Aku Gak Mau Gendut
Ririn Saputri, seorang gadis manis berusia 22 tahun dengan berat badan 45kg dan tinggi 160cm. Dia akan melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang sudah 2 tahun terakhir menjadi kekasihnya, yang bernama Doni Setiawan yang berusia 26 tahun.
Mereka merencanakan pernikahan sejak 2 bulan lalu. Sesuai rencana awal semua berjalan dengan lancar sampai tiba waktunya ijab kabul.
Pagi ini Ririn sedang dirias di dalam kamar dengan ditemani 2 sahabatnya yaitu Mita dan Yuni. Mereka bersahabat sejak jaman sekolah hingga saat ini.
"Duh, calon pengantin cantik banget sih," goda Mita.
"Rin, gimana rasanya mau nikah? Deg-degan nggak? Tegang nggak?" tanya Yuni.
"Ih, kalian ini bisa diam nggak? Kalo mau tau gimana rasanya buruan nikah," Jawa Ririn sewot.
"Nggak usah ngegas juga kali, calon pengantin itu harus slow, anggun gitu biar kayak calon pengantin pada umumnya," ujar Yuni.
"Emang aku nggak umum? Maksud kamu apaan?" tanya Ririn.
"Sudah, jangan berantem nanti makeup nya nggak selesai-selesai," ucap perias yang geram karena calon pengantin banyak gerak, jadi sulit untuknya melakukan pekerjaannya.
"Hehe maaf Mbak, habisnya kita gemes sama dia. Tega-teganya ninggalin kita nikah," ucap Mita memelas.
"Dih, emang aku harus nungguin kalian gitu?Keburu jadi perawan tua dong, hahaha," ucap Ririn dengan tertawa ngakak.
"Ririn!" teriak Mita dan Yuni bersamaan.
"Sudah kalian keluar saja. Di sini malah ganggu aja," kesal perias.
"iya, iya maaf Mbak kita diem deh," ucap Mita.
Ririn yang melihat itu langsung tersenyum puas. Mereka memang seperti itu saat berkumpul, suka berantem saling ledek, tapi sebenarnya mereka saling menyayangi. Bila ada salah satu dari mereka sedang dalam masalah maka mereka semua akan saling bantu dan menguatkan.
Calon mempelai pria sudah hadir bersama keluarganya. Mereka datang bersama keluarga besarnya, bahkan ada yang datang dari luar kota.
Acara ijab qobul segera dimulai. Dengan gugup dan tangan bergetar akhirnya Doni dapat mengucapkan kalimat ijab qobul dengan lancar dan di sambut kata sah dari saksi dan keluarga yang hadir.
Di dalam kamar Ririn yang mendengar kata sah langsung membaca hamdalah dan meneteskan air mata haru.
Dia tidak menyangka kalau mulai detik ini dia sudah sah menjadi seorang Istri dari lelaki yang telah membersamainya dua tahun terakhir.
"Eh, bisa nangis juga nih orang," ledek Mita.
"Apaan sih?"ucap Ririn malu-malu, lalu mereka bertiga berpelukan.
"Selamat ya Rin, semoga kita segera menyusul," ucap Yuni.
"Makasih ya kalian selalu ada buat aku, semoga kalian juga segera dapat jodoh," ucap Ririn dengan tulus.
Tak lama ibu Wati, ibunya Ririn datang ke kamar dan meminta Ririn untuk segera keluar.
"Sudah, sudah reuniannya dilanjut nanti, itu Ririn sudah ditunggu sama suaminya. Kalo nggak mau keluar dia mau pulang katanya," ucap Bu Wati.
"Ibu!" rengek Ririn dan ibunya langsung memeluk Ririn.
"Putri ibu sudah besar sekarang," ucap Bu Wati sambil menyeka air matanya. "sudah yuk keluar, nanti beneran ditinggal pulang loh," ucap bu Wati sambil tersenyum walau matanya masih berkaca-kaca. Lalu beliau keluar lebih dulu.
Ririn pun keluar dengan diapit kedua temannya. Doni yang melihat istrinya yang terlihat cantik langsung terbengong dengan mulut terbuka.
"Woi, tutup tuh mulut, nanti kemasukkan kodok," ujar Riko sahabat Doni.
Doni langsung terkesiap dan menetralkan ekspresinya. Setelah Ririn mendekat Doni segera menyambut istrinya itu. Dan mereka menyelesaikan semua proses untuk kelengkapan dokumen pernikahan.
Setelah itu kedua pengantin melakukan sungkeman pada orang tua yang membuat suasana menjadi haru biru. Setelah selesai mereka langsung mengadakan resepsi di tempat yang sama yaitu di kediaman Ririn.
Semua keluarga dan para tamu mengikuti acara dan menikmati hidangan yang disediakan. Tak lama Riko mendekati kedua pengantin.
"Don, kenalin dong sama teman istrimu tadi," ucap Riko.
"Yang mana? Teman istriku ada dua loh, jangan mau dua-duanya," ucap Doni.
"Ya nggak apa-apa kalo dua-duanya mau, hehehe" ucap Riko
"dasar semprul,sini tanya langsung sama istriku," ujar Doni.
"Sayang, Riko mau kenalan nih sama temen kamu," ucap Doni pada Ririn.
"Siapa mas?" tanya Ririn.
"Nggak tau tuh," jawab Doni.
"Ya kenalan aja langsung, masa kenalan gitu aja nggak berani," ujar Ririn.
"Bantuin dong Rin, masa kamu tega sih sama aku?" ucap Riko memelas.
"Temen kamu kenapa sih, Mas, mau kenalan aja ribet. Jadi cowok tuh harus gentel," ucap Ririn.
"Istri kamu galak juga ya, Don," bisik Riko hingga membuat Doni melotot.
"Ngapain bisik-bisik? Ngomongin aku ya?" tanya Ririn.
"Eh, nggak kok, ini aku mau kenalan langsung aja," ucap Riko buru-buru pergi.
"Sudah sayang jangan marah-marah nggak enak lagi banyak orang," ucap Doni menenangkan istrinya.
"Habisnya temen kamu nyebelin, masa cewek di depan mata tinggal kenalan doang malah ngerepotin orang," omel Ririn.
"Iya sayang udah ya, nanti lagi disambung marahnya. Tuh kita dilihatin banyak orang," ucap Doni.
"Ish, masa marah bersambung dulu, keburu lupa nanti," gerutu Ririn, lalu dia memasang senyum manisnya saat berapa tamu menghampiri untuk berpamitan.
Di lain sisi Riko terlihat sedang berusaha mendekati Yuni.
"Hai, boleh kenalan nggak?" ucap Riko memberanikan diri setelah Yuni terlihat sendiri.
"Boleh," jawab Yuni dengan malu-malu.
"Kenalin aku Riko temennya Doni," ucap Riko sambil mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Yuni.
"Aku Yuni," jawab Yuni. Lalu keduanya terdiam karena tidak tau harus ngomong apa. Tak lama Mita datang menghampiri.
"Loh, kok berdua-duaan disini?" tegur Mita.
"Eh, iya ini temennya Mas Doni," ucap Yuni gugup.
"Kenalin aku Riko," ucap Riko memperkenalkan diri.
"Hai aku Mita," ucap Mita. "Maaf ya aku pinjam Yuni dulu karena ada keperluan di dapur," ucap Mita lagi dan langsung menarik tangan Yuni untuk ikut dengannya.
Riko hanya terdiam melihat Yuni yang digondol oleh Mita.
"Mau ngapain kita ke dapur?" tanya Yuni.
"Mau masak. Ya makan lah gimana sih," ujar Mita ketus.
"Lah, di depan kan ada, ngapain harus ke dapur?" ujar Yuni.
"Kamu ini kayak nggak tau aja. Makan aku itu banyak jadi malu kalau makan di depan," ujar Mita. Yuni hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Gara-gara kamu aku jadi gagal dapat jodoh," gerutu Yuni.
"Siapa? Cowok tadi?" tanya Mita.
"Iya, emang ada cowok lain yang dekat sama aku hari ini?" ucap Yuni dengan jengkel.
"Ya udah deh kamu pergi aja, aku gak jadi makan, biarlah aku kelaparan hari ini," ucap Mita.
"Nggak usah drama, cepetan makan aku tungguin," ucap Yuni.
"Kamu nggak makan?" tanya Mita.
"Nggak, lihat kamu makan aja dah kenyang," jawab Yuni ketus.
"Ya udah, jangan bilang aku nggak ngajak makan ya," jawab Mita cuek.
Setelah itu Yuni langsung ke depan lagi untuk mencari Riko. Tapi sampai dia keliling tidak dapat menemukan di mana Riko. Sampai suara tiba- mengejutkannya.
"Nyari Riko? Dia udah pulang," ucap Ririn yang berjalan di belakangnya.
"Yah, kok pulang. Kan acara belum selesai," lalu dia mengejar Ririn yang berlaku ke dalam rumah untuk berganti pakaian.
"Rin, kok Riko udah pulang sih?" tanya Yuni.
"Katanya dia ada acara lain. Begitu yang aku dengar saat dia pamitan sama mas Doni. Mendengar itu Yuni merasa lesu.
"Ini semua gara-gara Mita, coba aja dia tadi nggak ganggu.
Di dalam kamar Ririn meminta suaminya keluar dulu karena dia mau ganti baju.
"Keluar dulu Mas!" ucap Ririn merengek.
"Nggak apa-apa Mbak, kan sudah sah jadi suami-istri. Lagian kan Mbak pake daleman," ucap sang perias.
"Nggak mau pokoknya Mas Doni harus keluar," ucap Ririn dengan mendorong Doni lalu menutup pintu kamar yang membuat perias tertawa melihat kelakuan sang pengantin.
Jadi dengan terpaksa Doni menunggu di luar. Dan di luar Doni di kagetkan dengan tepukan di pundaknya.
"Kok kamu di luar?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Liu Zhi
true wkwk
2023-07-14
1
Xiao Phin
semangat nulisnya teman....🤗
2023-06-20
1
Gadih Hazar
Semangat nulisnya ya kak..
2023-06-08
2