Gadis bernama Lisa yang belum genap delapan belas tahun itu sudah tiga kali ini menjadi korban keserakahan orang tuanya. Dia harus rela dinikahkan sirri dengan orang yang tidak dikenal. Dua laki-laki yang sebelumnya adalah dua bandot tua yang berperut buncit tetapi tajir.
Lisa tidak tahu jika yang menikahi sirri saat ini Juan Mahardika yang tampan dan gagah perkasa. Dia memilih meminta bantuan kepada kelompok pejuang gadis. Tidak ingin jatuh kepada laki-laki hanya untuk pelampiasan hasrat hati.
Hari ini Hanya Elfamitha saja yang bisa membantu Lisa. Dibantu oleh Dua gadis yang sudah berhasil lepas dari jerat dijual dengan kedok nikah sirri. Mereka berangkat ke kafe Jonny dengan menggunakan motor metik.
Dengan dua motor ada yang berboncengan dan ada yang membawa motor sendiri . Elfamitha yang menyetir motor sendiri dengan kecepatan tinggi. Memburu waktu agar bisa menyelamatkan gadis yang akan dipaksa menikah sirri oleh orang tuanya.
"Kak El ... jangan masuk lewat pintu utama!" teriak Kia.
"Kita lewat pintu belakang saja, Kak." Sari juga ikut memberikan usul.
"Baiklah ... Kak El parkir motornya di samping pagar pinggir jalan sini ya?"
Mereka bertiga melompat pagar dengan diam-diam. Dari belakang kafe tidak ada penjagaan ketat. Hanya ada security yang menjaga di depan kafe saja.
Dengan mengendap-endap, Elfa dan dua temannya berjalan mendekati toilet wanita yang berada di luar gedung kafe. Mereka masuk kafe dari pintu samping langsung menuju tempat yang diceritakan Lisa sesuai lokasi yang dikirim.
Hanya dalam waktu kurang dari lima menit, Elfa, Kia dan Sari bisa masuk kamar tempat Lisa berada. Kebetulan Lisa hanya ditemani satu wanita yang sedang meriasnya.
"Lisa ...."
"Iya saya Lisa, Apakah ini Kak El?"
"Iya, kamu bersiap-siaplah. Kak El mau berbincang dengan Teteh yang sedang merias ini!"
"Baik, Kak."
Elfa memandang sekilas kepada wanita dewasa yang ada di depan Lisa. Mencari cara agar bisa mengalihkan perhatian dan bisa membawa Lisa keluar kamar. Tanpa dicurigai atau dikenali oleh perias pengantin.
Dengan cara memuji kemampuan merias, kemungkinan si teteh akan terlena dan tersanjung, "Teteh, cantik banget dia, nanti kami di rias juga ya?" rayu Elfa.
"Boleh dong, Neng. Tetapi tidak gratis ya?"
"Tentu ... nanti saya bayar kontan."
"Kalian ini teman Neng Lisa?"
"Benar sekali, Teh."
Setelah berhasil merias Lisa sampai selesai. Elfa langsung menyerahkan lima lembar uang bergambar Soekarno dan Muhammad Hatta kepada perias, "Ini uang untuk merias kami bertiga ya, Teh."
"Ini kebanyakan, Neng!"
"Tidak apa-apa, Teh. Anggap saja bonus. Tetapi meriasnya jangan sekarang nanti saja setelah Lisa akad nikah. Takut nanti Lisa terlambat ijab kabul."
"Benar juga, ini sudah waktunya pengantin ke depan. Teteh merapikan alat rias dulu deh."
"Silahkan ...."
Saat si perias merapikan alat rias, Elfa berbisik di telinga Lisa, "Setelah lima menit kami pamit dengan teteh itu, Lisa izin saja ke kamar mandi!" perintah Elfa.
Lisa hanya tersenyum dan mengangguk. Melirik perias yang tidak mendengar Elfa berbicara. Berharap perias itu tidak mendengar Elfa yang berbisik.
Elfa langsung mendekati perias dan menepuk pundak, "Teh ... kita ke depan duluan ya mau lihat calon suami Lisa," pamit Elfa.
"Iya silahkan, Neng. Nanti kita bertemu di sini lagi ya!"
"Ok siap."
Elfa dan dua temannya bergegas keluar kamar. Mereka kembali melewati pintu samping dan melompat pagar. Menunggu Lisa yang akan keluar sendirian.
Dengan menggunakan baju kebaya pengantin dan berdandan cantik, Lisa berpamitan ke kamar mandi kepada perias. Perias pengantin tidak curiga sama sekali saat Lisa keluar kamar. Perias pengantin itu masih sibuk merapikan alat rias ke dalam kotak rias.
Lisa bergegas ke samping kamar mandi dan mengawasi area sekitar. Tidak ada orang yang berada di kamar mandi wanita. Lisa langsung mengendap-endap melewati belakang kafe dan menuju pinggir pagar.
"Kak El, bagaimana Lisa bisa melompat pagar pakai kebaya begini?"
"Kamu pakai celana panjang atau tidak?"
"Pakai dong."
"Lepas saja kebaya itu!" perintah Kia.
"Cepat waktu kita tidak banyak, Lisa!" perintah Sari.
"Ayo Kak El bantu." Elfa mengulurkan kedua tangannya untuk menarik Lisa.
Hanya dalam beberapa menit saja, Lisa bisa melompat pagar. Mereka langsung tanjap gas meninggalkan kafe Jonny dengan kecepatan tinggi. Menuju rumah Rena yang saat ini sedang berkumpul anggota yang lain.
Di kafe Jonny, perias sedang kebingungan mencari mempelai wanita yang menghilang. Mencari juga tiga sahabat dari mempelai wanita yang kata mereka sedang melihat pelaminan. Ternyata mereka juga tidak ada dan menghilang entah ke mana.
Dengan terpaksa perias itu melapor kepada pemilik kafe, "Bos ... pengantin wanita tidak ada."
"Jangan macam-macam ya, Teteh. Apa maksudnya tidak ada?"
"Tadi dia izin ke kamar mandi, tetapi dia tidak kembali lagi."
Jonny Evans langsung berteriak memanggil security. Memerintahkan mereka untuk mencari ke seluruh area kafe baik di dalam ataupun di luar, "Cepat cari dia, kalian harus menemukan dia sebelum pengantin prianya datang!" teriaknya.
"Siap ... Bos!"
Security mengelilingi area kafe dalam ruangan dan luar ruangan. Bahkan setiap kamar mandi dilihat satu persatu. Di belakang kafe juga dicari tanpa terlewat sejengkal pun.
Hampir setengah jam mereka mencari calon pengantin wanita. Namun tidak seorang pun yang mengetahui keberadaan gadis itu. Dia menghilang begitu saja tanpa jejak bak ditelan bumi.
"Maaf ... gadis itu tidak ditemukan, Bos!" lapor salah satu Security kepada Jonny Evans.
"Bodoh, mengapa ini bisa terjadi sih? bisa mati gue jika Juan tahu gadis itu melarikan diri!" teriaknya.
Tanpa di sengaja Juan Mahardika masuk kantor Jonny Evans tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Bersamaan orang tua Lisa berjalan di belakang Juan Mahardika. Mereka mendengar teriakan Jonny Evans dengan jelas.
"Apa kata elo, mempelai wanita melarikan diri?" tanya Juan Mahardika.
"Apa maksud Anda, Bos?" tanya ayah Lisa.
Jonny Evans mengambil napas dengan kasar, jantungnya berdegup kencang. Takut sekali sahabat sekaligus mesin uangnya marah. Pundi-pundi uangnya semakin banyak karena sering memberikan informasi tentang wanita cantik untuknya.
"Sabar dulu, Bro. Akan kami cari di sekitar kafe," jawab Jonny Evans dengan suara gemetar.
"Jangan macam-macam elo sama gue, gue sudah bayar DP besar. Apakah elo mau mempermainkan gue?"
"Tidak dong, Bro. Mana berani gue bohong."
Ayah Lisa bergegas mengambil ponselnya dari kantong celana, "Tunggu dulu, Bos. Coba saya hubungi Lisa dengan ponsel."
Sampai lebih dari tiga kali ayah Lisa menghubungi, tetapi sayangnya ponsel mati, "Maaf ponselnya mati, Bos."
"Kalian ini bodoh semua, cepat lihat di CCTV! " teriak Juan Mahardika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 340 Episodes
Comments
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
ini mgkn yg namanya kawin lari, pengantin nya kabur 😅😅
2023-11-08
1
Roselia Dufan
wkwkwk kabur gk tuh
2023-07-18
2
😺 Aning 😾
kayaknya, karma mulai datang 🤭
2023-07-17
1