Heaven Is Just An Illusion

Heaven Is Just An Illusion

Kejamnya Justin di sekolah

"Mah, Pah! Justin berangkat sekolah yah sudah terlambat bangun nanti keburu macet." Ucap Justin sambil merapikan seragamnya dan menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya.

"Sudah berkali-kali mama bilang jangan pernah pergi sekolah sebelum sarapan nanti kamu sakit." Ucap mamanya Justin sambil menyiapkan sarapan pagi.

Tanpa mengumbris perkataan mamanya Justin langsung berlari ke halaman dan langsung melajukan mobil kesayangannya. Atas pemberian papanya karena Justin berhasil masuk ke sekolah favorit dan berkelas.

"Hay bro, tumben cepat datang ucap salah satu temannya yaitu Riki."

"Pagi." Ucap Pak Adi yang mengajar sebagai guru IPS sekaligus wali kelas Xl IPS 1.

"Pagi Pak" jawab semua murid sambil mengeluarkan bukunya dari tas.

"Hari ini kita kedatangan seorang murid pindahan dari Jepang namanya "Maya"

"Maya silahkan kamu perkenalkan diri".

"Iya Pak." Perkenalkan nama saya "Maya Amelia" saya pindahan dari Jepang karena Papi dan Mami saya bekerja sama di perusahaan Arijaya jadi terpaksa saya bersekolah disini.

"Saya harap teman-teman mau menemani saya dan memberikan pengalaman pada saya."

"Maya, kamu duduk di bangku kosong yang di meja kedua. Semuanya jangan ada yang berniat untuk membully Maya dan saya harap kalian semua memperlakukannya dengan baik."

"Kita lanjut pelajaran kita dan jangan ada yang bermain-main. Perhatikan baik-baik ke depan." Ucap Pak Adi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 yang berarti jam istirahat. Para murid bersorak kegirangan karena sudah waktunya bebas dari pelajaran yang menyebalkan.

"Jus, kantin yuk!" ajak Riki sambil menarik-narik tangannya.

"Aish, malas gue." Jawab Justin dengan mengeles.

"Owhk, ayolah Justin jangan sok manja deh gue mau makan yang banyak hari ini."

"Gue malas ya malas jangan paksa gue ngerti ngak?" bentak Justin dengan nada suara yang meninggi.

"Gue tau loh lagi gamon ya sama Sheila?" tanya Riki yang berhasil membuat kemarahan Justin memuncak dan mendaratkan satu pukulan di wajahnya.

"Gue tadi cuman bercanda doang masa kamu langsung baper." Ucap Riki sambil memegang pipinya yang memerah.

"Auwhh, tu anak savage juga kalau diliatin." Seram! celoteh Maya dengan suara kecil yang berhasil membuat Justin mendengarnya.

"Owhk, loh bilang apa tadi? gue masih belum dengar coba ulangi sekali lagi." Ucap Justin sambil mendekatkan wajahnya.

Suara yang ribut menjadi hening tak ada suara ketika mendengar perkataan Justin yang besar membentak Maya.

"Gue bilang savage, puas loh? trus sekarang mau apa mau marah mau nampar?" tanya Maya dengan sorot mata yang tajam tanpa perasaan takut sedikitpun.

"Hahha, sini loh gue mau kasih kejutan yang membuat loh bakalan ingat dan gue jamin loh tidak akan melupakannya untuk selamanya."

Mendengar perkataan Justin semua siswa hanya bisa berdiri dan tidak ada yang berani berbuat apapun.

"Awww, sakit tangan gue lepasin ngak?"

Maya meringis kesakitan karena ulah Justin.

"We tolongin gue please." Ucap Maya memohon kepada teman-temannya yang hanya berdiri memandangi perlakuan Justin terhadap Maya.

"Gue mau sekarang juga loh harus beresin semua sampah ini selama jam istirahat dan jangan ada yang tersisa sedikitpun. Dan satu hal yang harus loh ingat jangan berani membantah dan lima sebelum bel berbunyi loh harus sampai di kelas. Sekarang jam 10.15 dan 10.25 loh harus datang ke kelas."

Perintah Justin dengan nada yang meninggi.

Maya memandangi sampah tersebut dan tanpa berpikir panjang langsung membereskannya.

"Gue harus selesaikan semuanya sebelum jam yang ditentukan si setan itu." Ucap Maya sambil memegang sapu lidi dan secepat mungkin membereskannya.

"Gue ingatin sekali lagi ke loh jangan pernah bahas nama cewek itu lagi kalau ngak gue habisin loh."

" Ngerti ngak?"

Bentak Justin dengan suara keras dan tidak ada yang berani membantah.

Tok...tok...tok...

Maya berjalan sambil memegang pergelangan tangannya dengan erat dan langsung duduk di bangkunya.

"Sudah selesai kerjanya?" tanya Justin dingin.

"Hm," jawab Maya dengan ketus.

Brak!

Justin memukul meja dihadapan Maya dengan kuat yang membuat jantung Maya hampir copot.

"Kalau gue tanya jawab dengan becus jangan sok coll ngerti kan?"

"Iy, iya gue ngerti." Jawab Maya berpura-pura mengambil buku supaya Justin pergi dari mejanya.

Prak...prak...prak...

Suara kaki Justin menuju panggung kecil di depan dan mulai mengeluarkan aura dingin.

"Gue kembali bicara dan tegaskan sekali lagi, gue disini sebagai ketua kelas dan juga ketua OSIS jadi jangan pernah ada yang mencoba untuk membantah perkataanku."

"Terutama kamu jangan sok jagoan mengguruiku dan melawan perkataanku jika tidak suka angkat kaki dari sini dan cari kelas lain."

"Mengerti !!!"

Semuanya diam menunduk tidak ada yang berani menatap dan *******-***** jarinya.

Plak!

Semuanya terkejut mendengar suara yang keras karena ulah Justin.

"Apa? heran, tidak suka silahkan keluar!"

"Jangan ada yang mencoba membicarakan diriku dari belakang langsung saja sekarang dikatakan."

Sheila yang tidak sengaja lewat dari depan kelas Justin hanya memandanginya dan sekali-kali melihat arah jalannya.

"Apa? gue bilang sekali lagi ke loh jangan pernah bahas hal yang membuat gue marah."

Justin kembali duduk ke bangkunya sambil merapikan rambutnya dan dengan sifat yang angkuh menarik keras meja di depannya.

"Kenapa sekolah ini menyeramkan melebihi setan. Gue nyesal banget sekolah disini udah punya ketua OSIS yang galak kejam pula." Ucap Maya dalam hati sambil mencoret-coret bukunya.

Tak lama kemudian guru Fisika datang dan langsung menyuruh seluruh muridnya untuk mengeluarkan bukunya dan membuka halaman yang minggu lalu mereka pelajari.

45 menit kemudian...

Ting!!!

Yeay, pulang!

Semua murid sangat bahagia dan kegirangan. Sementara Maya hanya terdiam sambil mengamati sekelilingnya, pantas saja mereka tertawa bahagia terlepas dari setan yang kejam.

"Gue pulang dulu ya weh, ucap seorang cowok yang selalu mencairkan suasana di kelasnya."

"Justin loh ngak pulang?" tanya Riki dengan nada yang gemetar.

"Gue malas loh aja duluan ntar lagi gue datang."

Ting! pesan masuk di ponsel Maya dan langsung membacanya.

"Gue, mau ketemuan sama loh. Sekarang gue di depan kelas loh dan gue harap loh ngak nolak."

"Hm, iya gue otw sabar."

Maya berjalan meninggalkan Justin yang termenung.

Plak, "awh sakit banget loh sengaja yah membuat kaki loh disana supaya gue jatuh? tanya Maya dengan suara yang lantang."

"Gila nih cewek jangan sok gr deh gue ngak cari masalah loh nya aja yang nggak liat pake mata."

Ting...................

Suara handphone Maya berbunyi dan langsung bergegas mengangkatnya.

Halo!

"May, gue liat-liat dari tadi loh ngak ada dimana sih?"

"Sebentar gue masih di jalan tunggu aja ntar lagi gue datang sabar yah!."

"Ishk, dasar pembohong katanya di jalan padahal masih di kelas." Ucap Justin dengan menatap Maya dengan sinis.

"Apa urusannya dengan loh, ngak usah ikut campur urusan orang."

"Ists, tunggu dulu gue mau loh yang kunci kelas dan gue tunggu di depan. Jangan membantah dan banyak bicara lakukan pekerjaanmu."

Ceklek, "nih kuncinya gue serahin lagi ke loh."

Terpopuler

Comments

Tasya ✨

Tasya ✨

Iya kak, jangan lupa like ya kak 🙏😁

2023-07-13

1

Ara Julyana

Ara Julyana

aku mampir kk

2023-07-12

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Jangan kejam" Justin

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!