Bukan cuma emosi, Amarah Juan Mahardika sudah sampai ubun-ubun. Semua barang yang ada di meja kerja Jonny Evans sudah terlempar ke lantai. Semua barang menjadi sasaran amukan dia tanpa sisa.
"Brengsek elo, Jonny. Elo mau mempermainkan gue?"
"Sebentar ... jangan marah dulu, Bro."
"Ini sudah yang kedua kalinya terjadi, elo tahu itu?"
"Iya ... gue tahu, tunggu sebentar gue selidiki terlebih dulu."
"Kagak bisa, gue sudah pusing sebelum elo menyelidiki itu. Carikan gue pengganti dulu!"
"Baiklah."
"Tetapi ingat, kurang dari dua puluh empat jam elo sudah harus laporan tentang gadis yang melarikan diri itu, kalau tidak gue ratakan dengan tanah kafe elo, mengerti?"
"Sadis banget sih, ... ok!"
Dengan terpaksa Jonny Evans mencari pengganti gadis yang sesuai kriteria Juan Mahardika. Kali ini dia berani rugi demi sahabat dan langganan dan pundi-pundi tidak pindah ke lain orang. Dia mencarikan gadis yang sudah termasuk kelas kakap dan terkenal dengan tarif yang fantastis.
Untuk kali ini Jonny Evans benar-benar penasaran dengan kaburnya gadis yang akan di nikahi sirri oleh Juan Mahardika. Untung CCTV berfungsi dengan baik. Dengan teliti memperhatikan rekaman CCTV yang ada di kantor security.
Yang pertama terlihat saat gadis itu ke luar dari kamar rias. Sambil mengangkat rok yang dikenakan agar tidak kotor, gadis itu berjalan ke kamar mandi. Di kamar mandi tidak lebih dari lima menit dia langsung ke luar lagi.
Ke luar dengan mengawasi sekitar kamar mandi dengan menengok kanan dan kiri. Gadis itu berlari ke arah belakang kafe saat suasana kamar mandi sedang sepi. Sayangnya di area belakang kafe tidak ada CCTV yang di pasang.
Jonny Evans hanya bisa menyimpulkan gadis itu kabur lewat belakang kafe. Kebetulan di belakang kafe masih ada lahan kosong dan hanya tumbuh rumput liar. Tidak ada penjagaan khusus di sana.
"Cepat kalian periksa belakang kafe!" perintah Jonny Evans kepada security yang tadi ikut melihat rekaman CCTV.
"Siap ... Bos!"
Beberapa security langsung berlari menuju area belakang kafe. Menyusuri semak dan rumput yang mulai meninggi. Ada beberapa bekas jejak telapak kaki yang menginjak rerumputan. Sampai berujung di pinggir pagar yang ada di pojok lahan kosong.
"Bagaimana?" tanya Jonny Evans ikut memeriksa area belakang kafe.
"Lihatlah Bos, jejak kaki itu berakhir di sini," tunjuk salah satu security yang berdiri di pinggir pagar.
"Berarti gadis itu kabur dengan melompat pagar ini?"
"Benar sekali, Bos."
Jonny Evans mengukur pagar dengan badannya. Tinggi pagar itu lebih dari pinggangnya sendiri. Tidak mungkin gadis itu bisa melompat sendiri tanpa bantuan orang lain karena dia memakai rok panjang dan pas di badan.
"Apa mungkin dia bisa melompat pagar sendiri tanpa bantuan orang lain?"
"Menurut Anda, apakah kemungkinan gadis itu ada yang membantu, Bos?"
"Iya ... coba kamu selidiki dari luar pagar?"
"Siap, saya putar lewat depan," jawab Security dengan cepat.
Baru beberapa langkah security melangkah, Jonny Evans kembali berteriak, "Dasar bodoh ... mengapa harus putar, lompat pagar saja seperti gadis itu!"
Beberapa security saling pandang. Langsung mengangguk tanpa membantah. Tidak ingin si bos kembali marah dan emosi.
Ada yang mencoba melompat pagar sendiri, ada juga yang bekerja sama. Dengan bersusah payah akhirnya mereka bisa melompat pagar. Setelah bisa melompat, mereka yakin gadis itu ada yang membantu.
Ada jejak roda motor dan mobil berhenti di dekat pagar. Ada jejak sepatu yang terlihat banyak di samping roda. Jejak itu terlihat karena beberapa saat yang lalu terjadi hujan lebat.
"Bos ... ada jejak motor dan mobil berhenti di sini!"
"Ada sekitar empat pasang jejak sepatu, Bos!"
"Ukuran sepatu antara tiga puluh delapan sampai empat puluh, Bos!"
Security itu meneliti langsung melapor dengan suara keras. Mereka berkali-kali memutari area luar pagar sambil menunduk. Jejak yang dilihat memang menunjukkan baru saja ada kegiatan yang bersangkutan dengan gadis yang baru saja kabur.
"Ok lanjutkan penyelidikan kalian, gue tunggu di kantor!"
"Siap ... Bos!" teriak para Security bersamaan.
Jonny Evans kembali ke kantor dengan perasaan masih emosi. Ingin kembali meneliti CCTV yang ada di ruang security. Masih penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.
Hampir satu jam berlalu, Jonny Evans tidak menemukan titik terang tentang gadis itu. Dengan iseng mencari berita di media sosial tentang wisata yang ada di sekitar kafenya. Daerah tempat usaha kafe adalah tempat wisata yang sangat terkenal.
Dengan mudah dia menemukan berita yang berkaitan dengan gadis yang kabur. Ada rumor dan keluh kesah orang tua yang sering memanfaatkan anak gadisnya untuk mendapatkan uang untuk kebutuhan keluarga.
Ada sekelompok orang yang mencoba menolong gadis yang tidak mau dimanfaatkan orang tua. Mereka sering menggagalkan pernikahan sirri yang dilakukan di sekitar villa. Kelompok yang tidak diketahui nama dan anggotanya sekarang ini sangat meresahkan orang tua.
Dalam kelompok itu, sebagian besar orang mengenal ada tiga nama yang sering disebut. Namanya Ray, Kris dan El sebagai kelompok yang sering menyelamatkan para gadis yang meminta bantuan. Kabar yang beredar tidak pasti, ada yang menyebut mereka laki-laki ada juga yang mengatakan mereka adalah wanita.
Dari beberapa berita tentang kelompok itu. Sudah banyak gadis yang meminta bantuan. Sudah banyak juga gadis yang diselamatkan.
"Apakah gadis itu termasuk yang di selamatkan oleh kelompok ini ya?" monolog Jonny Evans setelah selesai membaca beberapa berita di media sosial.
Sore harinya, Juan Mahardika datang ke kafe untuk menagih janji. Ingin mengetahui penyebab kaburnya gadis yang akan di nikahi sirri tadi pagi. Penasaran karena sudah dua kali dia kehilangan uang tanpa bisa menikmati hasilnya.
"Bagaimana, Bro?"
"Ini alasannya, coba elo baca sendiri!" Jonny Evans mendorong laptop mendekati Juan Mahardika.
Setelah Juan Mahardika membaca sekilas, dia hanya tersenyum sinis, "Elo seharusnya meningkatkan penjagaan, mau uangnya saja tetapi tidak profesional."
"Ok ... akan gue pikirkan."
"Kalau elo masih seperti ini, jangan salahkan gue mencari kesenangan di kafe yang lain," ancam Juan Mahardika
"Jangan begitu dong, Bro."
"Terserah gue dong, elo tidak profesional."
Datang security bersama seorang wanita paruh baya. Mereka masuk kantor Jonny Evans setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk, "Ada apa, Pak?" tanya Jonny Evans sambil memperhatikan wanita paruh baya yang terlihat senyum-senyum sendiri.
"Saya mengantar ibu ini, katanya dia melihat kejadian tadi pagi."
"Baiklah ... kamu boleh kembali bekerja!"
"Siap ... terima kasih dan permisi, Bos."
"Silahkan duduk, Bu!"
"Terima kasih, Bos."
"Benarkah Ibu melihat kejadian tadi siang?"
"Benar sekali, Bos. Dengan mata kepala saya sendiri."
"Silahkan cerita, Bu!"
"Saya akan bercerita, tetapi Bos harus memberikan uang terlebih dahulu!"
"Eee ...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
ga ada uang ga ada info😅😅,mantap😇😇
2023-11-08
1
uyhull01
mantap Bu jgan kasih infonya klo gak dpet Pundi Pundi persenan🤣🤣🤣
2023-06-20
2
fee2
ada uang ada cerita... gak mau lah kena tipu...
2023-06-07
1