"Halo, assalamu'alaikum yah," ucap Rain.
" ... "
"Ini Rain sama Dimas baru sampai ditempat tujuan yah. Soalnya tadi di jalan macet, mangkanya sekarang baru sampai."
" ... "
"Entah, Rain ikut gimana Dimas aja yah. Dia kan yang bawa mobil."
" ... "
"Iya yah, ayah gak perlu khawatir Rain pasti akan jaga diri. Dan Rain gak akan mungkin melakukan hal itu, Rain juga percaya Dimas gak bakal ngerusak Rain."
" ... "
"Em ... Baik, tunggu sebentar Rain kasih ponselnya ke Dimas dulu."
Rain pun berbalik, namun pada saat ia berbalik ia dikejutkan dengan Dimas yang ternyata sudah berada di belakangnya.
"Astagfirullah," gumamnya tanpa suara.
Dimas yang melihat kekasihnya terkejut pun hanya terkekeh, ia pun menaik turunkan alisnya, sebagai tanda bertanya "ada apa" seperti itulah kira-kira.
"Ayah ingin bicara," bisik nya.
Dimas yang mengerti pun langsung menerima ponsel kekasih nya itu, dan mulai bicara pada ayahnya Rain.
"Halo assalamu'alaikum om, ada apa?"
" ... "
"Em ... Jika om mengijinkan Rain untuk menginap, mungkin Dimas akan menyewa tenda dan menginap disini, kebetulan tempat wisata yang Dimas datangi bisa untuk berkemah disini."
" ... "
"Te- tentu saja tidak, Rain yang akan tidur di dalam, Dimas bisa tidur di luar."
" ... "
"Benar om, mana berani Dimas tidur berdua dengan Rain, meski kami tidak melakukan apapun. Dimas masih sayang nyawa Dimas."
" ... "
"Iya om. Dimas gak akan merusak kepercayaan om pada Dimas."
" ... "
"Wa'alaikum salam."
Tut.
Panggilan itupun terputus, Dimas pun memberikan ponsel kekasihnya itu pada sang pemilik.
"Sudah?" tanya Rain, seraya mengambil ponsel miliknya.
"Sudah. Oh ya, tadi ayah kamu nanya, kamu mau menginap apa langsung pulang?" tanya Dimas.
"Kamu?" Rain pun balik bertanya.
"Kalau aku seterah kamu. Tapi menurut ku, gimana kalau kita nginep aja, aku sewain tenda ya buat kamu, kita nginep disini," jawabnya.
"Berdua?"
"Gak sayang, kamu tidur di dalam, aku akan tidur di luar tenda," jawab Dimas.
"Apa gak dingin?"
"Dingin sih, tapi gak pa-pa, aku kan bawa jaket."
"Tapi ... "
"Atau kamu mau nyari vila?" sela Dimas.
"Em ... Gimana kalau kamu juga nyewa tenda, jadi kamu gak perlu tidur diluar."
"Boleh juga, kenapa aku gak kepikiran ya."
"Emang dasarnya kamu tuh."
"Hehehe, yaudah. Aku sewa bentar ya," ucap Dimas.
"Iya."
Dimas pun pergi untuk menyewa dua buah tenda, dan beruntungnya tempat yang mereka datangi bisa untuk menginap ( ini halu dari author ya, aslinya mah author gak tau, jadi mohon maaf, jika salah, heheh).
Ya, mereka memutuskan untuk menginap di sana. Yang awalnya tidak ada niatan untuk menginap, kini mereka harus menginap lantaran, hari mulai semakin gelap.
Tak lama Dimas pun kembali.
"Ayo," ajak Dimas.
"Tunggu, aku mau ambil jajanan aku dulu, mana kunci mobilnya," pinta Rain.
"Biar aku aja yang ambil, kamu tunggu di tenda sana," ucapnya seraya menunjuk ke arah tenda yang berada di ujung.
"Yasudah, jangan lama," ujar Rain.
"Siap princess."
Rain pun pergi ke tempat tenda mereka, sementara Dimas, ia pergi ke mobilnya untuk mengambil jajanan yang tadi mereka beli di supermarket.
Tak lama, Dimas pun datang dengan membawa satu kantong plastik yang berisi makanan ringan.
"Nih." Dimas pun menyerahkan kantong plastik itu ke Rain.
"Terima kasih," ucap Rain, seraya mengambil kantong plastik itu dari tangan Dimas.
"Sama-sama."
Dimas dan Rain pun duduk di depan tenda Rain, mereka berdua sama-sama menikmati keindahan malam itu, dengan memakan cemilan yang dibeli oleh mereka tadi.
"Sudah malam, sebaiknya tidur geh. Udara juga semakin dingin," ucap Dimas pada kekasihnya itu.
"Hm baiklah, kamu juga langsung tidur."
"Iya."
"Ya udah sana masuk," ucap Rain, seraya mendorong lengan kekasihnya itu, agar masuk kedalam tenda yang ada di sampingnya.
"Kamu dulu," ujar Dimas, masih di posisi duduknya.
"Gak kamu dulu, aku kan gampang, tinggal masuk aja. Kalau kamu kan harus berdiri, terus jalan," ucapnya.
"Bisa aja, yaudah aku masuk ya. Selamat malam, tidur yang nyenyak ya," ucapnya Dimas seraya mengacak rambut kekasihnya itu.
"Iya. Selamat malam juga."
Setelah melihat kekasihnya itu sudah masuk kedalam tenda, ia pun kemudian masuk kedalam tendanya.
Pagi harinya, masih ditempat yang sama, Rain terbangun dan keluar dari tendanya.
Pada saat ia keluar, ia melihat ternyata kekasihnya itu sudah ada di depan tendanya dengan posisi membelakanginya.
"Tumben sudah bangun," ucap Rain, yang kini sudah berdiri di samping Dimas, kekasihnya.
"Kamu tidak tau aja, aku memang sering bangun pagi," ujar Dimas, seraya merapihkan rambut kekasihnya yang sedikit berantakan itu.
"Masa."
"Kamu gak percaya?" tanyanya, kini posisi mereka sedang berhadapan dengan Dimas yang memegang kedua bahu Rain.
"Nggak tuh," jawabnya.
"Kenapa gak?" tanya Dimas lagi.
"Karena kebanyakan cowok kan gitu, suka bangun siang," jawabnya.
"Tapi sayangnya tidak semua cowok seperti itu," ucapnya.
"Yaya."
"Gimana kalau sekarang kita pulang? Aku gak mau nanti dimarahin ayah kamu, bisa-bisa nantinya gak direstui lagi," ucap Dimas.
"Emang kamu yakin, kalau kita nanti berjodoh?" gurau Rain.
"Ya aku memang gak tau akan masa depan, kita berjodoh atau bukan. Tapi yang jelas, aku akan berdo'a pada Allah semoga kamu dan aku bisa berjodoh," jawabnya.
"Tapi gimana kalau Allah tidak mengabulkan do'a kamu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Rain lagi.
"Mungkin aku akan ikhlas, karena aku tau rencana Allah jauh lebih indah. Sudahlah, sebaiknya kita pulang, tapi sebelum itu, kita cari sarapan dulu, kamu pasti lapar, bukan?" jawabnya sekaligus bertanya.
"Benar, seratus buat ayang ku ini. Tapi aku ingin mandi," ujarnya.
"Kamu ingin mandi pakai apa? Bawa perlengkapan mandi aja nggak," ucap Dimas.
"Iya juga sih, tapi gak enak. Badan aku nantinya gerah dan lengket, terus emang nya kamu gak malu jalan sama aku?"
"Ngapain malu, kamu cantik, kamu wangi walaupun gak mandi."
"Bisa aja."
"Bisa dong."
"Yaudah, tapi aku cuci muka dulu ya. Kebetulan aku bawa sabun cuci muka," ucap Rain.
"Oke, aku tunggu disini ya."
"Kamu gak mau cuci muka juga?" tanyanya.
"Aku udah tadi," jawabnya.
"Oh ya udah." Rain pun pergi ke toilet untuk mencuci mukanya.
Sementara Dimas, ia menunggu seraya menikmati udara dingin di pagi hari.
Tak lama, Rain pun kembali.
"Ayo," ucapnya.
"Sudah?" tanya Dimas.
"Udah," jawab Rain.
"Ya udah, kita berangkat."
Mereka pun berjalan menuju parkir mobil, setelah sampai, keduanya pun langsung masuk, dan Dimas pun langsung melajukkan mobilnya meninggalkan tempat wisata itu, dengan kecepatan sedang.
•••
Selamat membaca 💞
Maaf jika banyak typo 🙏
Jangan lupa, like, komen, vote, dan gift 🙏💚
Thanks 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Cita Solichah
lah..bangun cuci muka aj.. gk sholat skalian mbk..hehe
2023-10-01
1