Iksa yang sedari tadi menahan ketakutannya, ia hanya bisa memandangi pintu kamar rawat Vedo yang kini telah di periksa. Suara sepatu berderap mendekat ke telinga Iksa ia pun menoleh dan melihat siapa yang datang dan ternyata Lena Wijaya, Iksa pun semakin takut melihatnya hingga Lena sampai di depannya.
"Apa yang terjadi Burhan?" tanyanya tepat di depan Iksa dan Burhan.
"Tadi den Vedo minta keluar nyonya, kebetulan tadi ada nona Iksa, saya takut melihat den Vedo menangis lagi seperti dulu jadi saya menuruti kemauannya aden Nyonya," terangnya sambil membungkukkan badan.
"Kau lagi kau lagi sudah berapa kali sih saya bilang jangan dekat - dekat dengan Vedo, ini akibatnya jika kau datang kembali mendekati anak saya," ucapnya sambil menatap Iksa dan menudingnya hingga tubuh Iksa gemetar setengah mati.
Iksa pun tak menjawab ia hanya menunduk ketakutan dan membanjiri pipinya dengan air matanya.
"Maaf Nyonya ini tadi salah saya, kalau saja saya tidak membawa Nona Iksa kesini pasti kejadian ini tak terjadi."
"Kau Burhan, untuk apa kau membawanya kerumah, aku sudah bilang kepadamu bahwa anak ini jangan di ketemukan dengan Vedo kau tau karena anak pembawa sial ini Vedo yang harus menanggung kesakitan ini."
"Tante maafin Iksa, tadi Iksa yang maksa pak Burhan untuk nganterin Iksa ke rumah Vedo, sepatu Iksa tertinggal Iksa hanya ingin mengambilnya saja tante, tapi Iksa gak sengaja ketemu Vedo," jawab Iksa sambil menangis terisak.
Lena pun hanya menghela nafas kasar mereka menunggu keadaan Vedo yang masih di tangani dokter. Dokter pun akhirnya keluar dari ruangan, dengan cepat Lena langsung menghampiri dokter.
"Bagaimana keadaan anak saya dokter?" tanya Lena.
"Anak ibu sekarang dalam keadaan sangat lemah tubuhnya terlalu kelelahan membuat kerja jantungnya bergerak cepat sehingga kondisi tubuhnya memungkinkan tidak bisa bertahan lama, namun saya akan berusaha semampu saya," jelasnya pada Lena.
"Apa dok? dia tidak bisa bertahan, tolong dok selamatkan anak saya, saya mohon dokter."
"Berdo'a saja ya bu, kita akan memindahkan anak ibu ke ruang ICU."
Para perawat dan dokter pun mengantar bed Vedo menuju ruang ICU mereka semua berjalan dengan sesekali mata Lena melirik dengan pandangan yang begitu tajam kepada Iksa.
"Tante Vedo kenapa?" tanyanya begitu polos.
"Kau.... gara - gara kau dia harus menanggung sakitnya kembali semua gara - gara kau Iksa kenapa kau selalu membuat hidup Vedo menderita, sekarang kau pergi, kau pergi jangan pernah kamu muncul lagi di depan mataku atau pun dalam hidup Vedo, PERGI KAU!" bentak Lena hingga membuat Iksa semakin ketakutan.
"Tante Iksa salah apa? Vedo Kenapa tante?" tanyanya kembali yang semakin membuat Lena naik darah.
"Kau tuli atau bagaimana PERGI KAU jangan pernah kembali lagi kesini jangan pernah kau menemui Vedo lagi," Lena pun langsung mendorong Iksa yang amat sangat polos dan harus menanggung beban kesedihan yang begitu mendalam dengan semua ini.
Pak burhan langsung menarik Iksa dan membawanya pulang ke rumah ibunya Maria, dengan perasaan yang hancur dan terluka Iksa pun menurut mengikuti pak Burhan.
Setelah kejadian itu Iksa merasa sangat terpukul karena dia Vedo jadi menderita dan karena dia Lena juga harus bersedih Iksa sangat terpukul dengan kejadian ini ia menyalahkan diri sendiri hingga Iksa jarang keluar rumah, setiap harinya ia selalu murung memikirkan perkataan Lena dan keadaan Vedo.
Seminggu kemudian
Saat hari sudah sangat malam Lena masih terjaga menunggu anaknya Vedo di depan ruang ICU, tiba - tiba dokter yang tadi memeriksa Vedo terlihat berlari menuju ruang ICU. Sebelum dokter membuka pintu ruang ICU Lena pun segera menghampirinya,
"Dok, anak saya baik - baik saja kan?"
"Saya akan memeriksanya bu, Ibu berdo'a saja." dokter pun langsung masuk ke ruang ICU.
Satu jam Lena menunggu dengan penuh cemas dan berharap anaknya Vedo tidak apa - apa. Selang dua jam kemudian dokter yang menangani Vedo itu pun keluar dari ruang ICU.
"Bu Lena mohon maaf saya sudah berusaha semampu saya untuk menyelamatkan anak ibu namun Tuhan berkehendak lain." dokter itu menghampiri Lena dan memegang bahu Lena mencoba untuk menguatkan hatinya.
Tangis Lena pun semakin menjadi dan langsung masuk ke ruang ICU dan menghamburkan dirinya di tubuh Vedo.
"Vedo bangun nak, jangan tinggalin mama sendirian kamu penyemangat mama bangun Vedo bangun nak," Lena yang sangat terpukul akan kepergian Vedo ia hanya bisa menangis diatas jasad anaknya.
\=\=\=\=\=\=\=
Maaf typo bertebaran ya.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Muma
next
2020-07-19
1