NovelToon NovelToon

Aku Gak Mau Gendut

1 Hari Pernikahan

Ririn Saputri, seorang gadis manis berusia 22 tahun dengan berat badan 45kg dan tinggi 160cm. Dia akan melangsungkan pernikahan dengan lelaki yang sudah 2 tahun terakhir menjadi kekasihnya, yang bernama Doni Setiawan yang berusia 26 tahun.

Mereka merencanakan pernikahan sejak 2 bulan lalu. Sesuai rencana awal semua berjalan dengan lancar sampai tiba waktunya ijab kabul.

Pagi ini Ririn sedang dirias di dalam kamar dengan ditemani 2 sahabatnya yaitu Mita dan Yuni. Mereka bersahabat sejak jaman sekolah hingga saat ini.

"Duh, calon pengantin cantik banget sih," goda Mita.

"Rin, gimana rasanya mau nikah? Deg-degan nggak? Tegang nggak?" tanya Yuni.

"Ih, kalian ini bisa diam nggak? Kalo mau tau gimana rasanya buruan nikah," Jawa Ririn sewot.

"Nggak usah ngegas juga kali, calon pengantin itu harus slow, anggun gitu biar kayak calon pengantin pada umumnya," ujar Yuni.

"Emang aku nggak umum? Maksud kamu apaan?" tanya Ririn.

"Sudah, jangan berantem nanti makeup nya nggak selesai-selesai," ucap perias yang geram karena calon pengantin banyak gerak, jadi sulit untuknya melakukan pekerjaannya.

"Hehe maaf Mbak, habisnya kita gemes sama dia. Tega-teganya ninggalin kita nikah," ucap Mita memelas.

"Dih, emang aku harus nungguin kalian gitu?Keburu jadi perawan tua dong, hahaha," ucap Ririn dengan tertawa ngakak.

"Ririn!" teriak Mita dan Yuni bersamaan.

"Sudah kalian keluar saja. Di sini malah ganggu aja," kesal perias.

"iya, iya maaf Mbak kita diem deh," ucap Mita.

Ririn yang melihat itu langsung tersenyum puas. Mereka memang seperti itu saat berkumpul, suka berantem saling ledek, tapi sebenarnya mereka saling menyayangi. Bila ada salah satu dari mereka sedang dalam masalah maka mereka semua akan saling bantu dan menguatkan.

Calon mempelai pria sudah hadir bersama keluarganya. Mereka datang bersama keluarga besarnya, bahkan ada yang datang dari luar kota.

Acara ijab qobul segera dimulai. Dengan gugup dan tangan bergetar akhirnya Doni dapat mengucapkan kalimat ijab qobul dengan lancar dan di sambut kata sah dari saksi dan keluarga yang hadir.

Di dalam kamar Ririn yang mendengar kata sah langsung membaca hamdalah dan meneteskan air mata haru.

Dia tidak menyangka kalau mulai detik ini dia sudah sah menjadi seorang Istri dari lelaki yang telah membersamainya dua tahun terakhir.

"Eh, bisa nangis juga nih orang," ledek Mita.

"Apaan sih?"ucap Ririn malu-malu, lalu mereka bertiga berpelukan.

"Selamat ya Rin, semoga kita segera menyusul," ucap Yuni.

"Makasih ya kalian selalu ada buat aku, semoga kalian juga segera dapat jodoh," ucap Ririn dengan tulus.

Tak lama ibu Wati, ibunya Ririn datang ke kamar dan meminta Ririn untuk segera keluar.

"Sudah, sudah reuniannya dilanjut nanti, itu Ririn sudah ditunggu sama suaminya. Kalo nggak mau keluar dia mau pulang katanya," ucap Bu Wati.

"Ibu!" rengek Ririn dan ibunya langsung memeluk Ririn.

"Putri ibu sudah besar sekarang," ucap Bu Wati sambil menyeka air matanya. "sudah yuk keluar, nanti beneran ditinggal pulang loh," ucap bu Wati sambil tersenyum walau matanya masih berkaca-kaca. Lalu beliau keluar lebih dulu.

Ririn pun keluar dengan diapit kedua temannya. Doni yang melihat istrinya yang terlihat cantik langsung terbengong dengan mulut terbuka.

"Woi, tutup tuh mulut, nanti kemasukkan kodok," ujar Riko sahabat Doni.

Doni langsung terkesiap dan menetralkan ekspresinya. Setelah Ririn mendekat Doni segera menyambut istrinya itu. Dan mereka menyelesaikan semua proses untuk kelengkapan dokumen pernikahan.

Setelah itu kedua pengantin melakukan sungkeman pada orang tua yang membuat suasana menjadi haru biru. Setelah selesai mereka langsung mengadakan resepsi di tempat yang sama yaitu di kediaman Ririn.

Semua keluarga dan para tamu mengikuti acara dan menikmati hidangan yang disediakan. Tak lama Riko mendekati kedua pengantin.

"Don, kenalin dong sama teman istrimu tadi," ucap Riko.

"Yang mana? Teman istriku ada dua loh, jangan mau dua-duanya," ucap Doni.

"Ya nggak apa-apa kalo dua-duanya mau, hehehe" ucap Riko

"dasar semprul,sini tanya langsung sama istriku," ujar Doni.

"Sayang, Riko mau kenalan nih sama temen kamu," ucap Doni pada Ririn.

"Siapa mas?" tanya Ririn.

"Nggak tau tuh," jawab Doni.

"Ya kenalan aja langsung, masa kenalan gitu aja nggak berani," ujar Ririn.

"Bantuin dong Rin, masa kamu tega sih sama aku?" ucap Riko memelas.

"Temen kamu kenapa sih, Mas, mau kenalan aja ribet. Jadi cowok tuh harus gentel," ucap Ririn.

"Istri kamu galak juga ya, Don," bisik Riko hingga membuat Doni melotot.

"Ngapain bisik-bisik? Ngomongin aku ya?" tanya Ririn.

"Eh, nggak kok, ini aku mau kenalan langsung aja," ucap Riko buru-buru pergi.

"Sudah sayang jangan marah-marah nggak enak lagi banyak orang," ucap Doni menenangkan istrinya.

"Habisnya temen kamu nyebelin, masa cewek di depan mata tinggal kenalan doang malah ngerepotin orang," omel Ririn.

"Iya sayang udah ya, nanti lagi disambung marahnya. Tuh kita dilihatin banyak orang," ucap Doni.

"Ish, masa marah bersambung dulu, keburu lupa nanti," gerutu Ririn, lalu dia memasang senyum manisnya saat berapa tamu menghampiri untuk berpamitan.

Di lain sisi Riko terlihat sedang berusaha mendekati Yuni.

"Hai, boleh kenalan nggak?" ucap Riko memberanikan diri setelah Yuni terlihat sendiri.

"Boleh," jawab Yuni dengan malu-malu.

"Kenalin aku Riko temennya Doni," ucap Riko sambil mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Yuni.

"Aku Yuni," jawab Yuni. Lalu keduanya terdiam karena tidak tau harus ngomong apa. Tak lama Mita datang menghampiri.

"Loh, kok berdua-duaan disini?" tegur Mita.

"Eh, iya ini temennya Mas Doni," ucap Yuni gugup.

"Kenalin aku Riko," ucap Riko memperkenalkan diri.

"Hai aku Mita," ucap Mita. "Maaf ya aku pinjam Yuni dulu karena ada keperluan di dapur," ucap Mita lagi dan langsung menarik tangan Yuni untuk ikut dengannya.

Riko hanya terdiam melihat Yuni yang digondol oleh Mita.

"Mau ngapain kita ke dapur?" tanya Yuni.

"Mau masak. Ya makan lah gimana sih," ujar Mita ketus.

"Lah, di depan kan ada, ngapain harus ke dapur?" ujar Yuni.

"Kamu ini kayak nggak tau aja. Makan aku itu banyak jadi malu kalau makan di depan," ujar Mita. Yuni hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Gara-gara kamu aku jadi gagal dapat jodoh," gerutu Yuni.

"Siapa? Cowok tadi?" tanya Mita.

"Iya, emang ada cowok lain yang dekat sama aku hari ini?" ucap Yuni dengan jengkel.

"Ya udah deh kamu pergi aja, aku gak jadi makan, biarlah aku kelaparan hari ini," ucap Mita.

"Nggak usah drama, cepetan makan aku tungguin," ucap Yuni.

"Kamu nggak makan?" tanya Mita.

"Nggak, lihat kamu makan aja dah kenyang," jawab Yuni ketus.

"Ya udah, jangan bilang aku nggak ngajak makan ya," jawab Mita cuek.

Setelah itu Yuni langsung ke depan lagi untuk mencari Riko. Tapi sampai dia keliling tidak dapat menemukan di mana Riko. Sampai suara tiba- mengejutkannya.

"Nyari Riko? Dia udah pulang," ucap Ririn yang berjalan di belakangnya.

"Yah, kok pulang. Kan acara belum selesai," lalu dia mengejar Ririn yang berlaku ke dalam rumah untuk berganti pakaian.

"Rin, kok Riko udah pulang sih?" tanya Yuni.

"Katanya dia ada acara lain. Begitu yang aku dengar saat dia pamitan sama mas Doni. Mendengar itu Yuni merasa lesu.

"Ini semua gara-gara Mita, coba aja dia tadi nggak ganggu.

Di dalam kamar Ririn meminta suaminya keluar dulu karena dia mau ganti baju.

"Keluar dulu Mas!" ucap Ririn merengek.

"Nggak apa-apa Mbak, kan sudah sah jadi suami-istri. Lagian kan Mbak pake daleman," ucap sang perias.

"Nggak mau pokoknya Mas Doni harus keluar," ucap Ririn dengan mendorong Doni lalu menutup pintu kamar yang membuat perias tertawa melihat kelakuan sang pengantin.

Jadi dengan terpaksa Doni menunggu di luar. Dan di luar Doni di kagetkan dengan tepukan di pundaknya.

"Kok kamu di luar?"

2 Malam Pertama

"kok kamu di luar?" tanya ayah mertuanya yang membuat Doni terkejut.

"em...itu anu yah Ririn lagi ganti baju" ucap Doni.

"loh... tapi kan kamu gak harus keluar" ucap Ayah

"tapi Ririn yang nyuruh aku keluar yah" jawab Doni

"anak itu benar-benar. Bu...Bu... lihat kelakuan anakmu ini loh" teriak Ayah memanggil ini istrinya.

"hus...gak usah teriak-teriak yah,diluar masih banyak tamu". ucap Bu Wati

"lihat kelakuan anakmu,masa mau ganti baju aja suaminya disuruh keluar". ucap pak Yanto

"itu anakmu juga yah, kebiasaan deh. udahlah biarkan saja, mungkin Ririn masih malu.namanya juga pengantin baru". tutur Bu Wati

"iya juga ya,kalo pengantin lama pasti malu-maluin. kayak ibu" ujar Ayah sambil tersenyum menggoda istrinya.

"ayah...malu ada menantu loh... ucap Bu Wati langsung pergi menahan malu.

setelah selesai ganti baju pengantin kembali ke pelaminan untuk melanjutkan acara.

banyak teman sekolah Ririn yang baru datang, mereka juga sekalian reunian karena sangat jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

saat hari sudah sore acara baru selesai. lagi-lagi Ririn menyuruh suaminya menunggu di luar saat dirinya sedang ganti baju. setelah itu mereka langsung mandi,tapi secara bergantian ya...

setelah itu mereka makan berdua sambil bercanda ria.

"cie pengantin baru,dunia serasa milik berdua ya...yang lain pada ngontrak haha" ledek bik Sari

"ihh... bibik ganggu aja" ujar Ririn yang sudah menyelesaikan makannya

"huh gitu aja marah,bibik mau pamit pulang nih." pamit bik sari

"loh kok pulang bik,gak nginep lagi aja?" tanya Ririn

"pulang aja deh,gak enak nanti ganggu pengantin baru" ujar sang bibik

"apaan sih bik,gak apa-apa lah kalo mau nginep lagi" ujar Ririn, sedangkan Doni hanya diam saja karena gak tau mau ngomong apa.

"kan sudah 3 hari bibikmu menginap disini Rin. kasian rumahnya kalo ditinggal lama-lama". ucap suami bik Sri

"oh...aku tahu pasti om Rudi yang sebenarnya kangen dengan bibik,pake acara kasian sama rumah.alasan yang gak masuk akal". gerutu Ririn

"sayang,gak boleh ngomong gitu sama orang tua" ucap Doni

"ya gitu kelakuan istrimu Don,berani sama orang tua,ngeyelan,galak,judes, cerewet.kamu kok mau sih sama dia.kalo aku mending tukar tambah aja, kalo gak ada yang mau aku gadai in aja lah hahaha" cerocos sang om.

"om Rudi...aku sambelin nih mulutnya yang ember, bicara sembarangan" teriak Ririn sambil mengejar omnya dengan sendok berisi sambal.

yang lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan om dan keponakan itu.sedangkan Doni mengejar istrinya berusaha menenangkan

"sudah pada tua tapi kelakuan masih kayak bocah" ucap Bu Wati

"biarlah Bu, lagian adikmu juga, sudah tau keponakannya pemarah masih juga di ledek." tutur Ayah.

"sudah sayang jangan lari-lari nanti kamu jatuh" Doni langsung memeluk istrinya dan mengambil sendok ditangannya

"sudah lah mas,jangan digangguin terus" ucap Sari pada suaminya.

"habisnya aku gemes banget kalo Ririn lagi marah-marah" ujar Rudi cengengesan

"ya sudah bibik pamit pulang ya" pamit Sari pada keponakannya

"iya bik, hati-hati ya" jawab Doni

"om juga pamit ya" sambung Rudi

"iya pulang aja,gak usah kesini lagi" ucap Ririn masih kesal dengan omnya

"ye...biarin aja ini kan rumah kakak aku" jawab Rudi yang tak pernah tersinggung dengan ucapan Ririn yang memang biasa seperti itu.

"tapi ini rumah ibu aku" jawab Ririn tak mau kalah

"sudah sayang, jangan marah-marah nanti cantiknya hilang" ucap Doni.

"mbak,mas kami pulang dulu ya" pamit Sari pada orang tua Ririn

"iya, tapi besok kesini lagi ya bantuin mbak beres-beres rumah" ujar Bu Wati karena rumahnya berantakan setelah acara pernikahan putrinya

"iya mbak,besok aku kesini lagi." Jawab Sari lalu mereka meninggalkan rumah itu bersama anaknya yang berusia 5 tahun.

"bu...aku mau nginep di rumah bik Sari aja ya" ucap Rena adiknya Ririn yang memang sudah lama ingin menginap di rumah bibinya.

setelah itu Ayah Ririn segera menutup pintu dan menguncinya karena hari sudah malam.penantin baru pun memasuki kamarnya.

Ririn dan Doni sama-sama gugup karena mereka belum berpengalaman. wajar ya kerena mereka pacaran dengan sehat, hanya sebatas ngobrol dan pegangan tangan. gak seperti anak sekarang.

"Mas Doni,kok diem aja sih? emang gak pengen kayak pengantin baru yang lain" ucap Ririn jengkel karena dari tadi suaminya hanya diam saja.

"kita mau ngapain dulu?" tanya Doni yang benar-benar bingung.

"gak tau,aku kan belum pernah." jawab Ririn

"ya sama aku juga belum pernah, tapi tadi kamu yang bilang kayak pengantin baru lainnya itu maksudnya gimana?" tanya Doni

"MMM...tanya g**gle aja yuk" saran Ririn

"oke deh" jawab Doni lalu mengambil hp dan mencari tau apa yang mereka ingin ketahui.

"setelah membaca artikel, mereka moncoba untuk langsung praktek.

"eh... gimana tadi? aku harus cium kamu dulu ya" ucap Doni lalu mencium istrinya itu.

"terus ngapain lagi"ujarnya sambil membaca lagi artikel di hpnya.

"ih...masa mas Doni gak tau sama sekali sih. kelamaan kalo baca terus keburu ngantuk nih" proses Ririn

"ya sabar sayang. ya udah kita pake naluri aja ya" ucap Doni

"terserah" jawab Ririn

lalu mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.walaupun penuh dengan halangan dan rintangan,karena mereka Sama-sama tidak pernah tau ataupun mencari tau tentang hubungan suami istri sebelumnya.

"sayang...lagi yuk" rengek Doni setelah beberapa saat lalu dai merasakan pengalaman pertama yang mengesankan.

"gak mau,,,ini aja masih sakit. kamu gak lihat aku sampai berdarah-darah. kamu nyakitin aku mas" ujar Ririn sambil menangis.

"iya maaf sayang,aku juga gak tau kalo akan seperti ini. ya udah kamu tidur ya,besok kita ke dokter kalo masih sakit" ujar Doni mencoba menenangkan istrinya.

"mas ini gimana,kalo kita ke dokter yang di periksa apanya? malu tau, ngomong kok ya gak dipikir dulu" ujar Ririn tambah jengkel.

"aduh... salah lagi" ucap Doni pelan tapi masih didengar oleh Ririn

"ya salah dong. emang mas mau aku diperiksa sama dokter,terus mau ngomong apa nanti sama dokter kalo ditanya sakit apa dan karena apa?" cerocos Ririn.

"iya deh iya. ya udah sekarang sudah malam,kita tidur ya" ucap Doni

lalu mereka pun tidur sampai pagi menjelang.pagi harinya Ririn yang terkejut karena ada lelaki di ranjangnya reflek menendang Doni hingga Doni terjatuh dengan posisi pantat terlebih dahulu menyentuh lantai.

"aduh... sayang kenapa kamu tendang aku?" tanya Doni yang meringis kesakitan

"mas Doni ngapain tidur disini?" tanya Ririn yang belum sepenuhnya sadar

"astaga...kita udah nikah kemarin sayang,kita juga udah malam pertama semalam" ujar Doni

"oh iya ya? eh maaf ya mas aku gak sengaja" ucap Ririn lalu menolong suaminya.

"aduh... pinggangku sakit sayang" rengek Doni

"maaf ya mas,aku beneran gak sengaja. aku kaget saat lihat mas Doni yang ada di samping aku" ujar Ririn menyesal

3 Pengantin baru Sakit Pinggang

Ririn sedang masak bersama ibunya, biasanya ada Rena yang juga membantu saat libur sekolah.tapi Rena dari kemarin menginap di rumah omnya.

"Rin, mana suamimu kok belum kelihatan?" tanya Bu Wati

"ada di kamar Bu, pinggangnya lagi sakit" jawab Ririn membuat ibunya terkekeh.

"masa baru semalam aja sudah sakit pinggang? emang berapa ronde semalam?" Tanya Bu Wati sambil berbisik dan tentu saja membuat Ririn jadi malu.

"apa sih Bu, tadi tuh mas Doni jatuh dari ranjang" jelas Ririn

"kok bisa? ranjang kamu kan lumayan luas kalau untuk kalian berdua!" ucap Bu Wati yang heran

"tadi pas aku bangun kan aku kaget kok ada laki-laki di ranjang,jadi gak sengaja aku tendang" ujar Ririn sambil cengengesan.

"astaga Ririn... kenapa bisa kamu lakukan itu?"ujar Bu Wati yang merasa geram pada anaknya yang selalu membuat masalah.

"kan Ririn gak sengaja Bu, Ririn kaget tadi jadi reflek" ujar Ririn membela diri.

"ayah...ayah...lihat kelakuan anakmu ini" teriak Bu Wati memanggil suaminya.

"ada apa sih Bu? pagi-pagi sudah ribut. apa sarapannya sudah siap? ujar Ayah

"ini loh yah,masa Ririn menendang suaminya sampai jatuh dari ranjang" ujar Bu Wati

"hah...kok bisa?" tanya sang ayah

"Ririn kaget yah,jadi reflek aja" ujar Ririn

"jadi maksudnya kamu lupa kalo sudah menikah?" tanya ayah dan Ririn hanya menganggukkan kepalanya

"astaga Ririn,,, mulai sekarang kamu harus rubah sifat buruknya itu. kamu sekarang sudah jadi seorang istri,menantu,dan akan menjadi seorang ibu.kamu harus bisa jadi pribadi yang lebih baik untuk mendidik anak-anakmu kelak" nasehat sang ayah.

"iya ayah" jawab Ririn dengan kepalanya

menunduk.

"ya sudah,kamu selesaikan dulu masaknya. nanti kalo sudah sarapan panggilan tukang urut untuk suamimu." ujar ayah

"iya ayah" Jawab Ririn.

lalu Ririn dan ibunya segera menyelesaikan pekerjaannya,lalu setelah selesai mereka menyusun pada meja makan.

"sudah, panggil ayahmu dan suamimu. biar ibu yang selesaikan ini" ucap Bu Wati

"iya Bu..." jawab Ririn

lalu sang ayang datang terlebih dahulu dan disusul Ririn yang sedang memapah suaminya. setelahnya mereka duduk dan bersiap untuk sarapan.

"pagi ayah...ibu..." sapa Doni pada mertuanya.

"pagi...maafkan anak ayah ya nak.dia memang seperti itu. kalau dia ada salah tegur baik-baik bimbing dan ajarkan untuk menjadi manusia yang lebih baik". nasehat ayah pada menantunya.

"iya ayah, saya sudah tahu sifat Ririn. kekurangan maupun kelebihannya makanya saya berani untuk menikahinya. saya juga mempunyai banyak kekurangan.jadi untuk kedepannya kami akan sama-sama belajar agar bisa jadi lebih baik,iya kan sayang?" ujar Doni sambil memandang lekat istrinya yang matanya sudah berkaca-kaca dan hanya menganggukkan kepalanya.

"iya,ayah percaya sama kamu. ya sudah kita sarapan dulu.nanti dilanjut lagi ngobrolnya." pungkas ayah.

setelah itu mereka menikmati sarapan dengan suasana yang hangat.

setelah selesai sarapan ayah dan Doni memutuskan untuk nonton TV karena masih sama-sama liburan kerja. padahal awalnya ayah ingin mengajak menantunya itu untuk jalan-jalan di depan rumah. tapi sayangnya Doni sedang sakit pinggang akibat tendangan maut dari Ririn.

setelah Ririn dan ibunya membereskan dapur, mereka pun menyusul ke ruang tengah.saat Ririn baru saja duduk ayahnya langsung bersuara.

"Rin,panggilkan Mbah Seno untuk ngurut .kasihan suamimu ini kesakitan." ujar sang ayah.

"bentar yah,baru duduk ini." jawab Ririn.

"nah kan baru beberapa waktu lalu ayah nasehatin eh sekarang sudah ngelawan." ujar ayah.

"bukan gitu yah,Ririn mau istirahat sebentar saja". jawab Ririn.

"gak apa-apa yah,lagian perut aku masih kenyang. gak enak kalo harus di urut." ucap Doni

"ya sudah kalo gitu,ayah mau ke depan bentar". pamit ayah

"mas...masih sakit banget ya?maaf ya aku beneran gak sengaja tadi". ucap Ririn sangat menyesal

"iya gak apa-apa, pokoknya kamu harus obatin nanti malam" ujar Doni tersenyum

"gak usah nunggu malam mas,nanti aku segera panggilin tukang urut kok" jawab Ririn

"bukan itu,tapi kamu yang obatin kayak semalam" ujar Doni sambil alisnya naik turun

"ih...masih sakit mas, pinggang kamu kan juga lagi sakit." rengek Ririn

"kan pinggang aku mau di urut,jadi pasti nanti akan sembuh. kalo sakitnya kamu itu obatnya harus sering-sering melakukan itu biar terbiasa." ucap Doni.

"mau nggak????tanya Doni lagi

"iya deh iya" jawab Ririn

"yang ikhlas dong" protes Doni

"iya mas..." jawab Ririn

"yes" ucap Doni girang

"ya udah aku telepon Yuni aja deh" ucap Ririn

"mau ngapain?" tanya Doni

"mau minta tolong Yuni buat ngomong sama tukang urut, karena rumahnya dekat" ucap Ririn. setelah itu Ririn langsung telpon Yuni, sahabatnya.

"halo Yuni, bisa minta tolong?" ucap Ririn saat panggilan tersambung

"minta tolong apa Rin, pagi-pagi juga?" tanya Yuni dari seberang telepon

"tolong kasih tau Mbah Seno suruh ke rumah aku ya". ucap Ririn

"mau ngapain manggil Mbah Seno?" tanya Yuni

"ya urut lah Yuni..." ucap Ririn jengkel

"siapa yang mau diurut?" tanya Yuni lagi

"suami aku,sudah deh sampaikan saja gak usah banyak tanya.aku tunggu SEKARANG" ucap Ririn lalu mematikan sambungan telepon.membuat yang di seberang sana menggerutu.

tak lama mah Seno datang dengan ayah, mungkin ketemu didepan.

"mari Mbah,diruang tengah saja" ucap sang ayah. sedangkan Ririn sudah menyiapkan tempatnya.

"mana yang mau diurut,masa masih muda sudah sakit pinggang? apa gak minum obat kuat sebelumnya?" ucap Mbah Seno yang membuat pengantin baru merasa malu.

"bukan masalah itu Mbah,tadi pagi menantu saja jatuh" ucap sang ayah sedangkan Bu Wati ada di dapur sedang membereskan peralatan yang digunakan untuk hajatan kemarin.

"Oalah...pasti badannya sudah loyo itu makanya bisa jatuh. makanya kalo mau berhubungan itu minum obat kuat. apa mau Mbah buatkan dari bahan alami? jadi gak ada efek sampingnya" ujar mah Seno sambil mulai mengurut Doni.

"gak usah Mbah,saya gak perlu itu kok karena saya masih kuat." jawab Doni

Ririn yang merasa malu mendengar obrolan para lelaki memutuskan pergi ke dapur untuk membantu ibunya.

tak lama terdengar suara motor berhenti di depan rumah.

"wah... pengantin baru sudah urut aja. kecapekan ya, memangnya dapat berapa ronde semalam?" cerocos om Rudi sedangkan istrinya langsung pergi ke dapur untuk bantu beres-beres.

"apa si om" jawab Doni merasa malu.

sedangkan di dapur Ririn juga di goda habis-habisan oleh bibinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!