Satu bulan mereka berkenalan, Iksa merasa perasaannya sedang tak menentu setiap hari dia selalu ingin bertemu Asyad padahal mereka selalu bertemu.
Tiba - tiba Asyad mengajak Iksa pergi ke luar kota, Iksa anak yang tak biasa pergi terlalu jauh dia berasa sedikit takut namun akhirnya Iksa menurut saja permintaan Asyad itu karena Asyad sudah meyakinkan hati Iksa agar ia tak perlu takut.
*
Keesokan harinya Asyad menjemput Iksa seperti biasa, lalu mereka pergi ke daerah Malang tepatnya di Taman Indie Riverview Resto sebuah rumah makan yang juga menyuguhkan pemandangan alam nan udara segar serta gemricik air sungai yang membuat suasana romantis dan menakjubkan. Sampai di taman mereka mengobrol bersama, Iksa tak pernah sebelumnya merasakan hal seindah itu.
"Foto yuk!" ajak Asyad sambil mengeluarkan ponselnya disela percakapannya dengan Iksa.
"Boleh."
Cekrek... cekrek..... cekrek.... cekrek...
Mereka berfoto terus hingga pesanan datang mereka beru menghentikan aktivitas memotretnya, pelayan yang datang langsung menyuguhkan pesanan mereka dengan pelayanan yang begitu ramah dan profesional.
[ Hehehe gak niat ngiklan ya gaess emang ini resto aku syukak banget karena tempatnya yang alami dan suasana yang romantis, asli deh bikin kamu betah di sana apalagi perginya sama someone. Kalo pengen nyari tempatnya tinggal search aja di google lengkap ada alamatnya juga gaesss.]
Mereka pun menikmati makan bersama dengan di iringi obrolan - obrolan ringan, tiba - tiba terlintas di pikiran Asyad ingin menjahili Iksa.
"Kau punya alergi makanan tidak Sa?" tanyanya setelah menghabiskan makanan.
"Kebetulan aku tidak punya alergi sih, aku mah makanan apa aja masuk kok, memang kamu punya riwayat alergi Syad?"
"Iya, aku alergi makan ikan Sa," jawabnya memelas.
"WHATTTT???? Kau alergi ikan, tadi kau menghabiskan ikannya Syad, terus bagaimana ini kamu tidak akan pingsan atau gatal - gatal di sini kan?" tanya Iksa begitu panik.
"Sa? Kepalaku tiba - tiba pusing gini," Dengan polosnya berakting memegang kepala yang sama sekali tidak pusing seakan mau pingsan sungguhan. Lalu dengan gayanya Asyad terkulai lemas menjatuhkan kepalanya di atas meja seakan ia memang pingsan sungguhan.
"Syad? Asyad?," panggil Iksa yang sangat panik dengan menggoyang - goyangkan tubuh Asyad, Air mata Iksa pun menetes dia merasa ketakutan dengan keadaan Asyad yang sungguh tega mengerjainya. Mendengar suara Iksa yang memang begitu panik dan tangisannya yang terisak membuat Asyad tak tega untuk terus menjalankan sandiwaranya, Asyad pun berniat mengakhiri keisengannya.
"BAAAAA," dengan terkejut yang amat sangat kini malah Iksa yang berganti pingsan karena trauma yang pernah di alami hingga membuat dirinya takut dan akhirnya berujung pingsan. Asyad pun bingung kenapa jadi Iksa yang pingsan.
"Sa? Iksa? Aku tadi cuma bohongan Sa, Sa bangun Sa?" panggilnya dengan rasa penuh bersalah pada Iksa.
Asyad pun memanggil waitress untuk berniat minta tolong, sang waitress pun langsung menyuruh Asyad menempatkan Iksa di sofa dekat kantor restoran itu lalu mencoba membangunkan Iksa. Sang waitress pun menyodorkan minyak kayu putih, Asyad pun mengerti lalu mengusapkan minyak kayu putih itu ke hidung Iksa tak lama kemudian Iksa pun terbangun.
"Sa, maafin aku ya aku tadi cuman bercanda aku tidak tau kalau kau setakut itu maafin aku ya Sa, aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini" ucapnya sambil membelai lembut pipi Iksa.
"Aku tidak apa kok Syad, entah kenapa tadi aku merasa aku akan kehilangan dirimu aku merasa takut banget Syad, takut kejadian ini terulang lagi," ucap Iksa sambil membayangkan kejadian masa kecilnya, Asyad pun yang mengerti segera menghamburkan tubuhnya memeluk Iksa.
Asyad tau tentang masa lalu Iksa, karena ia juga berada dalam masa lalu Iksa.namun setelah Iksa menceritakan masa lalunya ia menatapnya begitu pilu bagaimana mungkin ia tega meninggalkan Iksa hingga seperti itu.
Ya Asyad adalah teman kecil Iksa, ia harus rela berpisah karena ayahnya yang harus mengurus pekerjaan di Surabaya. Namun siapa sangka takdir menemukannya lagi ia bertemu lagi dengan teman masa kecilnya. Namun Iksa masih belum mengetahui siapa Asyad sebenarnya, Iksa hanya merasa nyaman berada di dekatnya.
"Tenang Sa, aku di sini aku tidak akan meninggalkanmu," Asyad pun memeluk Iksa mereka sama sekali tidak peduli dengan para waitress yang berlalu lalang melihatnya.
"Kamu tadi jailnya kebangetan Syad," gerutu Iksa yang tengah bersandar di bidang dada Asyad.
"Maaf Sa, aku tidak lagi mengulanginya, aku sungguh khawatir melihatmu tadi karena ulahku kau jadi seperti ini."
"Oke oke udah ih dramanya Syad malu di liatin waitress dari tadi."
"Biarkan saja Sa, jangan pedulikan mereka."
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sindi Aila
isengnya kebangetan tuh
2020-11-01
1