Nafasnya sedikit ngos-ngosan karena sedikit berlarian kesini.

" Ahhh...nggak kok Mee, kakak juga baru nyampe. Nih...kakak baru beli minum ini..."

Saga segera berdiri, ditepuk-tepuknya sekilas celana belakangnya.

Klep!!

Dibukanya tutup botol air mineral dingin di tangannya lalu di sodorkan pada Meera.

" Minum dulu Yang..., lain kali nggak usah lari-larian begitu. Ka Saga nggak mungkin ninggalin kamu, ka Saga akan selalu menunggu..." Ucap Saga lembut.

" Terimakasih..." Balas Meera.

Diraihnya botol minuman itu, tapi selanjutnya dia seperti terlihat kebingungan, menoleh kesana-sini.

" Cari apa Yang?" Tanya Saga.

" Cari tempat duduk buat minum?" Tebak Saga sebelum Meera membuka mulutnya.

Meera mengangguk mengiyakan, sepanjang penglihatannya, tak ada satu bangkupun disana.

Tiba-tiba Saga duduk besila didepanya, lalu menarik tangan Almaeera sedikit keras.

Brugh!!

Tak ada reflek pertahanan diri yang pasti, karena terjadi dengan tiba-tiba. Tubuh Almaeera jatuh terduduk dipangkuan Saga dengan posisi menyamping.

" Minumlah cepat, mumpung nggak ada mahasiswa lain yang lewat sini.." Bisik Saga.

Almaeera syock bukan main!!, posisi ini!!, terlalu dekat, bahkan telalu intim. Dengan Almeer saudara kembarannya saja dia tidak sedemikian dekatnya.

Bukanya bisa minum ini sih, bahkan rasa hauspun hilang seketika. Berganti rasa grogi yang luar biasa hebatnya.

Rasa haus telah benar-benar pergi, entah kemana larinya. Yang ada justru tatapan mata keduanya yang menyiratkan sesuatu, entah apa itu.

" Ekhem, minumlah sayang.., atau mau minum dari sini..." Tunjuk Saga pada bibirnya.

" Ehhh!!, akhhh!!" Seperti tersadar akan sesuatu, Almaeera segera berdiri.

Tapi lagi-lagi Saga menahanya dan tentu saja Almaeera kembali terduduk di pangkuan Saga, bahkan kali ini kedua tangan Saga melingkar diperutnya.

" Maaf, tapi minumlah dulu..." Bisiknya lagi.

Hembusan nafas Saga terasa menggelitik di telinga, seolah masuk menembus kain kerudung Meera. Risih!!, keadaan ini jelas tak pernah dialaminya selama ini.

" Kak, Meera..... Kak kita ke motor yuk..., mi..minum disana saja" Rengek Meera grogi.

Jantungnya tak lagi bisa dikondisikan dengan baik. Rasanya ingin meledak, apalagi Saga semakin mempererat pelukankanya. Dahulu mereka sering seperti ini, tetapi tentu tidak ada rasa yang berarti. Tapi sekarang?, beda dong.

" Kak...Meera nggak bisa begini, lepas kak...." Meera membuka belitan tangan Saga dan segera berdiri.

Meera bukanya membenci perbuatan Saga barusan, hanya saja Meera takut tak mampu membatasi diri. Meera takut terjerumus kepada hal-hal yang menyesatkan.

Saga mematung sesaat!!, Lagi-lagi dia bertingkah seperti pria bajingan di depan Meera. Diusapnya dengan kasar wajahnya, sumpah! Bukan niatnya untuk melecehkan Meera, tapi semua terjadi begitu saja.

Pelukan itu!!, shitt!! Kenapa lagi-lagi otakku tidak singkron dengan anggota tubuhku??

Saga segera berdiri, sekali lagi diusapnya wajahnya dengan kasar.

Meera telah berada disamping motornya, sepertinya gadis itu juga telah meminum air mineralnya, karena terlihat telah berkurang.

" Mee, maaf...ka Saga...ka Saga tadi kelewatan!, tapi ka Saga tidak bermaksud buruk, tidak ada niat melecehkan mu. Cuma terkadang tanganku, bergerak sendiri tanpa aku sadari...." Saga menunduk malu.

Entahlah, sejak kemarin otak dan anggota geraknya seolah-olah tidak lagi bisa diajak kerjasama. Mereka seakan bercerai berai...

" Iya, Mee maafin. Yuk pulang...Mee gerah..." Sahut Almaeera.

" Gerah??, mau pulang ke WB nggak??, kita berenang disan--uppss!!" Saga menepuk-nepuk bibirnya yang lagi-lagi tak bisa mengontrol ucapannya.

" Ayok..., boleh juga. Tiara juga sedang menuju WB, weekend ini dia akan tinggal disana. Uncle Raya dan aunty Hanum keluar kota..." Ucap Almaeera seraya menunjukkan chat Tiara Sagara pada Saga.

Yess!! Sorak Saga dalam hati. Jika Tiara menginap di WB, tentu Meera juga kan?

Iya dong!!, harus itu! dan tentu itu! membuat Saga semakin bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!