Tabir Cinta Pernikahan

Tabir Cinta Pernikahan

Air mata penyesalan

"Jihan tidak akan pernah mau menyetujui pernikahan ini ayah!" Ucapnya dengan hati getir penuh derai air mata.

"Ayah mohon Jihan, mengertilah nak. Tolong bantu ayah sekali ini saja..." Sambung Winarta, ayah dari Jihan Winarta.

Gadis itu terus saja mengelak apa yang menjadi permintaan sang ayah. Jihan tahu jika hubungan paksa ini terjadi hanya demi menyelamatkan nama baik keluarganya yang sudah terjerat hutang ratusan juta rupiah pada keluarga Santoso.

"Ayah tahu ini sungguh tidak lah adil bagimu nak, tapi tidak ada cara lain untuk menyelesaikan semua persoalan ini Jihan." imbuhnya dengan suara bergetar namun tetap meninggalkan Jihan seorang diri dikamar yang tengah menangis tersedu-sedu.

Dengan hati yang hancur pula, Winarta meninggalkan putrinya tersebut seorang diri didalam kamar. Entah mimpi buruk apa yang sedang ia rangkai untuk putri kesayangannya tersebut.

"Sudahlah, anak itu akan mengerti sampai tiba waktunya nanti. Pernikahan ini kan baru akan terjadi dua bulan ke depan. Masih ada waktu bagi Jihan menata hatinya kembali dengan baik." Imbuh Leni istri ke dua Winarta.

Leni adalah ibu tiri Jihan, dan kini Jihan juga memiliki satu orang kakak tiri perempuan yang usia mereka hanya terpaut satu tahun saja.

"Iyah ayah, semua akan membaik nantinya. Kita berikan saja waktu untuk Jihan merenung sendiri." Sambung Lana dengan mengusap pundak ayah tirinya tersebut.

Tanpa mereka sadari Jihan tengah menguping pembicaraan mereka dibalik pintu kamarnya , baginya pernyataan Leni bukanlah sebuah saran yang baik untuk sang ayah. Jihan yang sudah terlanjur benci dengan keduanya, mengira jika semua ini hanyalah siasat buruk dari mereka.

Jihan menyangka jika keduanya hanya ingin melihat kepergian Jihan dari rumah ayah kandungnya. Agar mereka bisa menguasai rumah beserta kasih sang ayah tanpa perlu lagi berbagi denganya. Meskipun pada kenyataanya, baik ibu tiri dan kakak tirinya tidak pernah berbuat jahat sedikitpun selama mereka tinggal bersama.

Tapi tetap saja, bagi Jihan ibu tiri adalah tetap ibu tiri. Layaknya sinetron pada umumnya, jika seorang ibu tiri akan memiliki banyak tipu muslihat didalamnya. Meskipun pada kenyataanya selama ini Leni telah berusaha menjadi ibu sambung sebaik mungkin untuk dirinya dan juga Lana. Tak ada pembedaan antara kasih sayang Leni pada keduanya , bagi wanita itu mereka berdua tetaplah anaknya sendiri tanpa memperdulikan statusnya saat ini.

Setelah mendengarkan pernyataan semua orang , Jihan kembali ke kamarnya dengan merebahkan seluruh tubuhnya diatas ranjang. Ia hanya bisa meratapi nasibnya seorang diri dengan sesekali jauh menerawang, jika sebentar lagi dirinya akan menjadi salah satu menantu pengusaha kaya yang bernama Santoso. Mertuanya tersebut memiliki swalayan besar yang tersebar dibeberapa banyak kota besar , bahkan jumlahnya sudah puluhan.

Dan calon mertuanya tersebut hanya memiliki putra tunggal yang bernama Andrew Santoso, yang tidak lain adalah calon suami Jihan nantinya. Ia sendiri bekerja sebagai seorang arsitek, karena sosok Andrew tidak ingin berada dibawah bayang-bayang sang papa.

......................

2 bulan kemudian.

Acara pernikahan yang telah di nanti oleh kedua orang tua Jihan namun tidak denganya tiba saatnya. Selama ini Jihan memang tidak pernah bertemu dengan sosok Andrew, ia hanya tahu sebatas foto yang diberikan oleh sang ayah. Mana mungkin Jihan menyimpannya, untuk mengenalnya lebih jauh lagi rasanya pun malas.

"Nak, cepatlah bersiap pengantin lelaki sudah sampai didepan." teriak Winarta yang sudah bersiap dengan kemeja hitamnya.

Sedangkan Jihan yang sejak tadi sudah siap didalam kamar tengah berlatih menata senyum palsunya untuk menyambut kedatangan keluarga mempelai. Karena ia tak ingin nanti sang ayah akan merasa malu jika sikap kerasnya muncul dihadapan keluarga Santoso.

Pernikahan keduanya terjadi di kediaman rumah Winarta, sesuai kesepakatan jika kedua orang tua mereka tak ingin melaksanakan acara mewah utnuk pernikahan kali ini. Meski hal itu sangatlah mudah bagi seorang Santoso.

"Cepat bawa Jihan keluar ..." bisik Lirih Winarta pada sang istri. Karena tamu mulai berhamburan masuk ke dalam rumahnya. Terlebih lagi Andrew, dia sudah terlihat begitu kesal karena lama menunggu kedatangan Jihan.

"Waah, cantik sekali kamu ..." Ucap Lana dengan wajah penuh kegembiraan, melihat Jihan keluar mengenakan gaun bernuansa gold dengan riasan wajah yang natural tapi terlihat elegan.

Karena begitu bahagia, Lana tidak ingin meninggalkan momen tersebut begitu saja, ia dengan cepat mengeluarkan ponsel pintarnya untuk mengabadikan keduanya dalam satu tangkapan kamera. Difoto tersebut, Lana terlihat begitu riang dengan senyum tulus di Wajahnya tapi tidak dengan Jihan yang terlihat begitu malas dan jutek melayani permintaan saudara tirinya tersebut.

"Sudahlah, jangan memujiku dengan penuh kepalsuanmu!" sahut Jihan dengan wajah malas, tapi saudara tirinya itu tak menanggapi sedikitpun ocehan Jihan disana dan langung menggandeng lengan Jihan dengan sang ibu. Ketiganya keluar dengan senyum mengembang diwajah masing-masing.

Tanpa diduga kejadian yang hampir saja membuat dirinya malu terjadi disana.

'Auww..." pekik Jihan yang tengah berjalan anggun mengenakan gaun pengantin. Dirinya hampir saja terjatuh akibat kedua kakinya yang terbelit secara tiba-tiba karena tak bisa menutupi rasa gugupnya.

Andrew kembali mendengus kesal akibat ulah ceroboh Jihan. "Akankah wanita ceroboh itu menikah denganku hari ini?" umpat Andrew dengan lirikan tajam .

Kini keduanya telah duduk bersama pada sebuah kursi yang sudah dipersiapkan disana. Terdapat sebuah meja kecil dan dua orang penghulu serta saksi untuk pelantunan ijab qabul hari itu.

Entah mengapa hati Jihan begitu gugup kala ia harus duduk berdampingan dengan Andrew disana , padahal hatinya sama sekali tak ada rasa cinta. Semantara Andrew dengan lantangnya tanpa pengulangan mengucapkan ikrar janji suci itu hanya cukup satu kali tarikan nafas.

"Sah ..." seru seorang penghulu dan disambut bahagia oleh kedua belah pihak keluarga mempelai disana.

"Ayo mbak Jihan silahkan di cium tangan mas Andrew dulu sebagai bentuk bakti seorang istri pada suami." tuntun seorang penghulu yang baru saja menikahkan keduanya.

Wajah Jihan mendadak menegang saat aba-aba itu diperintahkan untuk dirinya. Ia hanya tersenyum kecil mendapati arahan tersebut dan menyambut tangan Andrew yang sudah lebih dulu di ukuran pada wajah Jihan dihadapan semua orang. Sebenarnya mereka berdua tak ada bedanya sedikitpun, saling berusaha menutupi rasa kecewa dihati masing-masing demi kelancaran acara tersebut.

Cup

Satu ciu man dari bibir Jihan mendarat sempurna ditangan Andrew saat itu, dan momen tersebut berhasil diabadikan oleh seorang fotografer yang sudah ditunjuk dalam acara tersebut.

Masih dengan wajah yang gugup Jihan melepaskan tangan Andrew dengan cepat dihadapan semua orang dan kembali membenarkan posisi duduknya.

"Biasa kalau pengantin baru masih malu-malu jika terlihat didepan umum . Beda urusannya kalau sudah didalam ..." Olok penghulu yang sejak tadi tiada hentinya mempermainkan degup jantung Jihan.

...****************...

...Bersambung 🎀...

Yuk jangan lupa dukung karya ini dengan tekan titik tiga dipojok kanan atas dan tekan ikuti. Berikan Like dan komen kalian disini ya. Agar othor semangat up nya 😘🙏🙏🙏.

...****************...

Berikut adalah sosok visualisasi dari seorang Jihan Winarta ya guys 😘🙏

Terpopuler

Comments

Angela

Angela

lanjuttt

2023-06-02

2

Anonymous

Anonymous

Semangat Up nya thor!

2023-05-25

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!