Itu Bukan Salahku, Tuan!
Dalam sebuah kamar apartemen dengan lampu temaram. Terdengar suara bersahutan sepasang laki-laki dan wanita. Mereka sedang mencapai puncak nirwana dengan suara terengah-engah dan napas memburu.
"Come on ... Honey, move and faster!" teriak laki-laki yang berada posisi di bawah.
"Aaaargh ... tentu, apakah seperti ini, Sayang?" Sang Wanita menguasai permaian dan bergerak di atas.
"Yes, I like it."
Sang wanita langsung tumbang dan berbaring di samping sang laki-laki yang tersenyum devil. Keduanya mencapai puncak secara bersamaan. Disertai keringat yang bercucuran membasahi badan yang polos tanpa sehelai benang.
"Terima kasih, Jenny. Gue suka aksi elo barusan."
"Eeee ... Abang Juan, ini Yeni bukan Jenny," jawab wanita itu dengan suara manja.
Sambil tergelak Juan Mahardika mengacak rambut wanita itu yang berada di sampingnya, "Sorry ... Honey, gue lebih suka memanggil nama elo Jenny." Juan Mahardika menjawab dengan asal agar dia tidak marah.
"Kenapa begitu sih, Bang?"
"Nama itu sesuai dengan aksi elo tadi, gue sangat menyukainya."
"Terima kasih."
Juan Mahardika memejamkan mata sambil tersenyum devil. Satu hari ini Yeni adalah wanita ketiga yang dibawa ke apartemem. Bak makan sehari tiga kali, Juan Mahardika bisa merayu dan mengajak tiga wanita yang berbeda hari ini.
Juan Mahardika adalah CEO perusahaan PT MAHARDIKA CORP yang berumur tiga puluh tahun. Seorang casanova ulung dan perayu wanita nomor wahid. Dengan segala kekayaan dan ketampanan yang dimiliki dia bisa membuat sebagian besar wanita bertekuk lutut.
Keberhasilan mengelola perusahaan berbanding lurus dengan keberhasilan petualangan cinta yang dilakukan. Namun berbanding terbalik dengan sang asisten yang sangat pendiam dan tidak pernah mengenal seorang wanita pun. Asisten Dwi Saputra yang selalu diandalkan untuk melakukan tugas bosnya saat bos itu merayu dan bersama wanita.
Juan Mahardika akan sangat royal kepada wanita yang bisa membuat dia melayang ke negeri awan. Setelah mandi, Juan Mahardika mengajak Yeni ke sebuah butik ternama langganan keluarga, "Silahkan elo memilih gaun sesuka hati, Honey!"
"Waaah ... terima kasih, Bang. Yeni keliling dulu deh." Yeni tersenyum sambil melihat area butik.
"Gue tunggu di sini." Juan Mahardika duduk di sofa ruang tunggu sambil membuka laptop.
Pemilik butik sudah sangat hafal dengan kehadiran CEO tampan jika menggandeng seorang wanita. Merupakan keuntungan besar bagi butik. Pasti wanita itu akan memborong gaun yang mahal dalam jumlah banyak.
Sang owner butik sendiri yang akan melayani wanita yang dibawa oleh Juan Mahardika, "Silahkan ... Nona, boleh tahu gaun seperti apa yang Anda inginkan?"
"Yeni suka gaun yang tanpa lengan, berwarna merah atau cerah lainnya."
"Yang seperti itu ada di sebelah sana, silahkan ikut saya!" Owner pemilik butik menunjuk arah pojok kanan butik.
Ada berjajar dan menggantung gaun dengan model dan warna yang dimaksud oleh Yeni. Bahkan Yeni sampai berjingkrak dan bertepuk tangan. Gaun dengan harga selangit kini bisa didapatkan.
"Silahkan Anda memilih yang mana saja, Nona!"
"Yeni bingung ... aduh semuanya bagus." Tangan Yeni berkali-kali membolak-balik gaun yang tergantung dengan rapi.
"Anda bisa memilih sesuka hati berapa pun banyaknya."
"Aaah benar juga, tunggu dulu!"
Dari ujung sebelah kanan sampai ujung sebelah kiri, diperiksa satu persatu gaunnya. Yeni memilih sekitar enam gaun yang berbeda model dan warna. Harga yang selangit tidak diperdulikan lagi karena mumpung gratis. Tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang jarang didapat.
"Yeni pilih ini semua ya, Nyonya."
"Baik ... mari ke kamar pass, Nona!"
"Iya terima kasih."
Fitting satu persatu gaun yang di pilih dengan dibantu satu karyawan butik. Sambil terus tersenyum, Yeni sangat bahagia bisa dilayani bak seorang ratu. Semakin bahagia setelah gaun pilihan semua pas dan sesuai dengan selera.
"Semua Yeni ambil ya, Nyonya"
"Baik ... mari kita ke kasir!"
Yeni langsung mendekati Juan Mahardika yang masih konsentrasi pada laptop, "Abang ...!"
"Apakah sudah selesai?"
"Sudah ... terima kasih, Yeni sangat suka." Yeni duduk di samping Juan Mahardika sambil menggelayut manja di lengan Juan Mahardika.
"Sama-sama."
Juan Mahardika mengambil kartu black card dari dompet. Menyerahkan kartu itu kepada owner pemilik butik. Tanpa melihat jumlah nominal yang harus dibayar.
Owner pemilik butik langsung menyerahkan kartu kepada petugas kasir. Dengan nominal yang fantastis, kasir meminta pin pemilik kartu, "Silahkan nomor pin Anda, Tuan!"
"Ok ... baiklah."
Keluar dari butik Yeni berjalan sambil melingkarkan tangannya di lengan Juan Mahardika. Seolah laki-laki yang baru saja membelikan gaun mahal hanya miliknya. Sangat bangga bisa menggandeng laki-laki tampan dan tajir pula.
Baru ke luar butik tidak lebih dari lima meter. Ada seorang wanita cantik dan seksi berjalan sendiri. Mata Juan Mahardika langsung hijau dan tertarik.
"Honey ... elo naik taksi saja ya pulangnya, gue masih ada urusan!" perintah Juan Mahardika dengan suara lembut.
"Iiih Abang tega banget sih," jawab Yeni dengan suara manja.
"Jangan salah sangka dong, Honey. Ini karena pekerjaan."
"Baiklah ... bye Bang Juan terima kasih gaunnya."
"Bye ...!" Tanpa menoleh lagi Juan Mahardika berjalan dengan setengah berlari.
Dengan pura-pura tergesa-gesa, Juan Mahardika sengaja menabrak gadis yang diincar. Sengaja menyenggol pundak gadis itu perlahan, "Maaf tidak sengaja," kata Juan Mahardika sambil mengusap pundak gadis itu dengan lembut.
"Eeee tidak apa-apa."
"Apakah ada yang sakit, Nona ...?"
"Saya Mia, nama Abang siapa?"
"Juan Mahardika, Cantik!" jawabnya sambil mengulurkan tangan dan mencium punggung tangannya.
Mia tersenyum dan merasa tersanjung. Seorang laki-laki gagah dan tampan mengagumi dan merayunya, "Abang bisa aja," jawabnya malu-malu.
"Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau Abang traktir makan siang di kafe sebelah sana?"
Mia mengangguk setuju, "Boleh juga."
Juan Mahardika menarik kursi yang akan diduduki oleh Mia setelah berada di dalam kafe, "Silahkan duduk, Cantik!"
"Terima kasih, Bang."
Setelah duduk berhadapan, Juan memandang Mia dengan penuh kekaguman. Rayuan cinta ditunjukkan dengan tatapan mata yang memuja. Tidak lupa senyuman yang menawan terus ditunjukkan.
Saat tangan Mia berada di atas meja, Juan Mahardika bergegas menarik tangannya dengan lembut, "Mia cantik banget, Abang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama."
"Iiih Abang ini, Mia malu tahu." Mia menunduk tersipu malu.
"Bolehkan Abang menyukai Mia?"
"Tentu saja boleh."
Dengan tersenyum devil si casanova kelas berat Juan Mahardika mengusap lengan Mia, "Terima kasih, Cantik."
Sambil memesan makanan, Juan Mahardika terus merayu Mia. Sampai makanan datang dan makan berdua, dia terus merayu dan menyanjung kecantikan Mia. Hanya dalam waktu dua jam duduk di kafe, Mia sudah berhasil di taklukkan.
"Setelah dari sini, Mia mau ke mana?"
"Terserah Abang saja."
"Bagaimana kalau Mia ke apartemen Abang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
mampir bawa like👍👍
2023-11-08
1
😺 Aning 😾
Ngeri tingkat ke Playboy an tuan ini🧐
2023-07-17
2
〈⎳ Say My Name Claudia 1288
Huaaaaaaa my eyes 😱
2023-07-17
1