Ririn sedang masak bersama ibunya, biasanya ada Rena yang juga membantu saat libur sekolah.tapi Rena dari kemarin menginap di rumah omnya.
"Rin, mana suamimu kok belum kelihatan?" tanya Bu Wati
"ada di kamar Bu, pinggangnya lagi sakit" jawab Ririn membuat ibunya terkekeh.
"masa baru semalam aja sudah sakit pinggang? emang berapa ronde semalam?" Tanya Bu Wati sambil berbisik dan tentu saja membuat Ririn jadi malu.
"apa sih Bu, tadi tuh mas Doni jatuh dari ranjang" jelas Ririn
"kok bisa? ranjang kamu kan lumayan luas kalau untuk kalian berdua!" ucap Bu Wati yang heran
"tadi pas aku bangun kan aku kaget kok ada laki-laki di ranjang,jadi gak sengaja aku tendang" ujar Ririn sambil cengengesan.
"astaga Ririn... kenapa bisa kamu lakukan itu?"ujar Bu Wati yang merasa geram pada anaknya yang selalu membuat masalah.
"kan Ririn gak sengaja Bu, Ririn kaget tadi jadi reflek" ujar Ririn membela diri.
"ayah...ayah...lihat kelakuan anakmu ini" teriak Bu Wati memanggil suaminya.
"ada apa sih Bu? pagi-pagi sudah ribut. apa sarapannya sudah siap? ujar Ayah
"ini loh yah,masa Ririn menendang suaminya sampai jatuh dari ranjang" ujar Bu Wati
"hah...kok bisa?" tanya sang ayah
"Ririn kaget yah,jadi reflek aja" ujar Ririn
"jadi maksudnya kamu lupa kalo sudah menikah?" tanya ayah dan Ririn hanya menganggukkan kepalanya
"astaga Ririn,,, mulai sekarang kamu harus rubah sifat buruknya itu. kamu sekarang sudah jadi seorang istri,menantu,dan akan menjadi seorang ibu.kamu harus bisa jadi pribadi yang lebih baik untuk mendidik anak-anakmu kelak" nasehat sang ayah.
"iya ayah" jawab Ririn dengan kepalanya
menunduk.
"ya sudah,kamu selesaikan dulu masaknya. nanti kalo sudah sarapan panggilan tukang urut untuk suamimu." ujar ayah
"iya ayah" Jawab Ririn.
lalu Ririn dan ibunya segera menyelesaikan pekerjaannya,lalu setelah selesai mereka menyusun pada meja makan.
"sudah, panggil ayahmu dan suamimu. biar ibu yang selesaikan ini" ucap Bu Wati
"iya Bu..." jawab Ririn
lalu sang ayang datang terlebih dahulu dan disusul Ririn yang sedang memapah suaminya. setelahnya mereka duduk dan bersiap untuk sarapan.
"pagi ayah...ibu..." sapa Doni pada mertuanya.
"pagi...maafkan anak ayah ya nak.dia memang seperti itu. kalau dia ada salah tegur baik-baik bimbing dan ajarkan untuk menjadi manusia yang lebih baik". nasehat ayah pada menantunya.
"iya ayah, saya sudah tahu sifat Ririn. kekurangan maupun kelebihannya makanya saya berani untuk menikahinya. saya juga mempunyai banyak kekurangan.jadi untuk kedepannya kami akan sama-sama belajar agar bisa jadi lebih baik,iya kan sayang?" ujar Doni sambil memandang lekat istrinya yang matanya sudah berkaca-kaca dan hanya menganggukkan kepalanya.
"iya,ayah percaya sama kamu. ya sudah kita sarapan dulu.nanti dilanjut lagi ngobrolnya." pungkas ayah.
setelah itu mereka menikmati sarapan dengan suasana yang hangat.
setelah selesai sarapan ayah dan Doni memutuskan untuk nonton TV karena masih sama-sama liburan kerja. padahal awalnya ayah ingin mengajak menantunya itu untuk jalan-jalan di depan rumah. tapi sayangnya Doni sedang sakit pinggang akibat tendangan maut dari Ririn.
setelah Ririn dan ibunya membereskan dapur, mereka pun menyusul ke ruang tengah.saat Ririn baru saja duduk ayahnya langsung bersuara.
"Rin,panggilkan Mbah Seno untuk ngurut .kasihan suamimu ini kesakitan." ujar sang ayah.
"bentar yah,baru duduk ini." jawab Ririn.
"nah kan baru beberapa waktu lalu ayah nasehatin eh sekarang sudah ngelawan." ujar ayah.
"bukan gitu yah,Ririn mau istirahat sebentar saja". jawab Ririn.
"gak apa-apa yah,lagian perut aku masih kenyang. gak enak kalo harus di urut." ucap Doni
"ya sudah kalo gitu,ayah mau ke depan bentar". pamit ayah
"mas...masih sakit banget ya?maaf ya aku beneran gak sengaja tadi". ucap Ririn sangat menyesal
"iya gak apa-apa, pokoknya kamu harus obatin nanti malam" ujar Doni tersenyum
"gak usah nunggu malam mas,nanti aku segera panggilin tukang urut kok" jawab Ririn
"bukan itu,tapi kamu yang obatin kayak semalam" ujar Doni sambil alisnya naik turun
"ih...masih sakit mas, pinggang kamu kan juga lagi sakit." rengek Ririn
"kan pinggang aku mau di urut,jadi pasti nanti akan sembuh. kalo sakitnya kamu itu obatnya harus sering-sering melakukan itu biar terbiasa." ucap Doni.
"mau nggak????tanya Doni lagi
"iya deh iya" jawab Ririn
"yang ikhlas dong" protes Doni
"iya mas..." jawab Ririn
"yes" ucap Doni girang
"ya udah aku telepon Yuni aja deh" ucap Ririn
"mau ngapain?" tanya Doni
"mau minta tolong Yuni buat ngomong sama tukang urut, karena rumahnya dekat" ucap Ririn. setelah itu Ririn langsung telpon Yuni, sahabatnya.
"halo Yuni, bisa minta tolong?" ucap Ririn saat panggilan tersambung
"minta tolong apa Rin, pagi-pagi juga?" tanya Yuni dari seberang telepon
"tolong kasih tau Mbah Seno suruh ke rumah aku ya". ucap Ririn
"mau ngapain manggil Mbah Seno?" tanya Yuni
"ya urut lah Yuni..." ucap Ririn jengkel
"siapa yang mau diurut?" tanya Yuni lagi
"suami aku,sudah deh sampaikan saja gak usah banyak tanya.aku tunggu SEKARANG" ucap Ririn lalu mematikan sambungan telepon.membuat yang di seberang sana menggerutu.
tak lama mah Seno datang dengan ayah, mungkin ketemu didepan.
"mari Mbah,diruang tengah saja" ucap sang ayah. sedangkan Ririn sudah menyiapkan tempatnya.
"mana yang mau diurut,masa masih muda sudah sakit pinggang? apa gak minum obat kuat sebelumnya?" ucap Mbah Seno yang membuat pengantin baru merasa malu.
"bukan masalah itu Mbah,tadi pagi menantu saja jatuh" ucap sang ayah sedangkan Bu Wati ada di dapur sedang membereskan peralatan yang digunakan untuk hajatan kemarin.
"Oalah...pasti badannya sudah loyo itu makanya bisa jatuh. makanya kalo mau berhubungan itu minum obat kuat. apa mau Mbah buatkan dari bahan alami? jadi gak ada efek sampingnya" ujar mah Seno sambil mulai mengurut Doni.
"gak usah Mbah,saya gak perlu itu kok karena saya masih kuat." jawab Doni
Ririn yang merasa malu mendengar obrolan para lelaki memutuskan pergi ke dapur untuk membantu ibunya.
tak lama terdengar suara motor berhenti di depan rumah.
"wah... pengantin baru sudah urut aja. kecapekan ya, memangnya dapat berapa ronde semalam?" cerocos om Rudi sedangkan istrinya langsung pergi ke dapur untuk bantu beres-beres.
"apa si om" jawab Doni merasa malu.
sedangkan di dapur Ririn juga di goda habis-habisan oleh bibinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments