"Gue suka banget sama makanan ini dan ngak tau kenapa rasanya selalu berhasil membuat gue kembali tenang."
"Haha, lucu juga loh makanan aja bisa buat loh tenang emangnya loh pikir ini tempat wisata?" tanya Riki sambil tersenyum kecil mendengar perkataan sahabatnya itu.
"Akh, sudahlah gue lapar banget mau habisin ini makanan." Ucap Justin dan langsung memasukkan satu suapan mie goreng ke mulutnya.
"May, disini adalah kantin sekolah yang paling banyak diminati oleh anak IPS. Liat deh semuanya rata-rata anak IPS kan?" tanya Raya teman barunya Maya.
"Iya nih tapi gue mau makan gue lapar ada makanan apa aja?"
"Banyak terserah mau beli yang mana ada gorengan juga loh." Ucap Raya yang membuat Maya langsung respect dan memesan bakwan rp 5000.
"Banyak amat tu gorengan gue pikir orang cantik makannya dikit, nyatanya malah sebaliknya." Ucap Raya terkekeh dan mengambil dua buah bakwan tersebut.
"Gue memang makan banyak tapi kalau ngak ada niat gue juga ngak makan apa-apa." Ucap Maya sambil membeli minuman dingin.
"Hey, duduk yuk gue capek berdiri mulu kayak lagi ngutang aja." Ucap Raya yang membuat Maya tertawa keras karena merasa lucu.
"Hah, kenapa liat-liat emangnya ngak bisa ketawa yah? dilarangkah?"
"Haha, kalau gue liat-liat loh lucu juga yah, percaya diri juga sih." Perjelas Raya memuji Maya.
"Biasa aja gue ngak ada yang aneh juga."
"Jus, tu cewek cantik juga yah, unik lagi kalau di liat-liat coll sih." Ucap Riki sambil memandangi Maya.
"Gue malah heran kenapa ada cewek aneh kayak dia masih hidup."
"Haha, ngomong apaan sih loh aneh gitu tapi gue suka tau ngak sih." Ucap Riki keceplosan di hadapan Justin.
"Ap-apa? gue ngak salah dengarkan? tumben amat kulkas 100 pintu kayak loh tertarik sama cewek apalagi suka lagi. Ngelawak loh Rik." Ledek Justin sambil minum fanta.
"Gue jujur Jus, gue kagum sama dia dan satu hal yang harus loh tau dia juga polos. Liat aja gayanya biasa aja tapi memiliki daya tarik yang kuat."
"Intinya gue suka sama dia, dan gue akan berusaha supaya gue bisa milikin dia. Gue janji gue pasti bisa."
"Selera loh ternyata cewek kayak dia Rik, gue pikir berkelas tapi nyatanya biasa aja."
"Diam ngak! gue suka sama dia bagaimanapun caranya gue harus dapatin dia."
"Gue doain supaya loh bisa jadian sama tu anak dan gue bisa bayangin kalau loh jadian sama dia maka loh jadi orang aneh."
"Haha, lucu?"
"Tunggu disini gue mau cari perhatian dari dia." Ucap Riki dan langsung menghampiri Maya dan Raya.
"Hay, gue Riki." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Hm, gue tau" jawab Maya ketus tanpa mengumbris perkataan Riki.
"Ciakh, sok jual mahal tu cewek." Ucap Justin sambil mendekat berjalan ke hadapan Maya.
Tanpa berkata apapun Maya kembali melahap bakwannya dan menikmatinya.
"Nih, tissue lap tangan loh banyak minyak nanti bajunya kotor. Riki berusaha perhatian kepada Maya supaya bisa mendapatkan hatinya."
Maya hanya memandangi Riki dan langsung melap nya ke tissue yang ada di meja.
Dengan kecewa Riki menundukkan kepalanya dan berusaha berekspresi seperti tidak terjadi apa-apa.
"Gue ingetin sekali lagi ke loh jangan sok jual mahal jadi cewek. Dikasih perhatian mahal melunjak aja jadi orang itu juga harus tau diri. Celetus Justin."
"Gue ke kelas duluan ya" ucap Maya sambil berjalan menjauh dari hadapan mereka.
"Hm, gue juga cabut yah gue udah di tungguin teman gue di kelas gue. Bye" ucap Raya meninggalkan Riki dan Justin yang mematung.
"Gue heran sama tu anak makannya banyak tapi badannya kecil." Ucap Justin.
"Gue kasihan dengan diri gue sendiri sekali perhatian ke cewek langsung di cuekin dan ngak dihargai."
"Eits, ini handphone siapa yah?" ucap Riki sambil memegangnya.
"Siapa lagi kalau bukan incaran loh" ucap Justin yang membuat Riki langsung mengerti bahwa itu punya Maya.
"Hm, gue ada ide gimana kalau handphone ini ngak kita balikin?" tanya Riki dengan rencana yang tiba-tiba muncul di otaknya.
"Madsud loh kita jual?" tanya Justin heran dengan ucapan Riki.
"Ngak sih! liat aja nanti gue bakal balas perbuatannya barusan. Yok cabut"
Bruuukkkkkkk ...
"Kalau jalan pake mata dong!" ngak liat apa gue lagi jalan." Celoteh Justin dengan emosi karena terjatuh.
I"y-iya maaf gue juga buru-buru."
"Hah? kayaknya gue tau ini suara siapa? dengan penasaran Justin langsung memandangi arah suara tersebut dan dugaannya benar."
"Sheyla," ucapnya dalam hati dan langsung berdiri sambil mengibaskan bajunya.
"Gu-gue pergi duluan yah! sekali lagi maaf gue buru-buru tadi." Ucap Sheyla dan langsung pergi.
"Jus, cepat buruan ke kelas udah di tungguin nih handphonenya." Ledek Riki mencoba mengalihkan perhatian Justin tentang Sheyla.
Tidak terasa jam pelajaran sudah berakhir semua murid bergegas membereskan barang-barangnya dan langsung pergi keluar satu-persatu tetapi berbeda dengan Maya.
"Jus, pulang yok!" ajak Riki sambil menaikkan satu alisnya karena Justin tidak menghiraukan perkataannya.
Hey! yok pulang. Kalau ngak gue duluan yang pulang gimana? tanya Riki yang langsung membuat Justin sadar akan ucapan Riki.
Rik! liat tuh si Maya mungkin lagi cari handphonenya gimana dong?. Lagian rencana loh itu gimana sih? heran gue liatnya.
"May, lagi cari apa?" tanya Riki berpura-pura tidak tahu.
"Hm, ngak cari apa-apa. Pulang aja sana! usir Maya dengan spontan."
"Memang aneh sih, niat mau bantu malah di bilangin kayak gitu"
"Uhuk, cari handphone yah?" ucap Riki yang langsung membuat Maya heran.
" y-iya liat ngak?"
"Nih!" Riki mengeluarkan dari kantong celananya dan memutar-mutar di hadapan Maya.
"Dapat darimana?" tanya Maya sambil garuk-garuk kepala yang sama sekali tidak gatal.
Di kantin! btw mau ngak handphone nya balik ke tangan loh? tanys Riki sambil membuka aplikasi wa dan langsung memasukkan nomor wa nya tanpa sepengetahuan Maya.
"Ya iyalah bego," jawab Maya memayunkan bibirnya yang membuat Riki semakin terpesona.
"Gue akan balikin tapi, ada syaratnya!.Haha, rasain loh gimana masih mau sok cuek ke gue?" Ledek Justin sambil memainkan hp Maya.
"Hay, tanya dong syaratnya apa kalau loh mau handphonenya balik." Ucap Riki yang merasa tertangkap dengan sifat jutek Maya.
"Apaan? tanya Maya sambil memalingkan wajahnya.
"Syaratnya adalah loh harus datang di acara ulang tahun gue yang ke 16 dua hari lagi pukul 7 malam gimana?" Tanya Riki dengan santainya karena itu adalah hal yang simpel dan pasti tidak akan menolak.
"Hahah, ternyata loh masih bocil ya)umur masih 16 tahun ternyata, ).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments