Saskia berlari ke arah Gio saat melihat pria itu tengah tersenyum ke arahnya, bahkan tanpa malu-malu Saskia memeluknya dengan begitu erat.
"Kenapa?" tanya Gio dengan heran walau akhirnya dia tetap membalas pelukan wanitanya ini.
"Kangen aja," jawab Saskia membuat Gio menggelengkan kepala.
Dia tahu Saskia tengah kelelahan, makanya wanita itu berubah begitu manja kepadanya, Saskia memang selalu begitu jika lelah.
"Jangan terlalu memaksa diri!" tekan Gio yang diangguki oleh Saskia.
Saat Saskia dan Gio tengah menikmati momen mereka bersama, seorang pria tengah mengepalkan kedua tangannya, hatinya memanas saat melihat Saskia memeluk Gio, padahal Fajri harus sadar dia bukan siapa-siapa.
"Saskia! Ayo berangkat!" tekan Fajri membuat Saskia melepaskan pelukan mereka, bahkan dia mengerutkan kening saat Fajri seakan mengajaknya pergi.
"Bukannya sekarang jam istirahat?"
"Saskia cepat!" tekan Wahyu ikut-ikutan membuat Saskia mau tidak mau hanya menurut, dia menatap Gio dengan tatapan merasa bersalah.
"Pergilah! Pasti ada penting! Jangan lupa makan siang!" Gio yang mengerti segera memberikan bekal Saskia kepada wanita itu, sedangkan Saskia hanya menganggukan kepalanya dengan pelan, perlahan ... wanita itu mengecup pipi Gio seraya berlari menuju ke arah mobil Fajri.
Fajri yang melihat itu semakin mengepalkan kedua tangan, hatinya memanas tetapi dia tidak bisa melakukan apapun, Wahyu yang bisa melihat gelagat Fajri hanya mengerutkan kening, apakah tuannya menyukai Saskia? Jika tidak kenapa dia cemburu Saskia bersama kekasihnya? Bahkan Fajri juga memarahinya karena berani menyuruh Saskia.
Setelah kepergian Saskia, Gio tidak langsung pergi menuju rumah sakit, pria itu mengendarai motornya menuju perusahaan sang kakak karena pria itu tadi menghubunginya.
"Siang pak Gio," ucap beberapa karyawan saat Gio melangkahkan kaki masuk ke dalam perusahaan.
Gio hanya tersenyum tipis, semua orang tahu jika dia merupakan adik CEO Huda sehingga semuanya memandang dengan hormat walau Gio tidak terlalu peduli akan hal itu, dia tidak tertarik dengan bisnis yang dijalankan oleh orang tua mereka.
"Masuk!" Terdengar perintah dari dalam membuat Gio segera melangkah masuk, dia tersenyum tipis saat Huda menutup laptop karena melihat kedatangan sang adik, sebenarnya memang ada hal penting yang harus mereka bicarakan.
"Nanti malam keluarga Sanjaya akan datang ke rumah," ucap Huda membuka percakapan.
Tentu saja Gio mengerutkan keningnya, walau sedetik kemudian dia tersadar maksud dari sang kakak, apalagi jika tentang perjodohannya.
"Bukankah abang sudah tahu aku tidak akan pernah menerima perjodohan itu? Aku mencintai Saskia dan akan menikah dengannya!"
Huda yang mendengar itu hanya menghela napas dengan pelan, adiknya selalu begitu, menolak perjodohan yang sudah direncanakan, bahkan sangat banyak wanita yang Gio tolak demi wanita miskin dan yatim piatu itu, entah kenapa Gio bisa jatuh cinta dengan wanita itu.
"Perjodohan itu sangat menguntungkan untuk perusahaan kita, kamu harus ...."
"Kenapa bukan abang saja yang menikah?" kesal Gio lalu melangkahkan kaki pergi dari sana.
Selalu begitu, dia sudah sering mengatakan tidak ingin terlibat dengan perusahaan, tetapi apa yang terjadi? Mereka selalu memaksa Gio dengan kehendak mereka, apakah dia tidak bisa tenang dengan wanita yang dia cintai?
Sedangkan Saskia, wanita itu tengah menahan kesal kepada Fajri karena ternyata pria itu malah mengajaknya makan di sebuah restoran bintang lima, awalnya dia menolak karena ingin memakan bekal yang dibawa Gio, tetapi Fajri malah mengancam akan memotong gajinya.
"Aku mau makan ini!" tekan Saskia sambil memeluk bekal tersebut karena Fajri menyuruhnya membuangnya saja.
"Makanan di sini lebih enak dan bersih daripada makanan itu!" tekan Fajri karena Saskia sangat keras kepala, apa berharganya bekal itu? Palingan hanya makanan murahan.
"Silakan tuan memesan makanan dan saya makan bekal saya." Saskia tetap dengan pendiriannya, memang makanan ini hanyalah makanan murah, tetapi ketulusan dari Gio yang membuat bekal itu menjadi berharga.
"Terserah padamu!" ketus Fajri akhirnya mengalah dan memanggil pelayan untuk pesanannya, sedangkan Saskia tersenyum lebar.
Saskia benar-benar tidak tahu kenapa Fajri menyuruhnya menjadi sekretaris saat pekerjaan yang dia lakukan sama sekali tidak penting, hanya membuatkan kopi, memijit Fajri, mengangkat telepon Fajri bahkan hanya melihat Fajri bekerja, benar-benar tidak masuk akal, tetapi tetap saja, Saskia menikmati pekerjaannya.
"Nanti malam, lembur!" tekan Fajri saat mereka memasuki kantor.
Saskia hanya menganggukan kepala dengan pasrah walau dia heran apa yang akan dia lakukan saat lembur, apakah Fajri akan menyuruhnya mengerjakan sebuah berkas?
Malam datang begitu cepat, bahkan Fajri melangkah keluar meninggalkan Saskia yang fokus dengan beberapa dokumen yang memang diberikan oleh Fajri agar Saskia mempunyai pekerjaan saat lembur.
Saat Fajri keluar, sebuah notifikasi muncul membuat Saskia segera mengambil ponselnya dan berlari keluar dari ruangannya, dia terlihat tergesa-gesa, bahkan Wahyu yang melihat itu mengerutkan keningnya, mau ke mana wanita itu?
"Maaf sudah membuat menunggu," ucap Saskia dengan penuh hormat saat dia telah berdiri di hadapan seorang pria yang sangat Saskia hormati.
Huda hanya memasang wajah datar, untuk kedua kalinya dia bertemu dengan Saskia.
"Bagaimana jika kita duduk di kafe sana?" tawar Saskia tetapi Huda menggelengkan kepala dan menyuruh Saskia untuk masuk ke dalam mobil.
Saskia hanya menurut, dia segera masuk tanpa mempedulikan tatapan seorang pria yang tengah mengawasinya.
"Kamu tahu kenapa aku menghubungimu?"
Saskia menggelengkan kepala, dia benar-benar tidak tahu, bahkan Saskia cukup terkejut saat Huda mengirim pesan, mengatakan jika dia telah berada di depan kantor Saskia.
"Tinggalkan Gio! Kalian berdua tidak pantas untuk bersama! Gio akan dijodohkan dengan wanita yang lebih pantas!"
Deg!!
Jantung Saskia berdetak cukup kencang, lidahnya kelu untuk mengatakan sesuatu, jujur saja perkataan Huda barusan sudah menyakiti hatinya tetapi apa yang dikatakan Huda benar.
Dia tidak pantas untuk Gio!!
"Maaf," lirih Saskia dengan wajah yang menunduk, apalagi jika bukan menutupi air matanya yang sudah berjatuhan, rasanya sangat sakit jika harus melepaskan Gio, dia sangat menyayangi pria itu.
"Di dalam tas ini ada uang yang cukup untuk membayai hidupmu sampai satu tahun, tinggalkan adikku dan jangan berhubungan lagi dengannya!"
Saskia menggelengkan kepalanya, dia memang butuh uang tetapi dia tidak akan serendah itu merendahkan harga dirinya.
"Tidak, terima kasih," tolak Saskia seraya keluar dari mobil, dia bahkan tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh.
Wahyu yang melihat Saskia keluar dari mobil segera bersembunyi dari sana, dia bahkan mengerutkan kening saat melihat Saskia yang tengah menangis seraya berlari kembali ke ruangan Fajri.
Wahyu menyipitkan matanya, dia tidak bisa menebak dengan siapa Saskia tadi berbicara.
Saat Saskia melangkah masuk, dia dikejutkan dengan kehadiran Fajri yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir.
"Ada apa? Kenapa menangis?"
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments