Sepeninggalan kedua orang tua Ivander, Sherina yang masih berdiri di depan pintu rumahnya itu segera kembali masuk ke dalam.
Sherina yang tadinya sudah memasak sejak pagi, memutuskan untuk berjalan menuju ke meja makan. Tak banyak yang Sherina masak. Hanya sayuran dan beberapa lauk yang cukup untuk dimakan oleh satu orang, lalu sisanya bisa dia bawa ke kantor.
Jangan tanyakan mengapa dirinya tak memasak lebih untuk suaminya. Jangankan masakan, bahkan pakaian yang pernah tersentuh oleh tangan Sherina, akan langsung dibuang jika Ivander mengetahuinya. Satu hal yang selalu Sherina ingat jika dirinya ingin berbelas kasihan pada sang suami.
"Aku tak akan pernah sudi mengakuimu sebagai istriku! Jangankan melakukan kontak fisik, tidur di satu ruangan denganmu saja, tak akan pernah aku lakukan! Melihat wajahmu saja membuatku merasa begitu muak!" Ucapan yang kala itu langsung mengena di hati Sherina, berhasil membuat Sherina menjadi wanita kuat yang tak bisa ditindas oleh suaminya sendiri.
Saat Sherina tengah menyendokkan makanan ke mulutnya, Ivander lewat dengan begitu saja di sebelah meja makan. Tak ada niatan untuk menyambut Ivander, tetapi ucapan yang laki-laki tersebut ucapkan tadi, berhasil membuat Sherina menyapa Ivander.
"Kau sudah akan pergi lagi? Kemana lagi kau akan pergi, setelah ini?" Setelah menyuapkan makananya ke dalam mulut, Sherina yang baru mengetahui bahwa sang suami hendak pergi membawa koper itu merasa sedikit terkejut.
Entah apa yang laki-laki itu tengah rencanakan, setelah semua kekacauan yang Ivander buat sebelum-sebelum ini. Semua masalah yang Ivander lakukan, pasti Sherina lah yang harus menyelesaikan semuanya sendirian. Benar-benar berasa menjadi istri tanpa suami.
"Siapa kau? Apakah kau berhak tahu tentang apa yang akan aku lakukan?" Dengan santainya, Ivander yang tadinya tengah menyeret koper miliknya itu langsung menghentikan aktivitasnya. Laki-laki itu menolehkan kepalanay ke samping dan menatap Sherina yang tengah menyantap makanannya.
Ivander merasa bahwa ada sedikit perubahan dari wanita yang selama setahun ini tinggal bersamanya. Tak biasanya Sherina akan menyapa dirinya lebih dulu, lebih-lebih lagi pada pagi hari seperti saat ini.
"Terserah kau akan menganggapku apa. Aku di sini hanya menjalankan permintaan mama, untuk berpura-pura menjadi istrimu," jawab Sherina lagi dengan nada yang tak kalah enteng. Seolah tak ada Ivander di ruangan tersebut, Sherina kembali melanjutkan makannya.
Ivander berdecih perlahan sembari tersenyum miring. Laki-laki yang sama sekali tak berminat untuk mengobrol lebih lama dengan istri pilihan mamanya itu, memutuskan untuk kembali berjalan. Tujuan utama laki-laki itu adalah apartemen pribadi milik kekasihnya, Nessie.
"Kau belum menjawab pertanyaanku! Jawab pertanyaanku, atau akan ku katakan pada mama, tentang sikap aslimu selama ini!" ancam Sherina dengan ancaman andalannya.
Nyatanya setelah mendengar ucapan dari Sherina itu, Ivander langsung menghentikan langkahnya. Laki-laki yang berdiri tak jauh dari meja makan itu, memutuskan untuk berjalan mendekati Sherina yang masih asyik menyantap makanannya.
"Kau pikir kau sudah bisa mengintimidasiku dengan ancaman andalan mu itu?! Jika kau memang berniat untuk mengatakan semuanya pada mama, mertinya kau sudah mengatakannya sejak setahun yang lalu!"
"Tapi apa? Nyatanya kau hanya membuat gretakan saja untukku, tapi sama sekali tak ada action setelahnya. Aku tahu niat busukmu! Kau hanya mau harta mama dan papa, bukan?!" bentak Ivander yang membuat Sherina menghentikan makannya.
"Kau dan ibumu sama-sama busuk! Kalian hanya menjadi benalu dalam hidup papa dan mamaku!" Sherina terkejut mendengar ucapan Ivander.
"Hei, tenanglah. Kenapa kau terlihat sangat menggebu-gebu? Apa salahnya seorang istri menanyakan hendak kemana suaminya akan pergi?" ucap Sherina sembari mendongakkan kepalanya untuk menatap Ivander yang terlihat sangat marah.
"Aku tahu, tak perlu kau jelaskan lagi. Aku tahu bahwa aku hanyalah beban di keluargamu. Tapi apa masalahnya, toh mama menerima ku dengan sangat baik. Tapi sekali lagi kau membawa nama ibuku dalam ucapanmu itu, maka aku tak segan-segan untuk membongkar semuanya pada mama dan papa!" Belum sempat Ivander menjawab ucapan dari Sherina, wanita itu lebih dulu menyela ucapan suaminya.
Sherina sudah hafal kemana arah pembicaraan itu akan pergi. Ujung-ujungnya pasti akan ke perceraian dan masalah harta warisan.
"Dasar wanita murahan! Kau akan melakukan itu agar mama dan papa memberikan semua warisannya padamu, karena berhasil membuat namaku hancur bukan? Tapi itu tidak akan pernah terjadi! Akulah yang akan membuatmu mundur lebih dulu. Aku pastikan kau akan lebih dulu menggugat!" Setelah mengatakan hal itu, Ivander lebih memilih untuk pergi.
Sherina yang benar-benar lelah dengan semua drama pernikahan ini pun hanya bisa menghela napasnya dengan kasar. "Dan akan aku pastikan, kalau aku tak akan pernah melakukan hal itu. Aku terlalu bodoh, sampai aku bisa jatuh hati pada laki-laki sepertimu."
****
Sementara Ivander yang baru saja tiba di apartemen milik Nessie itu, segera berjalan menuju unit milik kekasihnya. Penampilan yang Ivander gunakan ketika memasuki apartemen milik Nessie benar-benar berbeda. Laki-laki itu masih menghindari tangkapan kamera dari paparazi yang kemungkinan masih mengintainya.
Skandal besar yang tengah menyeret namanya dan juga nama sang kekasih, sama seklai tak membuat efek jera untuk Ivander. Laki-laki itu masih nekat menemui kekasihnya, yang tak lain adalah sekretarisnya sendiri ketika di kantor.
Memang, skandal yang menyebutkan bahwa Ivander manjalin hubungan gelap dengan sekretarinya sendiri benar adanya. Tapi hal itu sama sekali tak membuat Ivander takut untuk menemui kekasihnya.
"Sayang?! Kau kembali kemari?" pekik Nessie ketika melihat kekasihnya kembali datang ke apartemennya. Dengan segera Ivander masuk ke dalam dan kembali menutup pintunya.
Pelukan erat seketika langsung menyerap tubuh kekar milik Ivander sesaat setelah dirinya meletakkan kopernya di samping sofa. Laki-laki itu membalas pelukan Nessie dengan sangat erat dan memberikan kecupan hangat di kening ibu hamil itu. Salah satu hal yang tak pernah Ivander lakukan pada Sherina selama pernikahan mereka berlangsung.
"Syukurlah wanita itu mengembalikan kau padaku. Jika tidak, maka aku tak akan segan untuk menjemputmu kesana." Ivander hanya tersenyum tipis saat mendengar apa yang dikatakan oleh Nessie.
"Tak mungkin juga aku harus berlama-lama dan memandang wajah menjijikan milik wanita itu. Lebih baik aku disini dan menghabiskan waktuku bersama mu dan buah hati kita," ujar Ivander yang selaksana menjadi angin sejuk untuk Nessie.
"Bagaimana jika kita pergi berlibur? Kita kencan selama seminggu penuh, dan pergi dari semua masalah ini. Bagaimana?" usul Ivander yang langsung membuat Nessie semangat.
"Like a honey moon?" ujar Nessie yang seketika dijawab dengan anggukan oleh Ivander.
Setelah menentukan tujuan mereka hendak pergi liburan. Keduanya pun memutuskan untuk bersiap dan memesan segala tiket dan keperluan mereka. Nessie yang tengah bersiap untuk berganti baju itu terkejut saat Ivander memeluk tubuh polosnya dari belakang.
"Aku berniat akan menikahimu, dalam waktu dekat. Apakah kau setuju?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Bzaa
nikahi aja nessi .. tpi ceraikan Sherina dl biar dia dapet yg lebih segalanya...
2023-12-03
0
Dam Dyy
asu
2023-06-05
0