Hari sudah sore bisa di bilang akan menjelang malam karena cuaca yang mulai sedikit gelap. Mereka berencana ingin pulang namun saat di tengah jalan tiba - tiba hujan mengguyur mereka karena memang mereka berdua tidak siap sedia mantel alhasil mereka berteduh di sebuah gubug kosong yang lumayan sepi sih lebih baik berteduh daripada basah kuyup kehujanan.
Hingga malam tiba dan jalanan di tengah pedesaan nampak sepi hanya gemuruh air hujan yang selalu membuat telinga berisik. Asyad yang kini tengah tau Iksa menggigil kedinginan dia melepas jaketnya dan memakaikannya kepada Iksa padahal Iksa sendiri juga memakai jaket.
"Asyad, kamu nanti kedinginan," ucap Iksa sambil melepas jaket Asyad.
"Aku gak papa Iksa, pakailah! kamu tadi habis pingsan beneran aku takut nanti kamu pingsan lagi karena dingin jadi biar jaketku ini bisa menghangatkanmu," dia langsung memakaikan lagi jaket itu ke tubuh Iksa ia pun menurut dan sesaat mereka pun saling memandang satu sama lain.
"Aku mencintaimu Iksa," ucapan Asyad sontak membuat Iksa langsung kaget jantungnya berasa bergemuruh tak karuan mendengar Asyad mengungkap perasaannya seperti itu.
Iksa pun belum memberi jawaban namun tiba - tiba wajah Asyad mendekat setelah perkataan terakhirnya tadi, Iksa pun berusaha menutup mata karena sudah tidak tahan dengan pesona Asyad yang mengisi semua bola matanya. Akhirnya Asyad mencium bibir ranum yang basah milik Iksa dengan lembut yang awalnya hanya bibir menempel lalu berlanjut dengan lumatan dari bibir Asyad dan Iksa pun menikmatinya, mereka berdua sangat menikmati momen ini.
Namun selang beberapa detik Iksa melepaskan cumbuan mereka dan menjauhkan kepalanya dari Asyad dengan napas yang menderu Iksa mencoba mengatur napasnya kembali. Entah kenapa ada perasaan takut pada diri Iksa saat melakukannya tubuhnya begitu ingin meneruskan namun tidak dengan fikirannya yang melayang kemana - mana membayangkan jikalau nanti dia dan Asyad terlalu di buai nafsu.
"Aku sangat mencintaimu Iksa," dengan sigap Asyad langsung memeluk tubuh Iksa.
"Aku ingin segera pulang Asyad," bisiknya dari telinga Asyad saat Asyad sedang memeluknya.
"Kau takut Iksa? Tenanglah aku janji aku akan selalu menjagamu aku janji pada diriku sendiri dan cintaku padamu Iksa," ucap Asyad dengan begitu romantis ala - ala film hollywood.
Iksa hanya bisa diam saat ucapan Asyad begitu menyentuh hatinya. "Duh Asyad kenapa mendadak jadi bucin gini sih sama aku, jantungku deg - deg an kenceng banget nih mungkin Asyad merasakan debaran jantungku saat ini seperti halnya aku yg juga merasakan debaran jantung Asyad yang seakan mau meledakkan isi dadaku," gumamnya dalam hati.
Setelah hujan reda, Asyad pun menggandeng tangan Iksa dan mengajaknya pulang. Selama perjalanan mereka hanya bisa diam tak bicara satu kata pun hingga akhirnya Asyad mengajak Iksa makan karena memang waktu makan malam sudah sangat larut dan Iksa pun mengiyakan permintaan Asyad. Setelah mereka sampai di sebuah restoran mereka langsung mencari duduk dan di persilahkan oleh seorang waitress cantik dengan senyum yang sangat menawan. Asyad pun segera memesan makan,
"Kau mau pesan apa?" tanyanya pada Iksa.
"Samakan saja dengan pesananmu," jawabnya dengan malas karena fikirannya sedang melayang - layang memikirkan kata - kata Asyad tadi saat mereka berteduh.
"Kau kenapa Sa? masih memikirkan yang tadi? aku gak akan memaksa Iksa aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku, aku yakin perasaanmu padaku pasti sama," ucapnya begitu percaya diri seraya memegang lembut tangan Iksa.
"Kamu terlalu percaya diri Asyad," jawab Iksa sambil memukul bahu Asyad.
"Buktinya kamu tadi menikmatinya bukan?"
Iksa hanya bisa tersenyum masih ragu dengan perlakuan Asyad namun jauh di dalam lubuk hatinya ia sungguh bahagia, bibirnya terasa kelu saat ingin mengatakan kalau dia sungguh mencintainya. Sebelum makanan datang Iksa pun memberanikan diri mengatakannya pada Asyad kemudian Iksa pun menggenggam jemari Asyad,
"Aku juga sangat mencintaimu Asyad, saat pertama kali kita bertemu saat itu pula aku selalu teringat akan dirimu dan selama kita dekat kau juga memberi harapan baru dalam hidupku Syad, ku mohon kau tak akan pernah meninggalkanku, sungguh aku--" tetiba jari telunjuk Asyad menyentuh bibir Iksa, Iksa pun langsung diam dan tak berkata apa - apa lagi.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Fanny Anjuni
lanjut thor🥰🥰🥰
2019-11-11
5