"Aku juga sangat mencintaimu Asyad, saat pertama kali kita bertemu saat itu pula aku selalu teringat akan dirimu dan selama kita dekat kau juga memberi harapan baru dalam hidupku Syad, ku mohon kau tak akan pernah meninggalkanku, sungguh aku--" tetiba jari telunjuk Asyad menyentuh bibir Iksa, Iksa pun langsung diam dan tak berkata apa - apa lagi.
"Iksa cukup, balasan perasaanmu sudah cukup jangan di teruskan lagi, aku akan selalu bersamamu aku akan selalu melindungimu itu janjiku padamu, hatiku akan selalu bersamamu sungguh," lalu Asyad mengecup kening Iksa dengan mesra.
Makanan pun datang jemari Iksa yang tergenggam Asyad mencoba untuk melepaskannya lalu menikmati makanan mereka sambil ngobrol santai seputar hobi, makanan kesukaan padahal pertanyaan itu selalu berulang ketika mereka bertemu namun tak pernah bosan kembali bertanya.
Setelah makan mereka segera keluar dari restoran itu, motor Asyad pun melaju dengan kecepatan sedang karena Iksa agak takut jika harus terlalu cepat karena angin malam yang begitu dingin dan yang pasti bisa nusuk ke tulang dinginnya, dan kurang lebih setelah dua jam akhirnya mereka pun sampai di rumah Iksa pun turun dari motor Asyad dan berpamitan dengannya,
"Aku masuk rumah dulu ya, kau hati-hati di jalan jangan terlalu ngebut!" pintanya lalu segera pergi dari Asyad namun tangan besar Asyad menarik punggung tangan Iksa dengan cepat.
"Selamat malam, tidur yang nyenyak ya nona kelinci," ucapnya dengan sedikit tertawa.
"Kelinci?" tanya Iksa begitu polos.
"Iya karena kau lucu seperti kelinci," sambil tersenyum terkekeh di depan Iksa, ada ada saja si Asyad ini.
Iksa pun tersenyum memandang Asyad dan menunggunya hingga dia pergi dari hadapannya, namun Asyad malah tak kunjung pergi dia masih menunggu Iksa masuk duluan ke rumah baru dia mau pergi. Lalu Iksa masuk ke dalam rumah dan terdengar suara motor Asyad yang sudah pergi dari rumah, Iksa pun segera menuju kamar yang ia rindukan begitu hari yang begitu melelahkan namun juga begitu indah. Seketika Iksa lupa kalau jaket Asyad masih terbawa olehku oh sungguh tak terfikirkan oleh Iksa.
Ting
Suara dari ponsel Iksa dan ternyata pesan dari Asyad,
Asyad
Jaket itu untuk kamu Iksa, mimpiin aku ya aku ingin berada dalam mimpimu, I love you nona kelinci ❤
Iksa
I love you more❤
Iksa pun tersenyum sendiri dengan pesan yang ia kirimkan pada Asyad, lalu Iksa pun membersihkan diri dan beranjak tidur, jaket Asyad pun terbawa hingga alam mimpinya yahhh kenapa sekarang jadi Iksa yang bucin begini.
***
~Flashback on~
Saat berumur 6 tahun Iksa suka sekali bermain dengan Vedo yang ia kenal adalah kakak sepupunya umurnya berbeda dua tahun dengannya, Iksa sangat menyayangi Vedo seperti halnya Vedo juga sangat menyayangi Iksa karena Iksa lah teman satu-satunya sejak ia kecil.
"Sa kita kesana yuk!" ajak Vedo menunjuk arah taman bermain yang di tuju.
Iksa pun menurut saja karena dia mengingat pesan mamanya kalau dia tidakk boleh membuat Vedo sampai menangis karena sesak jantungnya akan kumat dan berakhir tak sadarkan diri.
"Do, naik perosotannya hati - hati ya nanti kalau kau kenapa - napa mamamu pasti marah,"
"Aku bisa Iksa tenang saja," tawanya seakan membuat Iksa ikut tersenyum.
"Aku juga mau Do, bermain itu," Iksa pun mengikuti Vedo bermain di perosotan itu bergantian. Hingga mereka berpindah mainan ke jungkat jungkit, main ayunan semua yang di katakan Vedo di turutin Iksa.
Iksa yang memang masih anak - anak pun juga menyukai permainan itu sehingga ia pun juga tak segan menolak permintaan Vedo yang mengajaknya ke semua permainan di taman itu.
"Ayo balik Sa! aku udah capek," ajak Vedo.
"Ayo Do," Iksa pun berjalan keluar dari arena permainan.
Saat mereka sama-sama kelelahan akhirnya Iksa dan Vedo kembali ke mobil yang berada di luar taman, namun alangkah terkejutnya saat Iksa berjalan menuju ke arah pak Burhan supir pribadi Vedo, tiba-tibs Vedo pingsan tergeletak di rerumputan taman, Iksa yang terkejut pun langsung mencoba membangunkan Vedo namun sayang Vedo pun tak kunjung membuka matanya.
Pak burhan yang melihat banyak kerumunan orang sedang berkumpul pun langsung ikut mendekati.
"Ya Tuhan den Vedo," pak Burhan pun mengangkat Vedo lalu menuju mobil tak lupa memanggil Iksa untuk segera masuk ke dalam mobil. Burhan pun menelfon nyonya besarnya Lena Wijaya untuk memberitahu kondisi anaknya setelah itu mereka menuju rumah sakit tempat biasa Vedo di rawat.
\=\=\=\=\=\=\=\=
Maaf kalau banyak typo ya gaesss ngetiknya rada ngantuk Asli ini 😁😁😁
plissss vote and like ya 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Penjaga Hati
hai kk semangat up,
salam hangat dari karyaku 🙏
2020-07-24
1
Aliniersa
Jadiannya cepet ya, penasaran
2020-05-03
3