Chapter 02

Satu Minggu sudah Rain pulang ke negaranya, dan satu Minggu pula ia habiskan untuk mendaftarkan dirinya ke kampus ternama yang ada di negri ini.

Dan hari ini, ia akan melanjutkan pendidikannya kembali. Untung saja ia tidak perlu mengulangi pelajarannya lagi, kini ia sudah memasuki semester dua.

Kini ia sudah berada di halaman kampus, ia di antara oleh ayahnya. Karena ia mahasiswi baru jadi ia berjalan ke fakultas kedokteran seorang diri.

Ya, ia mengambil jurusan dokter gigi. Ketika ia sedang berjalan di koridor kampus, tiba-tiba ada suara yang memanggil namanya.

"Rain!" teriak seseorang.

Rain pun berbalik, dan ia melihat siapa orang yang memanggilnya, dan orang yang memanggilnya adalah orang yang ia kenal, bukan hanya kenal ia pun sangat dekat dengan orang itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya yaitu, Nafrenda Gautama Syailendra. Atau bisa dipanggil dengan Nana.

"Nana," lirih Rain.

Nana pun mendekati Rain, setelah berada di hadapannya, Nana pun langsung mencecar Rain dengan berbagai pertanyaan.

"Ikut gua," Nana pun menarik tangan Rain dan membawanya ke arah taman yang ada di kampus.

"Sejak kapan lu pulang? Kenapa lu gak ngabarin gua? Lu sahabat macam apa hah? Lu gak menganggap gua sebagai sahabat lu lagi? Lu benar ..." Belum sempat ia melanjutkan perkataannya, tiba-tiba mulutnya dibungkam oleh tangan Rain.

"Hemmfftt," Nana pun mencoba untuk berbicara, namun tidak bisa karena mulutnya masih dibungkam oleh Rain.

"Udah bicaranya? Satu-satu napa, nyerocos mulu tuh mulut, berisik tau gak!" ujar Rain yang sudah melepaskan tangannya dari mulut Nana.

"Ya habisnya lu tuh ya, sebagai sahabat kagak ada pengertiannya, gua kan pingin tau kapan lu balik dari LA," ucap Nana.

"Terus kalau gua bilang sama lu, kalau gua mau balik ke Indonesia, emang nya kenapa?" Tanya Rain lagi.

"Ya, karena gua mau minta oleh-oleh sama lu," jawab Nana, seraya tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang rapi dan bersih, serta putih.

"Cih, jadi lu cuman mau minta oleh-oleh doang?" Tanyanya lagi.

"Yoi," jawab Nana dengan santai.

Rain pun menoyor kepala Nana dengan pelan.

"Sialan lu. Lu kira gua ke LA itu buat holiday? Pan lu tau gua ke LA buat nuntut ilmu agar gua bisa jadi dokter gigi yang profesional," ucap Rain dengan penuh tekanan.

"Ya gua tau lu ke LA tuh buat belajar, tapi se-enggaknya lu bawa oleh-oleh buat gua ke! Terus lu kenapa pindah ke kampus yang ada di Indonesia? Kenapa gak sampai lulus aja di sana? Sayang tau," ujar Nana dengan panjang kali lebar.

"Ya mau gimana lagi, lu tau gimana bunda gua kan! Bunda gua gak bisa hidup tanpa gua, karena gua nak kesayangan, jadi ya. Demi menghormati dan juga sebagai anak solehah gua rela pindah kampus."

"Oh gitu."

"Cuman ' oh gitu ' doang?" Tanya Rain dengan wajah yang tidak percaya.

"Lah terus gua harus jawab apa?" Bukannya menjawab, Nana malah balik bertanya.

"Ya apa ke, gua udah bicara panjang kali lebar. Dijawabnya malah ' oh gitu ' doang," jawab Rain dengan wajah cemberut bercampur dengan kesal.

"Iya dah iya, sorry. Gitu aja sensi, lagi dapet mba?" Tanya Nana.

"Ko lu tau, lu cenayang ya?!"

"Ya tau lah, kan rata-rata kalau cewek lagi dapet tuh suka marah-marah gak jelas," ujar Nana.

"Ih lu nyebelin banget sih," ucap Rain, seraya memukul tangan Nana.

"Lah gua bicara benar, malah di pukul. KDRT lu, ' kekerasan dalam teman ' tau gak?!" Gurau Nana.

"Ya maaf, cuman dipukul pelan doang."

"Huffstt. Dahlah, gua mau balik ke kelas gua," ujar Nana, seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Yaudah gua juga mau ke kelas," Rain pun ikut beranjak dari tempat duduknya.

Mereka pun berjalan beriringan di koridor kampus.

"Ini fakultas lu?" Tanya Rain pada sahabatnya itu, setelah mereka sampai di depan kelas.

"Iya, terus fakultas lu dimana?" Tanya Nana.

"Tuh," jawab Rain, sambil menunjuk ke arah gedung yang ada di samping fakultas ekonomi.

"Wah berarti sebelahan dong sama ayang beb," ledek Nana pada sahabatnya itu.

"Emang ia? Emang itu fakultas ekonomi?" Tanya Rain, karena memang belum tau tentang kampus barunya itu.

"Iya, nanti kalau ada waktu luang, mau gak gua ajak tour, buat ngenalin nih kampus?" Ajak Nana.

"Boleh," ujar Rain.

"Yaudah gua masuk dulu," ucap Nana. Ia pun masuk kedalam kelasnya, dan Rain pun pergi dan melangkah ke kelasnya.

Sebelum masuk kedalam kelasnya, Rain lebih dulu pergi ke raungan dosen yang mengajar nya.

"Selamat pagi anak-anak," ucap dosen yang berusia 47 tahun.

"Pagi," jawab semua mahasiswa yang ada didalam kelas.

"Baik, perkenalkan di kelas kita ada mahasiswi baru yang baru pindah dari salah satu universitas yang ada di luar negri," ujar dosen itu.

"Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-teman mu," ujarnya lagi kepada Rain.

"Baik pak."

Rain pun memperkenalkan dirinya kepada teman barunya itu.

"Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama saya Rain putri Ardiansyah. Kalian bisa panggil saya Rain, saya harap kita bisa menjadi teman yang baik. Terima kasih," ucap Rain.

"Apa gua boleh bertanya?" Tanya salah satu siswa laki-laki yang duduk di bangku paling belakang.

"Ya, silahkan mau tanya apa?!"

"Kan tadi pak Budi, bilang kalau lu itu pindahan dari kampus luar, kenapa lu pindah?" Tanyanya lagi.

"Sebenarnya, ini keinginan bunda saya. Bunda saya ingin saya melanjutkan pendidikan saya di sini," jawabnya.

"Oh begitu, baik terima kasih."

"Ya sama-sama."

"Baik, tidak ada yang ingin ditanyakan lagi kepada teman baru kalian ini?" Tanya pak Budi.

Semua orang diam, yang artinya tidak ada yang ingin bertanya lagi.

"Baik jika tidak ada, Rain kamu boleh duduk di bangku kosong itu," ucap pak Budi, seraya menunjuk ke arah kursi kosong yang berada di ujung pojok.

"Baik pak, terima kasih." Rain pun berjalan ke arah tempat duduknya.

Ia pun memberikan senyumnya ke teman-teman nya itu, namun ada satu orang yang melihat seperti tidak suka dengannya.

Namun ia tidak memperdulikan nya, ia pun tetap berjalan hingga sampai di tempatnya, ia pun duduk di tempatnya itu.

Setelah ia duduk, pelajaran pun dimulai.

Setelah selesai, dan dosen itu pun keluar, yang bertanda bahwa pelajaran hari ini telah selesai.

"Hay, assalamu'alaikum," ucap seorang gadis yang memakai kerudung pashmina.

"Wa'alaikumusalam," jawab Rain.

"Em ... Boleh kenalan?" tanya gadis itu dengan hati-hati.

"Tentu saja boleh," jawabnya seraya tersenyum ke arah gadis itu.

"Nama kamu siapa?" tanya Rain.

"Namaku Anisa, kamu Rain, kan?" jawab gadis itu sekaligus balik bertanya.

"Iya."

"Bagaimana kalau kita pergi ke kantin?" ajak Anisa.

"Boleh."

Mereka berdua pun pergi ke kantin bersama, bersyukur dihari pertama Rain kuliah ia sudah mendapatkan seorang teman, meski hanya satu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!