Sebintang Rindu
Saat pertama kali bertemu dengan seorang pria tak pernah Iksa merasakan perasaan yang begitu berbeda, lelaki itu seperti sesosok malaikat yang akan selalu melindungi dirinya. Saat berkenalan dengan sosok tampan dan begitu maskulin Asyad Bachtiar pemuda yang ia temui pertama kali di sebuah kafe yang tengah berkumpul dengan sahabatnya.
Siang itu Asyad dalam perjalanan ke rumah Iksa ingin mengembalikan barang kepunyaan Iksa yang sempat tertinggal di dalam kafe kemarin malam, Iksa pun hanya memberi tau alamatnya melalui share location yang terdapat di aplikasi ponselnya tersebut.
"Permisi apa betul ini rumah Iksa?" tanya Asyad kepada seorang ibu yang sedang menenteng belanjaanya.
"Oh...Iksa anaknya bu Maria, iya betul nak itu rumahnya," sambil menunjuk rumah yang tak jauh dari mereka.
"Terima kasih bu."
"Iya nak sama - sama," dengan langkah santai ibu itu meninggalkan Asyad yang kini tengah sibuk memperhatikan sebuah rumah.
Asyad pun menuju rumah tersebut dengan penuh keraguan ia mengetuk pintu rumah itu.
Tok tok tok
"Permisi," teriak Asyad.
"Iya tunggu sebentar!" Iksa menyahuti panggilan dari pintu.
"Oh kau ternyata, masuk dulu!" Iksa mempersilahkan masuk ke ruang tamunya.
"Oh iya ini jaketmu kemarin tertinggal," sambil menyodorkan jaket itu kepada Iksa karena jaket itu tak sengaja Iksa tinggal saat usai bertemu dengan temannya di kafe, tak terkecuali Asyad pun ikut dalam perkumpulan tersebut.
"Ah iya makasih udah repot - repot mengantar jaketku," ucap Iksa langsung mengambil jaketnya dan meletakkan di sampingnya.
"Bukan masalah, aku sama sekali tak pernah di repotkan," Ucap Asyad terlihat sangat tulus.
Mereka kini saling berkenalan lebih jauh cerita satu sama lain hingga Iksa sedikit menyela ceritanya untuk membuatkan Asyad minuman.
Saat itu memang Iksa tengah sendirian di rumah tetapi Asyad tetap terlihat sopan dan tidak aneh - aneh juga meskipun berdua di dalam rumah, karena orangtua Iksa yang tidak sedang di rumah.
"Tunggu sebentar ya, aku buatkan minum dulu, mau apa?" Tanya Iksa.
"Apa aja yang ada," Iksa pun mengiyakan jawaban Asyad, ia menuju dapur membuatkan dua gelas es teh manis.
"Silahkan, aku bikinin es ya karena cuaca lagi panas."
"Ini lebih baik, mengobati kerongkongan yang memang sudah kering," sambil menyentuh lehernya yang memang terliat menelan salivanya.
Mereka terlihat sangat dekat karena sikap Asyad yang humble, riang dan tak ada jaim - jaimnya sama sekali membuat Iksa semakin mengaguminya tak henti hentinya Iksa memandangi sosok lelaki yang super tampan, hidungnya yang mancung dan matanya yang lebar itu dalam tatapan yang begitu mendalam.
Begitu pula dengan Asyad yang melihat Iksa ia terpesona dengan kecantikan Iksa bak bidadari berwajah polos sungguh menggemaskan dengan badannya yang mungil namun tetap berisi, tatapan yang tak biasa di berikan kepada seorang teman atau sahabat melainkan tatapan seorang kekasih yang sedang kasmaran di landa cinta.
Mereka tenggelam dalam bayangan mereka sendiri hingga tak sadar akan waktu. Asyad pun mengajak Iksa untuk makan siang di luar.
Asyad mengambil kuncinya di saku celana dan menghidupkan motornya lalu mereka pun berjalan menuju sebuah tempat makan.
Saat Iksa dalam boncengan Asyad ia merasa gugup tak seharusnya sedekat ini dengan Asyad namun hatinya merasakan perasaan yang aneh saat berada dekat dengan Asyad entah perasaan apa namun Iksa begitu nyaman dengannya. Sesampainya di rumah makan Asyad memesan 2 porsi nasi goreng,
"Di siang panas begini dia beli nasi goreng tidak salahkah! sebenarnya lucu ya siang - siang dia pesan nasi goreng," gumam Iksa dalam hatinya yang langsung mencari tempat duduk.
Mereka berdua hanya saling pandang tak bicara satu kata pun, Asyad yang begitu risih dengan keheningan ini ia pun segera memulainya.
"Oh ya Sa, by the way besok kau ada waktu tidak?" tanya Asyad.
"Sepertinya tidak ada," sambil mencoba mengingat ingat jadwal besok.
"Kalau memang tidak ada, kau mau tidak jalan bersamaku besok?" tanya Asyad begitu bersemangat.
"Silahkan mas, mbak, makanan sesuai pesanan ya?" ucap sang waitress menyela pembicaraan mereka.
"Oh iya mbak, terima kasih," jawab Asyad.
"Gimana Sa? mau tidak besok kau pergi denganku?" tanyanya lagi.
"Okelah, daripada berdiam diri di rumah," Iksa langsung menyendok makanannya.
Seusai makan mereka beranjak pulang Asyad mengantar Iksa pulang. Sesampainya di depan rumah Iksa mereka sama - sama saling berpamitan pulang.
Seperti sebelumnya mereka berlanjut dalam chatting hingga larut malam namun karena terlalu lama mereka chatting tanpa sadar Iksa pun tertidur begitu saja dengan masih memegang ponsel yang masih aktif roomchat nya dengan Asyad.
*
Keesokan harinya Asyad ke rumah Iksa untuk menjemputnya, mereka akan bertemu tepat pukul sembilan pagi.
Iksa memandangi jam di tangan dan menunggu Asyad di teras rumah namun tak juga muncul Asyad yang menjemputnya.
Sejam berlalu akhirnya yang ditunggu Iksa datang dan menghampirinya, wajah Iksa nampak kesal karena terlalu lama menunggu.
"Maaf ya, tadi tiba - tiba ban motorku bocor di tengah jalan jadi agak telat," Iksa pun hanya mengangguk.
"Tidak masalah, tapi tadi kenapa ponselmu tak bisa di hubungi?" tanya Iksa seakan menginterogasi Asyad akibat keterlambatannya.
"Ah iya, maaf tadi ponselku mati kemarin lupa charge ," sambil menunjukkan ponselnya yang memang sudah mati.
"Kita jadi jalan kan Sa?" tanya Asyad takut jika Iksa akan membatalkan acara kencan yang di buatnya.
"Jadi dong masa tidak jadi cuma gegara masalah sepele saja," sambil tersenyum dengan menampilkan giginya yang rapi dan putih itu.
Asyad pun menaiki motornya dan disusul Iksa yang segera menaiki motor Asyad di belakang Asyad, Asyad pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang karena ia sadar ada seorang wanita di belakangnya. Ia takut Iksa ketakutan jikalau Asyad mengemudikan motornya terlalu cepat.
Hari itu mereka pergi namun entah kemana tujuan mereka berdua tidak ada yang tau, sebelumnya mereka memang memutuskan pergi ke puncak namun melihat cuaca tak mendukung akhirnya mereka putar balik pergi ke wisata lain, tiba di daerah itu mereka lupa jalan menuju tempat wisata dan terpaksa mereka harus balik lagi karena memang hari sudah menjelang sore mereka memutuskan untuk pulang, intinya mereka hanya jalan - jalan mengitari jalan wisata, sebelum pulang Asyad mengajak Iksa mencari makan di tempat bakso yang berada di seberang jalan, Asyad pun memarkirkan motornya, ia masuk lalu memesan 2 porsi bakso pada penjualnya. Sewaktu makan Iksa tak terlihat fokus dengan makanan di hadapannya tak habis - habis karena saking terkejutnya melihat Asyad makan.
"Berasa udah kenyang ini perut dia makannya tidak ada jaim - jaim nya sama sekali," gumamnya yang terdengar di telinga Asyad.
"Tidak dimakan Sa?" tanyanya sambil menatap makanan Iksa yang masih utuh.
"Eh iya, habis ini aku makan kok," jawabnya terlihat sangat gugup saat tiba - tiba Asyad bertanya.
"Dimakan Sa! nanti keburu dingin itu baksonya, " Iksa pun langsung makan dengan cepat karena melihat makanan si Asyad yang sudah mau habis saja.
Selesai makan mereka langsung pulang ke rumah Iksa setelah itu mereka berpisah jika telah sampai di depan rumah Iksa, Asyad selalu menunggu Iksa hingga masuk rumah, baru dia pulang.
\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa vote dan likenya ya🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Shio Kelinci 🐰
Follow aku dong Thor... ada yang pengen ku tanyain...
2020-12-30
0
Cantika Mahira Aulia
Coba baca deh
2020-11-19
0
Pindah Akun
hai kak, aku mampir.
terus semangat ya up episodenya.
aku bakal rajin" mampir.
salam dari time memory.
2020-10-05
2