The Secret Of Love

The Secret Of Love

Chapter 01

Bismillahirrahmanirrahim ...

...***...

Di bandara internasional Soekarno-Hatta, terdapat sosok gadis cantik berkulit putih, dengan tinggi 165 cm, dengan rambut panjang yang di kuncir kuda, yang tengah duduk di ruang tunggu sambil memainkan handphone nya.

"Rain, sayang!" teriak seorang laki-laki, seraya melambaikan tangannya.

Gadis itu pun menoleh ke arah suara, setelah tau siapa yang meneriaki nya, ia pun membalas lambaian tangan dari laki-laki itu, yang tak lain adalah kekasihnya itu.

"Sudah lama?" tanyanya, setelah berada di hadapan Rain.

"Gak," jawab Rain.

"Yasudah, kalau begitu ayo," laki-laki itu pun mengajak Rain yang tak lain kekasihnya itu untuk pergi meninggalkan bandara.

"Apa ada masalah? Kenapa dari tadi cemberut aja? Katakan ada apa hm?!" tanya laki-laki itu yang bernama Dimas.

"Aku tuh lagi kesel sama seseorang," rajuk nya.

"Siapa?" tanya Dimas.

"Itu loh, aku ketemu sama seorang cowok waktu di LA. Waktu itu aku ketemu dia di sebuah taman yang agak sepi, waktu itu kayanya dia lagi depresi, sampai-sampai menyakiti dirinya sendiri. Ya, aku tolongin dia waktu itu, dan dia ngajak aku berteman, aku pernah cerita kan sama kamu waktu di telepon?"

"Oh cowok itu, waktu kamu bilang kamu bertemu dan berteman dengannya?" tanya Dimas balik.

"Iya," jawab Rain.

"Lalu kenapa? Ko cemberut? Bukannya kalian berteman?" tanya Dimas lagi.

"Ya, karena dia nyebelin banget. Heh, kamu tau? Sebenarnya dia pernah nembak aku buat jadi pacarnya, tapi ... "

"Apa? Terus apa yang kamu lakukan?" sela Dimas.

"Ya, aku tolak lah. Aku bilang sama dia, kalau aku tuh udah punya kekasih, tapi dianya aja yang terus ngedeketin aku. Sebenarnya aku risih, tapi dia tetep mau aku menjadi temannya, tapi cara dia cukup membuat aku gak nyaman berada di dekat dia. Sayang," ucap Rain, dengan wajah cemberut.

"Memangnya apa yang dia lakukan terhadap mu?" tanya Dimas, sesekali ia melirik ke arah kekasihnya itu, lalu kembali fokus ke depan.

"Dia itu pemaksa, semalam juga dia bertanya apakah aku akan kembali ke Indonesia hari ini. Ya, aku jawab aja ' gak '. Jika aku jawab ' iya ' maka dia mau menjemput ku," ucapnya.

"Memangnya dia ada di Indonesia?" tanya Dimas.

"Iya, dia kemarin lusa pulang ke Indonesia," jawabnya.

Dimas pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Hening.

Mereka pun hanya diam, Rain yang fokus pada game di handphone nya, sementara Dimas fokus menyetir.

"Mau makan dulu? Atau langsung pulang?" Tanya Dimas, setelah mereka diam dalam keheningan.

"Aku mau langsung pulang, capek. Lagian aku rindu sama ayah dan bunda, apalagi nuansa kamarku. Uhhh, aku ingin cepat-cepat sampai ke rumah," ujarnya.

"Baiklah," ucap Dimas, seraya mengusap kepala Rain dengan gemas.

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Dimas berhenti di depan gerbang rumah Rain.

Rain pun turun dari mobil, untuk membukakan pintu gerbang, dikarenakan rumah Rain tidak ada satpam yang menjaga, kecuali satpam penjaga komplek perumahan nya.

Mobil yang dikendarai Dimas pun sampai di depan teras rumah Rain yang berlantai dua, dengan halaman depan yang luas dan juga garasi mobil yang cukup besar.

Setelah memarkirkan mobilnya, Dimas pun keluar untuk membuka bagasi mobil dan mengambil koper milik sang kekasih.

Setelah itu ia menutup kembali bagasi mobilnya dan berjalan ke arah Rain yang sedang menunggu nya.

"Terima kasih," ucapnya di sertai senyumnya yang manis, setelah Dimas berada di hadapannya, ia pun mengambil alih koper miliknya.

"Sama-sama," jawab Dimas, mereka pun berjalan berdua ke arah pintu masuk.

Ting tong, ting tong, ting tong.

Rain pun menekan bel yang ada di samping pintu.

Tidak lama pintu pun terbuka dan menampilkan seseorang yang ia rindukan.

"Suprise!!" teriak Rain, setelah pintu di buka.

"Anak nakal, bukannya mengucapkan salam malah teriak," ujar sang bunda.

"Hehehe maaf. Assalamu'alaikum bunda," ucapnya seraya menyalami tangan sang bunda.

"Assalamu'alaikum Tante." Dimas pun mengungkapkan salam dan menyalami tangan bunda nya Rain.

"Wa'alaikum salam," jawab sang bunda.

"Apakah anakmu ini sudah boleh masuk?" Tanya Rain pada sang bunda.

"Oh tentu saja, tapi apa kamu tidak mau memeluk bunda mu ini hm?!"

"Oh tentu saja mau dong," Rain pun memeluk sang bunda dengan erat.

"Sudah-sudah lepaskan, kamu ini. Ingin bunda kehabisan nafas apa?!" Tegur sang bunda.

"Upsss sorry bunda," ucap Rain sambil tersenyum menampilkan giginya yang putih dan rapih.

"Ayah di mana bunda?" Tanya Rain pada sang bunda.

"Ayah mu ada di ruang tv, sebentar ibu panggilkan. Sekalian Inggin mengambil minum untuk pacarmu si Dimas," jawab sang bunda.

"Tidak perlu repot-repot Tante, Dimas harus segera pulang ke rumah. Kebetulan kakaknya Dimas sudah pulang dari USA, dan mamah mengajak untuk makan malam bersama," tolak Dimas, dengan halus.

"Oh begitu yasudah tidak pa-pa," ujar bunda.

"Kakak tirinya Dimas baru balik dari USA? kenapa aku merasa ada kesamaan antara kakak nya Dimas sama cowok yang bernama Jevan, nama mereka pun sama. Sama-sama Jevan." Monolog rain dalam hati.

"Rain," panggil bunda.

Panggilan dari sang bunda berhasil membuat Rain kembali kesadarannya.

"Eh iya bund ada apa?" Tanyanya.

"Noh pacarmu mau pamit pulang, kamu malah bengong," ujar sang bunda, kepada Rain.

"Hehehe maaf, ya udah. Kalau gitu Rain anterin Dimas ke depan dulu ya bund," ucap Rain.

"Iya."

"Yasudah kalau begitu saya permisi dulu Tante. Assalamu'alaikum," ucap Dimas, seraya menyalami tangan bunda Rubi.

"Wa'alaikum salam. Hati-hati, dan terima kasih ya, sudah menjemput dan mengantar Rain sampe rumah," jawab bunda Rubi.

"Sama-sama tan."

Rain pun mengantar Dimas sampai mobil.

"Aku pulang dulu ya! Nanti besok aku kesini lagi," ucap Dimas, seraya mengusap pucuk kepala sang kekasih, ia pun masuk ke dalam mobilnya.

"Iya, hati-hati," ujar seraya melambaikan tangannya. Dan di balas oleh Dimas.

Rain pun masuk ke dalam rumahnya, setelah melihat mobil sang kekasih tidak terlihat lagi.

"Ayah," pekik Rain, setelah menghampiri sang ayah di ruang tv. Ia pun langsung memeluk sang ayah dengan erat.

"Astaga, kamu bikin ayah jantungan saja! Sejak kapan kamu sampai? Kenapa ayah tidak tahu?" Tanya sang ayah, setelah Rain melepaskan pelukannya.

"Sejak tadi. Ayah sih, sibuk menonton televisi, jadinya gak tau kalau anaknya sudah pulang," jawab Rain.

"Hm! Lalau siapa yang menjemputmu?"

"Siapa lagi kalau bukan kekasihnya yang menjemput." Bukan Rain yang menjawab, sang bunda lah yang menjawabnya.

"Benarkah, lalu dimana anak itu? Kenapa dia tidak menemui diriku? Dasar calon mantu tidak sopan," gurau sang ayah.

"Ayah dia ada acara makan malam bersama keluarga nya. Jadi karena itu dia tidak sempat menemui mu," ujar Rain.

"Mmm begitu. Lagian tadi hanya bergurau saja," ucap sang ayah sambil mencolek hidung mancung sang putri.

"Ayah," rengek Rain.

Mereka pun tertawa bersama, sementara sang bunda hanya diam sambil tersenyum melihat kedekatan ayah dan anak.

Terpopuler

Comments

Mariafun Cong

Mariafun Cong

ak suka baca novel ini dan ceritanya bagus tidak terlalu panjang dan tidak membosankan mantap

2023-09-12

1

Soraya

Soraya

Assalamu'alaikum numpang duduk dl ya kak

2023-06-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!