I Don'T Love The CEO
"Selamat datang tuan CEO!"
Semua menundukkan kepala dengan hormat saat seorang pria baru saja keluar dari mobilnya, di belakangnya sudah ada beberapa pemegang saham yang cukup berpengaruh.
Pria itu terus berjalan, tidak peduli dengan semua orang yang tengah menundukkan kepala, sampai akhirnya dia berhenti sejenak.
"Ada apa tuan?" tanya seseorang yang berada di sampingnya membuat pria itu segera menggelengkan kepala, bahkan senyumnya sedikit terbit, dia benar-benar bahagia untuk hari ini.
Setelah kepergiannya, semua orang segera bubar, tidak terkecuali Saskia Hani yang melangkah gontai menuju tempat duduknya, jujur saja masih ada banyak laporan yang harus dia urus.
"Tahu enggak? Tadi tuan CEO tersenyum, baru kali ini dia tersenyum semenjak kedatangannya dua hari yang lalu."
"Benar banget, aku kira dia cuma pria kaku ternyata bisa senyum juga," sahut yang lain membenarkan ucapan pertama.
"Gantengnya bertambah!" pekik yang lain.
Saskia yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala, seberapa ganteng sih CEO mereka itu? Sampai-sampai baru dua hari sudah membuat semua wanita terus membicarakannya.
Saat pengumuman CEO lama mengundurkan diri dan digantikan oleh anaknya, waktu itu Saskia tengah libur karena sakit, dia bahkan baru bekerja hari ini, ditambah saat menundukkan kepala, dia benar-benar tidak terlalu peduli dengan CEO baru itu.
"Kenapa banyak banget?" kesal Saskia seraya melirik beberapa berkas yang harus dia selesaikan hari ini, padahal dia hanya libur dua hari, kenapa pekerjaannya bisa sebanyak ini?
"Saskia, CEO menyuruhmu ke ruangannya!"
Jantung Saskia berdetak cukup kencang saat mendengar itu, dia rasa tidak membuat kesalahan tetapi kenapa CEO memanggilnya? Apa karena laporan yang belum selesai ini? Tetapi jujur itu tanggung jawab ketua mereka, kenapa malah sampai ke CEO?
"Ketua enggak bercanda 'kan?" tanya Saskia membuatnya mendapatkan tatapan tajam dari pria itu, berarti pria itu tidak bercanda.
Sekarang semua mata mengarah kepadanya, seakan dia merupakan seorang tersangka yang bersalah, bahkan sejak tadi jantungnya tidak berhenti berdetak cukup kencang.
"Tenang Sas, semua akan baik-baik saja," monolog Saskia menyemangati diri sendiri saat berada di depan ruangan CEO.
Dengan tangan gemetaran, dia melangkah masuk, bukannya menjadi tenang, dia malah semakin takut, takut jika dia akan dipecat karena masuk ke perusahaan ini merupakan salah satu mimpinya walau kadang dia suka mengeluh dengan tugas yang terlalu banyak.
"Apakah tuan mencari saya?" tanya Saskia dengan kepala yang tertunduk, dia sama sekali tidak berani menatap pria di hadapannya ini.
Sedangkan pria yang dipanggil tuan itu mulai mengalihkan pandangannya ke arah Saskia, senyumnya semakin jelas, dia bahkan segera berdiri dan melangkahkan kaki mendekati Saskia.
"Kamu Saskia Hani?" Sebuah pertanyaan lolos dari mulutnya membuat Saskia mengangkat kepalanya, dia menatap CEO dengan tatapan heran, nada bicara CEO barusan seakan mereka sudah pernah bertemu saja.
"Iya, saya Saskia Hani," jawabnya dengan nada keheranan.
Tiba-tiba pria itu memeluknya dengan erat, dia bahkan tersenyum sangat lebar seakan Saskia merupakan seseorang yang sangat berharga dan sudah lama dia rindukan.
"Akhirnya kita bertemu juga, Saskia," ucapnya dengan bahagia.
Saskia yang merasa tidak mengenal CEO baru ini segera melepaskan pelukan mereka, dia sedikit memundurkan diri seraya menatap CEO dengan tatapan heran.
"Maaf, saya tidak mengenal tuan," ujar Saskia dengan sopan, bagaimanapun dia merupakan atasannya dan Saskia masih sayang pekerjaannya.
"Lo enggak ingat gue? Fajri Anggara, adik kelas sekaligus mantan tersayang waktu SMA."
"Mantan? Mantan gue tu cuma ada dua Fredi sama Faj ... jadi lo Fajri yang ngajak pacaran cuma karena taruhan dan putus karena alasan bosan?" heboh Saskia saat mengingat siapa pria yang ada di hadapannya ini.
Sedangkan Fajri yang mendengar itu hanya mendengus kesal, kenapa Saskia masih mengingat perihal itu sih? Membuat dirinya malu saja.
"Gue baru tau kalo lo pemilik perusahaan Anggara," ujar Saskia karena sejak dulu dia hanya mengira jika Fajri hanya pria biasa-biasa saja, sama seperti dirinya.
"Lo enggak pernah tanya apa-apa sih," kesal Fajri karena Saskia tidak tahu tentang dirinya, jadi untuk apa mereka selama itu berpacaran?
Saskia hanya tertawa pelan, memang benar dia dulu tidak kepo akan kehidupan Fajri, karena baginya nyaman saja sudah cukup, sesimpel itu dia menyukai seseorang.
"Ah, maaf tuan, saya harus bekerja, ada banyak pekerjaan yang harus saya urus," pamit Saskia ketika dia tiba-tiba ingat akan pekerjaannya yang segunung.
"Kita bahkan baru bertemu lagi, apakah ...."
"Maaf tuan, itu merupakan tanggung jawab saya dan harus saya kerjakan, kalo begitu saya permisi," ujar Saskia seraya melangkahkan kaki pergi dari sana, sedangkan Fajri yang ingin menahan Saskia tidak bisa melakukan apa-apa karena wanita itu sudah keburu pergi.
Fajri tersenyum tipis, mungkin setelah ini kehidupannya akan sangat bahagia, karena dia yakin, Saskia akan membuat hidupnya berwarna.
"Bahagianya," lirih Fajri dengan senyum mengembang.
Sedangkan Saskia, setelah keluar dari ruangan Fajri dan melangkahkan kaki kembali ke kursi tempatnya bekerja. Baru saja duduk, semua wanita segera mengerumuni tempatnya seperti para semut yang baru mendapatkan gula.
"Tadi CEO mengatakan apa?" tanya salah seorang membuat Saskia menatap mereka dengan tatapan jahil.
"Tadi dia bilang aku sangat rajin bekerja, merupakan contoh yang sangat baik, dia juga bilang supaya aku terus semangat bekerja," ujar Saskia dengan sombong membuat semua segera bubar sedangkan Saskia tertawa cukup keras.
"Contoh yang baik apaan? Datang aja suka telat," ucap salah seorang membuat Saskia hanya tertawa pelan.
Dia tidak akan mengatakan jika CEO mereka merupakan mantannya saat SMA, dia yakin pasti akan banyak yang tidak percaya.
Waktu terus berlalu, jam makan siang sudah datang membuat semuanya segera meninggalkan pekerjaan mereka untuk mengisi perut yang sudah sejak tadi menjerit, tetapi itu tidak berlaku dengan Saskia, wanita itu masih terus fokus mengerjakan laporan sebelum dia dimarahi oleh ketuanya itu.
"Sas, enggak makan?" tanya Vina seraya menatap Saskia yang tidak kunjung mengeluarkan bekalnya.
"Lupa bawa bekal," jawab Saskia.
Saat dia tengah fokus, ponselnya tiba-tiba berdering membuat Saskia segera melirik ponselnya dan tersenyum lebar.
"Mau ke mana?" tanya Vina saat wanita itu akan melangkah pergi.
"Biasa, yang punya ayang diantar bekal," ucap Saskia dengan nada bangga membuat Vina menatap Saskia dengan tatapan kesal, sedangkan Saskia yang berhasil membuat Vina kesal hanya tertawa karena memang dia akan ke bawah untuk menemui pujaan hati yang baru saja datang.
Saskia berjalan dengan langah cepat menemui pujaan hati yang sudah melambaikkan tangan, seorang pria menatap ke arahnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Siapa pria itu?" monolog Fajri saat melihat Saskia tersenyum bahagia ke arah pria itu, Fajri rasa Saskia merupakan anak tunggal, jadi siapa pria itu?
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-10
1